Grup Musik: APRIL

  • Mayjen TNI Hariyanto – Halaman all

    Mayjen TNI Hariyanto – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mayor Jenderal atau Mayjen TNI Hariyanto adalah Kepala Pusat Penerangan TNI (Kapuspen TNI).

    Pria kelahiran 27 April 1968 ini menjabat posisi Kepala Pusat Penerangan TNI sejak 9 Agustus 2024.

    Jenderal bintang satu ini adalah putra daerah Sumatera Selatan yang berasal dari Palembang.

    Mayjen Hariyanto merupakan lulusan Akademi Militer atau Akmil 1991.

    Perwira tinggi TNI-AD ini berasal dari kecabangan Infanteri (Kopassus).

    Mayjen TNI Hariyanto memiliki jabatan terakhir sebagai Kepala Staf Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih, dilansir Wikipedia.

    Mayjen Hariyanto menikah dengan Ny. Widya Hariyanto.

    Riwayat Jabatan

    Danyonif 100/Raider (2009—2010)
    Pabandya Lurja Jahril Sperdam V/Brawijaya (2013)
    Kapen Kostrad (2014)

    Kasrem 181/PVT (2018—2020)
    Waaster Kaskostrad (2021—2022)
    Waaster Kasad Bidang Wanmil Dan Kermarter (2022—2023)

    Kasdam XVII/Cendrawasih (2023—2024)
    Kapuspen TNI (2024—Sekarang)

    Brevet

    Brevet Komando Kopassus
    Brevet Cakra Kostrad
    Brevet Para Dasar
    Brevet Mobil Udara
    Brevet Pemburu
    Brevet Airborne
    Brevet Air Assault

    Harta Kekayaan

    Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara atau LHKPN yang disampaikan pada  28 Maret 2024/Periodik – 2023, harta kekayaan Mayjen TNI Hariyanto ada di angka Rp 1.103.188.546.

    Dalam LHKPN tersebut, Mayjen Hariyanto diketahui tidak memiliki hutang.

    Berikut adalah rincian harta kekayaan Mayjen TNI Hariyanto dilansir dari e-LHKPN miliknya:

    II. DATA HARTA

    A. TANAH DAN BANGUNAN Rp. 751.000.000

    1. Tanah dan Bangunan Seluas 4 m2/26 m2 di KAB / KOTA DELI
    SERDANG, HASIL SENDIRI Rp. 751.000.000

    B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. 61.500.000

    1. MOBIL, SUZUKI ESCUDO STD SE 420-2WD Tahun 2002, HASIL
    SENDIRI Rp. 55.000.000

    2. MOTOR, HONDA BEAT Tahun 2009, HASIL SENDIRI Rp.
    6.500.000

    C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 290.500.000

    D. SURAT BERHARGA Rp. —-

    E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 188.546

    F. HARTA LAINNYA Rp. —-

    Sub Total Rp. 1.103.188.546

    III. HUTANG Rp. —-

    IV. TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp. 1.103.188.546

    (TRIBUNNEWS.COM/Ika Wahyuningsih)

  • Houthi Serang Israel Saat Sidang Netanyahu di Pengadilan, Pecahan Rudal Meledak di Yerusalem – Halaman all

    Houthi Serang Israel Saat Sidang Netanyahu di Pengadilan, Pecahan Rudal Meledak di Yerusalem – Halaman all

    Houthi Serang Israel Saat Sidang Netanyahu, Pecahan Rudal Meledak di Yerusalem

    TRIBUNNEWS.COM – Sistem pertahanan udara ‘Arrow’ Angkatan Udara Israel (IAF) dilaporkan mencegat sebuah rudal yang diluncurkan dari Houthi di Yaman pada Senin (16/12/2024).

    Langkah intersepsi rudal balistik Houthi dari Yaman ini mengaktifkan sirene di Tel Aviv, dan sekitarnya, militer Israel mengumumkan dilansir JPost, Senin.

    Pada Senin malam, polisi Israel melaporkan kalau pecahan rudal dari Yaman menghantam atap sebuah bangunan tempat tinggal di lingkungan Beit Hanina di Yerusalem.

    Pecahan rudal itu disebut juga menembus ke dalam apartemen di bawahnya.

    Pihak Magen David Adom (Palang Merah Israel) dan kepolisian Yerusalem mengatakan tidak ada laporan korban luka atau pecahan peluru yang jatuh setelah intersepsi tersebut.

    “IDF menambahkan bahwa rudal itu sendiri tidak melintasi wilayah Israel, namun peringatan dibunyikan karena kekhawatiran akan jatuhnya puing-puing dari pencegatan tersebut,” kata laporan itu.

    Disebutkan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sedang memberikan kesaksian untuk ‘Kasus 4000’ di Pengadilan Distrik Tel Aviv pada saat sirene dibunyikan.

    Kasus 4000 merupakan nomor sidang perkara yang mendakwa Netanyahu untuk tuduhan penipuan, pelanggaran kepercayaan, dan menerima suap.

    Selain 4000, Netanyahu juga tengah menghadapi Kasus  1000 dan 2000 di mana sang perdana menteri didakwa melakukan penipuan dan pelanggaran kepercayaan.

    Kesaksian tetap berlanjut meskipun sidang berlangsung di aula bawah tanah, lansiran media Israel, Maariv melaporkan.

    Menurut media Israel, aktivitas lepas landas dan pendaratan pesawat di Bandara Ben Gurion untuk sementara dihentikan tetapi kemudian dilanjutkan seperti biasa.

    Sistem pertahanan anti-rudal Israel menembakkan rudal intersepsi saat roket ditembakkan dari Lebanon, dekat perbatasan Israel dengan Lebanon, 22 Oktober 2024.

    Pernyataan Houthi

    Tak lama setelah peluncuran tersebut, juru bicara Houthi Yahya Saree mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa kelompok tersebut telah melakukan “dua operasi militer.

    Serangan pertama Houthi menargetkan situs militer di Ashkelon yang diduduki dan yang kedua menargetkan sebuah situs di Jaffa yang diduduki Israel.”

    Selain itu, Saree mengklaim Houthi telah melakukan operasi drone bersama dengan Perlawanan Islam di Irak, yang menargetkan lokasi di Israel selatan.

    Tidak ada sirene yang dibunyikan di Ashkelon atau daerah lain di Israel selatan.

    Houthi mengirim rudal balistik ke Israel tengah pada tanggal 1 Desember, yang juga dicegat sebelum mencapai wilayah Israel.

    Dalam foto selebaran yang disediakan oleh pusat media Houthi, para petempur Houthi berpartisipasi dalam latihan militer pada 12 Maret 2024, di Sana’a, Yaman. (HandOut/Houthi via Getty Images)

    Sasar Kapal Perang AS

    Sebelumnya, Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) mengumumkan pada 10 Desember serangkaian serangan baru terhadap kapal perang dan kapal kargo AS yang melintasi perairan regional.

    Laporan media Israel mengatakan Tel Aviv sedang mempersiapkan ‘serangan besar’ terhadap Yaman sebagai tanggapan atas operasi Sanaa yang mendukung warga Palestina di Gaza

    “Angkatan laut, UAV, dan rudal Angkatan Bersenjata Yaman melakukan operasi militer khusus yang menargetkan tiga kapal pasokan Amerika setelah mereka meninggalkan pelabuhan Djibouti dan sebelumnya telah melakukan agresi terhadap Yaman,” bunyi pernyataan dari pejabat di Sanaa.

    Pesawat tak berawak dan rudal YAF juga menargetkan dua kapal perusak AS yang menyertai kapal pasokan di Teluk Aden.

    Bersamaan dengan serangan terbarunya terhadap kapal perang AS yang melakukan militerisasi di Laut Merah, Sanaa mengungkapkan pasukannya melancarkan “dua operasi militer yang menargetkan target militer di wilayah Yaffa dan Ashkelon di Palestina yang diduduki” pada hari Selasa pagi pekan lalu.

    “Angkatan Bersenjata Yaman terus melaksanakan operasi dukungan untuk perlawanan Palestina dan melaksanakan operasi pertahanan untuk Yaman tercinta hingga agresi berhenti dan pengepungan di Jalur Gaza dicabut,” tegas pernyataan YAF.

    Awal minggu ini, pejabat pemerintah Yaman yang dipimpin Ansarallah menegaskan komitmen negara mereka untuk terus memerangi Israel dan sekutunya hingga genosida warga Palestina di Gaza berhenti.

    “Tidak ada yang menandingi kesiapan kita untuk perdamaian kecuali kesiapan kita untuk perang,” kata Hussein al-Ezzi, anggota Biro Politik Ansarallah, melalui media sosial pada hari Minggu.

