Greenpeace: RDF Rorotan Tak Selesaikan Akar Masalah, Justru Memperparah
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Greenpeace Indonesia mengecam pengoperasian fasilitas
Refuse Derived Fuel
(RDF) di Rorotan, Jakarta Utara, yang berdampak buruk bagi masyarakat.
Fasilitas RDF digunakan untuk mengolah sampah yang menumpuk dengan harapan dapat menghasilkan energi alternatif dari sampah.
Namun, Greenpeace menilai bahwa cara ini hanyalah solusi palsu.
Aktivitas
RDF Rorotan
justru memicu bau menyengat dan meningkatkan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) warga sekitar hingga penyakit kulit.
“Selain tidak menyelesaikan akar masalah, proses RDF juga menghasilkan polusi udara yang signifikan, yang semakin memperburuk kondisi lingkungan dan kesehatan masyarakat,” ujar Kepala Greenpeace Indonesia Leonard Simanjuntak dalam keterangannya, Sabtu (22/3/2025).
RDF adalah teknologi pengolahan sampah untuk menghasilkan bahan bakar alternatif.
Di Jakarta, teknologi RDF yang digunakan, termasuk di Bantargebang, hanya mampu mengolah 1.500–2.000 ton sampah per hari.
Sementara itu, volume sampah harian yang masuk mencapai 7.500–8.000 ton.
Namun, Greenpeace menilai pendekatan ini bukan solusi jangka panjang dan justru menimbulkan masalah baru, mulai dari polusi udara hingga beban kesehatan masyarakat.
Juru Kampanye Isu Plastik dan Perkotaan Greenpeace Indonesia Ibar Akbar menyebut, pengolahan sampah melalui RDF dapat mengandung 50 persen limbah plastik campuran.
Hal itu menyebabkan pencemaran udara saat dibakar, karena plastik dapat melepaskan zat berbahaya ke udara.
Oleh karenanya, dia menilai, RDF bukanlah solusi yang baik dalam mengurangi sampah, melainkan memperburuk lingkungan di Rorotan.
“Pemerintah selalu mengandalkan teknologi mahal tanpa fokus pada pengurangan sampah dari sumbernya. Ini bukan solusi nyata dan justru memperburuk dampak lingkungan,” kata Ibar Akbar.
Menurut Greenpeace, akar masalah dari bau menyengat di RDF Rorotan adalah sampah yang tidak terpilah dan dikelola dalam kondisi kotor.
Selain itu, proyek RDF dinilai kurang transparan dan minim partisipasi warga.
Greenpeace mendorong pemerintah agar beralih ke solusi berkelanjutan, mulai dari pemilahan sampah dari sumber hingga penguatan regulasi pengurangan plastik sekali pakai.
“Pemerintah harus serius dalam menerapkan sistem guna ulang
(reuse)
dan kebijakan pengurangan sampah dari hulu,” jelas dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Greenpeace: RDF Rorotan Tak Selesaikan Akar Masalah, Justru Memperparah Megapolitan 22 Maret 2025
/data/photo/2025/03/21/67dd297cbaece.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)