Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

GEGER Anak Bunuh Ayah Kandung di Sidoarjo, Korban Tewas Karena 15 Luka Bacokan Celurit

GEGER Anak Bunuh Ayah Kandung di Sidoarjo, Korban Tewas Karena 15 Luka Bacokan Celurit

TRIBUNJATENG.COM, SIDOARJO – Seorang pria yang diduga mengalami depresi secara membabi buta membacok ayah kandungnya sendiri hingga tewas.

Pelaku membacok menggunakan celurit saat korban sudah tertidur seusai minum obat.

Peristiwa tersebut bahkan sempat diketahui para tetangga yang mendengar suara gadung di rumah korban dan pelaku.

Pria berinisial MSC (33) ditangkap polisi setelah membunuh ayahnya, BS (60), di Dusun Mbokong Nisor, Desa Klantingsari, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo.

Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo, AKP Fahmi Amarullah mengungkapkan bahwa pelaku sempat mengamuk saat dijenguk oleh kakaknya, NL (35), sebelum melakukan aksi brutal tersebut.

“Pelaku ini 3 bersaudara.”

“Anak pertamanya (korban) mau menjenguk orangtuanya yang lagi sakit,” kata AKP Fahmi Amarullah, Selasa (17/12/2024).

Kejadian bermula pada Minggu (15/12/2024) sekira pukul 21.00, ketika NL datang untuk menjenguk MSC yang sedang mengalami depresi.

Setelah memberikan obat penenang, NL merasa bahwa adik dan ayahnya sudah beristirahat, sehingga dia memutuskan pulang.

Namun setelah ditinggal, depresi MSC kembali kambuh.

“Kemudian, dia mengambil celurit dan secara membabi buta melakukan penganiayaan kepada ayahnya sendiri,” ujar AKP Fahmi.

Hasil otopsi dari RS Pusdik Sabhara Bhayangkara Porong menunjukkan bahwa BS mengalami 15 luka bacokan di leher, dada, dan kepala. 

“Korban meninggal dunia di tempat,” tambahnya.

Ketua RW setempat, Sunyoto menjelaskan bahwa peristiwa tersebut dimulai ketika NL mengantar obat untuk BS dan MSC.

“Itu orangtuanya (korban) sakit, terus kakaknya pelaku datang memberikan obat, termasuk membawa obat penenang buat pelaku,” katanya.

Setelah NL pulang, suara gaduh terdengar dari rumah korban.

“Tetangga dengar suara ‘dok dok dok’, terus didatangi, ternyata orangtuanya sudah ditemukan meninggal.”

“Bahkan saya datang sudah enggak ada (meninggal), terus lapor polisi,” ujar Sunyoto.

Kasus ini menjadi perhatian publik dan menyoroti masalah kesehatan mental yang dihadapi pelaku.

Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait peristiwa tragis ini. (*)