    Menurut laporan Yaman, AS dan Arab Saudi baru-baru ini mengajukan tawaran kepada Ansarallah untuk kesepakatan yang akan mengakhiri operasi angkatan lautnya yang gencar terhadap kepentingan maritim Israel dan kapal perang Barat.

    “Riyadh dan Washington berusaha memanfaatkan perkembangan yang terjadi di kawasan itu untuk menekan Sanaa agar setuju melanjutkan perjanjian baru,” demikian laporan media Arab .

    “Kami mendukung solusi diplomatik; kami tahu bahwa tidak ada solusi militer,” kata Utusan Khusus AS untuk Yaman Timothy Lenderking pada bulan April, beberapa bulan sebelum Sanaa memaksa beberapa kapal induk AS dan kapal perang Eropa keluar dari Asia Barat.

    Sebuah pesawat nirawak Yaman meledak di sebuah penthouse di pemukiman Avne di Israel pada hari Minggu saat Tel Aviv melancarkan invasi darat ke Suriah selatan. Itu adalah hari ketiga berturut-turut serangan Yaman terhadap Israel. 

    Perusahaan Penyiaran Israel (KAN) melaporkan minggu ini bahwa Tel Aviv berencana melakukan “serangan besar” terhadap Yaman.

     

    (oln/JPost/TC/*)

     

  • Dosen, Mahasiswa hingga Alumni UI Kompak Bantu Tekan Angka Stunting Warga Baduy Lewat Saung Gizi – Halaman all

    Dosen, Mahasiswa hingga Alumni UI Kompak Bantu Tekan Angka Stunting Warga Baduy Lewat Saung Gizi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komunitas pengabdian dan pemberdayaan masyarakat dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) kembali melanjutkan program untuk mengatasi permasalahan stunting warga suku Baduy di Lebak, Banten.

    Program yang telah memasuki tahun kedua ini berfokus pada pemberian makanan bergizi bagi anak-anak yang mengalami stunting.

    Pada tahun pertama, tim pengabdian yang beranggotakan Prof. Dr. drg. Wahyu Sulistiadi, MARS; drg. Sri Rahayu, M.Kes., Ph.D; Randi Irmayanto, SKM., MKM; Abraham Theodore; dan Suci Pascaramadhani menginisiasi gerakan Sumbang Gizi. 

    Melalui gerakan ini, pengunjung yang datang ke Baduy diajak untuk membawa makanan sehat guna membantu mengatasi stunting di kawasan tersebut.

    Memasuki tahun kedua, tim pengabdian yang terdiri dari dosen, mahasiswa, dan alumni FKM UI bekerja sama dengan Lembaga Adat Baduy untuk mendirikan Saung Gizi.

    Saung ini bertujuan memfasilitasi gerakan Sumbang Gizi agar menjadi lebih efektif. 

    Lewat Saung Gizi yang berada sekitar 500 meter dari Terminal Ciboleger ini, bisa memudahkan pengunjung untuk menyimpan makanan bergizi tanpa harus langsung menuju kampung-kampung di pedalaman.

    Diketahui, Terminal Ciboleger di Bojong Menteng, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten, merupakan salah satu gerbang untuk menuju lokasi pemukiman Suku Baduy Luar dan Suku Baduy Dalam.

    Makanan yang disimpan di Saung Gizi kemudian akan diantarkan oleh warga Baduy ke kampung-kampung yang membutuhkan.

    Dengan adanya fasilitas ini, akses pemberian bantuan makanan menjadi lebih praktis dan efisien.

    Program Sumbang Gizi dan fasilitas Saung Gizi bukan hanya milik Universitas Indonesia, tetapi merupakan tanggung jawab bersama.

    Pemerintah, Lembaga Adat Baduy, pengunjung, dan pihak swasta diharapkan dapat bekerja sama untuk melanjutkan dan mengembangkan program ini.

    “Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melanjutkan kegiatan ini. Dengan kerja sama yang berkelanjutan, diharapkan permasalahan stunting di Baduy dapat teratasi dalam beberapa tahun ke depan,” ujar salah satu anggota tim pengabdian.

    Program ini menjadi bukti kolaborasi lintas sektor dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat, terutama dalam mengatasi isu kesehatan yang mendesak seperti stunting.

    Sekadar informasi, prevalensi balita stunting di Kabupaten Lebak, Banten, termasuk di pemukiman Baduy, pada Agustus 2024,  sebesar 3,69 persen. Pada April 2024, prevalensi stunting di Kabupaten Lebak, termasuk di pemukiman Badui, tercatat 3.734 atau 3,38 persen. 

    Prevalensi stunting merupakan persentase jumlah balita di suatu populasi yang mengalami stunting dalam pertumbuhan fisiknya. Prevalensi balita stunting digunakan sebagai indikator untuk menilai masalah gizi pada kelompok balita di suatu wilayah. 

  • Low Tuck Kwong – Halaman all

    Low Tuck Kwong – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Low Tuck Kwong dikenal sebagai raja batu bara.

    Low Tuck Kwong adalah pengusaha tambang batubara yang sangat sukses.

    Bahkan Low Tuck Kwong merupakan pendiri dari Bayan Resource.

    Sebagai informasi, Bayan Resource adalah perusahaan yang bergerak di sektor tambang batu bara.

    Low Tuck Kwong juga mengendalikan perusahaan energi terbarukan Singapura Metis Energy (sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources) dan memiliki saham di The Farrer Park Company dan Samindo Resources.

    Pengusaha tambang batu bara ini, pernah bekerja di perusahaan konstruksi milik ayahnya sendiri saat di Singapura.

    Dikutip dari Tribunnewswiki, Low Tuck Kwong merupakan orang Singapura yang mengadu nasib ke Indonesia.

    Pria kelahiran Singapura, 17 April 1948, tersebut pergi ke Indonesia pada tahun 1972.

    Hingga akhir Desember 2022, Low Tuck Kwong menduduki peringkat ke-2 dengan total kekayaan 25,2 miliar dollar AS, menurut Daftar orang terkaya di Indonesia (2022) yang dirilis Forbes.

    Kemudian pada Desember 2024, harta kekayaan Low Tuck Kwong menyentuh angka 28,2 miliar dollar AS atau setara Rp 452,115 triliun menjadikannya orang paling kaya di Indonesia versi Bloomberg, dilansir Kompas.

    Sepak Terjang

    Low Tuck Kwong pernah berbisnis kontraktor bangunan.

    Namun, bisnis kontraktor Low Tuck Kwong tidak terlalu berhasil.

    Low Tuck Kwong pun beralih bisnis ke sektor tambang batubara.

    Low Tuck Kwong lalu membeli tambang untuk pertama kali pada tahun 1997.

    Low Tuck Kwong membeli PT Gunungbayan Pratamacoal yang kini berubah menjadi Bayan Resources.

    Pada tahun 1998, Low Tuck Kwong mengoperasikan terminal batu bara bersama PT Dermaga Perkasapratama di Balikpapan. 

    Low Tuck Kwong memiliki hak ekslusif melalui lima kontrak pertambangan dan tiga kuasa pertambangan dari pemerintah Indonesia.

    Total konsesi yang Low Tuck Kwong kelola mencapai 80.265 hektare. 

    Tak hanya itu, Low Tuck Kwong berbisnis pelayaran di Singapura Manhattan Resources.

    Low Tuck Kwong juga ikut mendukung proyek SEAX Global, yakni sebuah proyek pembangunan sistem kabel bawah laut untuk koneksi internet yang menghubungkan Singapura, Indonesia, dan Malaysia.

    (TRIBUNNEWS.COM/Ika Wahyuningsih)

  • Daftar Hari Libur Nasional 2025, Total Ada 17 Hari – Halaman all

    Daftar Hari Libur Nasional 2025, Total Ada 17 Hari – Halaman all

     Berikut daftar hari libur Nasional tahun 2025 menurut SKB 3 Menteri, lengkap dengan daftar cuti bersama.

    Tayang: Senin, 16 Desember 2024 18:06 WIB |
    Diperbarui: Senin, 16 Desember 2024 18:06 WIB

    freepik.com/pch.vector

    ILUSTRASI kalender –  Berikut daftar hari libur Nasional tahun 2025 menurut SKB 3 Menteri, lengkap dengan daftar cuti bersama. 

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut daftar hari libur Nasional tahun 2025 menurut SKB 3 Menteri.

    Diketahui, pemerintah telah menetapkan hari libur Nasional dan cuti bersama Tahun 2025.

    Hal tersebut, tertuang dalam SKB Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1017 Tahun 2024, Nomor 2 Tahun 2024, dan Nomor 2 Tahun 2024.

    Dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri itu, terdapat 17 hari libur Nasional 2024.

    Mengutip dari setkab.go.id, penetapan hari libur Nasional dan cuti bersama tahun 2025 ini adalah upaya efisiensi dan efektivitas hari kerja.

