Grup Musik: Boomerang

  • Klaim Tidak Berambisi Jadi Ketua PDI Perjuangan Sulsel, Danny Pomanto: Diminta DPP, Saya Tidak Daftar

    Klaim Tidak Berambisi Jadi Ketua PDI Perjuangan Sulsel, Danny Pomanto: Diminta DPP, Saya Tidak Daftar

    ”Bagi saya, memenuhi panggilan DPP adalah sebuah kehormatan. Karena saya tidak pernah mendaftar, apalagi menggalang kekuatan untuk maju sebagai calon ketus, tidak seperti itu,” jelasnya.

    Dia juga menegaskan, dirinya siap menerima tugas apa pun dari DPP. Jika diberi tugas sebagai kwtua, dia siap tempur, bahkan jika bukan ketua juga dia siap all out untuk memenangkan PDIP pada Pemilu mendatang, khususnya di Sulsel.

    ”Saya ini kan kader, jadi aaya siap dengan apa saja yang ditugaskan DPP kepada saya. Baik itu sebagai ketua, sekretaris, wakil ketua, Bappilu, atau posisi lainnya, saya siap. Jadi saya ini hanya menunggu instruksi dari DPP saja,” tegasnya.

    Penganat politik Universitas Hasanuddin, Ali Armunanto menilai, tilujuh figur tersebut bakal menjadi kekuatan.besar bagi PDIP di Sulsel. Namun begitu, kondisi ini juga bisa menjadi ancaman yang serius bagi partai.

    Sehingga, yang menentukan arah PDIP ke depan adalah racikan posisi dan tanggung jawab figur-figur tersebut di partai. Jika diracik dengan baik, maka akan menjadi kekuatan dahsyat, namun jika salah racik, bisa menjadi boomerang bagi PDIP.

    ”Ini keuntungan bagi PDIP, tetapi secara bersamaan ini juga ancaman. Kalau racikannya pas, tentu ini menjadi kekuatan yang dahsyat, tapi kalau gagal, misalnya ada yang kecewa dan keluar dari partai, maka akan bahaya juga,” bebernya.

    Dia menganggap, untuk idealnya, harus ada tiga figur sentral yang berperan. Menurutnya, ARW, Danny Pomanto dan RPG, harus menjadi pucuk sentral. Sebab, ketiganya merupakan tokoh-tokoh yang dikenal mahir dalam mengendalikan arah organisasi.

  • Mengapa Kita Percaya (atau Meragukan) Produk Selebriti Perkenalan

    Mengapa Kita Percaya (atau Meragukan) Produk Selebriti Perkenalan

    Di era digital, kecantikan bukan lagi sekadar urusan skincare atau makeup, melainkan juga bagian dari identitas sosial. Dari Instagram hingga TikTok, wajah selebriti hadir di setiap layar: menawarkan rahasia glowing skin, serum anti-aging, atau lipstik yang katanya wajib dimiliki. Namun, pertanyaan besar tetap muncul: mengapa kita begitu mudah percaya pada produk selebriti, sementara sebagian lain justru meragukannya?

    Untuk menjawabnya, kita perlu melihat fenomena ini dari sisi psikologi, tren industri, hingga dinamika budaya global yang membentuk perilaku konsumen.

    Daya Tarik Selebriti: Efek Halo yang Menggoda
    Selebriti memiliki apa yang disebut halo effect. Artinya, jika seseorang sudah terkenal karena bakat atau penampilannya, publik akan menganggap semua yang ia promosikan juga bernilai tinggi. Jika seorang aktris tetap terlihat muda di usia 50-an, publik percaya krim wajah yang ia jual pasti rahasianya. Jika seorang penyanyi selalu tampil segar di panggung, serum yang ia promosikan dianggap sebagai kunci vitalitasnya.

    Efek ini bukan hal baru. Di era klasik Hollywood, bintang film seperti Elizabeth Taylor mempopulerkan parfum dengan namanya, dan hasilnya meledak. Fenomena serupa berulang hingga kini dengan artis-artis modern. Namun, realitasnya kecantikan selebriti berasal dari kombinasi genetik, gaya hidup, serta akses ke ahli gizi, personal trainer, dan treatment mahal. Produk hanyalah satu potongan kecil dari puzzle besar.

    Antara Citra dan Realita
    Narasi pribadi sering menjadi senjata utama pemasaran. Ungkapan seperti “Saya pakai ini setiap hari” atau “Inilah rahasia kulit saya” sangat memikat hati konsumen. Tetapi banyak yang lupa bahwa selebriti punya privilege: perawatan rutin di klinik kecantikan, teknologi dermatologi canggih, hingga tim ahli yang siap merancang gaya hidup sehat.

    Ketika semua faktor ini digabung, sulit untuk menentukan apakah hasil yang kita lihat benar-benar datang dari satu produk, atau dari gaya hidup eksklusif yang tidak semua orang bisa ikuti.

    Kasus JLo Beauty: Antara Kritik dan Pembelaan
    Fenomena ini terlihat jelas pada JLo Beauty, lini skincare milik Jennifer Lopez. Banyak kritikus menyebut produknya terlalu mahal atau tidak berbeda jauh dari brand lain. Bahkan ada yang menuduh Lopez sendiri tidak memakainya.

    Namun, Lopez membela produknya dengan penuh keyakinan. Ia mengatakan bahwa produknya lahir dari pengalaman panjang, penelitian, serta rutinitas yang ia jalani. Dengan kata lain, ia ingin menegaskan bahwa JLo Beauty bukan sekadar label, melainkan hasil kerja nyata.

    Untuk membaca diskusi lengkap soal kontroversi ini, bisa melihat artikel di World Fashion News. yang membahas bagaimana Jennifer Lopez merespons kritik publik.

    Kasus ini menjadi contoh sempurna tentang bagaimana selebriti harus berjuang mempertahankan kredibilitas di tengah keraguan konsumen.

