Event: vaksinasi

  • 6 Tips Mencegah Penyakit TBC Sejak Usia Dini

    6 Tips Mencegah Penyakit TBC Sejak Usia Dini

    Jakarta: Tuberkulosis, atau TBC merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, biasanya menyerang paru-paru.

    Penyakit ini dapat menyebar melalui udara, terutama saat penderita TBC batuk atau bersin, dan masih menjadi salah satu penyakit menular yang cukup umum di Indonesia. 

    Menurut data Kementerian Kesehatan, angka kematian tinggi akibat Tuberkulosis (TBC) di Indonesia cukup tinggi yaitu sekitar 144.000 kasus. TBC juga menjadi salah satu dari 10 penyebab kematian utama di dunia. 

    Oleh karena itu, pencegahan TBC sejak usia dini sangat penting untuk melindungi kesehatan anak-anak dan mencegah penyebaran penyakit ini di masyarakat. 
     

    Berikut ini beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah TBC sejak dini:
    1. Vaksinasi BCG

    Vaksinasi BCG (Bacillus Calmette–Guérin) adalah langkah pertama dalam mencegah TBC pada anak-anak. Vaksin ini diberikan pada bayi baru lahir untuk memberikan perlindungan terhadap bentuk TBC berat, seperti TBC meningitis dan TBC milier. Pastikan anak mendapatkan vaksin BCG sesuai jadwal imunisasi.
    2. Menjaga kebersihan lingkungan

    Lingkungan yang bersih dan sehat dapat mengurangi risiko penyebaran bakteri TBC. Rutin membersihkan rumah, menjaga ventilasi udara, dan memastikan rumah memiliki pencahayaan yang cukup adalah cara-cara efektif untuk menjaga lingkungan tetap sehat. Udara yang baik dan sinar matahari dapat membantu membunuh bakteri TBC di lingkungan sekitar.
    3. Hindari kontak anak dengan penderita TBC aktif

    Anak-anak dan orang dewasa sebaiknya menghindari kontak langsung dengan orang yang menderita TBC aktif. Jika ada anggota keluarga atau teman yang sedang dalam pengobatan TBC, penting untuk memberikan edukasi mengenai etika batuk dan bersin, serta menggunakan masker untuk mengurangi risiko penularan.
    4. Penerapan pola hidup sehat

    Menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bernutrisi, cukup istirahat, dan rutin berolahraga, dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Imunitas yang kuat mampu melawan berbagai infeksi, termasuk bakteri penyebab TBC. Pastikan anak-anak mendapatkan asupan protein, vitamin, dan mineral yang cukup untuk mendukung daya tahan tubuh.
    5. Rutin pemeriksaan kesehatan

    Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin, terutama jika ada anggota keluarga yang mengidap TBC. Pemeriksaan dini membantu mendeteksi infeksi TBC lebih awal sehingga dapat segera ditangani. Jika anak mengalami gejala seperti batuk terus-menerus selama dua minggu atau lebih, demam, atau penurunan berat badan tanpa sebab jelas, segera periksakan ke dokter.
    6. Edukasi tentang TBC

    Mengajarkan anak-anak tentang pentingnya menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan sebelum makan dan menutup mulut saat batuk atau bersin, juga menjadi bagian dari pencegahan TBC. Edukasi ini membantu anak-anak mengembangkan kebiasaan sehat sejak dini yang dapat melindungi dari risiko infeksi.

    (Nithania Septianingsih)

    Jakarta: Tuberkulosis, atau TBC merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, biasanya menyerang paru-paru.
     
    Penyakit ini dapat menyebar melalui udara, terutama saat penderita TBC batuk atau bersin, dan masih menjadi salah satu penyakit menular yang cukup umum di Indonesia. 
     
    Menurut data Kementerian Kesehatan, angka kematian tinggi akibat Tuberkulosis (TBC) di Indonesia cukup tinggi yaitu sekitar 144.000 kasus. TBC juga menjadi salah satu dari 10 penyebab kematian utama di dunia. 
    Oleh karena itu, pencegahan TBC sejak usia dini sangat penting untuk melindungi kesehatan anak-anak dan mencegah penyebaran penyakit ini di masyarakat. 
     

     
    Berikut ini beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah TBC sejak dini:

    1. Vaksinasi BCG

    Vaksinasi BCG (Bacillus Calmette–Guérin) adalah langkah pertama dalam mencegah TBC pada anak-anak. Vaksin ini diberikan pada bayi baru lahir untuk memberikan perlindungan terhadap bentuk TBC berat, seperti TBC meningitis dan TBC milier. Pastikan anak mendapatkan vaksin BCG sesuai jadwal imunisasi.

    2. Menjaga kebersihan lingkungan

    Lingkungan yang bersih dan sehat dapat mengurangi risiko penyebaran bakteri TBC. Rutin membersihkan rumah, menjaga ventilasi udara, dan memastikan rumah memiliki pencahayaan yang cukup adalah cara-cara efektif untuk menjaga lingkungan tetap sehat. Udara yang baik dan sinar matahari dapat membantu membunuh bakteri TBC di lingkungan sekitar.

    3. Hindari kontak anak dengan penderita TBC aktif

    Anak-anak dan orang dewasa sebaiknya menghindari kontak langsung dengan orang yang menderita TBC aktif. Jika ada anggota keluarga atau teman yang sedang dalam pengobatan TBC, penting untuk memberikan edukasi mengenai etika batuk dan bersin, serta menggunakan masker untuk mengurangi risiko penularan.

    4. Penerapan pola hidup sehat

    Menerapkan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bernutrisi, cukup istirahat, dan rutin berolahraga, dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Imunitas yang kuat mampu melawan berbagai infeksi, termasuk bakteri penyebab TBC. Pastikan anak-anak mendapatkan asupan protein, vitamin, dan mineral yang cukup untuk mendukung daya tahan tubuh.

    5. Rutin pemeriksaan kesehatan

    Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin, terutama jika ada anggota keluarga yang mengidap TBC. Pemeriksaan dini membantu mendeteksi infeksi TBC lebih awal sehingga dapat segera ditangani. Jika anak mengalami gejala seperti batuk terus-menerus selama dua minggu atau lebih, demam, atau penurunan berat badan tanpa sebab jelas, segera periksakan ke dokter.