    Tidak hanya itu, penetapan ini juga dapat digunakan sebagai pedoman bagi instansi pemerintah dan swasta dalam melaksanakan hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2024.

    Daftar Hari Libur Nasional 2025

    Rabu, 1 Januari: Tahun Baru 2025 Masehi
    Senin, 27 Januari: Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW
    Rabu, 29 Januari: Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili
    Sabtu, 29 Maret: Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947
    Senin-Selasa, 31 Maret-1 April: Idul Fitri 1446 H

    Jumat, 18 April: Wafat Yesus Kristus
    Minggu, 20 April: Kebangkitan Yesus Kristus (Paskah)
    Kamis, 1 Mei: Hari Buruh Internasional
    Senin, 12 Mei: Hari Raya Waisak 2569 BE
    Kamis, 29 Mei: Kenaikan Yesus Kristus
    Minggu, 1 Juni: Hari Lahir Pancasila
    Jumat, 6 Juni: Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah
    Jumat, 27 Juni: Tahun Baru Islam 1447 Hijriah
    Minggu, 17 Agustus: Proklamasi Kemerdekaan
    Jumat, 5 September: Maulid Nabi Muhammad SAW
    Kamis,  25 Desember: Kelahiran Yesus Kristus

    Cuti Bersama Tahun 2025

    Selain Hari Libur Nasional, pemerintah juga telah menetapkan cuti bersama tahun 2025.

    Menurut SKB 3 Menteri, cuti bersama tahun 2025 terdapat 10 hari.

    Selasa, 28 Januari: Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili
    Jumat, 28 Maret: Hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1947
    Rabu, Kamis, Jumat dan Senin, 2, 3, 4, 7 April: Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah
    Selasa, 13 Mei: Hari Raya Waisak 2569 BE
    Jumat, 30 Mei: Kenaikan Yesus Kristus
    Senin, 9 Juni: Idul Adha 1446 H
    Jumat, 26 Desember: Kelahiran Yesus Kristus

    (Tribunnews.com/Farrah Putri)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Cita Rasa Indonesia ke Panggung Dunia Lewat Sate House Senay

    Cita Rasa Indonesia ke Panggung Dunia Lewat Sate House Senay

    Canggu, FORTUNE – Dalam rangka merayakan hari jadinya yang ke-50, Sarirasa Group, salah satu perusahaan terkemuka di industri Kuliner Indonesia, mengumumkan Langkah progresifnya untuk berekspansi ke tingkat global. Langkah awal ini dimulai dengan soft opening Sate House Senayan (SHS) di Canggu, Bali, yang berlangsung pada 11–13 Desember 2024.

    Acara istimewa ini bukan hanya untuk merayakan perjalanan Sarirasa Group, tetapi juga untuk memberi gambaran tentang visi mereka dalam mengenalkan budaya dan cita rasa Indonesia ke dunia internasional.

    Dengan tekad yang kuat untuk menjadi duta global bagi Indonesia, Sarirasa Group bekerja sama dengan mitra internasional untuk meluncurkan dua gerai Sate House Senayan di Belanda pada April dan Juni 2025. Kedua gerai ini akan membawa kekayaan kuliner dan budaya Indonesia ke jantung Eropa, menjadikan SHS sebagai wadah untuk menyampaikan kisah Indonesia melalui perpaduan makanan dan seni.

    Visi Global yang Berakar pada Tradisi

    Sarirasa Group

    Selama lima dekade, Sarirasa Group telah menjadi ikon dalam dunia kuliner Indonesia, diawali dengan sederhana di sebuah rumah keluarga. Kini, grup ini menaungi merek-merek yang dicintai masyarakat seperti Sate Khas Senayan, Tesate, dan Sarirasa Catering, yang semuanya berkontribusi pada misi untuk melestarikan dan mempromosikan warisan Indonesia. Dengan peluncuran SHS Canggu, Sarirasa mengambil langkah besar, memadukan tradisi dan inovasi untuk menarik perhatian audiens modern di tingkat internasional.

    “Di Sarirasa, kami meyakini bahwa makanan adalah bahasa universal,” ujar Benny Hadisurjo, Pendiri dan CEO Sarirasa Group. “Lewat SHS, kami ingin memperkenalkan kisah kuliner Indonesia ke dunia, menggabungkan cita rasa autentik dengan ajakan untuk menyelami budaya kita, sehingga setiap orang merasa terhubung dengan warisan kami.”

    Gambaran Masa Depan di SHS Canggu

    Sate House Senayan Canggu memberikan gambaran konsep internasional SHS yang dirancang untuk menarik audiens global namun tetap setia pada akar Indonesia. Menargetkan beragam wisatawan internasional dan digital nomad di Bali, gerai ini menggabungkan pengalaman kuliner yang inovatif dengan narasi budaya yang kaya. Semua elemen ini mewujudkan misi SHS dalam membawa warisan Indonesia ke panggung internasional melalui ruang kuliner dan budaya.

    Membawa Warisan Indonesia ke Belanda

    Sarirasa Group

    Kerjasama Sarirasa Group dengan mitra internasional menegaskan komitmennya untuk mengangkat kuliner Indonesia ke tingkat global. Peluncuran gerai SHS di Belanda pada 2025 menjadi tonggak penting dalam perjalanan ini. Gerai-gerai tersebut akan menyajikan masakan Indonesia yang tetap autentik namun dengan sentuhan modern, diperkaya dengan elemen budaya yang mendalam, menciptakan ruang di mana setiap hidangan menyampaikan sebuah cerita.

    “Kerjasama ini mencerminkan visi bersama untuk menghormati warisan Indonesia sekaligus membuatnya lebih mudah diakses dan menarik bagi masyarkat global,” tambah Stephan M. Tanaja, COO Sarirasa International. “Dengan ikatan sejarah yang kuat antara Indonesia dan Belanda, kami yakin ini adalah langkah awal yang tepat untuk ekspansi internasional kami.”

    Merayakan Perjalanan dan Menyongsong Masa Depan

    Soft opening SHS Canggu menjadi momen penting yang menandai 50 tahun perjalanan Sarirasa Group, membuka lembaran baru yang penuh harapan. Dengan rencana ekspansi ke Eropa dan wilayah lain, Sarirasa Group siap memimpin dalam memperkenalkan budaya dan kuliner Indonesia ke dunia.

    Pecinta kuliner diundang untuk merasakan langsung konsep internasional Sate House Senayan di SHS Canggu. Dari 14 hingga 23 Desember 2024, para pengunjung dapat menikmati diskon 15% dalam perjalanan kuliner mereka, menjelajahi cita rasa dan cerita yang menjadi ciri khas Indonesia.

    Ikuti @satehousesenayan di Instagram untuk informasi lebih lanjut tentang menu dan penawaran khusus!

  • Tuntut Hak Waris, 3 Bersaudara Kecewa Putusan Pengadilan

    Tuntut Hak Waris, 3 Bersaudara Kecewa Putusan Pengadilan

    Surabaya (beritajatim.com) – Rosono Ali Hardi dan saudaranya yakni Lily Ali Hardi, dan Welsono Ali Hardi terus berjuang mendapatkan keadilan atas harta peninggalan/waris orang tua, meski secara hukum keperdataan dalam perkara hak mutlak (Legetime portie) dikalahkan sampai tingkat Peninjauan Kembali (PK). Mereka terus berjuang untuk mendapatkan keadilan atas hak waris peninggalan orangtua mereka.

    Pada awak media, Rosono Ali Hardi bercerita awal mula konflik dirinya dengan adik kandungnya yakni Warsono Ali Hardi adalah saat dia bertanya perihal peninggalan orangtua mereka dikarenakan orangtua mereka sudah meninggal.

    Untuk itu, Rosono meminta kejelasan kepada adik keempatnya itu tentang warisan kedua orang tua mereka. Namun, Warsono menjawab tidak tahu menahu tentang urusan itu.

    Menurut Rosono, semua usaha kedua orangtuanya, dia yang menjalankan. Namun, sampai kedua orang tuanya meninggal, Rosono mengaku tidak mendapatkan harta warisan apapun.

    Lalu, tahun 2007, Rosono melaporkan Warsono ke Kepolisian Polda Jatim dengan tuduhan penggelapan. Namun, faktanya diputar balik. Warsono menuding Rusono melaporkan ibu kandung mereka ke polisi. “Sebenarnya, mau meminta hak saya saja. Namun yang terjadi faktanya diputar balik. Saya dituding melaporkan ibu saya. Faktanya, saya tidak pernah melaporkan ibu saya ke polisi,” jelas Rosono.

    “Ibu kami, berkata akan mengklarifikasi semua itu dan akan membereskannya asalkan laporan di Polda Jatim itu dicabut,” sambungnya.