    Psikologi Kepercayaan Konsumen
    Mengapa banyak orang masih percaya meski ada keraguan? Psikologi memberi jawabannya. Identifikasi dengan idola adalah alasan pertama. Membeli produk selebriti membuat konsumen merasa lebih dekat dengan sang bintang. Ada juga social proof: jika banyak orang menggunakan produk tertentu, secara otomatis dianggap terpercaya. Selain itu, emotional marketing yang menyertakan cerita pribadi selebriti memberi nilai emosional tambahan.

    Di sinilah terletak kekuatan terbesar selebriti. Konsumen membeli bukan hanya skincare, melainkan juga simbol status dan gaya hidup.

    Dari Kepercayaan ke Kekecewaan
    Sayangnya, ekspektasi sering kali tidak sesuai realita. Banyak ulasan online menunjukkan kekecewaan: kulit tidak berubah signifikan, harga terlalu tinggi dibanding kualitas, atau sekadar membeli “nama besar” tanpa hasil sepadan.

    Gelombang kekecewaan ini sering menyebar cepat di media sosial, menghasilkan review negatif yang viral. Ironisnya, kecepatan yang dulu membangun hype juga bisa meruntuhkan reputasi.

    Tren Global: Selebriti vs. Inovasi Industri
    Produk selebriti hanyalah satu bagian dari industri kecantikan yang sangat luas. Tren global lain seperti K-Beauty menjadi pembanding kuat, karena berhasil membangun reputasi lewat inovasi bahan aktif seperti snail mucin dan centella asiatica, harga yang lebih terjangkau, serta ritual skincare yang unik dan konsisten. Perbedaan ini membuat konsumen kini dihadapkan pada pilihan menarik: membeli berdasarkan nama besar selebriti, atau memilih produk yang terbukti secara hasil nyata.

    Selain K-Beauty, tren lain juga muncul seperti Clean Beauty yang menghindari bahan kimia keras, hingga Sustainable Beauty yang menekankan ramah lingkungan. Semua tren ini menantang brand selebriti untuk lebih transparan dan berinovasi. Bagi yang penasaran lebih jauh tentang inovasi K-Beauty, salah satu contoh menarik adalah COSRX. brand Korea yang terkenal dengan produk berbahan snail mucin dan telah menjadi favorit konsumen global.

    Peran Media Sosial: Dua Sisi Mata Uang
    Media sosial adalah mesin utama pemasaran produk selebriti. Di Instagram, foto glowing skin bisa menciptakan kehebohan dalam hitungan jam. Namun, review buruk di TikTok atau YouTube juga bisa menyebar dengan cepat.

    Kekuatan ini membuat brand selebriti harus ekstra hati-hati: tidak berlebihan dalam klaim, menunjukkan bukti nyata, serta menyediakan testimoni dari konsumen biasa, bukan hanya selebriti itu sendiri. Jika tidak, mereka berisiko menghadapi boomerang digital berupa kritik viral.

    Bagaimana Konsumen Bisa Lebih Cerdas
    Konsumen modern dituntut lebih kritis. Membaca label bahan aktif adalah langkah pertama. Membandingkan dengan brand lain yang lebih terjangkau bisa membuka perspektif baru. Ulasan independen dari beauty blogger atau dermatolog sering memberi pandangan yang lebih jujur. Dan yang tak kalah penting, setiap orang harus memahami kebutuhan kulitnya sendiri. Tidak semua produk cocok untuk semua jenis kulit, meski dipromosikan oleh idola dunia.

    Dengan pendekatan ini, konsumen bisa membuat keputusan berdasarkan logika, bukan sekadar emosi.

    Perspektif Lokal: Indonesia dan Produk Selebriti
    Pasar Indonesia sangat terpengaruh tren global. Produk selebriti dari Hollywood dan Korea sering jadi incaran. Namun, brand lokal juga semakin kuat dengan keunggulan harga dan formulasi untuk kulit tropis. Hal ini menempatkan konsumen Indonesia pada posisi unik: mereka bisa menikmati kemewahan produk global, tapi sekaligus mendukung produk lokal yang lebih sesuai kebutuhan sehari-hari.

    Selain itu, budaya Indonesia yang kolektif membuat rekomendasi dari komunitas, beauty influencer lokal, dan review teman sebaya sangat berpengaruh. Bukan hanya nama besar yang menentukan, melainkan juga word of mouth.

    Masa Depan Produk Selebriti
    Apakah brand selebriti akan bertahan? Jawabannya bergantung pada dua faktor utama: transparansi dan kualitas nyata. Konsumen sekarang menuntut kejujuran penuh tentang bahan dan hasil. Produk yang benar-benar bekerja akan tetap bertahan, terlepas dari siapa pemiliknya.

    Brand yang hanya menjual citra kemungkinan akan tenggelam. Sebaliknya, selebriti yang serius mengembangkan produk berkualitas punya peluang bertahan lama.

    Produk kecantikan selebriti adalah kombinasi unik antara bisnis, citra, dan psikologi. Efek halo membuat banyak orang percaya, tetapi kesadaran konsumen yang semakin kritis membuat keraguan juga tumbuh.

    Akhirnya, keputusan ada di tangan kita sendiri: apakah kita membeli krim wajah karena memang efektif, atau karena kita ingin merasa lebih dekat dengan sang idola? Tidak ada jawaban yang sepenuhnya benar atau salah, karena setiap orang memiliki motivasi dan pengalaman berbeda. Yang terpenting adalah kita mampu menilai dengan jernih, tidak hanya mengikuti tren, dan memilih produk yang benar-benar bermanfaat bagi kebutuhan kulit kita. Pada akhirnya, kecantikan yang paling autentik adalah yang membuat kita merasa nyaman, percaya diri, dan bahagia dengan diri sendiri.

  • Hadits tentang Sombong yang Jarang Dibahas, Ternyata Sangat Menakutkan!

