Guncang Ekonomi AS, Kebakaran Dahsyat Los Angeles Dorong Kenaikan Harga Emas Secara Global
TRIBUNNEWS.COM – Harga emas secara global naik pada akhir pekan lalu, menyusul meningkatnya kekhawatiran akan dampak kebakaran di Los Angeles terhadap perekonomian Amerika Serikat (AS).
Ketua Sindikasi Pemilik Toko Perdagangan Emas Yordania, Rabhi Allan, mengonfirmasi hal itu di tengah kekhawatiran kalau kebakaran dahsyat yang menimbulkan kerugian hingga ribuan triliun rupiah itu dapat menimbulkan kegoncangan ekonomi AS.
Allan menyatakan bahwa kebakaran di Los Angeles baru-baru ini memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan permintaan emas sebagai aset safe haven.
“Hal ini mendorong harga logam kuning tersebut mencatat kenaikan yang signifikan selama akhir pekan lalu,” katanya mengutip lansiran, Khaberni, Minggu (12/1/2025).
Allan menjelaskan, perdagangan emas Jumat lalu ditutup pada $ 2,690 per ons, yang secara langsung tercermin dari kenaikan harga lokal dan global.
Allan menekankan bahwa perkembangan ini terjadi di tengah kehati-hatian yang ekstrim dari para investor mengenai potensi dampak ekonomi dari krisis yang menimpa perekonomian Amerika, yang mempengaruhi pergerakan pasar.
Ia menambahkan, pasar lokal Yordania masih mengalami lemahnya aktivitas jual beli karena banyak konsumen yang lebih memilih bersabar dalam mengambil keputusan pembelian karena fluktuasi harga yang tajam.
Allan mengaitkan kelemahan ini dengan kondisi antisipasi yang terjadi di pasar lokal sebagai akibat dari gangguan pasar keuangan global selama liburan Tahun Baru, dan kembalinya aktivitas secara bertahap dengan berakhirnya momen liburan di awal tahun anggaran baru.
Allan menekankan bahwa emas akan tetap menjadi pilihan utama bagi investor di tengah krisis, dan menyerukan konsumen lokal untuk mengikuti perkembangan dengan cermat sebelum mengambil keputusan mengenai pembelian atau penjualan.
Allan menjelaskan, langkah politik dan ekonomi yang akan diambil Trump, baik positif maupun negatif, dapat berdampak langsung terhadap pergerakan pasar global, termasuk pasar emas.
Menurut Alan, melemahnya permintaan dibarengi dengan hampir stagnannya penjualan emas oleh masyarakat.
Ia menjelaskan, pergerakan jual beli menjadi sangat terbatas karena pengaruh faktor ekonomi terhadap daya beli masyarakat.
Petugas memadamkan kebakaran yang melanda wilayah Los Angeles, Amerika Serikat (AS). (Tangkapan layar AP News)
Kerugian Sudah Mencapai Rp 2.121 Triliun
Kebakaran hutan yang melanda Los Angeles, California sejak Selasa (7/1/2025) diprediksi menjadi salah satu bencana alam terburuk di Amerika Serikat (AS).
Hingga Sabtu (11/1/2025) siang WIB, setidaknya sudah ada 11 orang yang meninggal dunia dan 180.000 lainnya terpaksa mengungsi.
Dikutip dari Washington Post, Sabtu, kebakaran Palisades, salah satu dari enam titik api yang masih aktif, telah menghanguskan 21.317 hektar.
Kepala pemadam kebakaran di Los Angeles menyebut kebakaran tersebut sebagai salah satu bencana alam yang paling merusak dalam sejarah Los Angeles.
Sementara itu, kebakaran Eaton telah menghanguskan 14.117 hektar. Secara keseluruhan, kebakaran hutan telah menghanguskan lebih dari 37.000 hektar dan menghancurkan sekitar 10.000 bangunan.
Meskipun ribuan petugas pemadam kebakaran telah dikerahkan, namun kebakaran di sebagian besar masih belum dapat dipadamkan.
Kehancuran dan kerugian ekonomi negara yang disebabkan oleh kebakaran hutan di wilayah Los Angeles diperkirakan mencapai puluhan miliar dollar AS.
Dilansir dari CBS News, Jumat (10/1/2025), total kerusakan dan kerugian ekonomi akibat bencana alam itu diperkirakan berkisar 60-130 miliar dollar AS atau sekitar Rp 979 triliun hingga Rp 2.121 triliun.
Beberapa kerugian terparah dilaporkan terjadi di Santa Monica dan Malibu. Nilai rata-rata rumah di sana lebih dari 2 juta dollar AS atau sekitar Rp 31 miliar.
Departemen Kehutanan dan Perlindungan Kebakaran California mamasukkan kebakaran Eaton dan Palisades ke dalam daftar kebakaran hutan paling merusak di negara bagian tersebut.
Landmark Hollywood di Los Angeles terbakar dalam kebakaran yang menghanguskan lebih dari 35.000 hektar.
Banyaknya rumah dan bisnis mahal yang terdampak menunjukkan kerusakan ekonomi secara keseluruhan mungkin akan lebih besar daripada kerugian yang disebabkan oleh kebakaran Camp di California pada 2018, yang dianggap sebagai kebakaran hutan termahal di negara bagian itu dengan total 30 miliar dollar AS atau sekitar Rp 489 triliun.
Dikutip dari New York Times, Sabtu, belum jelas apa yang memicu kebakaran di kawasan Los Angeles tersebut. Para penyelidik kemungkinan akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk sampai pada kesimpulan yang pasti.
Namun, kabel listrik di dekat lokasi kebakaran Eaton dan Palisades dalam keadaan menyala saat api meletus pada Selasa. Para ahli energi mengatakan, hal itu mengkhawatirkan, karena peralatan listrik sering memicu kebakaran selama periode angin kencang di California dan di tempat lain.
Selain itu, kondisi kering dan berangin juga memengaruhi penyebaran api di kawasan tersebut.
(oln/khbrn/kmps*)