Distribusi bantuan ke daerah-daerah hilir dan pedesaan, seperti Tamiang dan Desa Tualang, Langkat, menjadi prioritas karena bantuan ke wilayah kota dinilai sudah banyak.
Perjalanan kemanusiaan ini tidak luput dari kendala, terutama dalam menemukan angkutan udara.
“Kemarin kita sempat kesulitan sekali menemukan angkutan udara karena traffic nol koma rame,” cerita Ferry.
Namun, berkat sinergi yang baik, tim akhirnya mendapat bantuan dari DitPolairud yang membawa 2,5 ton, serta dukungan pengamanan dari Polda Sumatera Utara dan bantuan logistik dari teman-teman di Medan.
Ferry Irwandi menekankan bahwa kolaborasi semua pihak, termasuk TNI dan BNPB, adalah kunci.
“Yang dibutuhkan adalah sinergi semua orang supaya sistem itu benar, semua terkoneksi, dan banyak yang terbantu,” ujarnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5433400/original/089198600_1764843437-Ferry_Irwandi_salurkan_bantuan_untuk_korban_banjir_Sumatra.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)