Grup Musik: BTS

  • Jungkook BTS Akui Mengidap ADHD, Kondisi Medis Apa Itu?

    Jungkook BTS Akui Mengidap ADHD, Kondisi Medis Apa Itu?

    Jakarta

    Anggota BTS, Jungkook mengejutkan para penggemarnya saat melakukan siaran langsung beberapa waktu lalu. Ini setelah dirinya membuka sesuatu yang sangat pribadi, yakni Jungkook mengidap Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

    Dikutip dari The Economic Times, pria berusia 28 tahun tersebut menceritakan kondisi ADHD-nya, setelah salah satu penggemar memintanya untuk berhenti terlalu banyak bergerak saat duduk.

    Jungkook menjelaskan bahwa ia tidak bisa mengendalikan kegelisahannya yang terus-menerus karena kondisinya tersebut.

    Mendapat Dukungan dari Fans

    Setelah pengakuan mengejutkan tersebut, Jungkook disambut dengan dukungan yang deras dari para penggemarnya. Terutama dari mereka yang mengidap kondisi kesehatan mental serupa.

    Awalnya siaran tersebut hanya berupa obrolan santai, setelah kepulangan Jungkook dari Amerika Serikat. Namun momen berubah menjadi serius ketika Jungkook menyinggung kondisinya, yang langsung menarik perhatian jutaan penonton.

    Para penggemar juga senang ketika V tiba-tiba bergabung dalam siaran langsung. Keduanya saling bercanda dan menggoda, memperlihatkan sekilas persahabatan dekat mereka, yang sering dipanggil “Taekook” oleh penggemar.

    Apa itu ADHD?

    Cleveland Clinic menjelaskan, ADHD merupakan gangguan perkembangan saraf yang menyebabkan pola persisten berupa kurang perhatian, hiperaktivitas, dan impulsivitas. Biasanya, gejala ADHD dimulai sebelum usia 12 tahun dan meliputi gelisah, kesulitan memperhatikan, dan kehilangan barang.

    Ada beberapa jenis ADHD, di antaranya:

    1. Inattentive ADHD

    ADHD pada jenis ini melibatkan kesulitan berkonsentrasi, menyelesaikan tugas, tetapi tetap teratur. Pada tipe ini, seseorang hanya memiliki sedikit atau tidak ada gejala hiperaktif.

    2. Hyperactive-Impulsive ADHD

    Pada kondisi ini, seseorang akan sulit untuk diam dan menikmati waktu tenang. Mereka memiliki energi berlebih dan suka sekali bicara. Bahkan, energi ini bisa berdampak sedikit negatif, seperti suka menyela orang lain dan bertindak tanpa berpikir lebih dulu.

    3. Combined Presentation

    Ini adalah jenis ADHD yang paling umum, dan kebanyakan orang mengaitkannya dengan kondisi tersebut. Seseorang mungkin memiliki banyak gejala seperti menghindari tugas yang memerlukan fokus, sulit memerhatikan detail, mudah lupa, hingga hiperaktif-impulsif.

    4. Unspecified Presentation

    Pada fase ini, akan timbul gejala yang bisa mengganggu kehidupan sehari-hari. Gejala yang muncul bisa saja di luar tanda-tanda di jenis-jenis ADHD lainnya, sehingga dokter mungkin akan kesulitan dalam mendiagnosis.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Jumlah Pelanggan Operator Seluler Susut, Kebiasaan Warga RI Bergeser

    Jumlah Pelanggan Operator Seluler Susut, Kebiasaan Warga RI Bergeser

    Bisnis.com, JAKARTA — Perubahan cara masyarakat dalam menggunakan smartphone dinilai menjadi penyebab jumlah pengguna seluler turun pada semester I/2025. Masyarakat tidak lagi menggunakan dua nomor di tengah pelemahan daya beli. 

    Pengamat telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo memperkirakan penurunan jumlah pelanggan operator seluler disebabkan oleh perubahan perilaku masyarakat yang kini lebih loyal terhadap satu nomor di tengah harga internet yang makin terjangkau. 

    “Mereka yang tadinya menggunakan lebih dari satu nomor/handphone, mereka hanya menggunakan satu nomor/handphone. Behavior pelanggan bisa jadi berubah,” kata Agung kepada Bisnis, Jumat (29/8/2025). 

    Agung menambahkan dengan kondisi ini operator seluler akan menghadapi keseimbangan baru, sehingga jumlah kartu aktif yang berkurang di pasar berkurang, pun dengan tingkat keluar masuk pelanggan. 

    Pencapaian pelanggan yang dibukukan operator saat ini dinilai telah menyamai kondisi jumlah pengguna seluler yang sebenarnya, di mana satu orang hanya memiliki satu nomor. 

    “Boleh jadi hal ini lebih mendekati realitas yang ada,” kata Agung. 

    Diketahui, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan  PT Indosat Tbk. (ISAT) mengalami koreksi jumlah pelanggan. Sementara itu, PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (XLSMART) tumbuh pascamerger. Namun, posisi jumlah pelanggan XLSMART sendiri berada di bawah estimasi awal yang ditaksir mencapai 94,5 juta pelanggan. 

    Indosat misalnya yang mencatat basis pelanggan perusahaan mencapai 95,4 juta pada semester I/2025. Angka tersebut turun 5,76% apabila dibandingkan jumlah pelanggan pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni 100,9 juta di akhir paruh pertama 2024.

    Meskipun jumlah pelanggan turun, trafik data mengalami peningkatan sebanyak 3,6% secara tahunan pada semester I/2025. Perusahaan juga memperluas infrastruktur jaringannya di mana meningkatkan jumlah BTS 4G menjadi 203.000 untuk menangani trafik data secara efektif. 