    Begitu laporan dicabut, penyelesaian yang dijanjikan ibunya itu tidak pernah ada hingga sang ibu meninggal 19 Februari 2019. “Pasca ibu kami meninggal, masalah peninggalan orang tua ini kami tanyakan lagi ke Warsono. Lama ditunggu, tak juga ada kejelasan,” tambahnya.

    Rosono mengaku terus menanyakan haknya kepada sang adik sebagai salah satu anak yang juga berhak atas harta peninggalan orang tua.

    Masih menurut cerita Rosono, tiba-tiba ia ditunjukkan sebuah akta jual beli. Terkait akta itu, Rusono mengaku tidak tahu menahu. “Akta jual beli itu saya ketahui pada tahun 2020. Namun, dalam sebuah surat wasiat dikatakan bahwa saya pernah menerima emas dan rumah,” papar Rosono.

    Berkaitan dengan rumah, Rosono kembali menjelaskan, diberikan saat kedua orang tua masih hidup. Waktu itu, kedua orang tua Rosono ada hutang 12 kg emas. “Saya ada buktinya. Bahkan, disurat itu juga ada tanda tangan Warsono. Dalam faktanya malah diputar balik. Saya dikatakan menerima emas sebanyak 8 kg,” cerita Rosono.

    Rosono kemudian menunjukkan sebuah surat dimana disurat tahun 1987 itu ada tanda tangan ibunya dan Warsono.

    Mengapa kedua orangtua Rosono dan Warsono pada tahun 1987 menyatakan berhutang emas kepada Rosono? Dalam penjelasannya, Rosono mengatakan, dimasa kedua orangtuanya masih hidup, Rosono selalu membantu kedua orangtuanya, mengelola bisnis yang dijalankan ayahnya. Sebagai imbalannya, setiap tahun Rosono diberi emas sebanyak 1kg.

    “Tiga belas tahun saya bekerja pada kedua orangtua saya, tidak pernah mendapat gaji. Namun, orangtua bilang, THR kamu tiap tahun dikasih satu kilogram emas,” ungkap Rosono.

    Masih menurut cerita Rosono, ia bekerja membantu orangtuanya sejak tahun 1978 hingga 1989. Sejak 13 tahun itu, Rosono mengaku tidak pernah menerima emas hingga sekarang, sebagaimana dijanjikan kedua orangtua mereka.

    “Buktikan kalau memang saya telah menerima emas dari kedua orangtua kami. Yang aneh, dalam gugatan Warsono di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, dikatakan saya telah menerima emas. Dan fakta itu disetujui hakim,” ujar Rosono kecewa.

    Rosono kembali menerangkan, jika memang benar ia telah menerima emas, pasti ada tanda terimanya. Faktanya, tanda terima itu tidak pernah ada.

    Berkaitan dengan rumah, Rosono melanjutkan, bahwa rumah itu diberikan ibunya karena merasa memiliki hutang emas sebanyak 12 kg. Karena merasa tidak enak, maka ibu Rosono memberikan sebuah rumah. Namun, pemberian rumah ini dianggap sebagai pemberian harta warisan.

    Begitu kalah ditingkat pertama, Rosoni kemudian mengambil upaya hukum banding. Namun, banding yang diajukan di Pengadilan Tinggi (PT) Jawa Timur, ditolak. Rosono pun dianggap telah menerima 8 Kg emas. “Banding saya tidak diterima, sehingga saya dinyatakan kalah karena telah menerima 8 kg emas. Dan, ditingkat banding pun, bukti bahwa saya telah menerima 8 kg emas tidak pernah ada dan tidak pernah ditunjukkan,” ulas Rosono.

    Dalam surat wasiat, lanjut Rosono, juga diterangkan bahwa adiknya yang bernama Welsono melihat, bahwa Rosono memang telah diberi 8 kg emas.

    Ketika pernyataan itu ditanyakan ke Welsono, namun Welsono membantah isi surat wasiat yang ditulis pengacara Warsono dalam gugatannya. Dengan berbekal surat wasiat, Warsono kemudian menggugat Rosono. Dalam gugatan, Warsono juga mencantumkan adanya jual beli tahun 1994.

    Berkaitan dengan surat wasiat, juga dimasukkan kembali tahun 2006. Padahal tahun 2006, surat wasiat dipegang Warsono. Rosono pun mengaku tidak mengetahui sama sekali tentang adanya surat wasiat itu.

    Meski gugatan yang diajukan Warsono itu telah inkracht atau berkekuatan hukum tetap, namun banyak kejanggalan-kejanggalan yang disebutkan dalam surat wasiat tersebut namun oleh pengadilan baik di tingkat pengadilan negeri sampai ditingkat PK, tidak diteliti dengan cermat sehingga majelis hakim memenangkan gugatan Warsono.

    Beberapa kejanggalan yang diungkap Rosono seperti, mengapa surat wasiat itu dimunculkan ketika kedua orangtua mereka telah meninggal dan adanya surat wasiat itu tidak diketahui saudara-saudara Warsono yang lain, baik kakak-kakaknya maupun si bungsu.

    Masalah jual beli yang dicantumkan dalam surat wasiat juga dinilai sangat janggal menurut Rosono. Karena, dalam surat wasiat, seharusnya tidak pernah diungkapkan tentang jual beli, namun dalam wasiat itu malah diterangkan adanya jual beli antara Ibu mereka dan Warsono.

    Selain itu, wasiat yang lazimnya dilaksanakan setelah orang yang memberi wasiat meninggal, tapi dalam wasiat itu malah menerangkan semua peristiwa yang seakan-akan sudah terjadi semuanya sebelum pemberi wasiat meninggal. “Perkara ini sedang di laporkan di Bareskrim Mabes Polri dalam tahap penyidikan dan telah dialihkan ke Polda Jatim untuk kemudahan penyidikan,” ujar Rosono.

    Terpisah, Warsono melalui kuasa hukumnya yakni Julia Putriandra SH dan Mohamad Adnan Fanani SH MH mempertanyakan kenapa pihak Rosono Ali Hardi dan ibu Lily Ali Hardi masih menanyakan juga terkait harta warisan orang tua. “Harta warisan apalagi yang mereka tuntut atau permasalahkan?,” ujar Putri, Senin (16/12/2024).

    Putri menambahkan, semua sudah di jalani dalam proses hukum dan Rosono Ali Hardi tidak dapat menunjukkan harta waris mana yg belum didapatkan. Proses hukum yang telah dilalui pun tidak terjadi di beberapa tahun ini saja namun sudah dilakukan sejak tahun 2007.

    Tahun 2007 lanjut Putri, Rosono Ali Hardi pernah menuntut hak waris dari Bapak setelah meninggal dunia di bulan April 2006, dengan melaporkan Warsono Ali Hardi. Hal ini pun juga hingga membuat sang ibu turut diperiksa saat itu. Namun pada akhirnya Laporan tsb SP3 dengan tidak cukupnya bukti. “Tidak hanya itu Rosono Ali Hardi pun pernah menggugat ibu namun pada akhirnya gugatan tersebut di cabut,” ujarnya.

    Saat sang ibu meninggal dunia tahun 2019, Rosono melakukan gugatan kembali menuntut harta waris yang katanya belum dibagi, sementara apa yang digugat tersebut sudah sangat jelas bahwa itu bukanlah harta waris karena telah ada proses jual beli antara kedua orang tua dengan bpk Warsono Ali Hardi di tahun 1994 hingga tahun 2002.

    Terkait masalah pembagian emas, rumah dan mobil kepada Rosono Ali Hardi, Lily Ali Hardi, Lia Ali Hardi dan Welsono Ali Hardi ketika orang tua masih hidup itu telah dinyatakan oleh ibu mereka dalam surat wasiatnya di tahun 2006. Wasiat tersebut ibunya sendiri yang membuat dan menyatakan, sehingga hal tersebut dapat dibuktikan bahwa emas atau harta lainnya yang pernah di terima oleh Rosono Ali Hardi adalah pemberian dari orang tua, terlepas adanya pembayaran lain atas hutang piutang yang diakui oleh bpk Rosono Ali Hardi.

    “Gugatan yang diajukan oleh Rosono Ali Hardi saat ini sudah sampai pada tahap PK yang mana permohonan PK tersebut diajukan oleh pihak Rosono Ali Hardi. Upaya hingga tahap PK ini pun telah jelas bahwa memang tidak ada harta waris yang belum di bagi seperti yang dipermasalahkan oleh Rosono Ali Hardi sejak dulu,” ujar Putri. [uci/kun]

  • Pekerja Bergaji hingga Rp 10 Juta Bebas Pajak, Ini Bedanya dengan Era COVID-19

    Pekerja Bergaji hingga Rp 10 Juta Bebas Pajak, Ini Bedanya dengan Era COVID-19

    Jakarta

    Pemerintah bakal menanggung Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 untuk para pekerja di sektor padat karya mulai 2025. Kebijakan PPh ditanggung pemerintah sebelumnya juga berlaku saat awal pandemi Covid-19.

    Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli mengatakan, kebijakan ini berlaku untuk pekerja dengan gaji hingga Rp 10 juta. Menurutnya, batasan tersebut lebih kecil dibanding yang berlaku di era Covid-19.

    “Jadi itu kan batasnya, kalau sekarang kan nggak sampai sekain ya. Jadi Rp 10 juta per bulan. berarti satu tahun Rp 120 juta,” katanya di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (16/12/2024).

    Dalam catatan detikcom, pada 2020 lalu pekerja yang berada di 1.062 industri gajinya tidak dipotong pajak lantaran kewajibannya dibayar oleh pemerintah. Hanya saja, yang bisa mendapatkan fasilitas ini hanya pekerja bergaji sekitar Rp 16 juta per bulan atau di bawah Rp 200 juta per tahun.

    Ketentuan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 44/PMK.03/2020 tentang Insentif Pajak Untuk Wajib Pajak Terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019. Beleid ini diteken Menteri Keuangan Sri Mulyani pada 27 April 2020 dan berlaku selama enam bulan hingga September 2020.

    Kali ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut kebijakan bebas PPh ini berlaku untuk karyawan di sektor padat karya. Hal ini demi menjaga daya beli masyarakat di tengah kemampuan mereka yang tengah turun belakangan.

    “Memperhatikan juga masyarakat kelas menengah, di sektor padat karya pemerintah memberikan insentif PPh Pasal 21 ditanggung oleh pemerintah yaitu yang gajinya sampai Rp 10 juta,” kata Airlangga.

    (ily/ara)

  • Kalender Jawa Tahun 2025, Dilengkapi dengan Weton – Halaman all

    Kalender Jawa Tahun 2025, Dilengkapi dengan Weton – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kalender penanggalan Jawa tahun 2025 sudah mulai dicari.

    Kalender Jawa tahun 2025 berbeda dengan kalender biasa.

    Pada kalender Jawa terdapat lima pasaran weton..

    Setiap hari terdapat satu pasaran weton.

    Pasaran weton dalam penanggalan kalender Jawa terdiri dari Senin Pon, Selasa Wage, Rabu Kliwon, dan seterusnya.

    Berikut kalender 2025, berdasarkan pada perhitungan penanggalan Jawa.