    Hadits tentang Sombong yang Jarang Dibahas, Ternyata Sangat Menakutkan!

    YOGYAKARTA – Kesombongan adalah sifat yang dibenci Allah. Rasulullah, dalam hadits tentang sombong yang diriwayatkan, banyak memberi peringatan tegas tentangnya.

    Menariknya, tidak banyak yang tahu tentang beberapa hadits mengenai sifat sombong, dan bahayanya padahal mengandung ancaman besar. Melalui artikel ini, mari kita bahas beberapa di antaranya!

    Hadits tentang Sombong

    Orang Sombong = Menjadi Penghuni Neraka

    Ternyata, kesombongan bukan hanya membuat seseorang dibenci Allah, tetapi juga menjerumuskannya menjadi pengikut iblis dan calon penghuni neraka.

    Dilansir dari laman NU Online, Rasulullah SAW bersabda, “Para penghuni neraka adalah orang-orang yang keras kepala, kasar, lagi sombong” (HR Bukhari dan Muslim).

    Hadits di atas menjadi peringatan kepada manusia bahwa sifat sombong kerap memicu lahirnya perilaku buruk lain, seperti riya, iri dengki, dendam, sum’ah, hingga kemusyrikan.

    Kesombongan dan Kisah Iblis

    Sebagaimana poin nomor 1, sikap sombong dan merasa paling hebat, atau merasa berkuasa bisa menjadi penghalang seseorang untuk masuk surga.

    Rasulullah SAW pernah mengingatkan hal ini dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim dari Abdullah bin Mas’ud R.A. Beliau bersabda, “Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan meski hanya seberat biji sawi.”

    Peringatan Rasulullah SAW tersebut sejalan dengan kisah dalam Al-Qur’an tentang iblis. Karena kesombongannya, iblis menolak perintah Allah untuk sujud kepada Nabi Adam. Sikap angkuh itulah yang membuat iblis mendapatkan murka Allah dan akhirnya terusir dari surga.

    Kesombongan dalam Berbagai Bentuk

    Berdasarkan kedua hadits yang sudah dibahas, maka dapat disimpulkan jika dalam kehidupan sehari-hari, kesombongan bisa muncul dalam berbagai bentuk. Ada yang merasa lebih pintar, lebih kaya, atau lebih berpengaruh sehingga merendahkan orang lain.

    Ironisnya, sifat sombong dari manusia tersebut kadang muncul tanpa disadari, misalnya ketika menolak saran hanya karena datang dari orang yang dianggap biasa-biasa saja dan tidak memiliki pengaruh.

    Padahal, Islam mengajarkan kemuliaan seseorang hamba di hadapan Allah tidak diukur dari harta, jabatan, atau penampilan, melainkan dari ketakwaannya.

    Baca juga artikel yang membahas Hadits Larangan Marah dan Kiat Meredakan Amarah Ala Nabi

    Ambisi yang Menjadi Boomerang

    Biasanya orang-orang yang tidak mendengarkan saran dari orang kecil adalah orang dengan ambisi tinggi. KH. Fahmi Amrullah Hadziq melalui laman Tebu Ireng menjelaskan jika ambisi berlebihan terhadap jabatan bisa membuat seseorang terjebak dalam perilaku yang tidak sehat.

    Lebih lanjut, demi mempertahankan kekuasaan, orang dengan ambisi sesat akan melibatkan keluarga, mulai dari istri, anak, keponakan, hingga kerabat lain agar posisi tersebut tetap berada di tangannya.

    Padahal, jabatan adalah amanah yang harus dijalankan dengan tanggung jawab, bukan alat untuk memperkuat kepentingan pribadi. Penyalahgunaan kekuasaan pada akhirnya hanya akan berbuah penyesalan di akhirat.

    Rasulullah SAW telah memberi peringatan keras melalui hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah R.A. Beliau bersabda:

    “Kalian akan berambisi untuk mendapatkan kekuasaan, padahal kekuasaan itu akan menjadi penyesalan pada hari Kiamat. Kekuasaan itu terasa manis di awalnya seperti bayi yang diberi ASI ibunya, namun akhirnya buruk seperti bayi yang disapih.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Dari beberapa hadits di atas, maka dapat kita ambil ilmu yakni kesombongan sekecil apapun itu dapat merusak hati, menutup pintu kebaikan, bahkan membuat seseorang jauh dari rahmat Allah.

    Di era media sosial, kesombongan sering kali hadir dalam bentuk yang lebih halus. Pamer harta, pencapaian, atau gaya hidup mewah demi pengakuan bisa menjadi jebakan yang membuat hati lupa bersyukur.

    Maka Anda dapat mudah menemui orang-orang merasa lebih tinggi derajatnya hanya karena jumlah pengikut atau popularitas di dunia maya.

    Maka dari itu, hadits Nabi tentang bahaya kesombongan menjadi pengingat bahwa apa yang kita tunjukkan di depan manusia tidak ada artinya jika di mata Allah hati kita dipenuhi rasa angkuh.

    Sebagai penutup, dunia maya boleh memuja, tetapi yang terpenting adalah kerendahan hati dihadapan Sang Pencipta.

    Selain Hadits tentang Sombong, ikuti artikel-artikel menarik lainnya juga ya. Ingin tahu informasi menarik lainnya? Jangan ketinggalan, pantau terus kabar terupdate dari VOI dan follow semua akun sosial medianya! 

  • Bupati Sudewo Tanggapi Santai Pemakzulan Dirinya: Saya Dipilih Rakyat Secara Konstitusional

    Bupati Sudewo Tanggapi Santai Pemakzulan Dirinya: Saya Dipilih Rakyat Secara Konstitusional

    Ambisi besar Bupati Pati Sudewo merombak besar-besaran manajemen dan sumber daya manusia (SDM) di lingkup RSUD Soewondo Pati, bisa jadi menjadi boomerang bagi orang nomor satu di Kabupaten Pati yang belum genap 6 bulan menjabat.