    Berikutnya, Telkomsel yang mencatat jumlah pelanggan seluler pada kuartal II/2025 mencapai 158,4 juta pelanggan. 

    Angka tersebut turun 0,9% apabila dibandingkan dengan semester I/2024 yang mencapai 159,88 juta pelanggan. Sementara itu untuk pelanggan IndiHome mencapai sebanyak 10,06 juta pelanggan, yang mana tumbuh 10% apabila dibandingkan dengan 9,14 juta pelanggan pada semester I/2024. 

    Di sisi infrastruktur, Telkomsel terus memperluas cakupan jaringan. Hingga akhir Juni 2025, jumlah Base Transceiver Station (BTS) on air mencapai 280.434 unit, naik 0,8% QoQ dibandingkan kuartal I/2025 yang sebanyak 278.100 unit. 

    Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah BTS tumbuh 5,5 persen YoY dari posisi 265.904 unit pada semester I/2024. Pada periode yang sama, trafik data Telkomsel melonjak 20% secara tahunan menjadi 11,7 juta terabyte (TB) dari sebelumnya 9,75 juta TB. 

    Sementara itu, XLSmart justru mencatat pertumbuhan jumlah pelanggan pada kuartal II/2025. 

    Jumlah pelanggan seluler perseroan mencapai sebanyak 82,6 juta pada periode tersebut. Angka tersebut meningkat sekitar 41% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 58,5 juta pelanggan.

    XL SMART merinci pertumbuhan terbesar datang dari pelanggan prabayar yang naik 41,8% menjadi 80,7 juta, sedangkan pelanggan pascabayar mencapai 1,9 juta pelanggan atau naik dari 1,6 juta pada kuartal II/2024. 

    Peningkatan jumlah pelanggan ini juga diikuti lonjakan trafik data sebesar 34% menjadi 3.817 petabyte (PB) pada kuartal II/2025, dan naik lagi 26% menjadi 6.665 PB pada semester pertama 2025.

    Selain itu, jumlah pelanggan fixed broadband (FBB) juga tumbuh signifikan, dari hanya 0,27 juta pada kuartal II 2024 menjadi 1,02 juta pelanggan di kuartal I/2025, atau melonjak 268%. Namun sedikit turun menjadi 0,98 juta pada kuartal II/2025). 

    Dari sisi infrastruktur, XL SMART memiliki total BTS mencapai 209.820 unit pada kuartal II/2025. Angka tersebut naik 28% apabila dibandingkan tahun sebelumnya yakni 163.884 unit. 

    Jumlah BTS 4G tercatat tumbuh menjadi 160.341 unit, sementara BTS 2G sebanyak 49.471 unit. XL SMART juga mencatat 156 kota baru kini dapat mengakses layanan dengan dukungan lebih dari 11.000 site tambahan.

  • Jumlah Pelanggan Indosat, Telkomsel, dan XL SMART Semester I/2025: Mayoritas Turun

    Jumlah Pelanggan Indosat, Telkomsel, dan XL SMART Semester I/2025: Mayoritas Turun

    Bisnis.com, JAKARTA— Industri telekomunikasi seluler di Indonesia menunjukkan tren penurunan jumlah pelanggan pada paruh pertama 2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

    PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) dan  PT Indosat Tbk. (ISAT) mengalami koreksi. Sementara itu, PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (XLSMART) tumbuh pascamerger. Namun, posisi jumlah pelanggan XLSMART sendiri berada di bawah estimasi awal yang ditaksir mencapai 94,5 juta pelanggan. 

    Indosat misalnya yang mencatat basis pelanggan perusahaan mencapai 95,4 juta pada semester I/2025. Angka tersebut turun 5,76% apabila dibandingkan jumlah pelanggan pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni 100,9 juta di akhir paruh pertama 2024.

    Meskipun jumlah pelanggan turun, trafik data mengalami peningkatan sebanyak 3,6% secara tahunan pada semester I/2025. Perusahaan juga memperluas infrastruktur jaringannya di mana meningkatkan jumlah BTS 4G menjadi 203.000 untuk menangani trafik data secara efektif. 

    Berikutnya, Telkomsel yang mencatat jumlah pelanggan seluler pada kuartal II/2025 mencapai 158,4 juta pelanggan. 

    Angka tersebut turun 0,9% apabila dibandingkan dengan semester I/2024 yang mencapai 159,88 juta pelanggan. Sementara itu untuk pelanggan IndiHome mencapai sebanyak 10,06 juta pelanggan, yang mana tumbuh 10% apabila dibandingkan dengan 9,14 juta pelanggan pada semester I/2024. 

    Di sisi infrastruktur, Telkomsel terus memperluas cakupan jaringan. Hingga akhir Juni 2025, jumlah Base Transceiver Station (BTS) on air mencapai 280.434 unit, naik 0,8% QoQ dibandingkan kuartal I/2025 yang sebanyak 278.100 unit. 

    Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah BTS tumbuh 5,5 persen YoY dari posisi 265.904 unit pada semester I/2024. Pada periode yang sama, trafik data Telkomsel melonjak 20% secara tahunan menjadi 11,7 juta terabyte (TB) dari sebelumnya 9,75 juta TB. 

    Sementara itu, XLSmart justru mencatat pertumbuhan jumlah pelanggan pada kuartal II/2025. 

    Jumlah pelanggan seluler perseroan mencapai sebanyak 82,6 juta pada periode tersebut. Angka tersebut meningkat sekitar 41% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 58,5 juta pelanggan.

    XL SMART merinci pertumbuhan terbesar datang dari pelanggan prabayar yang naik 41,8% menjadi 80,7 juta, sedangkan pelanggan pascabayar mencapai 1,9 juta pelanggan atau naik dari 1,6 juta pada kuartal II/2024. 