    6. Edukasi tentang TBC

    Mengajarkan anak-anak tentang pentingnya menjaga kebersihan, seperti mencuci tangan sebelum makan dan menutup mulut saat batuk atau bersin, juga menjadi bagian dari pencegahan TBC. Edukasi ini membantu anak-anak mengembangkan kebiasaan sehat sejak dini yang dapat melindungi dari risiko infeksi.
     

    (Nithania Septianingsih)
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Kasus Gondongan di RI Lagi ‘Ngegas’, Catat Cara Obati-Cegah Biar Tak Ikut Tertular

    Kasus Gondongan di RI Lagi ‘Ngegas’, Catat Cara Obati-Cegah Biar Tak Ikut Tertular

    Jakarta

    Kasus gondongan di Indonesia baru-baru ini mengalami peningkatan. Banyak anak-anak hingga remaja dilaporkan terjangkit penyakit ini, disebabkan oleh infeksi virus pada kelenjar ludah.

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan bahwa meskipun ada peningkatan jumlah kasus gondongan (mumps) pada anak di beberapa wilayah, kondisi tersebut masih dapat terkendali.

    “Peningkatan kasus terjadi di beberapa daerah, namun situasi saat ini masih terkendali,” ujar Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, yang dikutip dari Antara pada Sabtu (16/11/2024).

    Dikutip dari Medical News Today, gondongan merupakan infeksi virus yang sangat menular pada kelenjar ludah, yang sering menyerang anak-anak.

    Gejala paling khas dari penyakit ini adalah pembengkakan kelenjar ludah, sehingga wajah pengidap terlihat membesar di bagian pipi. Kelenjar ludah yang biasanya terpengaruh adalah kelenjar parotis.

    Gejala gondongan umumnya muncul 2-3 minggu setelah infeksi. Meski demikian, sekitar 20 persen pengidap tidak menunjukkan gejala apa pun. Pada tahap awal, biasanya muncul gejala seperti flu, seperti:

    Nyeri tubuhSakit kepalaHilangnya nafsu makan atau mualKelelahan umumDemam ringan

    Dalam beberapa hari, gejala khas gondongan mulai terlihat, seperti nyeri dan pembengkakan kelenjar parotis, salah satu dari tiga kelompok kelenjar ludah, yang menyebabkan pembengkakan pipi.

    Meski jarang, gondongan juga dapat menyerang orang dewasa. Pada kasus ini, gejala biasanya serupa, tetapi terkadang lebih parah dengan risiko komplikasi yang lebih tinggi.

    Karena disebabkan oleh virus, gondongan tidak dapat diatasi dengan antibiotik, dan hingga saat ini belum ada obat antivirus yang spesifik untuk mengobatinya.

    Penanganan yang tersedia hanya bertujuan meredakan gejala hingga infeksi mereda, serupa dengan cara tubuh melawan flu. Sebagian besar pengidap gondongan sembuh dalam waktu sekitar dua minggu.

    Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala meliputi:

    Mengonsumsi banyak cairan, terutama air putih, dan menghindari jus buah yang dapat merangsang produksi air liur.Mengompres area yang bengkak dengan sesuatu yang dingin.Mengonsumsi makanan lembut atau cair untuk mengurangi nyeri saat mengunyah.Beristirahat dan tidur yang cukup.Berkumur dengan air garam hangat.Mengonsumsi obat pereda nyeri.

    Pencegahan gondongan yang paling efektif adalah melalui vaksinasi. Vaksin gondongan dapat diberikan secara terpisah atau sebagai bagian dari vaksin MMR yang juga melindungi dari rubella dan campak.

    Vaksin MMR biasanya diberikan kepada bayi berusia di atas satu tahun, lalu diulang sebelum memasuki usia sekolah.

    Selain itu, untuk mencegah penyebaran infeksi, beberapa tindakan pencegahan dapat dilakukan, seperti:

    Mencuci tangan dengan air dan sabun sesering mungkin.Tidak masuk kerja atau sekolah hingga lima hari setelah gejala muncul.Menutup hidung dan mulut dengan tisu saat bersin atau batuk.

    (naf/naf)

  • Apakah Orang yang Pernah Kena Penyakit Gondongan Bisa Tertular Lagi? Ini Penjelasannya

    Apakah Orang yang Pernah Kena Penyakit Gondongan Bisa Tertular Lagi? Ini Penjelasannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Gondongan disebabkan oleh virus paramyxovirus. Penyakit ini umum terjadi pada anak usia 5-14 tahun. Apakah orang yang pernah kena penyakit gondongan bisa tertular lagi?

    Gondongan mudah ditularkan melalui air liur, batuk, bersin, dan saat berbagi barang pribadi. Gondongan utamanya memengaruhi kelenjar ludah, yang juga dikenal sebagai kelenjar parotis.

    Kelenjar ini bertanggung jawab atas produksi air liur. Terdapat tiga set kelenjar ludah di setiap sisi wajah, yang terletak di belakang dan di bawah telinga. Gejala khas gondongan adalah pembengkakan kelenjar ludah.

    Salah satu gejala yang paling umum pada anak-anak, yakni sering merasakan nyeri pada saluran telinga bagian luar, kemudian menyebar ke sekitarnya. Selain itu, anak-anak juga akan mengalami gejala lainnya, seperti demam, kelelahan, sakit kepala, nyeri sendi, dan kurang tidur.

    Tidak sedikit penelitian menyebutkan gondongan hanya didapat sekali seumur hidup. Lantas, apakah orang yang pernah terkena penyakit gondongan bisa tertular lagi? Ini penjelasannya yang dikutip dari Vinmec, Kamis (14/11/2024).

    Setelah terinfeksi gondongan, akan ada antibodi penetral di dalam tubuh. Antibodi ini dipertahankan dalam konsentrasi rendah tetapi memiliki efek perlindungan, memberikan kekebalan seumur hidup.

    Namun, bukan berarti kekebalan tubuh tersebut membuat Anda bisa bersentuhan dengan orang yang terinfeksi tanpa khawatir. Setiap orang harus mengambil tindakan proaktif untuk melindungi kesehatan mereka sendiri.

    Orang yang pernah menderita gondongan biasanya terlindungi seumur hidup dari infeksi gondongan berikutnya yang berarti gondongan untuk kedua kalinya jarang terjadi.

    Sementara itu, tidak semua orang yang terpapar virus gondongan merasakan sakit. Jika seseorang telah divaksinasi dengan dua dosis vaksin gondongan, kecil kemungkinannya akan terkena penyakit gondongan. Namun, seseorang yang belum divaksinasi harus mewaspadai gejala gondongan.