    Kebijakan frontal yang dilakukan Bupati Sudewo kini jadi ‘amunisi’ tim Pansus Hak Angket DPRD Pati untuk pemakzulan Bupati Pati. Tim Pansus ini dibentuk atas desakan massa saat demo pada 13 Agustus yang berlangsung ricuh. 

    Ketua Pansus Pemakzulan Bupati Pati, Teguh Bandang Waluyo, mengatakan, pengisian jabatan Direktur RAA Soewondo dinilai tidak sah. Sebab adanya surat teguran dari Badan Kepagawaian Negara atau BKN sampai tiga kali.

    “Karena menurut BKN sudah bersurat tiga kali dan ditembusi DPRD, pengisian jabatan Direktur RAA Soewondo Pati itu tidak sah. Bahkan kami sudah berkonsultasi dengan BKN,” jelasnya.

    Permasalahan kedua yakni adanya PHK yang dialami 200 eks karyawan honorer RSUD RAA Soewondo Pati. 

    “Kalaupun berarti pemberhentian tidak diperpanjang karena kontrak per tahun kalaupun pemberhentian direktur. Sedangkan direktur menurut BKN tidak sah. Nah bagaimana langkah selanjutnya itu baru kita bahas,” terang dia.

    Kronologi kebijakan ini mulai mencuat di awal Maret 2025 lalu. Kala itu, kepemimpinan Bupati Pati Sudewo yang belum genap dua pekan menjabat, langsung mengganti Direktur UPT RSUD RAA Soewondo Pati. 

    Pelantikan pucuk pimpinan RSUD Pati dilakukan di Pendopo Kabupaten Pati pada Selasa (04/03/2025) lalu. Penggantian pucuk pimpinan di RSUD milik Pemkab Pati ini, dilakukan untuk memperbaiki kinerja rumah sakit tersebut. 

    Sosok yang dipilih Bupati Sudewo untuk menempati posisi sebagai Direktur UPT RSUD RAA Soewondo, yakni Rini Susilowati. Selain mengganti Plt Direktur RAA Soewondo, Bupati Sudewo juga mengganti jajaran Dewan Pengawas rumah sakit tersebut.  

  • Ini Fakta-fakta Demo Pati, Sikap Sudewo Bikin Warga Pati Marah

    Ini Fakta-fakta Demo Pati, Sikap Sudewo Bikin Warga Pati Marah

    Bisnis.com, JAKARTA – Sepekan terakhir ini, warga Pati, Jawa Tengah tiba-tiba menjadi panas dan marah karena munculnya sikap arogansi dari Bupati Pati Sudewo yang menaikan pajak PBB tanpa bertahap atau langsung 250 persen.

    Masyarakat Pati, Jawa Tengah sangat dikenal sebagai penduduk yang paling sabar dan lembut dalam bertutur kata. Namun, saat masyarakat mengeluhkan kenaikan PBB hingga 250 persen, Bupati Pati Sudewo malah menantang masyarakat.

    “Mau 5.000 silakan, 50.000 massa silakan,” ungkap Sudewo lantang. Namun, Bupati Pati tidak menyangka bahwa ucapannya ini menjadi boomerang bagi jabatan dan karir politiknya.

    Simak fakta-fakta Demo Pati, 13 Agustus 2025:

    1. Pajak PBB Pati Mau Naik 250%

    Bupati Pati, Sudewo mau akan menaikkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) tahun 2025 hingga 250 persen. Namun, kenaikan pajak ini tidak dilakukan bertahap, alias langsung melonjak tinggi.

    Sudewo mengatakan bahwa bahwa penyesuaian ini PBB di Pati bertujuan untuk meningkatkan pendapatan daerah guna mendukung berbagai program pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik.

    2. Atas Nama Pembangunan

    Sudewo mengatakan bahwa kenaikan PBB Pati bukan semata-mata ditujukan untuk meningkatkan pembangunan daerah, bukan untuk kepentingan pribadi.

    “Mohon dukungan seluruh pihak dan masyarakat Kabupaten Pati, ini adalah upaya untuk meningkatkan pembangunan, tidak untuk pribadi saya,” ujar Sudewo

    3. Sudewo dari Partai Gerindra, Alumnus Universitas Sebelas Maret dan Undip

    Sudewo juga dikenal kenal dekat dengan Prabowo. Sudewo mengatakan bahwa rencana kenaikan PBB sudah berkoordinasi dengan para camat. 

    Sudewo juga tercatat sebagai alumnus S1 Universitas Sebelas Maret lulus tahun 1993 dan S2 Undip Teknik Pembangunan lulus tahun 2001.

    4. Tidak Mau Turun Jabatan

    Lebih dari 2.000 orang memadati alun-alun Pati dan meminta agar Bupati Pati Sudewo yang arogan turun dari jabatannya, tetapi Sudewo memberanikan diri untuk meminta maaf kepada massa yang tengah marah.

    “Saya memohon maaf yang sebesar-besarnya, saya akan berbuat yang lebih baik. Terima kasih,” ungkapnya dari atas mobil polisi.

    5. Tuntutan Demo, Bupati Sudewo Turun

    Masyarakat memiliki satu tuntutan yakni meminta Bupati Pati turun dari jabatannya, karena dinilai bersikap arogan ke masyarakat. “Warga bukanlah warga yang arogan,” ungkap orator melalui alat pengeras suara saat demo Pati.

    6. Keranda Mayat

    Saat demo pati, masyarakat membawa keranda mayat yang ditutupi dengan kain putih. Ini menjadi bukti kekecewaan masyarakat kepada wakil rakyat yang tidak berpihak kepada rakyat. 

    Di kain keranda ada tulisan “Penindas. Penipu. Selamat tinggal OWEDUS.” Keranda ini digiring hingga sampai ke lokasi demo dan depan kantor Bupati Pati.