    Kalender Jawa 2025

    Januari

    1 Januari 2025 : 1 Rejeb 1958 Ja : Hari Rabu Pon

    2 Januari 2025 : 2 Rejeb 1958 Ja : Hari Kamis Wage

    3 Januari 2025 : 3 Rejeb 1958 Ja : Hari Jumat Kliwon

    4 Januari 2025 : 4 Rejeb 1958 Ja : Hari Sabtu Legi

    5 Januari 2025 : 5 Rejeb 1958 Ja : Hari Minggu Pahing

    6 Januari 2025 : 6 Rejeb 1958 Ja : Hari Senin Pon

    7 Januari 2025 : 7 Rejeb 1958 Ja : Hari Selasa Wage

    8 Januari 2025 : 8 Rejeb 1958 Ja : Hari Rabu Kliwon

    9 Januari 2025 : 9 Rejeb 1958 Ja : Hari Kamis Legi

    10 Januari 2025 : 10 Rejeb 1958 Ja : Hari Jumat Pahing

    11 Januari 2025 : 11 Rejeb 1958 Ja : Hari Sabtu Pon

    12 Januari 2025 : 12 Rejeb 1958 Ja : Hari Minggu Wage

    13 Januari 2025 : 13 Rejeb 1958 Ja : Hari Senin Kliwon

    14 Januari 2025 : 14 Rejeb 1958 Ja : Hari Selasa Legi

    15 Januari 2025 : 15 Rejeb 1958 Ja : Hari Rabu Pahing

    16 Januari 2025 : 16 Rejeb 1958 Ja : Hari Kamis Pon

    17 Januari 2025 : 17 Rejeb 1958 Ja : Hari Jumat Wage

    18 Januari 2025 : 18 Rejeb 1958 Ja : Hari Sabtu Kliwon

    19 Januari 2025 : 19 Rejeb 1958 Ja : Hari Minggu Legi

    20 Januari 2025 : 20 Rejeb 1958 Ja : Hari Senin Pahing

    21 Januari 2025 : 21 Rejeb 1958 Ja : Hari Selasa Pon

    22 Januari 2025 : 22 Rejeb 1958 Ja : Hari Rabu Wage

    23 Januari 2025 : 23 Rejeb 1958 Ja : Hari Kamis Kliwon

    24 Januari 2025 : 24 Rejeb 1958 Ja : Hari Jumat Legi

    25 Januari 2025 : 25 Rejeb 1958 Ja : Hari Sabtu Pahing

    26 Januari 2025 : 26 Rejeb 1958 Ja : Hari Minggu Pon

    27 Januari 2025 : 27 Rejeb 1958 Ja : Hari Senin Wage

    28 Januari 2025 : 28 Rejeb 1958 Ja : Hari Selasa Kliwon

    29 Januari 2025 : 29 Rejeb 1958 Ja : Hari Rabu Legi

    30 Januari 2025 : 30 Rejeb 1958 Ja : Hari Kamis Pahing

    31 Januari 2025 : 1 Ruwah 1958 Ja : Hari Jumat Pon.

    Februari

    1 Februari 2025 : 2 Ruwah 1958 Ja : Hari Sabtu Wage

    2 Februari 2025 : 3 Ruwah 1958 Ja : Hari Minggu Kliwon

    3 Februari 2025 : 4 Ruwah 1958 Ja : Hari Senin Legi

    4 Februari 2025 : 5 Ruwah 1958 Ja : Hari Selasa Pahing

    5 Februari 2025 : 6 Ruwah 1958 Ja : Hari Rabu Pon

    6 Februari 2025 : 7 Ruwah 1958 Ja : Hari Kamis Wage

    7 Februari 2025 : 8 Ruwah 1958 Ja : Hari Jumat Kliwon

    8 Februari 2025 : 9 Ruwah 1958 Ja : Hari Sabtu Legi

    9 Februari 2025 : 10 Ruwah 1958 Ja : Hari Minggu Pahing

    10 Februari 2025 : 11 Ruwah 1958 Ja : Hari Senin Pon

    11 Februari 2025 : 12 Ruwah 1958 Ja : Hari Selasa Wage

    12 Februari 2025 : 13 Ruwah 1958 Ja : Hari Rabu Kliwon

    13 Februari 2025 : 14 Ruwah 1958 Ja : Hari Kamis Legi

    14 Februari 2025 : 15 Ruwah 1958 Ja : Hari Jumat Pahing

    15 Februari 2025 : 16 Ruwah 1958 Ja : Hari Sabtu Pon

    16 Februari 2025 : 17 Ruwah 1958 Ja : Hari Minggu Wage

    17 Februari 2025 : 18 Ruwah 1958 Ja : Hari Senin Kliwon

    18 Februari 2025 : 19 Ruwah 1958 Ja : Hari Selasa Legi

    19 Februari 2025 : 20 Ruwah 1958 Ja : Hari Rabu Pahing

    20 Februari 2025 : 21 Ruwah 1958 Ja : Hari Kamis Pon

    21 Februari 2025 : 22 Ruwah 1958 Ja : Hari Jumat Wage

    22 Februari 2025 : 23 Ruwah 1958 Ja : Hari Sabtu Kliwon

    23 Februari 2025 : 24 Ruwah 1958 Ja : Hari Minggu Legi

    24 Februari 2025 : 25 Ruwah 1958 Ja : Hari Senin Pahing

    25 Februari 2025 : 26 Ruwah 1958 Ja : Hari Selasa Pon

    26 Februari 2025 : 27 Ruwah 1958 Ja : Hari Rabu Wage

    27 Februari 2025 : 28 Ruwah 1958 Ja : Hari Kamis Kliwon

    28 Februari 2025 : 29 Ruwah 1958 Ja : Hari Jumat Legi

    Maret

    1 Maret 2025 : 1 Pasa 1958 Ja : Hari Sabtu Pahing

    2 Maret 2025 : 2 Pasa 1958 Ja : Hari Minggu Pon

    3 Maret 2025 : 3 Pasa 1958 Ja : Hari Senin Wage

    4 Maret 2025 : 4 Pasa 1958 Ja : Hari Selasa Kliwon

    5 Maret 2025 : 5 Pasa 1958 Ja : Hari Rabu Legi

    6 Maret 2025 : 6 Pasa 1958 Ja : Hari Kamis Pahing

    7 Maret 2025 : 7 Pasa 1958 Ja : Hari Jumat Pon

    8 Maret 2025 : 8 Pasa 1958 Ja : Hari Sabtu Wage

    9 Maret 2025 : 9 Pasa 1958 Ja : Hari Minggu Kliwon

    10 Maret 2025 : 10 Pasa 1958 Ja : Hari Senin Legi

    11 Maret 2025 : 11 Pasa 1958 Ja : Hari Selasa Pahing

    12 Maret 2025 : 12 Pasa 1958 Ja : Hari Rabu Pon

    13 Maret 2025 : 13 Pasa 1958 Ja : Hari Kamis Wage

    14 Maret 2025 : 14 Pasa 1958 Ja : Hari Jumat Kliwon

    15 Maret 2025 : 15 Pasa 1958 Ja : Hari Sabtu Legi

    16 Maret 2025 : 16 Pasa 1958 Ja : Hari Minggu Pahing

    17 Maret 2025 : 17 Pasa 1958 Ja : Hari Senin Pon

    18 Maret 2025 : 18 Pasa 1958 Ja : Hari Selasa Wage

    19 Maret 2025 : 19 Pasa 1958 Ja : Hari Rabu Kliwon

    20 Maret 2025 : 20 Pasa 1958 Ja : Hari Kamis Legi

    21 Maret 2025 : 21 Pasa 1958 Ja : Hari Jumat Pahing

    22 Maret 2025 : 22 Pasa 1958 Ja : Hari Sabtu Pon

    23 Maret 2025 : 23 Pasa 1958 Ja : Hari Minggu Wage

    24 Maret 2025 : 24 Pasa 1958 Ja : Hari Senin Kliwon

    25 Maret 2025 : 25 Pasa 1958 Ja : Hari Selasa Legi

    26 Maret 2025 : 26 Pasa 1958 Ja : Hari Rabu Pahing

    27 Maret 2025 : 27 Pasa 1958 Ja : Hari Kamis Pon

    28 Maret 2025 : 28 Pasa 1958 Ja : Hari Jumat Wage

    29 Maret 2025 : 29 Pasa 1958 Ja : Hari Sabtu Kliwon

    30 Maret 2025 : 1 Sawal 1958 Ja : Hari Minggu Legi

    31 Maret 2025 : 2 Sawal 1958 Ja : Hari Senin Pahing

    April

    1 April 2025 : 3 Sawal 1958 Ja : Hari Selasa Pon

    2 April 2025 : 4 Sawal 1958 Ja : Hari Rabu Wage

    3 April 2025 : 5 Sawal 1958 Ja : Hari Kamis Kliwon

    4 April 2025 : 6 Sawal 1958 Ja : Hari Jumat Legi

    5 April 2025 : 7 Sawal 1958 Ja : Hari Sabtu Pahing

    6 April 2025 : 8 Sawal 1958 Ja : Hari Minggu Pon

    7 April 2025 : 9 Sawal 1958 Ja : Hari Senin Wage

    8 April 2025 : 10 Sawal 1958 Ja : Hari Selasa Kliwon

    9 April 2025 : 11 Sawal 1958 Ja : Hari Rabu Legi

    10 April 2025 : 12 Sawal 1958 Ja : Hari Kamis Pahing

    11 April 2025 : 13 Sawal 1958 Ja : Hari Jumat Pon

    12 April 2025 : 14 Sawal 1958 Ja : Hari Sabtu Wage

    13 April 2025 : 15 Sawal 1958 Ja : Hari Minggu Kliwon

    14 April 2025 : 16 Sawal 1958 Ja : Hari Senin Legi

    15 April 2025 : 17 Sawal 1958 Ja : Hari Selasa Pahing

    16 April 2025 : 18 Sawal 1958 Ja : Hari Rabu Pon

    17 April 2025 : 19 Sawal 1958 Ja : Hari Kamis Wage

    18 April 2025 : 20 Sawal 1958 Ja : Hari Jumat Kliwon

    19 April 2025 : 21 Sawal 1958 Ja : Hari Sabtu Legi

    20 April 2025 : 22 Sawal 1958 Ja : Hari Minggu Pahing

    21 April 2025 : 23 Sawal 1958 Ja : Hari Senin Pon

    22 April 2025 : 24 Sawal 1958 Ja : Hari Selasa Wage

    23 April 2025 : 25 Sawal 1958 Ja : Hari Rabu Kliwon

    24 April 2025 : 26 Sawal 1958 Ja : Hari Kamis Legi

    25 April 2025 : 27 Sawal 1958 Ja : Hari Jumat Pahing

    26 April 2025 : 28 Sawal 1958 Ja : Hari Sabtu Pon

    27 April 2025 : 29 Sawal 1958 Ja : Hari Minggu Wage

    28 April 2025 : 30 Sawal 1958 Ja : Hari Senin Kliwon

    29 April 2025 : 1 Sela 1958 Ja : Hari Selasa Legi

    30 April 2025 : 2 Sela 1958 Ja : Hari Rabu Pahing

    Mei

    1 Mei 2025 : 3 Sela 1958 Ja : Hari Kamis Pon

    2 Mei 2025 : 4 Sela 1958 Ja : Hari Jumat Wage

    3 Mei 2025 : 5 Sela 1958 Ja : Hari Sabtu Kliwon

    4 Mei 2025 : 6 Sela 1958 Ja : Hari Minggu Legi

    5 Mei 2025 : 7 Sela 1958 Ja : Hari Senin Pahing

    6 Mei 2025 : 8 Sela 1958 Ja : Hari Selasa Pon

    7 Mei 2025 : 9 Sela 1958 Ja : Hari Rabu Wage

    8 Mei 2025 : 10 Sela 1958 Ja : Hari Kamis Kliwon

    9 Mei 2025 : 11 Sela 1958 Ja : Hari Jumat Legi

    10 Mei 2025 : 12 Sela 1958 Ja : Hari Sabtu Pahing

    11 Mei 2025 : 13 Sela 1958 Ja : Hari Minggu Pon

    12 Mei 2025 : 14 Sela 1958 Ja : Hari Senin Wage

    13 Mei 2025 : 15 Sela 1958 Ja : Hari Selasa Kliwon

    14 Mei 2025 : 16 Sela 1958 Ja : Hari Rabu Legi

    15 Mei 2025 : 17 Sela 1958 Ja : Hari Kamis Pahing

    16 Mei 2025 : 18 Sela 1958 Ja : Hari Jumat Pon

    17 Mei 2025 : 19 Sela 1958 Ja : Hari Sabtu Wage

    18 Mei 2025 : 20 Sela 1958 Ja : Hari Minggu Kliwon

    19 Mei 2025 : 21 Sela 1958 Ja : Hari Senin Legi

    20 Mei 2025 : 22 Sela 1958 Ja : Hari Selasa Pahing

    21 Mei 2025 : 23 Sela 1958 Ja : Hari Rabu Pon

    22 Mei 2025 : 24 Sela 1958 Ja : Hari Kamis Wage

    23 Mei 2025 : 25 Sela 1958 Ja : Hari Jumat Kliwon

    24 Mei 2025 : 26 Sela 1958 Ja : Hari Sabtu Legi

    25 Mei 2025 : 27 Sela 1958 Ja : Hari Minggu Pahing

    26 Mei 2025 : 28 Sela 1958 Ja : Hari Senin Pon

    27 Mei 2025 : 29 Sela 1958 Ja : Hari Selasa Wage

    28 Mei 2025 : 1 Besar 1958 Ja : Hari Rabu Kliwon

    29 Mei 2025 : 2 Besar 1958 Ja : Hari Kamis Legi

