“Karena itulah kami mengajak seluruh aparatur Kepolisian Republik Indonesia, mari kita jaga spirit Polri Merah Putih, kita jaga seluruh kekeladanan yang diberikan, seluruh kepercayaan rakyat-rakyat, mandat rakyat di dalam menegakkan keadilan dan ketertiban hukum,” jelas Hasto.
Hasto menambahkan polisi sudah punya role model yang sangat jujur dan dicintai rakyat.
“Ada tampilan bagaimana Jenderal Hoe Geng yang menjadi panutan, beliau bukan politisi, beliau polisi. Polisi Merah Putih, bukan Parcok,” kata Hasto.
Politisi asal Yogyakarta ini menambahkan di beberapa wilayah fenomena parcok itu digerakkan secara masif. Karena itu, Hasto mengimbau seluruh rakyat Indonesia agar menjaga kapal Republik Indonesia tidak hancur.
“Mari kita jaga kemerdekaan kita, kedaulatan kita, keberanian kita untuk berbicara, sehingga Republik Indonesia yang dipertaruhkan dengan susah payah oleh pendiri Republik dapat tegak kokoh berdiri,” kata Hasto.
Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) RI ini mengingatkan suatu negara tanpa sistem hukum, suatu negara ketika sistem demokrasinya dimanipulasi, itu bagikan tubuh tanpa tulang. Semua menjadi tidak berdaya.
“Dan di tengah-tengah berbagai persoalan tersebut, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia, kepada seluruh civil society, kepada seluruh kaum pergerakan pro-demokrasi yang masih menjaga akal sehat, berani menegakan kebenaran di dalam menjaga bumi pertiwi ini,” jelas Hasto.
Sementara itu, Deddy menambahkan Polri memiliki Tri Brata dan Catur Prasetya yang harus dipegang teguh oleh setiap anggota kepolisian. Dia menilai saat ini Polri jauh dari yang diharapkan masyarakat. “Harusnya Polri mengayomi, melindungi, dan menjaga masyarakat,” tegas Deddy. (fajar)