    Peningkatan jumlah pelanggan ini juga diikuti lonjakan trafik data sebesar 34% menjadi 3.817 petabyte (PB) pada kuartal II/2025, dan naik lagi 26% menjadi 6.665 PB pada semester pertama 2025.

    Selain itu, jumlah pelanggan fixed broadband (FBB) juga tumbuh signifikan, dari hanya 0,27 juta pada kuartal II 2024 menjadi 1,02 juta pelanggan di kuartal I/2025, atau melonjak 268%. Namun sedikit turun menjadi 0,98 juta pada kuartal II/2025). 

    Dari sisi infrastruktur, XL SMART memiliki total BTS mencapai 209.820 unit pada kuartal II/2025. Angka tersebut naik 28% apabila dibandingkan tahun sebelumnya yakni 163.884 unit. 

    Jumlah BTS 4G tercatat tumbuh menjadi 160.341 unit, sementara BTS 2G sebanyak 49.471 unit. XL SMART juga mencatat 156 kota baru kini dapat mengakses layanan dengan dukungan lebih dari 11.000 site tambahan.

  • Satu Dekade BATIC; Telkom Targetkan Indonesia Jadi Pusat Inovasi Berbasis AI

    Satu Dekade BATIC; Telkom Targetkan Indonesia Jadi Pusat Inovasi Berbasis AI

    Bisnis.com, DENPASAR – Event Bali Annual Telkom International Conference (BATIC) edisi ke-10 PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin), anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) resmi dibuka pada Rabu (27/8/2025) di The Westin Resort, Nusa Dua, Bali.

    Event ini mengangkat tema “Igniting Tomorrow’s Digital Evolution – Change the Way You Connect, Power the Digital Shift”, mencerminkan peran BATIC dalam mendorong inovasi dan menentukan arah industri. Rangkaian diskusi menarik pun akan terbagi dalam dua sesi utama. 

    Pada hari pertama, konferensi akan mengangkat topik Laying the Digital Foundation dan rangkaian selanjutnya bertajuk “Unveiling Technology in Shaping Today’s World”, memberikan wawasan mendalam kepada peserta mengenai infrastruktur bawah laut, edge computing, manajemen traffic berbasis Artificial Intelligence, serta teknologi baru yang menjadi kunci masa depan industri.

    CEO Telin Budi Satria Dharma Purba, menegaskan relevansi global BATIC sebagai wadah ekosistem digital. “BATIC adalah tempat terjalinnya koneksi strategis, sebuah platform regional untuk kolaborasi ekosistem digital terpercaya dimana inovasi dan bisnis bertemu. Dari infrastruktur bawah laut, data center terdistribusi, hingga manajemen traffic berbasis AI, kami memfasilitasi diskusi yang paling penting bagi masa depan telekomunikasi. Di edisi ke-10 ini, BATIC telah berkembang lima kali lipat, mencerminkan kredibilitas dan relevansi platform kami di tingkat global,” kata Budi.

    Selain konferensi, BATIC 2025 juga menghadirkan eksibisi dari perusahaan teknologi dan telekomunikasi terkemuka, forum eksekutif, serta pengalaman networking yang dirancang khusus untuk meningkatkan kolaborasi. Peserta juga dapat mengikuti berbagai aktivitas sosial dan budaya yang menampilkan warisan kekayaan budaya Bali.

    BATIC 2025 berlangsung hingga 29 Agustus dengan agenda hari kedua bertema “Unveiling Technology in Shaping Today’s World”, yang akan membahas pemanfaatan teknologi baru dalam mempercepat evolusi digital. Total lebih dari 500 perusahaan nasional dan luar negeri yang mengikuti event BATIC ini, Budi menjelaskan mereka tidak hanya datang untuk mengikuti konferensi, melainkan juga untuk melakukan kesepakatan bisnis, bertukar ide, dan menjajaki kolaborasi.

    Direktur Utama Telkom, Dian Siswarini menjelaskan momentum BATIC ini menjadi ajang Telkom untuk membuktikan jika inovasi di Telkom terus berjalan dengan tujuan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, pemberdayaan masyarakat dan memastikan teknologi menjadi kekuatan untuk kebaikan di tengah pesatnya perubahan industri. Telkom juga menargetkan Indonesia menjadi pusat inovasi digital di kawasan Indo-Pasifik.

    Munculnya inovasi teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), 5G, komputasi, data center dan layanan Cloud mengharuskan Telkom sebagai kelompok teratas dalam bisnis telekomunikasi untuk terus memperkuat lini bisnisnya. “Menjadi lebih fokus, lincah dan jauh lebih kompetitif, Inilah tepatnya mengapa kami bertransformasi menjadi holding structure yang strategis, sebuah transformasi yang dirancang untuk mempertajam fokus bisnis kami,” jelas Dian dalam sambutannya, Rabu (27/8/2025).

    Dian menjelaskan, Telkom telah melakukan transformasi dengan berinvestasi pada sektor digital, khususnya dalam adopsi teknologi AI. Dian menjelaskan Telkom telah mendirikan TelkomGroup AI Center of Excellence. Sebuah platform untuk memberdayakan transformasi AI Indonesia.

    Inisiatif ini menggabungkan empat pilar utama. Pilar pertama adalah AI Campus, di mana Telkom berkolaborasi dengan universitas untuk mendorong inovasi bersama, pengembangan kurikulum, dan pelatihan guna mengembangkan talenta AI lokal. Pilar kedua adalah AI Playground, yang menciptakan program sandbox yang memungkinkan peneliti dan bisnis untuk bereksperimen dengan berbagai model AI melalui platform bisnis AI kami.