    30 Mei 2025 : 3 Besar 1958 Ja : Hari Jumat Pahing

    31 Mei 2025 : 4 Besar 1958 Ja : Hari Sabtu Pon

    Juni

    1 Juni 2025 : 5 Besar 1958 Ja : Hari Minggu Wage

    2 Juni 2025 : 6 Besar 1958 Ja : Hari Senin Kliwon

    3 Juni 2025 : 7 Besar 1958 Ja : Hari Selasa Legi

    4 Juni 2025 : 8 Besar 1958 Ja : Hari Rabu Pahing

    5 Juni 2025 : 9 Besar 1958 Ja : Hari Kamis Pon

    6 Juni 2025 : 10 Besar 1958 Ja : Hari Jumat Wage

    7 Juni 2025 : 11 Besar 1958 Ja : Hari Sabtu Kliwon

    8 Juni 2025 : 12 Besar 1958 Ja : Hari Minggu Legi

    9 Juni 2025 : 13 Besar 1958 Ja : Hari Senin Pahing

    10 Juni 2025 : 14 Besar 1958 Ja : Hari Selasa Pon

    11 Juni 2025 : 15 Besar 1958 Ja : Hari Rabu Wage

    12 Juni 2025 : 16 Besar 1958 Ja : Hari Kamis Kliwon

    13 Juni 2025 : 17 Besar 1958 Ja : Hari Jumat Legi

    14 Juni 2025 : 18 Besar 1958 Ja : Hari Sabtu Pahing

    15 Juni 2025 : 19 Besar 1958 Ja : Hari Minggu Pon

    16 Juni 2025 : 20 Besar 1958 Ja : Hari Senin Wage

    17 Juni 2025 : 21 Besar 1958 Ja : Hari Selasa Kliwon

    18 Juni 2025 : 22 Besar 1958 Ja : Hari Rabu Legi

    19 Juni 2025 : 23 Besar 1958 Ja : Hari Kamis Pahing

    20 Juni 2025 : 24 Besar 1958 Ja : Hari Jumat Pon

    21 Juni 2025 : 25 Besar 1958 Ja : Hari Sabtu Wage

    22 Juni 2025 : 26 Besar 1958 Ja : Hari Minggu Kliwon

    23 Juni 2025 : 27 Besar 1958 Ja : Hari Senin Legi

    24 Juni 2025 : 28 Besar 1958 Ja : Hari Selasa Pahing

    25 Juni 2025 : 29 Besar 1958 Ja : Hari Rabu Pon

    26 Juni 2025 : 1 Sura 1959 Ja : Hari Kamis Wage

    27 Juni 2025 : 2 Sura 1959 Ja : Hari Jumat Kliwon

    28 Juni 2025 : 3 Sura 1959 Ja : Hari Sabtu Legi

    29 Juni 2025 : 4 Sura 1959 Ja : Hari Minggu Pahing

    30 Juni 2025 : 5 Sura 1959 Ja : Hari Senin Pon 

    Juli

    1 Juli 2025 : 6 Sura 1959 Ja : Hari Selasa Wage

    2 Juli 2025 : 7 Sura 1959 Ja : Hari Rabu Kliwon

    3 Juli 2025 : 8 Sura 1959 Ja : Hari Kamis Legi

    4 Juli 2025 : 9 Sura 1959 Ja : Hari Jumat Pahing

    5 Juli 2025 : 10 Sura 1959 Ja : Hari Sabtu Pon

    6 Juli 2025 : 11 Sura 1959 Ja : Hari Minggu Wage

    7 Juli 2025 : 12 Sura 1959 Ja : Hari Senin Kliwon

    8 Juli 2025 : 13 Sura 1959 Ja : Hari Selasa Legi

    9 Juli 2025 : 14 Sura 1959 Ja : Hari Rabu Pahing

    10 Juli 2025 : 15 Sura 1959 Ja : Hari Kamis Pon

    11 Juli 2025 : 16 Sura 1959 Ja : Hari Jumat Wage

    12 Juli 2025 : 17 Sura 1959 Ja : Hari Sabtu Kliwon

    13 Juli 2025 : 18 Sura 1959 Ja : Hari Minggu Legi

    14 Juli 2025 : 19 Sura 1959 Ja : Hari Senin Pahing

    15 Juli 2025 : 20 Sura 1959 Ja : Hari Selasa Pon

    16 Juli 2025 : 21 Sura 1959 Ja : Hari Rabu Wage

    17 Juli 2025 : 22 Sura 1959 Ja : Hari Kamis Kliwon

    18 Juli 2025 : 23 Sura 1959 Ja : Hari Jumat Legi

    19 Juli 2025 : 24 Sura 1959 Ja : Hari Sabtu Pahing

    20 Juli 2025 : 25 Sura 1959 Ja : Hari Minggu Pon

    21 Juli 2025 : 26 Sura 1959 Ja : Hari Senin Wage

    22 Juli 2025 : 27 Sura 1959 Ja : Hari Selasa Kliwon

    23 Juli 2025 : 28 Sura 1959 Ja : Hari Rabu Legi

    24 Juli 2025 : 29 Sura 1959 Ja : Hari Kamis Pahing

    25 Juli 2025 : 30 Sura 1959 Ja : Hari Jumat Pon

    26 Juli 2025 : 1 Sapar 1959 Ja : Hari Sabtu Wage

    27 Juli 2025 : 2 Sapar 1959 Ja : Hari Minggu Kliwon

    28 Juli 2025 : 3 Sapar 1959 Ja : Hari Senin Legi

    29 Juli 2025 : 4 Sapar 1959 Ja : Hari Selasa Pahing

    30 Juli 2025 : 5 Sapar 1959 Ja : Hari Rabu Pon

    31 Juli 2025 : 6 Sapar 1959 Ja : Hari Kamis Wage

    Agustus

    1 Agustus 2025 : 7 Sapar 1959 Ja : Hari Jumat Kliwon

    2 Agustus 2025 : 8 Sapar 1959 Ja : Hari Sabtu Legi

    3 Agustus 2025 : 9 Sapar 1959 Ja : Hari Minggu Pahing

    4 Agustus 2025 : 10 Sapar 1959 Ja : Hari Senin Pon
    5 Agustus 2025 : 11 Sapar 1959 Ja : Hari Selasa Wage

    6 Agustus 2025 : 12 Sapar 1959 Ja : Hari Rabu Kliwon

    7 Agustus 2025 : 13 Sapar 1959 Ja : Hari Kamis Legi

    8 Agustus 2025 : 14 Sapar 1959 Ja : Hari Jumat Pahing

    9 Agustus 2025 : 15 Sapar 1959 Ja : Hari Sabtu Pon

    10 Agustus 2025 : 16 Sapar 1959 Ja : Hari Minggu Wage

    11 Agustus 2025 : 17 Sapar 1959 Ja : Hari Senin Kliwon

    12 Agustus 2025 : 18 Sapar 1959 Ja : Hari Selasa Legi

    13 Agustus 2025 : 19 Sapar 1959 Ja : Hari Rabu Pahing

    14 Agustus 2025 : 20 Sapar 1959 Ja : Hari Kamis Pon

    15 Agustus 2025 : 21 Sapar 1959 Ja : Hari Jumat Wage

    16 Agustus 2025 : 22 Sapar 1959 Ja : Hari Sabtu Kliwon

    17 Agustus 2025 : 23 Sapar 1959 Ja : Hari Minggu Legi

    18 Agustus 2025 : 24 Sapar 1959 Ja : Hari Senin Pahing

    19 Agustus 2025 : 25 Sapar 1959 Ja : Hari Selasa Pon

    20 Agustus 2025 : 26 Sapar 1959 Ja : Hari Rabu Wage

    21 Agustus 2025 : 27 Sapar 1959 Ja : Hari Kamis Kliwon

    22 Agustus 2025 : 28 Sapar 1959 Ja : Hari Jumat Legi

    23 Agustus 2025 : 29 Sapar 1959 Ja : Hari Sabtu Pahing

    24 Agustus 2025 : 1 Mulud 1959 Ja : Hari Minggu Pon

    25 Agustus 2025 : 2 Mulud 1959 Ja : Hari Senin Wage

    26 Agustus 2025 : 3 Mulud 1959 Ja : Hari Selasa Kliwon

    27 Agustus 2025 : 4 Mulud 1959 Ja : Hari Rabu Legi

    28 Agustus 2025 : 5 Mulud 1959 Ja : Hari Kamis Pahing

    29 Agustus 2025 : 6 Mulud 1959 Ja : Hari Jumat Pon

    30 Agustus 2025 : 7 Mulud 1959 Ja : Hari Sabtu Wage

    31 Agustus 2025 : 8 Mulud 1959 Ja : Hari Minggu Kliwon

    September

    1 September 2025 : 9 Mulud 1959 Ja : Hari Senin Legi

    2 September 2025 : 10 Mulud 1959 Ja : Hari Selasa Pahing
    3 September 2025 : 11 Mulud 1959 Ja : Hari Rabu Pon

    4 September 2025 : 12 Mulud 1959 Ja : Hari Kamis Wage

    5 September 2025 : 13 Mulud 1959 Ja : Hari Jumat Kliwon
    6 September 2025 : 14 Mulud 1959 Ja : Hari Sabtu Legi

    7 September 2025 : 15 Mulud 1959 Ja : Hari Minggu Pahing

    8 September 2025 : 16 Mulud 1959 Ja : Hari Senin Pon

    9 September 2025 : 17 Mulud 1959 Ja : Hari Selasa Wage

    10 September 2025 : 18 Mulud 1959 Ja : Hari Rabu Kliwon

    11 September 2025 : 19 Mulud 1959 Ja : Hari Kamis Legi

    12 September 2025 : 20 Mulud 1959 Ja : Hari Jumat Pahing

    13 September 2025 : 21 Mulud 1959 Ja : Hari Sabtu Pon

    14 September 2025 : 22 Mulud 1959 Ja : Hari Minggu Wage

    15 September 2025 : 23 Mulud 1959 Ja : Hari Senin Kliwon

    16 September 2025 : 24 Mulud 1959 Ja : Hari Selasa Legi

    17 September 2025 : 25 Mulud 1959 Ja : Hari Rabu Pahing

    18 September 2025 : 26 Mulud 1959 Ja : Hari Kamis Pon

    19 September 2025 : 27 Mulud 1959 Ja : Hari Jumat Wage

    20 September 2025 : 28 Mulud 1959 Ja : Hari Sabtu Kliwon

    21 September 2025 : 29 Mulud 1959 Ja : Hari Minggu Legi

    22 September 2025 : 30 Mulud 1959 Ja : Hari Jumat Pahing

    23 September 2025 : 1 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Sabtu Pon

    24 September 2025 : 2 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Minggu Wage

    25 September 2025 : 3 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Senin Kliwon

    26 September 2025 : 4 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Selasa Legi

    27 September 2025 : 5 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Rabu Pahing

    28 September 2025 : 6 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Kamis Pon

    29 September 2025 : 7 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Jumat Wage

    30 September 2025 : 8 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Sabtu Kliwon

    Oktober

    1 Oktober 2025 : 9 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Rabu Legi

    2 Oktober 2025 : 10 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Kamis Pahing

    3 Oktober 2025 : 11 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Jumat Pon

    4 Oktober 2025 : 12 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Sabtu Wage

    5 Oktober 2025 : 13 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Minggu Kliwon

    6 Oktober 2025 : 14 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Senin Legi

    7 Oktober 2025 : 15 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Selasa Pahing

    8 Oktober 2025 : 16 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Rabu Pon

    9 Oktober 2025 : 17 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Kamis Wage

    10 Oktober 2025 : 18 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Jumat Kliwon

    11 Oktober 2025 : 19 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Sabtu Legi

    12 Oktober 2025 : 20 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Minggu Pahing