    Vaksin gondongan belum terbukti efektif dalam mencegah penyakit setelah terpapar, tetapi vaksinasi pada orang yang rentan terpapar akan mengurangi risiko penyakit dari kemungkinan terkena gondongan di masa depan.

    Jika gejala muncul (umumnya 16 hari hingga 18 hari setelah terpapar), orang tersebut tidak boleh pergi ke sekolah atau bekerja setidaknya selama sembilan hari dan harus menghubungi penyedia layanan kesehatan.

  • 7 Tips Ampuh Menghadapi Musim Hujan Agar Tetap Aman dan Nyaman

    7 Tips Ampuh Menghadapi Musim Hujan Agar Tetap Aman dan Nyaman

    Jakarta: Musim hujan yang telah tiba membawa perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari. Hujan tidak hanya menyuburkan tanaman dan mengisi kembali cadangan air, namun juga menimbulkan tantangan bagi masyarakat.

    Jika kita tidak berhati-hati, banjir, gangguan kesehatan, dan kecelakaan di jalan raya bisa meningkat. Hujan deras dapat menimbulkan genangan air yang berbahaya, dan cuaca lembap mempercepat penyebaran penyakit.

    Selain itu, jalan yang licin dan jarak pandang yang buruk juga dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan diri dengan baik agar bisa menyambut musim hujan ini dengan aman dan nyaman.

    Berikut Medcom.id telah merangkum 7 hal yang perlu diperhatikan agar bisa melewati musim hujan dengan aman dan nyaman. Simak informasinya berikut ini ya!
     

     

    1. Persiapkan Perlengkapan Anti Hujan

    Saat musim hujan, salah satu hal yang wajib disiapkan adalah perlengkapan anti hujan. Payung, jas hujan, dan tas tahan air menjadi barang yang wajib dibawa setiap kali keluar rumah. 

    Selain itu, penggunaan sepatu yang tahan air juga sangat disarankan untuk menghindari kaki basah. Persiapan ini dapat mengurangi ketidaknyamanan saat beraktivitas di luar ruangan.

    2. Periksa Saluran Air di Rumah

    Banjir adalah masalah yang sering terjadi selama musim hujan, terutama di kawasan perkotaan. Untuk mengantisipasi genangan air, penting untuk memeriksa saluran air di sekitar rumah, termasuk selokan dan talang. Pastikan tidak ada sampah yang menghalangi aliran air. Dengan langkah pencegahan ini, kita bisa mengurangi risiko banjir yang dapat merusak properti.

    3. Periksa Kondisi Kendaraan

    Bagi pengendara, musim hujan menuntut kewaspadaan lebih saat berkendara. Salah satu langkah penting adalah memastikan kendaraan dalam kondisi prima. Periksa wiper, pastikan sistem rem bekerja dengan baik, dan cek kondisi ban apakah sudah cukup dalam untuk menanggulangi jalanan yang licin. Mengemudi dengan hati-hati dan mengurangi kecepatan juga penting untuk menghindari kecelakaan.

    4. Hindari Membuang Sampah Sembarangan

    Sampah yang dibuang sembarangan dapat menyumbat saluran drainase dan memperburuk genangan air di jalan-jalan. Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya. Menjaga kebersihan lingkungan bukan hanya menciptakan suasana yang nyaman, tetapi juga membantu mencegah banjir yang dapat merusak infrastruktur.

    5. Jaga Kesehatan Selama Musim Hujan

    Musim hujan sering diikuti dengan peningkatan kasus penyakit flu, batuk, dan demam. Oleh karena itu, menjaga kesehatan tubuh sangat penting. Pastikan konsumsi makanan bergizi, tidur cukup, serta menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan dan menggunakan masker saat diperlukan. Pemerintah juga mendorong masyarakat untuk melakukan vaksinasi flu sebagai langkah pencegahan.

    6. Waspadai Bahaya Petir

    Salah satu bahaya yang kerap menyertai musim hujan adalah petir. Selama hujan deras, petir dapat menyambar dan menyebabkan kebakaran atau bahkan kecelakaan. Hindari beraktivitas di luar ruangan saat petir menyambar, terutama di dekat pohon atau struktur tinggi lainnya. Jika berada di luar, segera cari tempat berlindung di dalam bangunan yang aman.

    7. Ikuti Perkiraan Cuaca

    Memantau perkiraan cuaca menjadi salah satu cara efektif untuk merencanakan aktivitas di musim hujan. Dengan menggunakan aplikasi cuaca atau memperhatikan informasi dari BMKG, masyarakat dapat mengetahui kapan hujan lebat atau badai diprediksi datang. Ini akan membantu menghindari kegiatan di luar rumah saat cuaca buruk dan meminimalkan risiko kecelakaan atau ketidaknyamanan.

    Musim hujan memang membawa tantangan, tetapi dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat menghadapinya dengan aman dan nyaman. Semoga masyarakat dapat lebih waspada dan menjaga lingkungan agar musim hujan kali ini berjalan dengan baik. (Angel Rinella)

    Jakarta: Musim hujan yang telah tiba membawa perubahan besar dalam kehidupan sehari-hari. Hujan tidak hanya menyuburkan tanaman dan mengisi kembali cadangan air, namun juga menimbulkan tantangan bagi masyarakat.
     
    Jika kita tidak berhati-hati, banjir, gangguan kesehatan, dan kecelakaan di jalan raya bisa meningkat. Hujan deras dapat menimbulkan genangan air yang berbahaya, dan cuaca lembap mempercepat penyebaran penyakit.
     
    Selain itu, jalan yang licin dan jarak pandang yang buruk juga dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan diri dengan baik agar bisa menyambut musim hujan ini dengan aman dan nyaman.
    Berikut Medcom.id telah merangkum 7 hal yang perlu diperhatikan agar bisa melewati musim hujan dengan aman dan nyaman. Simak informasinya berikut ini ya!
     

     

    1. Persiapkan Perlengkapan Anti Hujan

    Saat musim hujan, salah satu hal yang wajib disiapkan adalah perlengkapan anti hujan. Payung, jas hujan, dan tas tahan air menjadi barang yang wajib dibawa setiap kali keluar rumah. 

