Gempa M 5,3 Guncang Kepulauan Aru, Tak Berisiko Tsunami Regional 2 Februari 2025

Gempa M 5,3 Guncang Kepulauan Aru, Tak Berisiko Tsunami
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        2 Februari 2025

Gempa M 5,3 Guncang Kepulauan Aru, Tak Berisiko Tsunami
Tim Redaksi
AMBON, KOMPAS.com
– Gempa tektonik berkekuatan 5,3 magnitudo mengguncang Kabupaten
Kepulauan Aru
, Maluku, Minggu pagi (2/2/2025) pukul 05.24 WIT.
Data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (
BMKG
) menunjukkan gempa tersebut berada pada titik koordinat 4,42 Lintang Selatan dan 136,42 Bujur Timur Laut, atau berjarak 151 km arah Timur Laut Kepulauan Aru, Maluku, pada kedalaman 58 km di bawah laut.
Adapun dari data yang diperoleh, gempa jenis dangkal tersebut ikut dirasakan getarannya di wilayah Mimika dan Kaimana, Papua Barat, dengan skala III-IV MMI.
Sejauh ini, belum ada laporan mengenai dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.
BMKG memastikan bahwa gempa tersebut tidak berisiko menimbulkan tsunami.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” kata Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG
Daryono
dalam keterangan tertulis yang diterima
Kompas.com
, Minggu.
Daryono menjelaskan bahwa dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan kerak bumi di Zona Graben Aru.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun dengan kombinasi mendatar atau oblique normal fault,” terangnya.
Adapun dari hasil monitoring BMKG, hingga pukul 06.00 WIT, belum ada aktivitas gempa susulan di wilayah itu.
Terkait gempa tersebut, BMKG mengimbau warga Kepulauan Aru agar tetap tenang dan tidak terpengaruh dengan isu-isu yang tidak bertanggung jawab.
Warga juga diminta untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” kata Daryono mengimbau.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.