Gubernur Muzakir Manaf Curhat ke Hashim, Ada Hubungannya dengan Medan
Tim Redaksi
BANDA ACEH, KOMPAS.com –
Gubernur Aceh
, Muzakir Manaf, mengungkapkan sejumlah tantangan pembangunan yang masih dihadapi Aceh dalam pertemuannya dengan tokoh pengusaha nasional, Hashim Djojohadikusumo, di Aula Arsari Group, Jakarta Pusat.
Dalam pertemuan tersebut, Mualem, sapaan akrab Muzakir Manaf, menyoroti pentingnya pembangunan fasilitas penggilingan gabah (rice mill) di Aceh untuk menekan biaya distribusi dan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Selama ini, gabah dari Aceh dikirim ke Medan untuk digiling, kemudian kembali ke Aceh dalam bentuk beras. Ini menyebabkan harga beras menjadi mahal dan petani kita tidak menikmati keuntungan secara optimal,” kata Mualem dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (12/4/2025).
Mualem menegaskan bahwa Pemerintah Aceh sangat terbuka terhadap investasi yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat.
Ia juga menyampaikan potensi besar sektor perikanan, termasuk peluang pembangunan pabrik pengalengan ikan tuna yang dinilainya dapat menyerap banyak tenaga kerja lokal.
Selain itu, ia menekankan pentingnya reaktivasi pabrik kertas Aceh yang sudah lama tidak beroperasi.
Tak kalah penting, Gubernur juga meminta agar lahan ASEAN Aceh Fertilizer (AAF) yang masih berada di bawah kewenangan pemerintah pusat dapat diserahkan kepada Pemerintah Aceh agar bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Menanggapi hal tersebut,
Hashim Djojohadikusumo
menyambut positif berbagai usulan tersebut.
Adik dari Presiden RI Prabowo Subianto ini menawarkan solusi teknologi penggilingan padi mini (rice mill mini) yang dinilai lebih efisien dan dapat segera diterapkan di wilayah-wilayah sentra pertanian Aceh.
“Saya akan bantu hadirkan rice mill mini ke Aceh dan segera menghubungi para investor untuk melihat langsung potensi yang ada,” ujar Hashim.
Hashim menambahkan bahwa teknologi penggilingan padi mini yang dikembangkan bersama mitra teknologi seperti Siki Shor dan Akiva telah terbukti fleksibel serta cocok diterapkan di berbagai daerah, termasuk wilayah terpencil yang belum terjangkau fasilitas penggilingan besar.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) turut memaparkan potensi Sabang sebagai pelabuhan bebas dan hub logistik regional.
Ia menyebutkan Sabang memiliki panjang dermaga 430 meter dengan kedalaman 22 hingga 26 meter.
“Sabang telah ditetapkan sebagai pelabuhan bebas sejak 25 tahun lalu. Kini saatnya kita optimalkan sebagai pintu gerbang perdagangan regional,” katanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.