    Selain itu, penggunaan sepatu yang tahan air juga sangat disarankan untuk menghindari kaki basah. Persiapan ini dapat mengurangi ketidaknyamanan saat beraktivitas di luar ruangan.

    2. Periksa Saluran Air di Rumah

    Banjir adalah masalah yang sering terjadi selama musim hujan, terutama di kawasan perkotaan. Untuk mengantisipasi genangan air, penting untuk memeriksa saluran air di sekitar rumah, termasuk selokan dan talang. Pastikan tidak ada sampah yang menghalangi aliran air. Dengan langkah pencegahan ini, kita bisa mengurangi risiko banjir yang dapat merusak properti.

    3. Periksa Kondisi Kendaraan

    Bagi pengendara, musim hujan menuntut kewaspadaan lebih saat berkendara. Salah satu langkah penting adalah memastikan kendaraan dalam kondisi prima. Periksa wiper, pastikan sistem rem bekerja dengan baik, dan cek kondisi ban apakah sudah cukup dalam untuk menanggulangi jalanan yang licin. Mengemudi dengan hati-hati dan mengurangi kecepatan juga penting untuk menghindari kecelakaan.

    4. Hindari Membuang Sampah Sembarangan

    Sampah yang dibuang sembarangan dapat menyumbat saluran drainase dan memperburuk genangan air di jalan-jalan. Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya. Menjaga kebersihan lingkungan bukan hanya menciptakan suasana yang nyaman, tetapi juga membantu mencegah banjir yang dapat merusak infrastruktur.

    5. Jaga Kesehatan Selama Musim Hujan

    Musim hujan sering diikuti dengan peningkatan kasus penyakit flu, batuk, dan demam. Oleh karena itu, menjaga kesehatan tubuh sangat penting. Pastikan konsumsi makanan bergizi, tidur cukup, serta menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan dan menggunakan masker saat diperlukan. Pemerintah juga mendorong masyarakat untuk melakukan vaksinasi flu sebagai langkah pencegahan.

    6. Waspadai Bahaya Petir

    Salah satu bahaya yang kerap menyertai musim hujan adalah petir. Selama hujan deras, petir dapat menyambar dan menyebabkan kebakaran atau bahkan kecelakaan. Hindari beraktivitas di luar ruangan saat petir menyambar, terutama di dekat pohon atau struktur tinggi lainnya. Jika berada di luar, segera cari tempat berlindung di dalam bangunan yang aman.

    7. Ikuti Perkiraan Cuaca

    Memantau perkiraan cuaca menjadi salah satu cara efektif untuk merencanakan aktivitas di musim hujan. Dengan menggunakan aplikasi cuaca atau memperhatikan informasi dari BMKG, masyarakat dapat mengetahui kapan hujan lebat atau badai diprediksi datang. Ini akan membantu menghindari kegiatan di luar rumah saat cuaca buruk dan meminimalkan risiko kecelakaan atau ketidaknyamanan.
     
    Musim hujan memang membawa tantangan, tetapi dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat menghadapinya dengan aman dan nyaman. Semoga masyarakat dapat lebih waspada dan menjaga lingkungan agar musim hujan kali ini berjalan dengan baik. (Angel Rinella)

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (SUR)

  • Unair Luncurkan Vaksin PMK, Rektor: Bagian dari Kontribusi untuk Bangsa dan Negara

    Unair Luncurkan Vaksin PMK, Rektor: Bagian dari Kontribusi untuk Bangsa dan Negara

    Surabaya, Beritasatu.com – Setelah sukses mengembangkan vaksin Covid-19, Universitas Airlangga (Unair) Surabaya kembali menciptakan vaksin baru, kali ini untuk penyakit mulut dan kuku (PMK). 

    Vaksin PMK ini merupakan hasil riset kolaboratif dari tim peneliti Unair sebagai bentuk kontribusi kepada masyarakat Indonesia. Peluncuran vaksin tersebut diharapkan dapat mendukung program pemerintah dalam meningkatkan asupan gizi masyarakat.

    “Insyaallah, kami siap berkontribusi di bidang kesehatan dengan vaksinasi ini sebagai bagian dari kontribusi kami untuk bangsa dan negara,” ujar Rektor Unair Prof M Nasih dalam keterangannya kepada wartawan pada Selasa (12/11/2024).

    Ia menambahkan, meski usia universitas semakin matang, Unair bertekad untuk terus berinovasi dengan menghasilkan riset berkualitas yang memberi manfaat bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan, kampus tersebut tidak hanya berfokus pada prestasi akademik, tetapi juga pada kontribusi nyata bagi bangsa dan negara.

    Sebelumnya, Unair menggelar Sidang Dies Natalis ke-70 pada Senin (11/11/2024), yang juga menjadi momen peluncuran vaksin PMK. Acara ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Lustrum XIV Unair sebagai institusi pendidikan unggulan di Indonesia. 

    Sidang Dies Natalis tidak hanya menjadi ajang perayaan, tetapi juga refleksi atas capaian dan inovasi yang telah diraih Unair sepanjang perjalanan institusi ini.

    Salah satu momen penting dalam sidang tersebut adalah pemberian penghargaan kepada ilmuwan-ilmuwan Unair yang masuk dalam daftar Top 2% Scientists versi Stanford University dan Elsevier. 

    Penghargaan tersebut diberikan kepada Ferry Efendi S Kep Ns Msc PhD, Dr Veryl Hasan SPi Mp, Prof Dr Santi Martini dr MKes, Prof Ratna Dwi Wulandari SKM MKes, dan Prof Dr Moh Yasin MSi (almarhum).

    Penghargaan ini merupakan apresiasi atas dedikasi dan kontribusi mereka dalam bidang penelitian. Pencapaian ini juga menegaskan komitmen Unair dalam mendorong riset yang tidak hanya relevan di tingkat nasional, tetapi juga berpengaruh di kancah internasional.

  • Waspadai Kasus DBD Meningkat di Musim Hujan, Ini Siasat Kemenkes RI

    Waspadai Kasus DBD Meningkat di Musim Hujan, Ini Siasat Kemenkes RI

    Jakarta

    Memasuki musim hujan, penyakit-penyakit menular seperti demam berdarah dengue (DBD) mengalami peningkatan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes), melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) memberikan imbauan terkait hal ini.

    Tim Kerja Arbovirosis Dirjen P2P Kemenkes Agus Handito mengungkapkan DBD masih menjadi masalah kesehatan yang cukup tinggi. Ini masih terus terjadi meski sudah dilakukan berbagai upaya untuk mengatasinya.