    Pilar ketiga adalah AI Connect, platform yang menghubungkan praktisi AI dan bisnis, memfasilitasi kolaborasi, kemitraan, dan pemecahan masalah dunia nyata melalui sprint inovasi dan klinik AI. Pilar terakhir adalah AI Hub, di mana kami melakukan uji konsep dan menyediakan solusi berbasis AI untuk mengatasi tantangan industri nyata, didukung oleh lebih dari 50 kasus penggunaan yang teruji. 

    TelkomGroup juga telah melakukan restrukturisasi menjadi holding strategis untuk mendukung transformasi korporasi lebih cepat dan efektif. Dian juga menjelaskan transformasi ini melibatkan transformasi organisasi pelanggan, untuk mendukung penguatan fokus Telkom dan memaksimalkan penciptaan nilai di empat domain kunci. Domain kunci pertama adalah segmen Business to Consumer (B2C) menjamin produktivitas dan inklusi digital bagi individu dan juga rumah tangga di seluruh Indonesia.

    Domain kunci kedua adalah pembangunan infrastruktur digital secara Business to Business (B2B). Hal ini mencakup infrastruktur yang luas seperti kabel serat optik, menara telepon, pusat data, dan juga satelit. Dian menyebut infrastruktur merupakan tulang punggung ekonomi digital Indonesia. Ketiga adalah bisnis internasional melalui Telin yang menghubungkan Indonesia dengan dunia melalui konektivitas global, pesan bisnis, pusat bisnis internasional, dan layanan perusahaan. Dan terakhir, yang keempat domain produk di mana Telkom menyediakan produk digital, platform digital, dan layanan digital, yang tidak hanya untuk perusahaan besar tetapi juga untuk usaha kecil dan menengah serta tentu saja untuk pemerintah.

    “Jadi dengan struktur baru ini, kelompok teratas akan dapat menyediakan solusi digital komprehensif yang memenuhi kebutuhan setiap pelanggan, individu, bisnis, dan institusi yang sebenarnya diwakili dalam konferensi ini. Untuk bisnis B2B kami, Telkom Solution, kami sebenarnya memiliki banyak layanan. Kami menyoroti tiga solusi unggulan dalam slide ini, yang pertama adalah Connectivity Plus,” kata Dian.

    Dengan Connectivity Plus, Telkom ingin menyediakan koneksi yang andal dan tangguh bagi bisnis dan individu melalui Telin, Telkomsel, Telkom Hub. Produk unggulan kedua adalah cyber security, memastikan data dan operasi digital tetap  aman, didukung oleh teknologi digital dan juga cyber security pemerintah. Produk unggulan ketiga adalah kecerdasan buatan (AI) yang menyediakan solusi adaptif dan terintegrasi dari Bigbox, dan juga Telkomsel Enterprises untuk membantu perusahaan dan organisasi mengotomatisasi sistem mereka serta berinovasi lebih lanjut.

    Selain produk unggulan ini, Telkom juga menyediakan layanan seluler, data dan cloud, IOT, serta aplikasi digital untuk mendukung pengalaman pelanggan dan gaya hidup digital di Indonesia.

    Dian menjelaskan  Telkom juga menjadi mitra terpercaya untuk transmisi bagi semua orang, mendorong pertumbuhan, keamanan, dan inovasi di era digital ini. Jadi, para hadirin sekalian, dibalik solusi yang telah saya sebutkan tadi, terdapat infrastruktur yang kuat yang membuatnya mungkin.

    Telkom memiliki jaringan digital domestik dan internasional yang luas, serta infrastruktur digital. Secara domestik, Telkom mengoperasikan lebih dari 112.000 km jaringan serat optik. Jaringan serat optik ini menghubungkan lebih dari 500 kota di seluruh Indonesia, didukung oleh lebih dari 270.000 BTS yang menjangkau 97% populasi Indonesia. Infrastruktur Telkom juga mencakup lebih dari 43.000 menara telekomunikasi, 35 pusat data, dan 3 satelit, memastikan konektivitas yang andal di seluruh kepulauan.

    Secara internasional, Telkom melalui Telin mengoperasikan 64.700 kilometer kabel serat optik global, terintegrasi ke dalam 27 sistem kabel terpisah di berbagai benua. Kami juga mengelola 58 titik operasi internasional di 26 negara dan mengoperasikan 15 kantor global dari Singapura dan Hong Kong hingga Amerika Serikat, Eropa, dan sekitarnya. Dengan infrastruktur yang kuat di laut, darat, dan udara, Telkom menghubungkan Indonesia ke dunia dengan keandalan dan skala.

    Didukung oleh fondasi yang kuat ini, kami dengan bangga melayani lebih dari 150 juta pelanggan seluler, 10 juta pelanggan program tetap, 700 segmen pemerintah, 500 BUMN, 1.800 perusahaan swasta, dan lebih dari 600.000 UMKM.

    “Angka ini menjadikan Telkom tidak hanya tulang punggung ekonomi digital Indonesia, tetapi juga mitra terpercaya dalam ekosistem digital global. Sebagai bagian dari komitmen TelkomGroup untuk memperkuat fondasi digital Indonesia dan menghubungkan wilayah kita dengan dunia, hari ini kami dengan bangga memperkenalkan Indonesia Cable Express atau ICE,” kata Dian. 

  • BCA ingatkan faktor manusia sering menjadi pintu masuk kejahatan siber

    BCA ingatkan faktor manusia sering menjadi pintu masuk kejahatan siber

    Kalau dilihat lebih dalam lagi, celah kelemahan itu di sisi people-nya termasuk nasabah atau pihak ketiga. Ini yang coba ‘dihajar’ oleh fraudster atau hacker.