    7. Viral di Media Sosial dan Google Tren

    Aksi Bupati Sudewo ini menjadi perhatian seluruh rakyat Indonesia. Hal ini terlihat, dari setiap postingan terkait Bupati Pati, di-reposting hingga lebih dari 2.000 kali. Isu Pati sudah menjadi perhatian nasional.

    Dari berbagai unggahan di media sosial, demo dimulai oleh warga sejak pukul 08.30 WIB. Massa aksi berkumpul di depan Gerbang Kantor Pemkab Pati untuk menyampaikan tuntutan hingga meminta turunnya Bupati Pati Sadewo dari jabatannya.

    8. Bendera One Piece

    Keranda mayat dan bendera one piece menjadi alat untuk menyuarakan kekecewaan terhadap Bupati Pati. Rakyat Pati membawa bendera Jolly Roger One Piece dan menyuarakan agar pemerintah tidak bersikap arogan dan semena-mena.

  • U-Ditch Betonisasi Tinggi, Warga Protes: Sama Saja Mematikan Pedagang Kecil

    U-Ditch Betonisasi Tinggi, Warga Protes: Sama Saja Mematikan Pedagang Kecil

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Keluhan warga di sepanjang proyek betonisasi wilayah Jalan Raya Betro – Gedangan yang dinilai mematikan usaha kecil, langsung mendapat tanggapan dari Wakil Bupati Sidoarjo Hj. Mimik Idayana.

    Keluhan warga pemasangan U-Ditch atau (saluran drainase) dari beton yang sedang dikerjakan sekarang ini dirasa terlalu tinggi sehingga warga kesulitan keluar maupun masuk rumah mereka.

    Namun, rencana Pemkab Sidoarjo melalui pihak pelaksana proyek akan menambahkan opritan atau urukan di sisi U-Ditch untuk mempermudah akses warga melintas.

    “Insya Allah sudah ditemukan solusi atas keluhan itu. Masyarakat mau menerimanya dengan penambahan urukan. Kita kasih jalan untuk sepeda motor agar bisa keluar-masuk rumah,” ucap Wakil Bupati (Wabup) Sidoarjo, Mimik Idayana Senin (2/6/2025).

    Wabup Hj. Mimik Idayana yang mendatangi lokasi proyek ini selain menanggapi keluhan warga terhadap pemasangan saluran air itu, juga ingin mengetahui progres proyek betonisasi tersebut. “Untuk saat ini, akan diberikan akses bagi kendaraan agar warga dapat keluar masuk rumah dengan mudah,” jelasnya.

    Hj. Mimik juga menilai Pemkab Sidoarjo selalu mempertimbangkan dampak proyek pembangunan yang sedang dikerjakan. Salah satunya, proyek betonisasi seperti ini. Karena itu, perencanaan pembangunannya harus dilakukan secara tepat.

    Dirinya tidak ingin proyek pembangunan yang dikerjakan menjadi boomerang di kemudian hari. Misalnya, ada warga yang dirugikan usai pembangunan selesai dikerjakan. “Jangan sampai kita meninggikan jalan dengan betonisasi, tetapi dampaknya itu banjir. Karena tidak ada saluran air yang dapat mengalir sesuai fungsinya ke rumah warga di sepanjang betonisasi,” pintanya.

    Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PUBM dan SDA) Pemkab Sidoarjo, Dwi Eko Saptono mengakui betonisasi jalan Betro – Gedangan tingginya mencapai 60 sentimeter. Sepanjang jalur tepi sungai akan dipasang sheetpile beton penahan tanah. Sedangkan jalur di sebelah selatannya akan dipasang saluran drainase beton. Dimensi ukurannya antara 90 sampai 110 sentimeter.

    “Untuk pemasangnya disesuaikan dengan tinggi beton. Karena di sini muka air banjirnya tinggi, kalau hujan sungai Mangetan ini over top. Inilah yang menjadi pertimbangan teknis kami untuk meninggikan jalan,” urai Dwi Eko Saptono.

    Selain itu, Dwi Eko juga menyebutkan urukan tanah disamping U-Ditch akan segera dikerjakan. Warga tidak perlu menguruk sendiri untuk jalan masuk rumah. Semua akan dikerjakan pelaksana jalan. Hanya, saat ini sedang menunggu urugan sekaligus pemadatan jalan yang akan dibeton.

    “Sekarang tahapan betonisasi akan dikerjakan. Pintu masuk setiap rumah akan kita beri opritan. Jadi tidak dibiarkan U-Ditch ini terbangun tanpa akses bagi warga,” janjinya. [isa/aje]

  • Wacana “E-Voting” untuk Pemilu di Indonesia: Antara Digitalisasi dan Infrastruktur yang Tak Merata

    Wacana “E-Voting” untuk Pemilu di Indonesia: Antara Digitalisasi dan Infrastruktur yang Tak Merata