    “Saat ini, prevalensi dengue di Indonesia menunjukkan tantangan yang serius. Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah ini, terutama terkait Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), kita masih melihat angka kasus yang fluktuatif setiap tahunnya,” kata Agus dalam gelar wicara ‘Lindungi Keluarga dari Ancaman DBD’, Sabtu (9/11/2024).

    Berdasarkan data Kemenkes, sampai dengan minggu ke-42 tahun 2024, terdapat 203.921 kasus dengue di 482 kabupaten/kota di 36 provinsi. Dengan 1.210 kematian di 258 kabupaten/kota di 32 provinsi.

    Maka dari itu, pihaknya semakin gencar mengajak masyarakat untuk melakukan vaksinasi DBD dosis lengkap untuk mencapai nol kematian akibat demam berdarah (Zero Dengue Death) pada tahun 2030.

    Saat ini, sudah ada dua jenis vaksin dengue yang telah mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksin ini dapat digunakan melalui skema berbayar.

    Lantas, Kapan Orang Boleh Mendapatkan Vaksin DBD?

    Anggota Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) 2004-2024, Prof Dr dr Soedjatmiko, SpA(K), mengungkapkan saat ini anak-anak di atas 5 tahun hingga orang dewasa usia 45 tahun bisa mendapatkan vaksinasi DBD. Tak terkecuali mereka yang sudah pernah terkena penyakit DBD.

    “Seperti kita tahu, virus dengue itu ada 4 macam. Jadi, kalau seorang anak atau dewasa sudah sembuh dari virus dengue tetap perlu divaksinasi. Kita nggak tau nanti terinfeksi berikutnya oleh virus tipe yang mana, karena untuk periksanya itu susah dan mahal,” jelas Prof Soedjatmiko.

    “Pokoknya, walaupun sudah kena dengue tetap bersihkan sarang nyamuk dan imunisasi dilakukan dua kali. Walaupun sudah sakit atau baru sembuh sakit, jaraknya sekitar 3 bulan setelahnya, kita vaksin lagi dan tetap akan dapat dua kali,” sambungnya.

    Meski DBD dapat menyerang semua usia, data menunjukkan hampir separuh kematian akibat DBD terjadi pada anak-anak berusia 5 hingga 14 tahun. Dengan angka kasus pada anak-anak usia sekolah sekitar 400-800 kasus. Mengapa bisa terjadi?

    Menurut Prof Soedjatmiko, ada dua alasan utama. Pertama, anak-anak di usia ini belum memiliki kekebalan tubuh yang cukup untuk melawan infeksi DBD.

    “Kedua, anak-anak sering terpapar gigitan nyamuk di sekolah, yang biasanya terjadi di siang hari, saat mereka bermain atau berkumpul,” katanya.

    NEXT: Terkait fogging dan gejala DBD yang muncul

  • Kuda Delman Beserta Kusir di Jakarta Kini Pakai Kartu Pengenal, Ini Fungsinya

    Kuda Delman Beserta Kusir di Jakarta Kini Pakai Kartu Pengenal, Ini Fungsinya

    Jakarta: JAAN Domestic Indonesia Foundation bekerjasama dengan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Kota Jakarta Selatan menginisiasi program untuk meningkatkan kesejahteraan dan pengelolaan kuda delman di Jakarta Selatan. 

    Kegiatan ini merupakan upaya sosialisasi mengenai pentingnya kartu tanda pengenal pemilik kuda delman dan kartu pengenal kusir kuda. Dalam acara ini juga dilakukan pemasangan plat kereta kuda delman sebagai langkah awal dalam pengenalan dan pendaftaran kuda delman yang lebih teratur di kota Jakarta Selatan.

    “JAAN Domestic sendiri telah bekerjasama dengan Suku Dinas KPKP Jakarta Selatan sejak tahun 2020. Program Peduli Kuda Pekerja juga dijalankan sebagai pilot program di wilayah kota administrasi Jakarta Selatan, bersama dengan baik oleh Sudin KPKP Jakarta Selatan dan Dinas Provinsi DKI Jakarta,” kata Founder JAAN Domestic Foundation, Karin Franken dalam keterangan resminya.

    Karin menambahkan bahwa kegiatan sosialisasi ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pemilik dan kusir delman tentang tanggung jawab mereka terhadap hewan yang mereka rawat, serta menciptakan lingkungan yang lebih aman dan teratur bagi semua pihak. 
     

    Sementara itu, Kepala Suku Dinas KPKP Kota Jakarta Selatan, Hasudungan Sidabalok menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan pilot program Peduli Kuda Delman, banyak pencapaian dan pembinaan yang dilaksanakan untuk membina komunitas pemilik kuda delman dan kusir kuda delman di Jakarta Selatan, khususnya pelatihan pemasangan tapal kuda untuk kuda delman. 

    Inisiasi lainnya juga adalah melalui pembuatan plat kereta, untuk dapat memberikan informasi bahwa kuda-kuda ini telah menerima vaksinasi tetanus dari JAAN Domestic Foundation, serta dimonitor oleh team JAAN, bersama Suku Dinas KPKP Jakarta Selatan.

    Dokter Hewan Merry Ferdinandez M.Si menambahkan, program ini bukan hanya untuk mempermudah identifikasi dan pengelolaan kuda delman dan keretanya, tetapi juga sebagai bagian dari usaha kami dalam memastikan kesejahteraan hewan, khususnya kuda.

    “Dengan adanya kartu identitas dan plat yang jelas, diharapkan akan tercipta sistem pendataan yang lebih baik, memudahkan monitoring kesehatan dan keselamatan kuda delman di Kota Jakarta Selatan,” ungkap Merry.

    JAAN Domestic Indonesia Foundation sudah menjalankan program klinik kuda delman intensif selama 4 tahun terakhir, untuk menangani seluruh kuda delman di Provinsi DKI Jakarta. Dengan populasi kuda delman yang tercatat sebanyak 398 ekor pada tahun 2022. Program klinik ini memberikan pemeriksaan kesehatan rutin, perawatan medis, dan sejauh ini telah memberikan pengobatan 798 ekor kuda delman di wilayah DKI Jakarta sepanjang 3 tahun terakhir.

    Jakarta: JAAN Domestic Indonesia Foundation bekerjasama dengan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Kota Jakarta Selatan menginisiasi program untuk meningkatkan kesejahteraan dan pengelolaan kuda delman di Jakarta Selatan. 
     
