Yogyakarta, Beritasatu.com – Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi tahunan Garebek Besar bertepatan dengan Hari Raya Iduladha 1446 Hijriah. Tradisi yang hanya digelar satu kali dalam setahun ini disambut antusias oleh ribuan warga dan wisatawan yang memadati area Masjid Gedhe Kauman dan Keraton Yogyakarta sejak pagi hari.
Garebek Besar menjadi salah satu atraksi budaya yang paling dinanti masyarakat. Prosesi diawali dengan iring-iringan prajurit Keraton Yogyakarta yang berjalan kaki dari dalam keraton menuju kompleks Masjid Gedhe Kauman. Terdapat 10 bregada prajurit dengan total sekitar 800 prajurit yang ikut serta dalam prosesi kali ini.
Puncak acara adalah arak-arakan enam gunungan yang terdiri dari hasil bumi seperti sayuran, padi, dan makanan tradisional. Gunungan-gunungan ini melambangkan rasa syukur Keraton atas kelimpahan rezeki dan hasil bumi, serta menjadi simbol keharmonisan manusia dengan alam.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yang memperbolehkan pengunjung memperebutkan isi gunungan secara langsung, tahun ini Abdi Dalem Keraton membagikan isi gunungan secara tertib kepada masyarakat. Warga dan wisatawan yang telah menunggu sejak pagi langsung merangsek maju saat pembagian dimulai.
“Saya sudah ikut dari tahun lalu, ini sedekah raja Jogja, katanya kalau disimpan mendatangkan rejeki,” kata Rahmad Ramdani, wisatawan asal Banten kepada Beritasatu.com, Sabtu (7/6/2025).
Selain sebagai tradisi budaya, Garebek Besar juga menyimpan nilai filosofi tentang pentingnya menjaga alam dan mensyukuri berkah kehidupan.
“Semua punya maknanya, tradisi yang mengajak kembali kita untuk berterima kasih karena kita harus jaga dan sayang sama alam,” ujar Nova Dewi, wisatawan asal Jakarta.
