Jakarta, CNN Indonesia —
Penelitian terbaru mengungkap gravitasi Planet Mars menarik Bumi mendekat ke Matahari. Dampaknya ternyata berbahaya bagi kondisi iklim di Bumi.
Bukti geologis yang mencakup lebih dari 65 juta tahun menunjukkan bahwa arus laut dalam di Bumi mengalami siklus kekuatan yang berulang setiap 2,4 juta tahun.
Siklus ini, yang disebut sebagai “siklus besar astronomi”, tampaknya terkait dengan interaksi gravitasi antara Bumi dan Mars.
Mars dan Bumi saling tarik-menarik dengan gravitasinya saat bergerak di angkasa, menciptakan efek kecil tapi nyata yang disebut perturbasi gravitasi. Meskipun jarak kedua planet ini puluhan juta mil, tarikan gravitasinya cukup kuat untuk menyebabkan sedikit perubahan pada orbit masing-masing.
Ketika Mars dan Bumi berada pada jarak terdekat – kira-kira setiap 26 bulan – gravitasi Mars sedikit menyenggol orbit Bumi.
Perubahan ini sangat kecil dan tidak mengganggu jalur Bumi, tapi dalam jangka waktu yang lama, perubahan ini bisa bertambah dan berperan dalam pergeseran bentuk atau kemiringan orbit Bumi. Kondisi ini disebut dapat mempengaruhi pola iklim jangka panjang.
Arus laut dalam, yang bergantian antara fase yang lebih kuat dan lebih lemah, secara signifikan memengaruhi akumulasi sedimen di dasar laut.
Selama periode arus yang lebih kuat, yang sering disebut “pusaran air raksasa” atau pusaran air, gerakan yang kuat ini mencapai kedalaman jurang dan mengikis akumulasi sedimen di sana. Temuan dari studi baru ini menjelaskan bagaimana siklus ini selaras dengan interaksi gravitasi Bumi-Mars.
“Medan gravitasi planet-planet di tata surya saling berinteraksi satu sama lain, dan interaksi ini, yang disebut resonansi, mengubah eksentrisitas planet, sebuah ukuran seberapa dekat orbit mereka dengan lingkaran,” jelas salah satu penulis studi Dietmar Müller, seorang profesor geofisika dari University of Sydney, mengutip Earth, Senin (9/12).
Tak terkait pemanasan global
Akibat resonansi ini, tarikan gravitasi Mars menarik Bumi sedikit lebih dekat ke Matahari, yang menyebabkan peningkatan radiasi matahari dan iklim yang lebih hangat.
Seiring waktu, Bumi akan kembali menjauh, menyelesaikan siklus ini kira-kira setiap 2,4 juta tahun. Pengaruh gravitasi yang halus ini mungkin berperan dalam membentuk pola iklim jangka panjang Bumi.
Para peneliti menggunakan data satelit untuk memetakan akumulasi sedimen di dasar lautan selama jutaan tahun.
Tim menemukan kesenjangan dalam catatan geologi, yang menunjukkan bahwa arus laut yang lebih kuat selama periode yang lebih hangat, yang disebabkan oleh pengaruh Mars, mungkin telah mengganggu pengendapan sedimen.
Temuan ini menambah bukti bahwa mekanika langit, termasuk tarikan gravitasi Mars, berdampak pada iklim Bumi.
Namun, para ilmuwan mengklarifikasi bahwa efek pemanasan ini tidak terkait dengan pemanasan global saat ini yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca manusia.
“Data laut dalam kami yang mencakup 65 juta tahun menunjukkan bahwa lautan yang lebih hangat memiliki sirkulasi dalam yang lebih kuat,” jelas Adriana Dutkiewicz, penulis utama studi ini dan ahli sedimen di University of Sydney.
Mekanisme orbit dan siklus astronomi di halaman berikutnya…
Mekanisme orbit di tata surya seperti tarian kosmik yang dikoreografikan oleh gravitasi. Setiap planet, bulan, asteroid, dan bahkan partikel debu yang sangat kecil mengikuti jalur tertentu, atau orbit, mengelilingi benda yang lebih besar karena gaya gravitasi.
Mekanisme orbit antara Mars dan Bumi adalah tentang posisi, kecepatan, dan jarak mereka di tata surya, menciptakan hubungan yang menarik. Kedua planet ini mengorbit Matahari dalam jalur elips, tapi Bumi lebih dekat ke Matahari dan bergerak lebih cepat di sepanjang orbitnya.
Bumi membutuhkan waktu sekitar 365 hari untuk menyelesaikan satu kali orbit, sedangkan Mars, yang lebih jauh, membutuhkan waktu sekitar 687 hari.
Perbedaan ini berarti Bumi “mengitari” Mars dalam orbitnya setiap 26 bulan, sehingga menciptakan kesempatan untuk melakukan pendekatan dekat yang disebut oposisi atau ketika Mars berada tepat di seberang Matahari di langit yang terlihat dari Bumi.
Pendekatan ini merupakan hal yang sangat penting bagi eksplorasi ruang angkasa. Ketika merencanakan misi ke Mars, para ilmuwan memanfaatkan jalur yang efisien yang sesuai dengan posisi relatif Bumi dan Mars.
Mekanisme orbital tidak hanya mengatur perjalanan itu sendiri tapi juga waktunya, memastikan kita bisa mengirim penjelajah, pendarat, dan akhirnya manusia ke Mars dengan tepat dan efisien.
Siklus astronomi
Meskipun masih bersifat spekulatif, penelitian tentang tarikan gravitasi Mars ini menyoroti potensi siklus astronomi untuk mempengaruhi iklim Bumi dan mempengaruhi sirkulasi samudera.
Hal ini, di atas penyelarasan jalur peluncuran misi luar angkasa yang disebutkan di atas untuk misi Bumi sebelumnya dan di masa depan ke Mars.
Temuan-temuan ini menekankan keterkaitan antara mekanika orbit planet dan sistem alam Bumi, serta menawarkan perspektif baru tentang bagaimana kosmos dapat membentuk iklim planet kita selama jutaan tahun.
Memahami interaksi ini tidak hanya memperdalam pengetahuan kita tentang sejarah Bumi, tetapi juga memberikan wawasan tentang ketahanan sistem samudra dalam menghadapi perubahan iklim yang sedang berlangsung.
“Hal ini berpotensi menjaga lautan agar tidak menjadi stagnan bahkan jika sirkulasi balik meridional Atlantik melambat atau berhenti sama sekali,” pungkas Adriana.