    Kegiatan ini merupakan upaya sosialisasi mengenai pentingnya kartu tanda pengenal pemilik kuda delman dan kartu pengenal kusir kuda. Dalam acara ini juga dilakukan pemasangan plat kereta kuda delman sebagai langkah awal dalam pengenalan dan pendaftaran kuda delman yang lebih teratur di kota Jakarta Selatan.
     
    “JAAN Domestic sendiri telah bekerjasama dengan Suku Dinas KPKP Jakarta Selatan sejak tahun 2020. Program Peduli Kuda Pekerja juga dijalankan sebagai pilot program di wilayah kota administrasi Jakarta Selatan, bersama dengan baik oleh Sudin KPKP Jakarta Selatan dan Dinas Provinsi DKI Jakarta,” kata Founder JAAN Domestic Foundation, Karin Franken dalam keterangan resminya.
    Karin menambahkan bahwa kegiatan sosialisasi ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pemilik dan kusir delman tentang tanggung jawab mereka terhadap hewan yang mereka rawat, serta menciptakan lingkungan yang lebih aman dan teratur bagi semua pihak. 
     

     
    Sementara itu, Kepala Suku Dinas KPKP Kota Jakarta Selatan, Hasudungan Sidabalok menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan pilot program Peduli Kuda Delman, banyak pencapaian dan pembinaan yang dilaksanakan untuk membina komunitas pemilik kuda delman dan kusir kuda delman di Jakarta Selatan, khususnya pelatihan pemasangan tapal kuda untuk kuda delman. 
     
    Inisiasi lainnya juga adalah melalui pembuatan plat kereta, untuk dapat memberikan informasi bahwa kuda-kuda ini telah menerima vaksinasi tetanus dari JAAN Domestic Foundation, serta dimonitor oleh team JAAN, bersama Suku Dinas KPKP Jakarta Selatan.
     
    Dokter Hewan Merry Ferdinandez M.Si menambahkan, program ini bukan hanya untuk mempermudah identifikasi dan pengelolaan kuda delman dan keretanya, tetapi juga sebagai bagian dari usaha kami dalam memastikan kesejahteraan hewan, khususnya kuda.
     
    “Dengan adanya kartu identitas dan plat yang jelas, diharapkan akan tercipta sistem pendataan yang lebih baik, memudahkan monitoring kesehatan dan keselamatan kuda delman di Kota Jakarta Selatan,” ungkap Merry.
     
    JAAN Domestic Indonesia Foundation sudah menjalankan program klinik kuda delman intensif selama 4 tahun terakhir, untuk menangani seluruh kuda delman di Provinsi DKI Jakarta. Dengan populasi kuda delman yang tercatat sebanyak 398 ekor pada tahun 2022. Program klinik ini memberikan pemeriksaan kesehatan rutin, perawatan medis, dan sejauh ini telah memberikan pengobatan 798 ekor kuda delman di wilayah DKI Jakarta sepanjang 3 tahun terakhir.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Kasus cacar air, DKI tetap sosialisasi PHBS untuk waspada dini

    Kasus cacar air, DKI tetap sosialisasi PHBS untuk waspada dini

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap menyosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada warga, sekolah, hingga pemangku kepentingan lainnya untuk waspada dini terhadap kasus baru cacar air seperti di Tangerang Selatan belum lama ini.

    “Sosialisasi kepada ‘stakeholder’ (pemangku kepentingan) melalui pertemuan virtual kepada fasilitas pelayanan kesehatan dan warga sekolah serta para kader untuk meningkatkan gerakan PHBS,” kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

    Ani merinci sosialisasi itu meliputi imbauan membawa peralatan makan dan mandi secara pribadi, menerapkan etika batuk, penggunaan masker jika sedang sakit.

    Selain itu, imbauan agar masyarakat segera mengakses layanan kesehatan apabila menjumpai gambaran gejala cacar air. Ini agar mereka mendapatkan segera penanganan dan menjalani isolasi mandiri di rumah.

    Di sisi lain, kata Ani, Dinkes DKI juga mengeluarkan Surat Edaran (SE) Kewaspadaan Dini Penyakit Kaki Tangan dan Mulut (Hand Foot and Mouth Disease/HFMD), Cacar Air, dan Gondongan pada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan di DKI Jakarta.

    Lalu, berbicara kasus, hingga berita ini ditulis, Dinkes DKI belum memberikan data terkini atau tren kasus cacar air di Jakarta.

    Sementara itu, pakar kesehatan yang juga Direktur Penyakit Menular WHO Kantor Regional Asia Tenggara 2018-2020 Prof. Tjandra Yoga Aditama mengimbau orang tua agar mewaspadai apabila anak mengalami gejala diduga cacar air.

    Lalu, kata dia, segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat. Imbauan serupa juga ditujukan pada guru dan pengelola sekolah.

    “Perlu waspada jika ada satu atau dua atau tiga anak di kelas yang muncul dengan gejala-gejala serupa dan segera mengkoordinasikan dengan puskesmas atau petugas kesehatan yang ada,” katanya.

    Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, cacar air ditandai gejala antara lain demam ringan, sakit kepala, penurunan nafsu makan, nyeri tenggorokan dan rasa pegal pada badan dan ruam pada bagian kulit.

    Penyebab cacar air yakni virus varicella yang bisa menular dengan cepat. Infeksi virus ini bisa menyebar melalui udara saat penderita batuk atau bersin dan kontak langsung dari lendir, air ludah, atau cairan dari luka lepuh.

    Langkah pencegahan dalam menghindari terjadinya cacar air adalah dengan menjaga imunitas tubuh, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, dan menjalani vaksinasi cacar air.

    Pada Oktober lalu, sebanyak 53 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8 Kota Tangerang Selatan terkena cacar air. Sementara itu, merespon munculnya kasus cacar air di Tangerang, Kementerian Kesehatan pun berencana menerbitkan Surat Edaran (SE) Kewaspadaan Penyakit Cacar Air dan Gondongan.

    SE tersebut diterbitkan untuk seluruh Dinas Kesehatan provinsi, kabupaten, kota, rumah sakit dan puskesmas di Indonesia.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2024

  • Cegah Flu di Musim Pancaroba dengan Vaksinasi, Seberapa Efektif Sih?