    Jakarta (ANTARA) – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengingatkan bahwa aspek people atau manusia merupakan titik rawan yang paling sering dimanfaatkan untuk menjadi pintu masuk pelaku kejahatan siber.

    Aspek people ini menjadi tantangan terbesar, khususnya ketika individu kurang waspada. Pelaku kejahatan siber kerap memanfaatkan titik lemah tersebut untuk menjalankan modus lama, seperti phishing dan social engineering, melalui jalur baru, misalnya fake BTS.

    “Kalau dilihat lebih dalam lagi, celah kelemahan itu di sisi people-nya termasuk nasabah atau pihak ketiga. Ini yang coba ‘dihajar’ oleh fraudster atau hacker,” kata Vice President BCA Sugianto Wono dalam kegiatan media gathering bersama PRIMA, di Jakarta, Rabu.

    Sugianto menjelaskan, meski modus kejahatan siber seperti phishing dan social engineering termasuk cara lama, para pelaku kejahatan terus beradaptasi dengan memanfaatkan celah-celah baru, salah satunya melalui fake BTS (base tansceiver station).

    Dalam menjalankan aksinya, pelaku menggunakan perangkat yang dapat dipindahkan dan memiliki radius sinyal kecil yang hanya beberapa kilometer. Celah ini bisa dimanfaatkan karena sebagian jaringan seluler masih mendukung 2G, yang lebih rentan dan mudah dijadikan pintu masuk bagi pelaku.

    “(Jaringan) 2G itu bisa dimanfaatkan oleh pelaku. Ketika ada sinyal yang lebih kuat, maka handphone kita bisa terkoneksi ke situ. Cara-cara itu ditangkap sama fraudster bahwa oh ternyata di Indonesia ini masih ada celah itu. Jadi mereka pasang semacam BTS yang bisa dibawa ke mana-mana,” ujar Sugianto.

    Fake BTS menyamar sebagai menara seluler resmi untuk mengirim SMS palsu seolah-olah berasal dari bank atau operator, dengan tujuan menipu korban agar mengklik tautan phishing dan menyerahkan informasi pribadi.

    “Pertanyaannya, kenapa SMS bisa mirip sekali sama institusi bank. Katakan di radius yang kecil itu, kita sudah masuk ke situ. Otomatis SMS yang di-deliver bisa mereka modifikasi seolah-olah dari bank atau institusi tersebut,” kata Sugianto.

    Menurutnya, penggunaan fake BTS hanya salah satu strategi baru pelaku kejahatan siber. Sementara metode lama seperti phishing tetap digunakan, pelaku kini memanfaatkan jalur baru yang mengikuti perkembangan teknologi.

    “Cara-cara yang dipakai sama, cuma celahnya yang mereka terus improve,” kata dia lagi.

    Terkait dengan phishing melalui fake BTS ini, Sugianto mengatakan bahwa BCA akan segera take down atau menindak semua tautan berbahaya yang terdeteksi. Langkah ini bertujuan agar mencegah adanya korban dan dana nasabah tetap aman.

    “Indonesia masih banyak daerah-daerah yang membutuhkan 2G. Jadi apa yang bisa kita lakukan? Ketika menerima laporan ada SMS phising, kita take down yang ada di SMS itu,” kata dia pula.

    Mengingat titik terlemah ada pada aspek people, Sugianto pun menekankan pentingnya beragam bentuk edukasi agar nasabah lebih waspada terhadap modus-modus penipuan digital.

    BCA aktif mengedukasi publik melalui berbagai kanal komunikasi, termasuk kampanye nasional bertajuk “Don’t Know? Kasih No!”, sebuah gerakan literasi digital yang mengajak masyarakat untuk berpikir kritis dan tidak asal klik terhadap informasi yang tidak jelas sumber atau kredibilitasnya.

    Sementara dari sisi internal sebagai bagian dari upaya memperkuat sistem keamanan, BCA secara proaktif mendorong pemanfaatan teknologi AI yang sejalan dengan prinsip etika dan kepatuhan.

    Perseroan mengembangkan teknologi deteksi dini berbasis AI melalui sistem fraud detection dan machine learning untuk mengidentifikasi potensi ancaman siber secara real-time.

    Selain itu, BCA juga menerapkan prinsip zero trust, multi-layered authentication, serta melakukan audit keamanan secara berkala untuk memastikan sistem tetap tangguh terhadap berbagai bentuk serangan.

    Pewarta: Rizka Khaerunnisa
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • XLSMART Layani 82,6 Juta Pelanggan Semester I/2025, BTS Tumbuh jadi 209.820 Unit

    XLSMART Layani 82,6 Juta Pelanggan Semester I/2025, BTS Tumbuh jadi 209.820 Unit

    Bisnis.com, JAKARTA— PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (XLSMART) mencatat lompatan jumlah pelanggan pada kuartal II/2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. 

    Dalam presentasi korporasi, dikutip Rabu (27/8/2025), jumlah pelanggan seluler perseroan mencapai sebanyak 82,6 juta pada periode tersebut. 

    Angka tersebut meningkat sekitar 41% apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yakni 58,5 juta pelanggan.

    Pertumbuhan terbesar datang dari pelanggan prabayar yang naik 41,8% menjadi 80,7 juta, sedangkan pelanggan pascabayar mencapai 1,9 juta pelanggan atau naik dari 1,6 juta pada kuartal II/2024. 

    Peningkatan jumlah pelanggan ini juga diikuti lonjakan trafik data sebesar 34% menjadi 3.817 petabyte (PB) pada kuartal II/2025, dan naik lagi 26% menjadi 6.665 PB pada semester pertama 2025.

