Geram dengan Mafia Beras, Mentan Amran: Ini Sabotase Pemerintah?

Geram dengan Mafia Beras, Mentan Amran: Ini Sabotase Pemerintah?

Jakarta, Beritasatu.com – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyinggung adanya dugaan keterlibatan mafia beras atas adanya kenaikan harga di kala produksi melimpah. Mentan Amran bahkan membeberkan adanya data janggal dibalik berkurangnya stok beras di Pasar Beras Induk Cipinang (PBIC) sehingga menyebabkan adanya kenaikan harga.

Amran membeberkan, berdasarkan data harga beras yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS), terlihat adanya penurunan secara bulanan atau month to month dari Maret ke April 2025. Namun, dia memandang ada sumber kejanggalan yang mempengaruhi kenaikan harga beras dengan alasan stok berkurang seperti yang terjadi di PBIC.

“Oke, sekarang pertanyaan saya, kenapa dikatakan hari ini stok di Cipinang kurang dan harga naik?” terang Amran saat jumpa pers di kantor Kementan, Selasa (3/6/2025).

Amran pun membeberkan kejanggalan data stok beras di PBIC dengan membandingkan data yang berasal dari BPS dengan data PBIC atau food station Tjipinang. “Ini harus diluruskan. Jangan seenaknya kita menyampaikan ini bisa sebagai sabotase pemerintah. Sabotase data karena ada kepentingan pribadi,” kata Amran.

Dalam data PBIC yang ditampilkan Amran, sejak tahun 2020, stok awal beras stabil berada di kisaran angka berkisar 30-an ribu ton hingga memasuki Januari 2025 melonjak menjadi 50-an ribu ton karena peningkatan produksi. Sementara angka pengeluaran dari stok beras, PBIC mengeluarkan antara 2000 sampai 3000 ton.

Akan tetapi pada 28 Mei 2025, Amran menunjukkan pengeluaran dari stok beras melambung menjadi 11.410 ton beras. “Ini tadi 3.000; 3.000; 4.000; 2.000; 1.000 (beras yang keluar rata-rata di PBIC, red). Ini masuk akal enggak? Teman media, masuk akal enggak? Ini 11.000 keluar satu hari. Aneh kan?” tutur Amran.

Amran menegaskan, dari data tersebut menampilkan kejanggalan yang dirinya sinyalir sebagai tindakan mafia beras.

“Artinya apa? Ada middle man yang mempermainkan. Ini lah terkadang kita sebut sebagai mafia. Jangan mempermainkan kita setengah mati beproduksi. Kita setengah mati bantu petani,” tegas Amran.