    Cegah Flu di Musim Pancaroba dengan Vaksinasi, Seberapa Efektif Sih?

    Jakarta

    Flu merupakan penyakit yang sangat mudah menular, apalagi di musim pancaroba seperti saat ini. Pasalnya, di cuaca yang tidak menentu ini, imunitas tubuh dapat melemah dan menjadi lebih rentan untuk tertular penyakit Flu.

    Flu merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Influenza A, B, dan C yang menyerang sistem pernapasan manusia. Meskipun mirip dengan pilek biasa, Flu berbeda dengan Selesma (Batuk Pilek).

    “Selesma biasanya disebabkan oleh virus lain, kalau flu disebabkan oleh virus influenza. Influenza menyebabkan gejala-gejala yang bisa jadi lebih berat, bisa menyebabkan komplikasi. Yang membedakan itu penyebabnya. Flu disebabkan oleh virus Influenza A dan Influenza B. Gejala utama sih pasti ada demam di atas 37.5 derajat, kemudian ada pilek, ada batuk kering, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, dan rasa lemas,” ungkap Prof. Cissy kepada detikcom (Senin, 4/11/2024).

    Prof Cissy juga mengatakan flu biasanya menular lewat percikan ludah ketika berbicara, tertawa, bersin, batuk yang kemudian terhirup oleh orang lain. Flu juga bisa menular secara tidak langsung melalui kontak fisik seperti berjabat tangan dan sentuhan pada benda yang terkontaminasi virus influenza.

    “Influenza bisa menyerang semua orang. Bisa anak-anak, mulai dari usia bayi sampai lansia. Dia itu (influenza) sering menyerang orang-orang yang daya tahan tubuhnya lemah atau yang sedang kurang sehat. Virus ini juga bisa menyerang balita, kemudian ibu hamil, lansia di atas 65 tahun dengan sistem imun kurang baik, orang-orang dengan penyakit kronis, dan petugas kesehatan yang melakukan kontak dengan pasien flu,” tuturnya

    Dokter spesialis anak ini menjelaskan bahwa flu bisa diobati dengan antivirus dan istirahat, serta hidrasi yang cukup. Prof. Cissy menegaskan bahwa imunisasi dan vaksinasi flu bagi masyarakat juga sangat penting sebagai langkah pencegahan penyakit flu.

    Walau memiliki efek samping seperti kemerahan di bekas suntikan, bengkak, gatal, dan demam ringan, tapi Prof. Cissy menegaskan vaksin flu relatif aman untuk digunakan. Namun, orang yang memiliki alergi telur perlu berhati-hati jika ingin melakukan vaksin influenza, karena vaksin ini dibiakkan dengan telur.

    Terkait dengan vaksinasi flu, Prof. Cissy menjelaskan World Health Organization (WHO) telah menganjurkan peralihan penggunaan vaksin dari Quadrivalent ke Trivalent di periode tahun 2024-2025. Bukan tanpa alasan, keputusan ini diambil karena strain virus influenza B Yamagata diketahui tidak menyebar.

    “Setiap tahun WHO rapat, membicarakan virus-virus yang bersirkulasi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Pada saat ini, laporan-laporan dari Asia, Afrika, Amerika Latin, Amerika, dan Eropa menunjukkan bahwa tidak ditemukan turunan Yamagata bersirkulasi. Akhirnya, WHO bilang mungkin tiga aja cukup sekarang, yaitu dua strain influenza A (H1N1 & H3N2) dengan B Victoria. Jadi, Yamagata tidak perlu. Tapi jika memang ada yang perlu, Yamagata boleh diberikan,” ujarnya.

    “Di Indonesia, Yamagata sudah tidak ada sejak covid. Karena sekarang hanya tiga yang bersirkulasi, jadi vaksinnya kembali ke Trivalent,” lanjut Prof. Cissy

    Sebagai informasi, jenis vaksin Trivalent hanya memiliki tiga kandungan antigen dari dua jenis virus flu, yakni dua strain virus influenza A (H1N1 dan H3N2) dan satu strain influenza B (Victoria) di dalamnya.

    Terkait dengan efektivitas vaksin Trivalent, Prof. Cissy menuturkan uji klinis vaksin Trivalent oleh Biofarma menunjukkan efektivitas yang sangat bagus.

    “Kalau penelitian dari laboratorium itu, dia itu (Vaksin Trivalent) mempunyai efektivitas imunogenisitas yang tinggi, hampir 100% dan semua terjadi peningkatan. Kita lihat bahwa Biofarma menghasilkan proteksi kenaikan serokonversi mencapai 100%. Untuk di negara lain itu 60-70% dan pasti tidak akan kena flu, tapi paling tidak kalau sakit flu, flunya itu ringan,” tuturnya.

    Prof. Cissy menjelaskan menjaga imunitas tubuh dengan menerapkan gaya hidup sehat penting untuk mencegah Flu. Tentunya hal ini juga harus dibarengi dengan vaksinasi rutin.

    Sama halnya dengan WHO yang selalu melakukan update terkait vaksin flu di setiap tahunnya, Kamu juga harus melakukan update imun dengan melakukan vaksinasi flu rutin setiap tahun sesuai dengan anjuran WHO. Jadi, tak hanya gadget yang perlu di update, imun kamu juga perlu di update supaya bisa menangkal semua penyakit yang menyerang tubuh!

    (ega/ega)