    Selain itu, jumlah pelanggan fixed broadband (FBB)  tumbuh signifikan, dari hanya 0,27 juta pada kuartal II 2024 menjadi 1,02 juta pelanggan di kuartal I/2025, atau melonjak 268%. Namun sedikit turun menjadi 0,98 juta pada kuartal II/2025). 

    Dari sisi infrastruktur, XLSMART memiliki total BTS mencapai 209.820 unit pada kuartal II/2025. Angka tersebut naik 28% apabila dibandingkan tahun sebelumnya yakni 163.884 unit. 

    Jumlah BTS 4G tercatat tumbuh menjadi 160.341 unit, sementara BTS 2G sebanyak 49.471 unit. XL SMART juga mencatat 156 kota baru kini dapat mengakses layanan dengan dukungan lebih dari 11.000 site tambahan.

    Sebelumnya, XLSMART membukukan total pendapatan sebesar Rp10,50 triliun pada semester I/2025. Nilai tersebut meningkat 22% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY). 

    Perusahaan juga mencatat EBITDA yang dinormalisasi (Normalized EBITDA) sebesar Rp4,97 triliun dengan normalized EBITDA margin 47%, dan laba bersih yang dinormalisasi (Normalized PAT) sebesar Rp313 miliar. Sedangkan kontribusi pendapatan layanan data dan digital pada total pendapatan mencapai lebih dari 91%. 

    Adapun secara keseluruhan pendapatan XLSMART pada semester I/2025 mencapai Rp19,10 trlliun.

    Presiden Direktur & CEO XLSMART Rajeev Sethi mengatakan kuartal II/2025 menjadi tonggak penting bagi XLSMART. Dua setengah bulan setelah proses merger dilakukan, perusahaan menghadapi tantangan eksternal maupun internal. 

    “Secara eksternal, industri masih diwarnai kompetisi yang ketat, sementara secara internal, kami perlu memastikan operasional perusahaan tetap solid sehingga layanan kepada pelanggan tetap optimal,” kata Rajeev dikutip Rabu (27/8/2025)

    Rajeev mengatakan XLSMART juga terus fokus melakukan konsolidasi dan integrasi di berbagai lini agar kinerja perusahaan tetap berada di jalur yang tepat (on track).

    Menurut Rajeev, sejumlah pencapaian penting telah terwujud pada kuartal kedua pasca merger, di antaranya terciptanya skala bisnis yang makin besar, integrasi jaringan yang terus berlangsung sesuai rencana, serta meningkatnya pengalaman pelanggan. 

  • BTS 4G di Papua Rampung, Bakti Fokus Migrasi Layanan ke Satria di 2025

    BTS 4G di Papua Rampung, Bakti Fokus Migrasi Layanan ke Satria di 2025

    Jakarta

    Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyatakan pembangunan base transceiver station (BTS) di wilayah Papua telah rampung. Dengan selesainya proyek tersebut, total pembangunan BTS di seluruh Indonesia mencapai sekitar 6.700 unit pada tahun 2025.

    Selain itu, Bakti juga mencatat sudah ada sekitar 28.000 titik akses internet yang dapat dimanfaatkan masyarakat, terutama di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

    “Pembangunan BTS di Papua sudah selesai. Tahun 2025 ini total ada sekitar 6.700 BTS di seluruh Indonesia, dengan 28.000 titik akses internet yang sudah digunakan masyarakat, termasuk saudara-saudara kita di wilayah 3T,” kata Direktur Utama Bakti Kominfo, Fadhilah Mathar, Jumat (22/8/2025).

    Menurutnya, keberadaan BTS dan akses internet tersebut sangat membantu masyarakat 3T, khususnya dalam kegiatan pendidikan berbasis digital. Disampaikannya, banyak siswa di daerah terpencil yang sebelumnya harus menempuh perjalanan jauh ke sekolah, kini bisa mengikuti pelatihan online melalui fasilitas yang disediakan Bakti.

    “Memang jarak mereka cukup jauh kalau mau ikut pelatihan. Biasanya harus dikumpulkan dulu di sekolah, disentralisir oleh guru, baru bisa memanfaatkan internet di lokasi yang dibangun Bakti,” jelas perempuan yang disapa Indah ini.

    Fokus Migrasi ke Satelit Satria I

    Selain membangun BTS, Bakti juga mengoperasikan Satelit Republik Indonesia (Satria) I yang sudah beroperasi dengan kapasitas 150 Gbps. Satelit ini menjadi tulang punggung layanan internet di daerah yang sulit dijangkau infrastruktur daratan.

    “Mulai 2025, kami akan melakukan migrasi sekitar 1.000 hingga 2.000 titik akses internet yang sebelumnya tidak menggunakan kapasitas Satria I. Ke depan, titik-titik tersebut akan dialihkan agar bisa menggunakan Satria I,” ucapnya.

    Ia menambahkan, setelah pembangunan besar-besaran di 2024, fokus Bakti pada 2025 akan lebih banyak diarahkan ke operation and maintenance atau pemeliharaan layanan agar kualitas akses internet tetap terjaga.

    Dukungan untuk Sekolah Rakyat

    Bakti juga menegaskan dukungannya untuk program Sekolah Rakyat yang digagas Kementerian Sosial. Meski belum seluruh sekolah rakyat memiliki akses internet, Bakti siap menyalurkan layanan jika dibutuhkan di wilayah prioritas.

    “Sekolah rakyat ini terbukti sangat berhasil. Infrastruktur utamanya memang disiapkan Kemensos, tapi kami siap mendukung dengan akses internet jika ada kebutuhan,” kata Fadhilah.

    Dengan rampungnya pembangunan BTS di Papua, pengoperasian Satelit Satria I, serta dukungan pada pendidikan alternatif, Bakti menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan layanan digital yang inklusif dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia.

