Gaza Hadapi Bencana Kelaparan dalam Beberapa Bulan ke Depan Jika Situasi Tak Kunjung Membaik

Gaza Hadapi Bencana Kelaparan dalam Beberapa Bulan ke Depan Jika Situasi Tak Kunjung Membaik

PIKIRAN RAKYAT – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan situasi di Gaza akan semakin memburuk. Seluruh populasi di Gaza yang diperkiran 2,1 jura orang akan menghadapi krisis pangan yang lebih buruk lagi.

Berdasarkan laporan peringatan dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) dan Program Pangan Dunia (WFP), Gaza menghadapi Integrated Food Security Phase Classification atau IPC 3, yaitu tingkat kerawanan pangan akut. 

Sementara, jika kondisi tak kunjung membaik, diperkirakan pada September 2025 akan terjadi bencana kelaparan atau fase paling parah yaitu IPC 5. Hal ini dikarenakan blokade serta operasi militer besar di kawasan tersebut.

Selain krisis kemanusiaan yang terjadi di Jalur Gaza, harga pangan yang tinggi ditambah dengan mata pencaharian yang menipis dan blokade komersial akan mempercepat keruntuhan ekonomi.

Israel telah melakukan blokade bantuan terhadap Gaza sejak 2 Maret 2025 yang menyebabkan krisis kebutuhan dasar. Warga Palestina di Gaza menghadapi situasi sulit selama berbulan-bulan.

Sejak serangan Oktober 2023, Israel telah menyebabkan 55.432 warga Palestina meninggal dunia. Selain itu, 128.923 warga lainnya terluka dan belasan ribu orang hilang. Mayoritas korban merupakan anak-anak, perempuan, dan lansia.

Laporan ini tak hanya memperingatkan soal kondisi di Palestina, sejumlah negara juga menghadapi persoalan pangan serupa. Sudan, Sudan Selatan, Haiti, dan Mali menghadapi krisis pangan yang mengkhawatirkan.

Masyarakat di negara tersebut sudah menghadapi kelaparan, berisiko kelaparan, atau dihadapkan dengan tingkat kerawanan pangan akut yang sangat parah akibat konflik yang semakin intensif atau terus berlanjut, guncangan ekonomi, dan bencana alam. 

“Laporan ini memperjelasnya: kelaparan saat ini bukanlah ancaman yang jauh, ini adalah keadaan darurat sehari-hari bagi jutaan orang,” kata Direktur Jenderal FAO QU Dongyu dilaporkan kantor berita Palestina, WAFA.

“Kita harus bertindak sekarang, dan bertindak bersama-sama, untuk menyelamatkan nyawa dan menjaga mata pencaharian. Melindungi pertanian dan hewan milik masyarakat untuk memastikan mereka dapat terus memproduksi makanan di tempat mereka berada, bahkan dalam kondisi yang paling sulit dan keras,” ujarnya.

Neraka di bumi

Situasi buruk yang tengah terjadi di Gaza dinilai lebih buruk dari neraka di bumi. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Mirjana Spoljaric.

“Kemanusiaan sedang gagal di Gaza. Kita tidak bisa terus melihat apa yang terjadi,” katanya.

ICRC saat ini menempatkan sekitar 300 staf di Gaza dan membantu orang-orang yang terdampak genosida di Gaza. Spoljaric mengatakan rumah sakit yang dikelola IRC di Rafah dibanjiri korban dalam beberapa hari terakhir.

Saksi yang berada di lokasi mengatakan militer Israel penjajah menembaki kerumunan warga Palestina yang mencoba mendapatkan bantuan pangan yang begitu dibutuhkan.

“Situasi di wilayah tersebut melampaui standar hukum, moral, dan kemanusiaan yang dapat diterima. Fakta bahwa kita menyaksikan suatu bangsa dilucuti sepenuhnya dari martabat kemanusiaannya seharusnya benar-benar mengejutkan hati nurani kolektif kita,” tuturnya dilaporkan Arab News.

Lebih lanjut, dia mengatakan pemimpin dunia harus berbuat lebih banyak dan lebih nyata dalam upaya mengakhiri penderitaan warga Palestina di Gaza.

“Konsekuensinya akan menghantui mereka dan sampai ke rumah mereka,” katanya.***