Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Fakta-Fakta Tryzub, Senjata Laser Baru Ukraina, Diyakini Terinspirasi dari DragonFire Milik Inggris – Halaman all

Fakta-Fakta Tryzub, Senjata Laser Baru Ukraina, Diyakini Terinspirasi dari DragonFire Milik Inggris – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Di tengah perang melawan Rusia yang kini sudah berlangsung lebih dari 1.000 hari, Ukraina dilaporkan sedang mengembangkan senjata laser terbaru.

Senjata laser itu diberi nama Tryzub atau Trident (yang berarti trisula dalam Bahasa Indonesia), yang mengacu pada simbol nasional Ukraina yang melambangkan kemerdekaan, kekuatan, dan persatuan, sebagaimana dilaporkan oleh First Post.

Berbicara di sebuah pertemuan puncak pertahanan di Kyiv awal pekan ini, Vadym Sukharevskyi, Komandan Angkatan Bersenjata Sistem Tak Berawak Ukraina, mengonfirmasi pengembangan senjata laser tersebut.

“Senjata itu benar-benar berfungsi; ini nyata. Kami bisa menyatakan bahwa saat ini Ukraina, jika saya tidak salah, adalah negara kelima yang memiliki senjata laser,” kata Sukharevskyi, mengutip Kyiv Post.

Namun, apa saja yang diketahui tentang senjata laser baru ini, dan bagaimana efektivitasnya dalam perang melawan Rusia?

1. Pakar Menyebut Tryzub Terinspirasi dari DragonFire Milik Inggris

Belum banyak yang diketahui tentang Tryzub atau Trident.

Hingga kini, yang diketahui hanyalah kemampuannya untuk menjatuhkan pesawat pada jarak lebih dari dua kilometer.

Kolonel Vadym Sukharevskyi, tanpa memberikan keterangan lebih rinci, menyebut bahwa Tryzub saat ini sedang beroperasi, meskipun ia tidak mengatakan secara spesifik di mana senjata itu ditempatkan.

Meskipun tidak diketahui bagaimana Ukraina mengembangkan Tryzub, beberapa pakar pertahanan percaya bahwa senjata ini mungkin terinspirasi dari desain DragonFire milik Inggris.

Tembakan laser DragonFire, desain Tryzub diyakini terinspirasi dari jenis senjata ini (UK Ministry of Defence)

DragonFire adalah senjata energi terarah laser (LDEW) canggih, yang menggunakan sinar cahaya intens untuk menembus target dan dapat menyerang dengan kecepatan cahaya.

Senjata ini dirancang untuk menembak jatuh pesawat tanpa awak, rudal, pesawat terbang, dan bahkan satelit.

Beberapa pihak menyatakan bahwa DragonFire bahkan mampu menghantam target seukuran koin £1 (sekitar Rp19.000).

Meskipun Inggris belum mengungkapkan jangkauan tepat DragonFire, beberapa sumber menyebutkan bahwa senjata ini dapat mengenai sasaran dan memanaskannya hingga lebih dari 3.000 derajat Celsius.

Selain itu, selama ada daya listrik, senjata ini memiliki keunggulan amunisi yang tidak terbatas.

Mantan Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps menyebutkan bahwa DragonFire akan diluncurkan pada tahun 2027, yang berarti saat ini belum beroperasi.

Pada bulan April, Shapps juga mengatakan bahwa Inggris mungkin akan mempercepat produksi DragonFire untuk mengirimkannya ke Ukraina guna digunakan dalam konflik yang sedang berlangsung.

2. Keuntungan yang Bisa Diberikan Tryzub untuk Ukraina

Jika klaim Ukraina dapat dipercaya dan Tryzub benar sedang beroperasi, hal ini akan memberikan keuntungan besar bagi Kyiv dalam perang melawan Rusia.

Para ahli mencatat bahwa hal ini akan membuka alternatif untuk menghantam target, seperti pesawat tanpa awak, tanpa menggunakan rudal yang lebih mahal.

Selain itu, jika Tryzub terinspirasi oleh sistem DragonFire, biaya operasionalnya mungkin hanya sekitar £10 per tembakan.

Tryzub juga bisa digunakan untuk melawan rudal hipersonik Rusia, yang mampu melaju secepat 6.115 km/jam dan sulit dijatuhkan oleh sistem pertahanan konvensional.

“Keunggulan terbesar senjata laser adalah kemampuannya untuk menghancurkan target murah seperti drone tanpa harus menggunakan sesuatu yang jauh lebih mahal,” kata Martin J. Dougherty, seorang ahli senjata dan penulis Aircraft, Tanks, and Artillery of the Ukraine War, kepada The Telegraph.

Pakar lain menambahkan bahwa keuntungan lain dari senjata laser adalah “magasin tak terbatas” yang memungkinkan senjata ini terus digunakan selama ada daya listrik.

Namun, senjata laser juga memiliki keterbatasan. Patrick Senft dari Armament Research Services, sebuah lembaga konsultan intelijen teknis yang mengkhususkan diri pada penelitian senjata dan amunisi, mengatakan kepada CNN bahwa target yang bergerak lebih cepat atau tahan panas, seperti peluru artileri dan rudal balistik, jauh lebih sulit dinetralkan dan membutuhkan sistem yang lebih canggih.

Senjata laser DragonFire, desain Tryzub diyakini terinspirasi dari jenis senjata ini (UK Ministry of Defence)

3. Negara-Negara yang Memiliki Senjata Laser

Dengan Tryzub, Ukraina bergabung dengan “klub elit” negara-negara yang memiliki senjata laser.

Angkatan Darat AS dilaporkan menggunakan laser berenergi tinggi berbasis truk untuk menembak jatuh berbagai target, termasuk drone, helikopter, mortir, dan roket.

Negara-negara lain, termasuk Israel, Turki, Jerman, Jepang, dan China, juga telah mengembangkan senjata laser.

Baru-baru ini, Taiwan dilaporkan memiliki sistem senjata laser.

Pada bulan Juli, Korea Selatan mengumumkan bahwa mereka akan mulai mengerahkan sistem senjata laser untuk mencegat drone Korea Utara.

Administrasi Program Akuisisi Pertahanan Korea Selatan mengatakan bahwa sistem “Block-I” ini akan dikerahkan pada akhir tahun, dengan lebih banyak lagi sistem yang akan menyusul di masa depan.

India juga telah menguji senjata laser, termasuk DURGA (Directionally Unrestricted Ray Gun Array) dan KALI (Kilo Ampere Linear Injector) yang telah dikembangkan sejak akhir 1980-an.

Sementara DURGA diproyeksikan sebagai senjata laser berbasis ruang angkasa yang mampu menghancurkan satelit di orbit, KALI diperkirakan mampu menembakkan pulsa sinar elektron berenergi tinggi yang dikenal sebagai Relativistic Electron Beams (REB).

Rusia, sebagai musuh utama Ukraina, juga sedang mengembangkan senjata laser berenergi tinggi berbasis darat untuk membutakan satelit musuh.

Banyak pakar pertahanan memprediksi bahwa pesawat tanpa awak berbiaya rendah akan membuat senjata laser menjadi kebutuhan bagi semua negara dan berbagai negara akan menemukan aplikasi non-militer dari senjata ini, seperti perlindungan dari serangan teroris.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)