    (agt/agt)

  • Babak Baru Internet RI Capai 100 Mbps Pakai Frekuensi 1,4 GHz

    Babak Baru Internet RI Capai 100 Mbps Pakai Frekuensi 1,4 GHz

    Jakarta

    Koneksi internet Indonesia akan memasuki babak baru setelah Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membuka lelang frekuensi 1,4 GHz. Spektrum tersebut digadang-gadang akan bikin internet ngebut sampai 100 Mbps dan harganya terjangkau.

    Komdigi akan meningkatkan jangkauan akses internet berbasis jaringan pita lebar tetap (fixed broadband) dan juga penggelaran serat optik secara nasional. Di saat bersamaan, frekuensi 1,4 GHz bisa membuat harga layanan internet tetap lebih terjangkau dari sebelumnya.

    Pita frekuensi yang menjadi objek seleksi meliputi rentang1432 MHz hingga 1512 MHz, dengan total lebar pita80 MHz. Frekuensi ini direncanakan akan digunakan untuk penyelenggaraan layanan akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access/BWA) yang sebelumnya sempat eksis namun mati di tengah perjalanan seiring berkembangnya layanan 4G saat itu.

    Komdigi menyebutkan frekuensi 1,4 GHz diharapkan dapat menyediakan layanan internet cepat dengan kecepatan sampai dengan 100 Mbpsdengan harga terjangkau bagi masyarakat luas.

    “Makanya sering disebut voorijder kan. Program ini voorijder bagaimana menarik FO (fiber optik) ini sampai ke titik akhir BTS (base transceiver station) baru ke rumah-rumah untuk menggunakan frekuensi 1,4 GHz. Ini untuk fixed broadband, bukan seluler,” ujar Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto (4/8/2025).

    Komdigi mengatakan bahwa penggunaannya nanti diberikan dalam bentuk Izin Pita Frekuensi Radio (IPFR) kepada penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet switched dengan wilayah layanan berdasarkan regional. Lelang frekuensi 1,4 GHz ini akan terbagi ke dalam 15 zona di tiga regional.

    Disorot Pakar Telekomunikasi

    Pengamat telekomunikasi dari ITB Agung Harsoyo sempat memberikan catatan penting kepada Komdigi yang waktu itu sedang uji publik terkait lelang frekuensi 1,4 GHz.

    Agar objektif pemerintah dapat tercapai, mantan komisioner Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia periode 2018 – 2022 ini memberikan beberapa catatan penting kepada Komdigi. Dalam lelang itu, Agung mengingatkan tentang konsolidasi industri telekomunikasi di Indonesia, di mana Komdigi telah mendorong terjadinya konsolidasi operator selular.

    Sebab frekuensi 1,4 GHz akan dipergunakan untuk meningkatkan penetrasi fixed broadband, sehingga Agung mengharapkan Komdigi dapat menentukan harga izin pita frekuensi radio (IPFR) yang affordable bagi industri.

    Disampaikan Dosen Sekolah Teknik dan Informatika (STEI) ITB ini, kalau harga IPFR terlalu tinggi seperti selular, maka objektif pemerintah untuk menyediakan internet murah fixed broadband tak akan tercapai.

    “Dari draft RPM ini Komdigi akan menggunakan frekuensi 1,4 GHz untuk penetrasi fixed broadband dan akan membagi wilayah layanan berdasarkan regional. Karena karakteristiknya beda dengan selular, maka harga IPFR harus terjangkau, sehingga BHP frekuensinya tidak bisa disamakan dengan selular,”papar Agung.

    Prinsip dasar frekuensi adalah sumberdaya terbatas yang dimiliki negara. Sumberdaya tersebut harus optimal dipergunakan untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dan negara. Karena pengalaman tersebut Agung berharap Komdigi dapat melakukan lelang frekuensi secara nasional untuk frekuensi 1,4 GHz.

    “Agar terjadi persaingan usaha yang sehat, Komdigi dapat menetapkan 2 pemenang lelang frekuensi 1,4 GHz secara nasional. Dengan lebar pita 80 MHz di frekuensi 1,4 GHz memang tidak optimal untuk satu operator menyelenggarakan 5G,” kata Agung.

    7 Perusahaan Berebut

    Seiring telah dilakukannya pengambilan akun e-auction pekan lalu, kini telah diketahui ada tujuh perusahaan telekomunikasi yang akan berebut blok kosong di lelang frekuensi 1,4 GHz.

    Tiga operator seluler, yakni Indosat Ooredoo Hutchison, Telkomsel, dan XLSmart turut meramaikan memperebutkan frekuensi 1,4 GHz. Begitu pula nama Telkom yang notabene induk perusahaan Telkomsel, ikut serta.

    Lalu, ada Telemedia Komunikasi Pratama merupakan anak usaha dari PT Solusi Sinergi Digital Tbk (Surge/WIFI). PT Netciti Persada yang menyediakan jaringan fiber to the home (FTTH) juga menyatakan minat terhadap ekosistem anyar ini.

    Sedangkan, PT Eka Mas Republik adalah perusahaan yang dikenal dengan merek MyRepublic, penyedia layanan internet fiber dan TV berlangganan yang bagian dari Sinar Mas Group.

    (agt/fyk)

  • Kirim Pesan Tanpa Internet dan Sinyal Seluler, Begini Caranya

    Kirim Pesan Tanpa Internet dan Sinyal Seluler, Begini Caranya

    Teknologi mesh menghadirkan terobosan dalam cara kita berkomunikasi, terutama di wilayah yang tidak terjangkau sinyal seluler maupun jaringan internet. Dalam sistem ini, setiap perangkat berfungsi sebagai simpul (node) yang saling terhubung secara langsung, membentuk jaringan dinamis dan mandiri.