    Wacana “E-Voting” untuk Pemilu di Indonesia: Antara Digitalisasi dan Infrastruktur yang Tak Merata
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wacana
    e-voting
    untuk pemilihan umum presiden, legislatif, hingga kepala daerah dimunculkan Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya dalam rapat kerja bersama Komisi II DPR-RI, Senin (5/5/2025).
    Dia mengatakan, sistem e-voting sudah teruji di 1.910 pemilihan kepala desa yang diterapkan di 16 provinsi sejak 2013-2023.
    “Jadi, e-voting ini memungkinkan, sudah berjalan dengan lancar tidak bermasalah. Nah, karena itu, begitu landasan aturannya sudah jelas, panduannya sudah ada, kita dorong Pilkades ini secara digital,” ujar Bima.
    Kelancaran proses e-vote ini menjadi dasar agar pemilihan umum bisa dilakukan dengan mekanisme yang sama.
    “Ini bisa jadi dasar bagi kita untuk melangkah ke babak baru, Pilkada, atau Pileg, atau Pilpres secara digital,” ucap dia.
    Namun, di tengah wacana tersebut, e-voting memiliki sejumlah tantangan, baik dari sisi fasilitas,
    infrastruktur
    , hingga prakondisi kepercayaan masyarakat terhadap sistem yang baru ini.
    Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Afifuddin merespons wacana pemerintah terkait sistem e-voting.
    Dia mengatakan, perlu ada persiapan khusus lagi agar sistem e-voting bisa diterapkan di Indonesia.
    Namun, sebagai pelaksana undang-undang, KPU akan berusaha maksimal jika hal tersebut merupakan mandat dari konstitusi.
    “Kalau KPU ini kan melaksanakan aturan saja, kalau pun itu dilakukan harus ada persiapan dan lain-lain. Kita ikutin nanti bagaimana UU mengatur,” ujar Afifuddin, saat ditemui di Kantor DKPP, Jakarta, Selasa (6/5/2025).
    Meski sudah menjadi wacana, KPU saat ini belum pernah melakukan simulasi terkait e-voting tersebut.
    “Belum kalau di KPU, mungkin di Pilkades saja,” ujar dia.
     
    Ketua Badan Pengawas
    Pemilu
    (Bawaslu) Rahmat Bagja mengatakan, yang terpenting dalam wacana penerapan e-voting adalah adanya kepercayaan masyarakat terhadap sistem yang dikeluarkan oleh penyelenggara
    pemilu
    .
    Hal ini dinilai harus menjadi dasar, apakah e-voting bisa diterapkan segera, atau harus membangun kepercayaan terlebih dahulu.
    Walakin, berkaca dengan sistem informasi rekapitulasi (Sirekap) yang dikeluarkan KPU pada pemilu 2024, masyarakat akan sulit untuk percaya dengan satu kali penerapan saja.
    “Sirekap saja dipersoalkan, nanti ramai demo berjilid-jilid,” ujar dia.
    Selain itu, infrastruktur juga menjadi sorotan Bawaslu karena dinilai masih banyak daerah yang belum mendapatkan akses dasar listrik.
    Oleh sebab itu, dia menginginkan agar pemerintah bisa memenuhi kebutuhan infrastruktur terlebih dahulu sebelum menerapkan rencana e-voting.
    “Jangan dulu (rencana e-voting), kita bicara tentang infrastrukturnya dulu,” tutur dia.
    Hal senada diungkap oleh Direktur Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP) Indonesia, Neni Nur Hayati.
    Dia mengatakan, masih banyak pekerjaan rumah terkait infrastruktur jika sistem e-voting ini akan diterapkan dalam pemilihan presiden, legislatif, hingga kepala daerah.
    Selain itu, harus ada kesepakatan politik para peserta pemilu untuk menggunakan sistem tersebut.
     
    “Tantangan yang cukup berat adalah kesiapan sumber daya manusia, infrastruktur digital yang belum merata, dan kesepakatan politik dari semua peserta pemilu,” kata Neni.
    “Saat ini, teknologi digital seperti Sirekap yang sudah digunakan, namun belum bisa menggantikan rekapitulasi manual sepenuhnya. Termasuk juga bagaimana kesiapan anggaran,” tambah dia.
    Namun, Neni menilai konsep e-voting harus tetap dikembangkan, karena bisa menjadi solusi transparansi penyelenggaraan pemilu.
    Meski begitu, Neni kembali menekankan, jika e-voting tidak disiapkan dengan matang, sistem ini akan berbalik menjadi boomerang yang menyerang kredibilitas penyelenggaraan pemilu.
    “Evaluasi Pemilu 2024 pada penggunaan Sirekap saya kira ini menjadi pengalaman berharga bagaimana potensi karut-marut Sirekap yang tadinya hanya menjadi alat bantu tetapi menjadi polemik karena ketidaksiapan sistem yang kuat di penyelenggara pemilu,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nasib Tragis Banjar Water Park, Kegagalan Investasi Daerah yang Tak Transparan

    Nasib Tragis Banjar Water Park, Kegagalan Investasi Daerah yang Tak Transparan

    JABAR EKSPRES, BANJAR – Sepi, kotor, dan rusak. Tiga kata itu menggambarkan nasib tragis perusahaan daerah milik Pemkot Banjar bernama Banjar Water Park (BWP).

    Wahana hiburan air itu dulunya menjadi ikon kebanggaan Kota Banjar. Kini, lokasi seluas 3,5 hektare itu hanya menyisakan bangunan mirip ‘rumah hantu’, besi berkarat, kolam berlumut, serta ilalang yang tumbuh liar. Padahal, Pemkot Banjar pernah menggelontorkan dana APBD hingga Rp27 miliar untuk membangunnya pada tahun 2009.

    BWP dibuka dengan gemerlap pada 2010 oleh Wali Kota Herman Sutrisno, dilengkapi wahana ekstrem seperti boomerang, superbowl, dan kolam renang standar nasional. Namun, ambisi itu ternyata tak diiringi perencanaan bisnis yang matang. Warga menyebut kondisi BWP kini ‘fantastis, namun miris’. Banyak yang masih berharap ada keajaiban agar BWP hidup kembali.

    Sayangnya, harapan itu jauh dari kenyataan. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK 2023 mengungkap praktik pengelolaan yang amburadul. 384 aset hilang, laporan keuangan tak pernah diaudit, dan penyertaan modal Rp9,4 miliar dari APBD berpotensi menguap. Bahkan, aset tanah senilai Rp1,4 miliar, hasil hibah Pemkab Ciamis masih belum memiliki kepastian hukum.

    BWP resmi tutup pada tahun 2020 karena pandemi Covid-19, tapi akar masalahnya lebih dalam. Anggota DPRD Banjar dari Fraksi PKS, Cecep Dani Sufyan, menegaskan, “BWP gagal dari awal. Tidak ada alasan untuk menganggarkannya kembali dari APBD,” katanya.

