Laporan Wartawan Tribunjatim.com, Nurika Anisa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Penemuan perawatan kulit yang banyak dibicarakan akhir-akhir ini adalah eksosom atau exosome. Vesikel kecil yang diproduksi oleh sel untuk membawa molekul bioaktif (secretome).
Komunikator ini dikatakan dapat melakukan segalanya mulai dari peningkatan prosedur di klinik kecantikan, mengurangi kemerahan di kulit, peremajaan, hingga mengatasi masalah rambut rontok.
Hal ini diusung Facena Beauty Clinic dalam penerapan terapi exosome untuk mengatasi masalah kulit wajah melalui Phoenix Cells Therapy, atau lebih mudahnya disebut terapi Phoenix.
“Terapi Phoenix memungkinkan pemulihan permasalahan jaringan kulit yang kompleks melalui proses yang non-invasif, stabil, dan efektif,” papar dr. Daniel Widiyanto, Sp. And selaku Founder sekaligus Dokter Anti-Aging dari Facena Beauty Clinic, Jumat (29/11/2024).
Terapi phoenix adalah kombinasi perawatan tunggal yang dilakukan oleh dokter medis dengan menggunakan produk Revivsome (exosome cocktail) terbitan PT Supio Cosmetics Indonesia (SCI).
Kombinasi ini bertujuan memberikan hasil maksimal untuk permasalahan kulit yang spesifik, mengingat exosome dalam kandungan Revivsome merupakan nanopartikel ekstraseller yang dilepaskan beberapa sel termasuk dari sel punca.
dr. Daniel Widiyanto menyebut, permasalahan kulit yang bisa diatasi menggunakan terapi Phoenix antara lain acne (jerawat) kecil hingga meradang, scar (bekas luka), flek, kerutan, pori-pori, serta beberapa masalah kulit lain.
“Bagian badan bisa juga, misal untuk selulit atau stretch mark dan menariknya bisa untuk rambut,” sebutnya.
Terapi ini dikatakan dapat dikombinasikan dengan treatment tertentu seperti untuk mengatasi masalah kulit kering, kebutuhan peremajaan kulit dan mengatasi tanda penuaan.
Treatment ini tidak terbatas pada perempuan. Bisa juga digunakan pada masalah kulit wajah pria.
“Treatment untuk cowok bisa mengatasi masalah pori besar, dan kemudian jerawatan, terapi ini juga untuk mengatasi scar. Tentu saja kombinasi treatment mengatasi masalah mereka,” ujar dr. Daniel.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa, perawatan dengan produk Revivsome dilakukan dengan mengoleskan produk itu sendiri menggunakan kuas medis ke area wajah atau badan yang memiliki permasalahan jaringan.
Perawatan medis tunggal lainnya yang menjadi bagian kombinasi terapi Phoenix dilakukan sebelum atau sesudah pengaplikasikan Revivsome sesuai arahan dokter.
Meskipun proses pengolesan Revivsome dianggap cukup mudah, namun metode tersebut tetap hanya boleh dianjurkan oleh dokter khusus atau tenaga ahli medis, untuk menghindari infeksi atau peradangan dan ketidaksesuaian dosis.
“Mengoleskan exosomenya setelah pasien melakukan treatment lain, setelah itu kita oleskan di kulit pasien. Tidak perlu disuntikan karena kandungannya sangat kecul. Bisa bawah mata, leher, rambut, badan. Kali ini fokus scar sehingga di bagian wajah,” ungkapnya.
Hasil terapi yang dibanderol kisaran harga Rp9 juta ini juga telah dirasakan oleh beauty enthusiast Surabaya Nadya Wulan.
Dijelaskan dr. Daniel, Nadya membutuhkan perawatan untuk kulit kering, bruntusan dan kusam akibat terlalu sering memakai makeup.
Sehingga perawatan yang dilakukan adalah skin booster untuk melembabkan kulit. Supaya lebih awet hasilnya, ditambahkan dengan exosome.
“Tidak ada treatment yang bertahan selamanya, memang diulang minimal satu bulan sekali selama tiga hingga empat kali. Kemudian dirawat selama enam bulan sekali,” sebutnya.
Sementara itu, Nadya menyebut, efek pertama terapi exosome yang dirasakan adalah minim downtime. Dapat menggunakan makeup setelah sehari perawatan.
“Kulit lebih kenyal dan kalau mau pakai makeup tidak perlu tebal-tebal, sudah nempel, dan kulitnya sudah bagus,” ujar model Surabaya tersebut.