    Pesan yang dikirim tidak perlu melalui menara BTS atau server pusat, melainkan ‘lompat’ dari satu perangkat ke perangkat lainnya hingga mencapai tujuan. Dengan begitu, komunikasi tetap dapat dilakukan meskipun kita berada di daerah terisolir.

  • Sektor IT Tak Masuk Prioritas Prabowo RAPBN 2026, Pengamat: Digitalisasi Melambat

    Sektor IT Tak Masuk Prioritas Prabowo RAPBN 2026, Pengamat: Digitalisasi Melambat

    Bisnis.com, JAKARTA— Pengamat telekomunikasi menilai absennya sektor teknologi dan informasi dalam delapan agenda prioritas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 akan berdampak pada kualitas digital dalam negeri.

    Pengamat telekomunikasi dan Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan minimnya alokasi anggaran khusus untuk sektor tersebut berpotensi memperlambat kemajuan digital Indonesia.

    “Minimnya alokasi anggaran khusus dapat menghambat pengembangan infrastruktur digital, inovasi teknologi dan literasi digital,” kata Heru saat dihubungi Bisnis, Senin (18/8/2025).

    Heru mengingatkan sektor digital sudah menyumbang 8% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2016, dan berpotensi meningkat hingga 20% pada 2045 apabila mendapatkan dukungan konsisten dari pemerintah.

    Dia menambahkan, tanpa adanya prioritas dalam RAPBN, investasi pada kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), big data, dan keamanan siber berisiko stagnan. “Pada akhirnya hal ini akan melemahkan daya saing global,” ujarnya.

    Di sisi lain, kesenjangan akses internet antara Jawa dan luar Jawa masih lebar, sehingga pemerataan digital juga terancam terhambat. 

    “Tanpa anggaran khusus, pembangunan infrastruktur seperti BTS 4G/5G di daerah terpencil berisiko lambat,” kata Heru.

    Heru juga mengingatkan, tanpa prioritas eksplisit dalam RAPBN, Indonesia berisiko tertinggal dari negara-negara ASEAN lain, misalnya Singapura. Namun, transformasi digital tetap dapat diintegrasikan dalam agenda prioritas lain.

    “Tapi kan tetap transformasi digital dapat terintegrasi dalam agenda lain, seperti pendidikan [e-learning] atau ekonomi kerakyatan [digitalisasi UMKM],” tambahnya.

    Dia pun menilai Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) masih bisa mendorong kebijakan progresif untuk menjaga momentum transformasi digital.

    “Semoga meski tidak jadi prioritas, tetap ada anggaran besar digelontorkan untuk membangun infrastruktur digital kita yang masih minim dan belum merata,” katanya.

    Selain itu, Heru berharap alokasi anggaran digitalisasi juga dapat disalurkan melalui kementerian atau lembaga (K/L) lain, khususnya yang berkaitan dengan sektor strategis seperti pertanian, energi, dan pertahanan.

    Transaksi QRIS

    Lebih lanjut, Heru menilai sejumlah program seperti QRIS dan Satu Data Indonesia telah menunjukkan potensi lintas sektoral. Menurutnya, kolaborasi pemerintah dengan swasta serta kebijakan Kementerian bisa menutupi celah ini, meskipun efektivitasnya tetap sangat bergantung pada implementasi.

    Selain itu, dia menilai program Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) dapat menjadi sarana integrasi akses digital bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pedesaan. 

    “Pemerintah perlu memperkuat regulasi dan pelatihan literasi digital untuk memastikan inklusi, terutama di wilayah tertinggal,” pungkasnya. 

    Mengutip laman Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Presiden Prabowo Subianto mengatakan RAPBN 2026 akan mengedepankan delapan agenda prioritas. Hal tersebut diungkapkan dalam Pidato Pengantar RAPBN 2026 dan Nota Keuangannya di Rapat Paripurna DPR pada Jumat (15/8/2025). 

    Delapan agenda prioritas tersebut antara lain, pertama ketahanan pangan sebagai fondasi kemandirian bangsa. 

    Kedua, ketahanan energi untuk kedaulatan bangsa. Hal ini dilakukan dengan cara peningkatan produksi minyak dan gas, menjaga harga energi, dan percepatan transisi energi menuju energi bersih.

    Ketiga, Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk generasi unggul. Program MBG yang telah menjangkau seluruh provinsi, ditargetkan menyentuh 82,9 juta penerima manfaat, termasuk siswa, ibu hamil, dan balita. 

    Keempat, pendidikan bermutu untuk SDM berdaya saing global. Dengan alokasi anggaran Rp757,8 triliun, RAPBN 2026 mencatat rekor tertinggi dalam sejarah belanja pendidikan. Fokus utamanya meliputi peningkatan kualitas guru, pendidikan vokasi, dan kesesuaian kurikulum dengan dunia kerja. 

    Kelima, kesehatan berkualitas yang adil dan merata. Anggaran kesehatan untuk memperkuat efektivitas dan memperluas akses layanan asuransi kesehatan dengan Program Jaminan Kesehatan Nasional.

    Keenam, penguatan ekonomi rakyat melalui  KDMP. Ketujuh, pertahanan semesta untuk menjaga kedaulatan bangsa. Pemerintah akan memodernisasi alutsista, memperkuat komponen cadangan, serta mendukung industri strategis nasional dan kesejahteraan prajurit. 

    Kedelapan, percepatan investasi dan perdagangan global. Melalui peran Danantara, pemerintah memperkuat investasi produktif dan mewujudkan Indonesia lebih kuat dalam rantai pasok dunia.