Bima, Beritasatu.com – Wilayah Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 4,9 pada Rabu, (8/1/2025) pukul 01.52 Wita. Kepala Stasiun Geofisika Mataram, Sumawan mengungkapkan, episenter gempa terletak pada koordinat 8,21° LS dan 119,27° BT, tepatnya di laut, sekitar 64 kilometer timur laut Kota Bima, dengan kedalaman 11 kilometer.
Sumawan menjelaskan, hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan gempa ini merupakan jenis gempa dangkal yang dipicu oleh aktivitas Sesar Naik Busur Belakang Flores (Flores back arc thrust).
Menurutnya, mekanisme pergerakan naik atau thrust fault ini menghasilkan getaran yang cukup signifikan di permukaan, meskipun episentrumnya berada di laut.
“Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi ini diidentifikasi sebagai gempa dangkal yang disebabkan oleh sesar aktif di wilayah tersebut,” ujar Sumawan dalam keterangannya, Rabu (8/1/2024).
Sementara itu, laporan dari masyarakat menyebutkan bahwa guncangan akibat gempa dirasakan dengan intensitas IV MMI (modified mercalli intensity) di wilayah Bima.
Pada skala tersebut, guncangan cukup kuat untuk dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah, menyebabkan gerabah pecah, pintu dan jendela berderit, serta dinding berbunyi.
“Hingga saat ini, belum ada laporan kerusakan bangunan atau fasilitas umum yang signifikan. Hasil pemodelan tsunami dari BMKG juga memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami, sehingga masyarakat diminta untuk tetap tenang,” jelasnya.
BMKG juga melaporkan adanya lima aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) hingga pukul 02.15 Wita. Meskipun magnitudonya lebih kecil dibandingkan gempa utama, masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi dampak tambahan, terutama pada bangunan yang telah mengalami keretakan.
“Untuk menghindari risiko yang lebih besar, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan menghindari informasi hoaks. Jangan mudah percaya pada isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pastikan informasi diperoleh dari sumber resmi seperti BMKG,” tambahnya.
BMKG juga mengingatkan agar masyarakat tidak mendekati atau memasuki bangunan yang mengalami keretakan atau kerusakan hingga ada kepastian keamanan dari pihak berwenang. Sebelum kembali ke rumah, pastikan struktur bangunan dalam kondisi baik dan tidak mengalami kerusakan akibat gempa bumi tektonik yang dapat membahayakan keselamatan.