TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Seorang pengembang bernama Bambang melayangkan protes kepada Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait terkait penggunaan kata ‘Kau’.
Maruarar Sirait yang biasa disapa Ara memanggil asosiasi pengembang untuk koordinasi terkait adanya audit dari Badan Pemeriksa Keuangan karena ada yang nakal, Jumat (21/2/2025).
Sebab, ada beberapa pengembang yang tidak memerhatikan kualitas bangunan rumah sehingga warga mengeluh.
Misalnya, dari temuan Ara di sebuah perumahan kawasan Bekasi, Jawa Barat, terjadi banjir padahal tidak hujan dan lantainya mengangkat.
“Kau coba ngomong di depan jangan di belakang. Coba sampaikan,” kata Ara.
“Saya ingin sampaikan karena rapat ini koordinasi, tapi pelaksanaannya seperti sub koordinasi antara atasan dengan bawahan,” sahut pria berkemeja batik usai dipanggil ‘Kau’ oleh Ara, Jumat.
Ia pun menyampaikan bahwa pertemuan tersebut seperti bawahan dengan atasan.
Sehingga, ia tidak terima dengan ucapan Ara ketika dipanggil kau karena sejatinya ia adalah rakyat Indonesia.
“Kami juga sudah berkontribusi terhadap program FLPP dan MBR, kami sudah bayar pajak, PPH, PPHTB, dan bayar juga PPN,” tegasnya.
Oleh karena itu, ia meminta kepada Ara agar membuat suasana yang sejuk dan nyaman selama rapat koordinasi berlangsung.
“Kalau bapak dengan bawahan boleh, ini rapat judulnya koordinasi, Pak,” terangnya.
Sementara itu, Ara bertanya kepada seluruh pengembang yang hadir apakah selama rapat koordinasi merasa tertekan atau tidak.
Ia pun meminta kepada pengembang yang merasa tertekan agar berdiri sebagai bentuk rasa adil.
Namun, tidak ada satupun pihak pengembang berdiri dari kursinya dan Ara merasa hanya Bambang yang merasa tertekan.
“Berarti hanya bapak saja yang merasa tertekan,” kata Ara sambil melayangkan tangan dengan lima jarinya ke arah Bambang.
Penulis: Miftahul Munir