    13 Oktober 2025 : 21 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Senin Pon

    14 Oktober 2025 : 22 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Selasa Wage

    15 Oktober 2025 : 23 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Rabu Kliwon

    16 Oktober 2025 : 24 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Kamis Legi

    17 Oktober 2025 : 25 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Jumat Pahing

    18 Oktober 2025 : 26 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Sabtu Pon

    19 Oktober 2025 : 27 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Minggu Wage

    20 Oktober 2025 : 28 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Senin Kliwon

    21 Oktober 2025 : 29 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Selasa Legi

    22 Oktober 2025 : 30 Bakda Mulud 1959 Ja : Hari Rabu Pahing

    23 Oktober 2025 : 1 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Kamis Pon

    24 Oktober 2025 : 2 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Jumat Wage

    25 Oktober 2025 : 3 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Sabtu Kliwon

    26 Oktober 2025 : 4 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Minggu Legi

    27 Oktober 2025 : 5 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Senin Pahing

    28 Oktober 2025 : 6 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Selasa Pon

    29 Oktober 2025 : 7 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Rabu Wage

    30 Oktober 2025 : 8 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Kamis Kliwon

    31 Oktober 2025 : 9 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Jumat Legi 

    November

    1 November 2025 : 10 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Sabtu Pahing

    2 November 2025 : 11 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Minggu Pon

    3 November 2025 : 12 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Senin Wage

    4 November 2025 : 13 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Selasa Kliwon

    5 November 2025 : 14 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Rabu Legi

    6 November 2025 : 15 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Kamis Pahing

    7 November 2025 : 16 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Jumat Pon

    8 November 2025 : 17 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Sabtu Wage

    9 November 2025 : 18 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Minggu Kliwon

    10 November 2025 : 19 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Senin Legi

    11 November 2025 : 20 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Selasa Pahing

    12 November 2025 : 21 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Rabu Pon

    13 November 2025 : 22 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Kamis Wage

    14 November 2025 : 23 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Jumat Kliwon

    15 November 2025 : 24 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Sabtu Legi

    16 November 2025 : 25 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Minggu Pahing

    17 November 2025 : 26 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Senin Pon

    18 November 2025 : 27 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Selasa Wage

    19 November 2025 : 28 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Rabu Kliwon

    20 November 2025 : 29 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Kamis Legi

    21 November 2025 : 30 Jumadilawal 1959 Ja : Hari Jumat Pahing

    22 November 2025 : 1 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Sabtu Pon

    23 November 2025 : 2 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Minggu Wage

    24 November 2025 : 3 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Senin Kliwon

    25 November 2025 : 4 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Selasa Legi

    26 November 2025 : 5 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Rabu Pahing

    27 November 2025 : 6 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Kamis Pon

    28 November 2025 : 7 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Jumat Wage

    29 November 2025 : 8 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Sabtu Kliwon

    30 November 2025 : 9 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Minggu Legi

    Desember

    1 Desember 2025 : 9 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Senin Pahing

    2 Desember 2025 : 10 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Selasa Pon

    3 Desember 2025 : 11 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Rabu Wage

    4 Desember 2025 : 12 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Kamis Kliwon

    5 Desember 2025 : 13 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Jumat Legi

    6 Desember 2025 : 14 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Sabtu Pahing

    7 Desember 2025 : 15 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Minggu Pon

    8 Desember 2025 : 16 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Senin Wage

    9 Desember 2025 : 17 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Selasa Kliwon

    10 Desember 2025 : 18 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Rabu Legi

    11 Desember 2025 : 19 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Kamis Pahing

    12 Desember 2025 : 20 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Jumat Pon

    13 Desember 2025 : 21 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Sabtu Wage

    14 Desember 2025 : 22 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Minggu Kliwon

    15 Desember 2025 : 23 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Senin Legi

    16 Desember 2025 : 24 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Selasa Pahing

    17 Desember 2025 : 25 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Rabu Pon

    18 Desember 2025 : 26 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Kamis Wage

    19 Desember 2025 : 27 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Jumat Kliwon

    20 Desember 2025 : 28 Jumadilakir 1959 Ja : Hari Sabtu Legi

    21 Desember 2025 : 1 Rejeb 1959 Ja : Hari Minggu Pahing

    22 Desember 2025 : 2 Rejeb 1959 Ja : Hari Senin Pon

    23 Desember 2025 : 3 Rejeb 1959 Ja : Hari Selasa Wage

    24 Desember 2025 : 4 Rejeb 1959 Ja : Hari Rabu Kliwon

    25 Desember 2025 : 5 Rejeb 1959 Ja : Hari Kamis Legi

    26 Desember 2025 : 6 Rejeb 1959 Ja : Hari Jumat Pahing

    27 Desember 2025 : 7 Rejeb 1959 Ja : Hari Sabtu Pon

    28 Desember 2025 : 8 Rejeb 1959 Ja : Hari Minggu Wage

    29 Desember 2025 : 9 Rejeb 1959 Ja : Hari Senin Kliwon

    30 Desember 2025 : 10 Rejeb 1959 Ja : Hari Selasa Legi

    31 Desember 2025 : 11 Rejeb 1959 Ja : Hari Rabu Pahing

    (Tribunnews.com/Oktavia WW)

  • Pelabuhan KIT Batang Belum Beroperasi Optimal, Ini Penyebabnya

    Pelabuhan KIT Batang Belum Beroperasi Optimal, Ini Penyebabnya

    Batang

    Pelabuhan di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) saat ini masih belum dioptimalkan untuk pusat aktivitas ekspor dan impor.

    Direktur Utama KITB Ngurah Wirawan menjelaskan pelabuhan Batang baru dapat mengaktifkan terminal multifungsi seluas 2 hektar. Di mana terminal ini baru mampu menangani muatan curah kering dan cair.

    “Tahap awal yang akan dioperasikan bulan Maret besok dan direncanakan bulan April termasuk commissioning adalah terminal multi fungsi atau multi pupus terminal. Tapi belum ada craine buat kontainernya. Kapal yang bisa merapat itu masih terbatas,” katanya di Grand City Batang, Jawa Tengah dikutip, Senin (16/12/2024).

    Meski begitu, Ngurah mengatakan seiring bertambahnya volume aktivitas di kawasan industri, Pelindo berencana meningkatkan kapasitas pelabuhan di Batang, termasuk memetakan kebutuhan logistik dari kawasan lain seperti Kendal. Hanya saja hal ini belum akan terealisasi dalam dua tahun mendatang.

    “Artinya mereka juga harus dilayani dalam ekosistem logistik,” katanya.

    Akan tetapi, Menurutnya saat ini Pelindo masih mengoptimalkan aktivitas muat barang di Pelabuhan Petikemas Semarang. Selain itu, industri di KITB juga belum masif dalam pengiriman barang.

    “Karena kita masih tumbuh dan belum banyak ekspor dari Batang. Sehingga Pelindo menyampaikan untuk barang ekspor yang ada dikirim terlebih dahulu ke Pelabuhan Petikemas,” katanya.

    (rrd/rrd)