Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Galian Kabel di Bandung Dinilai Bikin Macet dan Rawan Kecelakaan, Kapan Selesai? Bandung 13 Desember 2024

Galian Kabel di Bandung Dinilai Bikin Macet dan Rawan Kecelakaan, Kapan Selesai?
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        13 Desember 2024

Galian Kabel di Bandung Dinilai Bikin Macet dan Rawan Kecelakaan, Kapan Selesai?
Editor
KOMPAS.com
– Proyek
galian kabel
bawah tanah di Kota Bandung, Jawa Barat (Jabar), menjadi perhatian warga. Selain memperparah kemacetan, proyek ini dinilai telah menimbulkan korban kecelakaan.
Dalam beberapa pekan terakhir, pemandangan Kota Bandung terasa tidak nyaman akibat tumpukan material proyek seperti gulungan kabel, karung tanah, dan batu yang dibiarkan di badan jalan.
Kondisi ini menyebabkan penyempitan jalan dan permukaan tidak rata yang membahayakan pengendara.
Proyek galian kabel di Kota Bandung ini dikerjakan di 143 jalan protokol dengan total panjang 204 kilometer.
Pengerjaan tahap pertama di 29 ruas jalan ditargetkan selesai pada Desember 2024. Akan tetapi, hingga kini proyek itu baru berjalan sepanjang 16,3 kilometer dan 8,2 kilometer masih tahap persiapan.
Untuk mengurangi dampak negatif, proyek galian kabel atau ducting ini akan dihentikan sementara mulai 15 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025.
Anggota Komisi C DPRD Kota Bandung, Andri Rusmana menilai, pengerjaan proyek ini dilakukan secara sporadis dan menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat. Dia menyoroti dampak galian kabel yang meliputi kemacetan serta korban kecelakaan.
“Seolah-olah Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menutup mata akan hal tersebut, walaupun Pj wali kota sudah menyampaikan timeline-nya pekerjaan tersebut akan selesai pada 15 Desember ini,” kata Andri, Jumat (13/12/2024), dikutip dari
TribunJabar.id
.
Tak hanya itu, Andri juga meminta pihak pelaksana untuk memperhatikan kualitas pengerjaan proyek ini.
“Kualitasnya (jalan) malah menurun yang menimbulkan kecelakaan, bahkan ada yang sudah selesai tapi tambalannya langsung rusak lagi. Masih ada sisa 2 hari lagi, pengusaha harus memakai bahan aspal yang berkualitas,” ujar Andri.
Dia juga mendesak pengembang bertanggung jawab kepada korban kecelakaan, termasuk memberikan santunan sebagai permintaan maaf.
“Harusnya perusahaan bisa bertanggung jawab membiayai atau memberikan uang sebagai pengganti selama (korban) tidak bekerja atau istirahat di rumah,” tegasnya.
Selain itu, Andri mengajak masyarakat untuk aktif melaporkan kondisi berbahaya di lokasi proyek.
“Dan diharapkan Pemkot bergerak cepat menyelesaikan semua laporan agar tidak ada korban-korban lainnya lagi,” ucap Andri.
Salah satu kecelakaan yang jadi perhatian terjadi di Jalan Tamansari, tepatnya di depan Kebun Binatang Bandung, pada Kamis (12/12/2024) malam.
Seorang pengendara motor mengalami kecelakaan setelah
menabrak beton penutup lubang galian kabel.
Dalam video yang viral di media sosial, pengendara terlihat duduk di pinggir jalan dengan motor rusak di bagian depan.
Beton penutup lubang tampak diletakkan sembarangan tanpa rambu peringatan, sedangkan kondisi jalan gelap tanpa penerangan.
Kanit Gakkum Satlantas Polrestabes Bandung, AKP Arif Saepul Haris membenarkan perihal adanya kejadian tersebut.
“Ini barusan, baru ada kakaknya membuat laporan ke kami, karena yang bersangkutan (korban) masih di rumah sakit,” tutur Arif, Jumat (13/12/2024).
Pj Wali Kota Bandung, A Koswara menyatakan, pihaknya telah memberikan saran kepada pengembang, PT Bandung Infra Investama (BII), untuk meminimalkan dampak proyek, termasuk memasang rambu peringatan.
“Termasuk dengan memberikan rambu-rambu lalu lintas di arah masuk dari ruas yang digali. Di ujungnya dikasih tahu bahwa di sini ada galian supaya pengguna lalu lintas mengambil arah lain, kami sudah sampaikan seperti itu,” paparnya.
Dia pun meminta pengembang menyelesaikan pekerjaan sebelum Natal dan Tahun Baru serta memberikan santunan kepada korban kecelakaan.
“Nah korban kemarin, tadi pagi saya sudah koordinasi, tolong alamatnya dicari supaya bisa diberikan santunan kepada korban,” ungkapnya.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi menjelaskan, pihaknya telah memberikan masukan kepada pengembang untuk memperbaiki metode kerja, khususnya dalam proses pemadatan jalan.
“Kemarin rapat secara keseluruhan, jadi yang pertama proses pemadatannya itu kan sekaligus setelah numpuk semua baru dipadatkan. Kami minta per layer, kemarin kami sampaikan,” beber Didi, Kamis (12/12/2024).
Didi menambahkan, setiap lapisan proyek harus dipadatkan secara bertahap agar permukaan jalan tidak turun. Pada proses akhir,
bekas lubang galian
juga akan dipadatkan dengan metode berjenjang.
Pihaknya juga terus berkoordinasi dengan pengembang untuk memastikan pengerjaan proyek berjalan dengan benar.
“Kalau ada temuan nanti ditindaklanjuti, dibikin lebih simpel, daripada surat-menyurat, lebih cepat komunikasi langsung,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.