    Temuan BPK juga mengungkap, BWP tak pernah berkontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pengawasan Dewan Pengawas dinilai tidak optimal.

    Pemkot Banjar sempat berusaha menghidupkan BWP dengan menggandeng investor, namun upaya itu kandas. Direktur BWP pada 2019 disebut gagal mempertahankan mitra, bahkan sebelum pandemi melanda. Kini, revitalisasi BWP diperkirakan menelan Rp5 miliar, angka yang dianggap kecil dibanding kerugian yang sudah terbuang.

    Yang paling mencolok adalah hilangnya 384 aset, termasuk kereta wisata dan ruang karaoke senilai miliaran rupiah. Kabag Ekbang Setda Banjar, Tatang Nugraha, belum lama ini mengaku baru akan melakukan audit eksternal pada 2025 karena tahu sebelumnya terjadi keterbatasan anggaran. “Hasil audit akan jadi acuan apakah BWP dilanjutkan atau divalidasi,” katanya.

  • Imbas Kebijakan Tarif Trump, Sektor Otomotif dan Elektronik Nasional di Ujung Tanduk – Halaman all

    Imbas Kebijakan Tarif Trump, Sektor Otomotif dan Elektronik Nasional di Ujung Tanduk – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kebijakan tarif impor timbal balik atau ‘Reciprocal Tarrifs’ dari Amerika Serikat (AS) ke Indonesia sebesar 32 persen disebut akan menimbulkan dampak ke sektor otomotif dan elektronik Indonesia

    “Dengan tarif resiprokal 32 persen, sektor otomotif dan elektronik Indonesia berada di ujung tanduk,” kata Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudistira kepada Tribunnews, Kamis (3/4/2025).

    Total ekspor produk otomotif Indonesia tahun 2023 ke AS sebesar 280,4 juta dolar AS atau setara Rp 4,64 triliun (kurs 16.600).

    Rata-rata pada 2019-2023, pertumbuhan ekspor produk otomotif ke AS sebesar 11 persen.

    Bhima mengatakan pertumbuhan bisa jadi negatif begitu ada kenaikan tarif yang luar biasa seperti sekarang ini.

    Sebab, adanya tarif ini akan membuat konsumen AS menanggung harga pembelian kendaraan yang lebih mahal, yang berujung pada penjualan kendaraan bermotor turun di AS.

    Dengan penjualan kendaraan bermotor di AS yang menurun, produsen otomotif Indonesia tidak akan semudah itu berpindah ke pasar domestik karena spesifikasi kendaraan dengan yang diekspor berbeda.

    “Imbasnya layoff dan penurunan kapasitas produksi semua industri otomotif di dalam negeri,” ujar Bhima.

    Bukan hanya otomotif, kata dia, tetapi juga komponen elektronik karena kaitan antara produsen elektronik dan suku cadang kendaraan bermotor.

    “Ekspor Indonesia tertinggi ke AS adalah komponen elektronik. Jadi elektronik ikut terdampak juga,” ucap Bhima.

    Dampak ke Ekonomi RI

    Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eisha Maghfiruha Rachbini menyampaikan, pemerintah perlu melakukan negosiasi perdagangan terhadap Amerika Serikat (AS).

    Negosiasi perlu dilakukan pasca Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor yang disebutnya sebagai timbal balik atau ‘Reciprocal Tarrifs’. Tarif baru diterapkan terhadap impor yang masuk ke AS dari berbagai negara di seluruh dunia termasuk Indonesia.

    “Pemerintah perlu melakukan negosiasi perdagangan dengan AS dengan segera agar dapat meminimalkan atau mengurangi dampak tariffs bagi produk ekspor Indonesia ke AS,” ujar Eisha saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (3/4/2025).

    Menurutnya, kekuatan negosiasi diplomatik menjadi sangat krusial, dalam memitigasi dampak dari perang dagang dengan AS. Selain itu, pemerintah perlu mengoptimalkan perjanjian dagang secara bilateral dan multilateral, Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), serta inisiasi perjanjian kerja sama dengan negara non-tradisional untuk mendorong ekspor produk terdampak.

    “Misalnya, produk tekstil, alas kaki, elektronik, furnitur, serta produk pertanian dan perkebunan, seperti minyak kelapa sawit, karet, perikanan. Sehingga, pelaku ekspor dan industri terdampak dapat mengalihkan pasar ekspor,” tuturnya.

    Eisha melihat, pemerintah perlu memberikan kebijakan Insentif keuangan, subsidi, dan keringanan pajak yang dapat membantu bisnis mengatasi peningkatan biaya dan pengurangan permintaan akibat dampak tarif dan perang dagang AS.

    “Selain itu, investasi dalam kemajuan teknologi dan inovasi, peningkatan keterampilan tenaga kerja  juga diperlukan untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global, sebagai upaya dalam jangka panjang,” tuturnya.

    Diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara yang diberikan tariff reciprocal tersebut, sebesar 32 persen, sementara China (34 persen), EU (20 persen), Vietnam (46 persen), India (26%), Jepang (24%), Thailand (36%), Malaysia (24%), Filipina (17%),Singapura (10%).

    Tariff yang diberlakukan untuk Indonesia lebih tinggi dari negara Asia lain, seperti Malaysia, Singapura, India, Filipina, dan Jepang. Dampak Tarif terhadap pasar keuangan AS, Harga saham AS turun setidaknya 3 persen, dan terdapat penurunan harga saham di pasar keuangan Jepang atau terendah dalam 8 bulan, juga pasar saham Korea Selatan terutama harga saham otomotif.

    Harga emas meningkat mencapai rekor tinggi di atas  3160 dolar AS per troy ons. Sedangkan, harga minyak dunia turun lebih dari 3 persen. Fluktuasi nilai tukar juga terjadi setelah tarif diberlakukan, Japanese Yen menguat terhadap dolar AS. Dimana Yen menjadi salah satu safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi AS.