  • 8
                    
                        Beruntungnya Bobby Kertanegara…
                        Megapolitan

    8 Beruntungnya Bobby Kertanegara… Megapolitan

    Beruntungnya Bobby Kertanegara…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Tak ubahnya manusia, kehidupan kucing di penjuru dunia juga penuh cerita.
    Ada yang terlahir terawat sebagai peliharaan, ada yang terjerumus di kasta terbawah dan berakhir mengenaskan, ada pula yang terangkat derajatnya menjadi kucing ‘ningrat’.
    Di Amerika Serikat, salah satu yang bernasib mujur adalah seekor kucing abu-abu bercorak putih dan bermata hijau.
    Kucing itu
    nyelonong
    ke atas panggung saat Jill Biden tengah mengampanyekan suaminya, Joe Biden, di kampung halamannya, Pennsylvania. 
    Alih-alih terganggu, Jill justru membawa pulang kucing itu dan menamainya sesuai dengan nama kota kampung halamannya, Willow Grove.
    Sejak momen itu, hidup Willow berubah. Ia diboyong ke Gedung Putih ketika Joe Biden dilantik sebagai Presiden AS tahun 2021.
    Tidak hanya terjamin kehidupannya, Willow juga berkesempatan bertemu, bahkan menerima kasih sayang oleh tokoh-tokoh penting dunia.
    Di Indonesia, kisah keberuntungan Willow terjadi pula pada seekor kucing ras domestik alias kucing kampung putih bercorak abu-abu dan hitam.
    Sekitar akhir 2016, ia datang ke rumah Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Saat itu, rumah Prabowo sedang direnovasi. 
    Prabowo yang tertarik dengan polah gemas kucing jantan itu lalu mengadopsinya. Prabowo memberinya nama,
    Bobby Kertanegara
    .
    Saat Prabowo dilantik sebagai Presiden ke-8 RI, rupanya Bobby turut diboyong ke Istana. Momen-momen Bobby menapaki Istana Kepresidenan Jakarta pun dibagikan di akun Instagram-nya yang kini memiliki lebih dari 800 ribu pengikut.
    Salah satu momen epik Bobby yang disukai warganet adalah ketika kaki kanannya “nangkring” di hidung sang majikan yang merupakan orang nomor satu di Indonesia. Taring mungilnya juga tampak menggigit pipi Prabowo. Gemas. 
    Tak hanya Bobby, pada 2021, Prabowo kembali mengadopsi tiga kucing liar bercorak hitam, putih, dan coklat. Ketiganya diberi nama Mika, Miki, dan Miko.
     
    Di luar kisah para kucing ‘ningrat’ ini, sebenarnya ada lebih banyak kucing yang menyimpan cerita memprihatinkan. Terutama bagi yang hidup di jalan, taman kota, tempat sampah, hingga permukiman padat penduduk.
    Noer Firmansyah yang merupakan Kepala Dokter Yayasan Peduli Lingkungan Indonesia (YPLI) memiliki segudang cerita menyedihkan dari para makhluk berbulu itu.
    “Ada yang kakinya terlilit benang, ada yang tertabrak sampai lumpuh, bahkan banyak yang mati karena kelaparan,” ungkap Noer kepada
    Kompas.com
    di sela kesibukannya, Sabtu (2/11/2024). 
    “Belum lagi ada yang terkena scabies dan chlamydia (penyakit kulit). Mereka juga rentan terkena penyakit-penyakit tak kasat mata dan pancaroba. Makanya kalau tidak terurus, kasihan sekali,” lanjut dia. 
    Kucing-kucing yang mengidap berbagai penyakit kemudian memunculkan stigma negatif di masyarakat.
    Stigma negatif semakin menebal karena kucing juga dapat menularkan berbagai penyakit ke manusia, antara lain toksoplasmosis, rabies, penyakit cakar kucing, dan penyakit kulit.
    Situasi inilah yang kemudian menjadi awal dari aksi penganiayaan kepada kucing, bahkan dengan cara sadis seperti dibacok, disiram air keras, hingga ada yang tega memakunya hidup-hidup di batang pohon.
    “Mungkin karena manusia sukanya melihat hewan yang lucu dan gemas dibandingkan yang penyakitan. Mereka lebih jijik dan takut. Makanya kalau tidak diobati, masyarakat akan semakin benci,” ujar Noer.
    Apabila terjadi ledakan populasi di suatu kawasan, posisi kucing-kucing itu juga menjadi rentan karena bersinggungan dengan aktifitas manusia. Salah satu contohnya menjadi korban tertabrak kendaraan.
    Kondisi itu pula yang melatarbelakangi berdirinya YPLI pada 2018. Yayasan itu aktif menolong kucing liar yang membutuhkan bantuan hingga membantu pemerintah mengontrol populasi melalui sterilisasi sekaligus vaksinasi agar tidak banyak kucing-kucing jalanan yang menderita. 
    Noer pun sangat bersyukur karena semakin banyak orang yang peduli terhadap nasib kucing dan anjing telantar.
    “Kami sekarang punya 13 lebih Rumah Kucing. Melalui itu, kami coba bantu (merawat kucing sakit, vaksinasi, dan mengarahkan ke sterilisasi). Sama halnya catlover lain juga ya. Ada yang bisa merawat 5, 6, 10, bahkan 100. Alhamdulilah,” ujar dia.
    Pihaknya juga terus mendorong agar masyarakat teredukasi merawat kucing atau anjing liar demi situasi yang harmonis dengan manusia.
     
    DKI Jakarta sendiri diketahui pernah mengalami ledakan populasi kucing pada 2021 dengan angka 2,8 juta ekor, setara dengan hampir 25 persen dari populasi penduduk saat itu. 
    Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta kemudian menekannya dengan cara menggelar sterilisasi dan vaksinasi masif kucing-kucing di penjuru kota.
    Data sensus terbaru menunjukkan,
    populasi kucing di Jakarta
    berhasil ditekan hingga di bawah 1 juta ekor.
    Rinciannya, sebanyak 754.400 ekor merupakan kucing jalanan. Sementara 111.750 ekor lain merupakan kucing peliharaan, termasuk Bobby, Mika, Miki, dan Miko.
    “Kami memberikan perhatian dengan melaksanakan program sterilisasi dengan metode Trap-Neuter-Return (TNR),” ujar Kepala Dinas KPKP Jakarta Suharini Eliawati.
    Eli memastikan, sterilisasi dan vaksinasi dilakukan bertujuan untuk menyejahterahkan kucing-kucing tak bertuan yang tinggal di jalanan. 
    Meski demikian, upaya ini bukan tanpa tantangan. Eli menyebut, tantangan terbesar ada pada masyarakat sendiri. Masyarakat banyak yang belum sadar pentingnya ikut merawat hewan-hewan liar ini.
    Pihaknya pun terus mengedukasi masyarakat dengan menyasar anak sekolah demi membangun kepedulian terhadap anjing dan kucing liar. Masyarakat harus dididik bahwa menjaga anjing dan kucing liar sama artinya dengan menjaga manusia dari penyakit.
    “Upaya tersebut untuk mewujudkan Jakarta sebagai kota ramah satwa,” lanjut Eli.
    Dengan demikian, tidak hanya Bobby Kertanegara dkk saja yang beruntung dapat hidup dengan nyaman di balik ‘istananya’. Kucing atau anjing liar di sudut-sudut kota juga berhak mendapatkan kesejahteraan yang sama.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.