Liputan6.com, Jakarta – Durian Baduy salah satu buah unggulan dari wilayah Baduy Banten menarik perhatian banyak pencinta durian karena keunikan rasa dan aromanya yang khas.
Tidak hanya sekadar durian biasa, durian Baduy menyimpan cerita panjang tentang tradisi, keaslian, dan keharmonisan antara manusia dan alam. Sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Baduy yang sangat menjunjung tinggi prinsip hidup sederhana dan ramah lingkungan, durian ini tumbuh secara alami tanpa campur tangan bahan kimia atau teknik budidaya modern.
Proses pertumbuhan yang sepenuhnya organik ini menjadikan rasa durian Baduy begitu istimewa, memberikan pengalaman rasa yang berbeda dibandingkan dengan durian dari daerah lain.
Salah satu ciri khas dari durian Baduy adalah rasa manis legit yang berpadu dengan sedikit rasa pahit yang lembut, menciptakan keseimbangan rasa yang kompleks namun harmonis.
Teksturnya lembut dan creamy, dengan warna daging buah yang cenderung kuning keemasan. Aroma durian Baduy juga lebih halus dibandingkan durian pada umumnya, membuatnya lebih cocok bahkan untuk mereka yang biasanya kurang menyukai bau menyengat durian.
Keunikan rasa ini tidak terlepas dari faktor lingkungan tempat durian tersebut tumbuh. Pohon-pohon durian di wilayah Baduy dibiarkan tumbuh secara alami di tengah hutan yang masih asri, dengan tanah subur yang kaya akan mineral dan tanpa penggunaan pupuk kimia.
Selain itu, iklim yang sejuk dan curah hujan yang stabil di kawasan ini turut memengaruhi kualitas buah yang dihasilkan. Selain faktor lingkungan, durian Baduy juga memiliki nilai budaya yang kuat.
Bagi masyarakat Baduy, durian bukan sekadar komoditas, melainkan bagian dari kehidupan sehari-hari dan simbol hubungan erat dengan alam. Proses pemanenan dilakukan dengan cara tradisional dan penuh kehati-hatian, sering kali melibatkan ritual tertentu yang mencerminkan rasa syukur terhadap hasil bumi.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3603725/original/096286700_1634296118-1634295580711.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)