TRIBUNJAKARTA.COM – Sebuah coran penyangga tower provider yang sedang dibangun di atas musala di Jalan Mista Raya, Kavling Bumi Indah Sejahtera, RT 08/RW 05, Desa Karang Satria, Kabupaten Bekasi ambruk pada Senin (27/1/2025) pukul 10.00 WIB.
Saat insiden terjadi, terdapat tujuh pekerja yang tengah beraktivitas di lokasi.
Akibat peristiwa tersebut, enam pekerja mengalami luka-luka, sementara satu pekerja lainnya dinyatakan meninggal setelah tertimpa coran penyangga tower.
TribunJakarta.com, mengumpulkan fakta-fakta terbaru terkait coran penyangga tower provider yang ambruk di Bekasi.
Belum Berhasil Dievakuasi
Proses pembongkaran tower yang coran penyangganya runtuh di Desa Karang Satria, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, masih terkendala oleh cuaca hujan.
Hingga saat ini, petugas gabungan baru berhasil menurunkan empat tiang tower sejak dimulainya pembongkaran pada Selasa (28/1/2025) pukul 03.30 WIB.
“Sudah dilakukan dari jam 04.30 WIB tadi sampai jam 11.00 WIB. Itu kurang lebih baru empat tiang tower paling atas yang bisa diturunkan,” ungkap personel Basarnas Unit Siaga SAR Bekasi, Boby Yoenartha Putra, di lokasi kejadian.
Boby menjelaskan, selain faktor cuaca, lamanya pembongkaran juga disebabkan oleh penggunaan alat manual.
“Untuk pembongkaran tower sendiri memang menggunakan alat manual. Jadi memang waktunya cukup lama,” kata Boby.
Akibat kondisi tersebut, petugas tidak dapat memastikan kapan jasad korban dapat dievakuasi.
“Untuk target kami tidak bisa memastikan karena yang paling kami utamakan adalah safety dari teman-teman yang bekerja,” imbuhnya.
Warga Mengungsi
Sebanyak 100 dari 46 kepala keluarga (KK) yang terdampak reruntuhan coran penyangga tower diungsikan ke tempat aman.
“Jadi total warga itu yang diungsikan ada lebih kurang 46 KK dengan jumlah jiwanya lebih kurang 100 jiwa,” kata Ketua RT 08/RW 05 Desa Karang Satria, Listiawati di kediamannya, Selasa (28/1/2025).
Listiawati menjelaskan, warga yang terdampak diungsikan ke rumah warga yang tak jauh dari kediaman mereka.
Lokasi pengungsian di luar radius 150 meter dari lokasi tower telah ditentukan petugas.
“Mereka ngungsi ada ke beberapa rumah warga yang memang jauh dari radius, ada juga yang ke keluarganya yang memang di luar dari lingkungan di sini,” ungkap dia.
Selama di pengungsian, pengurus RT setempat membuka dapur umum untuk memasok makanan bagi pengungsi.
Selain memasak, pengurus RT juga bertugas untuk mendistribusikan makanan ke warga terdampak yang mendiami tempat pengungsian.
“Dapur umum ini yang masak adalah ibu-ibu pengurus RT. Jadi ibu-ibu pengurus RT kita masak bareng di situ, kita sebarkan ke warga yang terdampak atau yang masuk radius itu,” imbuh dia.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
