TRIBUNJATIM.COM – Sopir taksi online dianiaya pengendara mobil Wuling warna putih bernomor polisi B 1715 BKX.
Edwin Anunjaya menjadi korban penganiayaan saat melintasi tol Jakarta arah Tangerang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Tepatnya pada Minggu pagi, 17 November 2024.
Saat itu, Edwin Anunjaya sedang membawa penumpang.
Sementara pengendara mobil merek Wulling warna putih bernomor polisi B 1715 BKX berada di depannya mengambil ke arah kiri secara mendadak.
Edwin pun berinisiatif untuk memberi klakson karena takut sopir kendaraan tersebut mengantuk atau sedang mabuk.
“Maksudnya ingin tahu, nih, si pengemudi ini ngantuk apa mabuk. Tapi ternyata begitu saya kelakson dia marah,” ucapnya.
“Tiba-tiba ngerem-ngerem gitu, kayak seakan pengin mundur gitu kan. Otomatis kan saya ikut ngerem,” lanjut dia.
“Nah, ketika kita nyari aman ngambil ke kanan, dia ikut ke kanan,” ungkap Edwin Anunjaya, Senin, 18 November 2024.
Kemudian, Edwin mengambil ke kiri, namun mobil Wuling tersebut masih terus mengikuti pergerakannya.
Edwin juga sudah berusaha meminta maaf jika memang klaksonnya membuat kaget.
Ia sendiri merasa beruntung karena saat kejadian tersebut, kondisi lalu lintas masih sepi dari laju kendaraan.
Jika saja arus kendaraan ramai, maka tidak menutup kemungkinan bakal terjadi kecelakaan.
Edwin menduga, pengemudi mobil sedang mabuk karena ketika turun dari mobil sudah oleng dan sempat ditarik oleh wanita.
Edwin Anunjaya, driver taksi online yang menjadi korban pengeroyokan oleh pengendara lain di Tol Jakarta arah Tangerang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu pagi, 17 November 2024 (Wartakotalive.com/Miftahul Munir)
“Pengemudi lain pun sempet videoin juga mas, kita nyari aman kan.”
“Karena saya, satu, juga di tengah tol, kedua, ya udah kata penumpangnya, ‘Sudah bang, sudah bang’,” ungkapnya.
Meski dalam keadaan oleng, kata Edwin Ananjaya, pengemudi mobil tersebut menganiaya dirinya dan sempat dibantu oleh rekannya.
Ia pun mengaku kaosnya sampai sobek dan kepalanya pusing usai dianiaya oleh pengendara Wuling.
“Dua, dua, yang baju putih sama baju yang kuning. Dikeroyok, tanpa ampun.”
“Kita sementara udah minta maaf segala macem, tapi dia arogan banget pukul saya.”
“Seakan-akan tuh dia enggak mikir itu di tengah tol gitu lho, mas.”
“Saya saja sendiri, istilah kita takut andai kata mobil belakang pada kenceng-kenceng, apa enggak selesai tuh, saya,” tegas Edwin Ananjaya.
Namun hingga kini Edwin Ananjaya belum melapor ke polisi.
Edwin Ananjaya mengaku baru melaporkan kasus penganiayaan tersebut ke manajemen aplikasi guna mengetahui langkah apa yang bakal diambil.
Sebab, Edwin Ananjaya ingin mengikuti prosedur aplikator agar bisa didampingi oleh tim hukum dalam kasus penganiayaan ini.
“Kalau saya tetap pakai prosedur, mas, karena kami kan ada wawancaranya ya, untuk sejauh ini baru cuma lapor sama pihak Gojek,” tuturnya.
“Nah, kita tinggal tunggu konfirmasi pihak Gojek itu seperti apa, kita belum dikasih tahu,” tegas Edwin Anunjaya, Senin, 18 November 2024.
Ilustrasi penganiayaan (Pixabay via Pexels)
Menurut Edwin Anunjaya, dirinya tidak mengalami luka yang serius usai dianiaya oleh dua pengendara mobil merek Wuling warna putih.
Namun ia mengalami pusing di kepala, dan pipinya terasa sakit meski tidak memar.
Bukan itu saja, kaca spion mobilnya juga rusak akibat perbuatan para pelaku penganiayaan tersebut.
“Mobil kaca spion saya saksinya pun penumpang saya tahu, kaca spion sampai ngeplek (copot menggantung) begitu.”
“Akhirnya saya coba bawa ke bengkel, tadi pagi sempat kita service, kita benerin, supaya balik normal,” tegasnya.
Meski dalam kondisi spion rusak dan mengalami penganiayaan, Edwin Ananjaya mengaku tetap mengantar penumpangnya sampai tujuan.
Edwin Ananjaya merasa hal itu sudah jadi tanggung jawab dirinya sebagai driver taksi online.
Ia juga tak ingin mengecewakan penumpangnya.
“Karena kan memang dia (penumpangnya) juga kebetulan buru-buru, buru-buru memang mau tugas juga.”
“Ya kita punya tanggung jawab sebagai taksi online, kita layanin dengan baik mas, kita antar sampai tempat,” ungkapnya.
Sementara di Jawa Timur, seorang juru parkir di Kabupaten Banyuwangi mengaku ditodong dengan senjata api oleh pengemudi.
Sang juru parkir bernama Fanani tersebut telah melapor ke polisi.
Kejadian tersebut terjadi di Jalan Banterang Baru, Kelurahan Temenggungan, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi, Rabu (29/10/2024).
Tepatnya di dekat Toko Abba Mart, tempat juru parkir tersebut bekerja.
Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Andrew Vega, membenarkan adanya laporan soal dugaan penodongan senjata api tersebut.
Polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), meminta keterangan beberapa saksi, dan menghimpun informasi-informasi lainnya.
“Saat ini kami sedang melakukan penyelidikan. Pengakuan korban, memang mengaku ditodong (senjata api),” kata Andrew, Kamis (31/10/2024).
Suasana di lokasi tempat diduga penodongan senjata api oleh pengendara mobil kepada juru parkir (TribunJatim.com/Aflahul Abidin)
Namun beberapa saksi di lokasi yang telah diperiksa polisi mengaku tak melihat langsung detik-detik penodongan tersebut.
Maka dari itu, polisi masih mendalami kasus itu hingga saat ini.
Menurut pengakuan sang juru parkir, pengemudi mobil yang diduga menodong dirinya mengendarai sedan BMW berwarna pink bernopol cantik.
Menurut Andrew, CCTV di sekitar lokasi menunjukkan adanya kendaraan tersebut ketika kejadian.
Tapi detik-detik penodongan tak terlihat dalam rekaman.
“Kalau kendaraan itu memang ada di CCTV, sesuai dengan yang disebutkan pelapor. Tapi soal ada tidaknya penodongan itu yang masih kami dalami,” lanjutnya.
Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, peristiwa tersebut terjadi pada Rabu siang.
Para saksi di lokasi mengaku mengetahui peristiwa adu mulut antara tukang parkir dan pengendara sedan pink.
“Kejadian waktu itu ada mobil boks yang mau masuk ke area parkir, sedan pink itu mengantre untuk lewat,” kata salah satu saksi yang bernama Yanto.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com