    “Tarif yang diberlakukan AS bisa berpotensi menjadi boomerang bagi Ekonomi AS, yakni inflasi tinggi, harga barang tinggi karena tarif, dapat berdampak pada pasar tenaga kerja AS,” tuturnya.

    Bagaimana dampaknya terhadap perekonomi Indonesia?
     
    Secara rata-rata tahunan, pangsa pasar ekspor Indonesia ke negara tujuan AS sebesar 10,3 persen, terbesar kedua setelah ekspor Indonesia ke China.

    Penerapan tarif pada produk-produk ekspor Indonesia ke AS, akan berdampak secara langsung, tarif tersebut akan berdampak pada penurunan ekspor Indonesia ke AS secara signifikan, seperti tekstil, alas kaki, elektronik, furnitur, serta produk pertanian dan perkebunan, seperti minyak kelapa sawit, karet, perikanan.

    Secara teori, dengan adanya penerapan tarif, maka akan terjadi trade diversion dari pasar yang berbiaya rendah ke pasar yang berbiaya tinggi.

    Sehingga akan berdampak pada biaya yang tinggi bagi pelaku ekspor untuk komoditas unggulan, seperti tekstil, alas kaki, elektronik, furniture, dan produk pertanian, dampaknya adalah melambatnya produksi, dan lapangan pekerjaan.

  • AS Umumkan Kebijakan Tarif, Indef: Pemerintah RI Perlu Negosiasi Perdagangan dengan Trump – Halaman all

    AS Umumkan Kebijakan Tarif, Indef: Pemerintah RI Perlu Negosiasi Perdagangan dengan Trump – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eisha Maghfiruha Rachbini menyampaikan, pemerintah perlu melakukan negosiasi perdagangan terhadap Amerika Serikat (AS).

    Negosiasi perlu dilakukan pasca Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif impor yang disebutnya sebagai timbal balik atau ‘Reciprocal Tarrifs’. Tarif baru diterapkan terhadap impor yang masuk ke AS dari berbagai negara di seluruh dunia termasuk Indonesia.

    “Pemerintah perlu melakukan negosiasi perdagangan dengan AS dengan segera agar dapat meminimalkan atau mengurangi dampak tarif bagi produk ekspor Indonesia ke AS,” ujar Eisha saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (3/4/2025).

    Menurutnya, kekuatan negosiasi diplomatik menjadi sangat krusial, dalam memitigasi dampak dari perang dagang dengan AS. Selain itu, pemerintah perlu mengoptimalkan perjanjian dagang secara bilateral dan multilateral, Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), serta inisiasi perjanjian kerja sama dengan negara non-tradisional untuk mendorong ekspor produk terdampak.

    “Misalnya, produk tekstil, alas kaki, elektronik, furnitur, serta produk pertanian dan perkebunan, seperti minyak kelapa sawit, karet, perikanan. Sehingga, pelaku ekspor dan industri terdampak dapat mengalihkan pasar ekspor,” tuturnya.

    Eisha melihat, pemerintah perlu memberikan kebijakan Insentif keuangan, subsidi, dan keringanan pajak yang dapat membantu bisnis mengatasi peningkatan biaya dan pengurangan permintaan akibat dampak tarif dan perang dagang AS.

    “Selain itu, investasi dalam kemajuan teknologi dan inovasi, peningkatan keterampilan tenaga kerja  juga diperlukan untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global, sebagai upaya dalam jangka panjang,” tuturnya.

    Diketahui, Indonesia menjadi salah satu negara yang diberikan tariff reciprocal tersebut, sebesar 32 persen, sementara China (34 persen), EU (20%), Vietnam (46%), India (26%), Jepang (24%), Thailand (36%), Malaysia (24%), Filipina (17%),Singapura (10%).

    Tariff yang diberlakukan untuk Indonesia lebih tinggi dari negara Asia lain, seperti Malaysia, Singapura, India, Filipina, dan Jepang. Dampak Tarif terhadap pasar keuangan AS, Harga saham AS turun setidaknya 3 persen, dan terdapat penurunan harga saham di pasar keuangan Jepang atau terendah dalam 8 bulan, juga pasar saham Korea Selatan terutama harga saham otomotif.

    Harga emas meningkat mencapai rekor tinggi di atas  3160 dolar AS per troy ons. Sedangkan, harga minyak dunia turun lebih dari 3 persen. Fluktuasi nilai tukar juga terjadi setelah tarif diberlakukan, Japanese Yen menguat terhadap dolar AS. Dimana Yen menjadi salah satu safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi AS.

    “Tarif yang diberlakukan AS bisa berpotensi menjadi boomerang bagi Ekonomi AS, yakni inflasi tinggi, harga barang tinggi karena tarif, dapat berdampak pada pasar tenaga kerja AS,” tuturnya.

    Bagaimana dampaknya terhadap perekonomi Indonesia?
     
    Secara rata-rata tahunan, pangsa pasar ekspor Indonesia ke negara tujuan AS sebesar 10,3 persen, terbesar kedua setelah ekspor Indonesia ke China.

    Penerapan tarif pada produk-produk ekspor Indonesia ke AS, akan berdampak secara langsung, tarif tersebut akan berdampak pada penurunan ekspor Indonesia ke AS secara signifikan, seperti tekstil, alas kaki, elektronik, furnitur, serta produk pertanian dan perkebunan, seperti minyak kelapa sawit, karet, perikanan.

    Secara teori, dengan adanya penerapan tarif, maka akan terjadi trade diversion dari pasar yang berbiaya rendah ke pasar yang berbiaya tinggi.

    Sehingga akan berdampak pada biaya yang tinggi bagi pelaku ekspor untuk komoditas unggulan, seperti tekstil, alas kaki, elektronik, furniture, dan produk pertanian, dampaknya adalah melambatnya produksi, dan lapangan pekerjaan.