Event: vaksinasi

  • Pj Gubernur Jatim dan Pj Gubernur DKI Jakarta Bertemu di Surabaya, Bahas Apa?

    Pj Gubernur Jatim dan Pj Gubernur DKI Jakarta Bertemu di Surabaya, Bahas Apa?

    Surabaya (beritajatim.com) – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono dan Pj Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi melakukan Penandatanganan Adendum Kesepakatan Bersama Antara Pemprov Jatim dan Pemprov DKI Jakarta di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (31/1/2025).

    Penandatanganan adendum berdasarkan kesepakatan bersama nomor: 100.3.7.1/17/KSB/011.3/2025 tanggal 31 Januari 2025 ini bertujuan untuk memperkuat sinergi di berbagai bidang yang sebelumnya telah terjalin dengan baik.

    “Pertemuan hari ini merupakan bentuk upaya nyata untuk menguatkan sinergi program kerjasama di berbagai bidang antara Pemprov Jatim dan DKI Jakarta,” ujar Adhy.

    “Pada prinsipnya tentu ini sangat penting karena kerja sama antar daerah itulah kunci untuk bisa mengendalikan inflasi dengan baik. Semoga pertemuan ini bisa berdampak positif bagi Jawa Timur maupun DKI Jakarta,” harapnya menambahkan.

    Kerja sama Pemprov Jatim dan DKI Jakarta sendiri telah terjalin sejak tanggal 3 Juni 2021 dan akan berakhir pada 3 Juni 2026. Adhy menyebut, ke depannya kerja sama akan dikembangkan seiring dengan kebutuhan antara kedua daerah. Maka dari itu, diperlukan beberapa penyesuaian dalam kesepakatan bersama tersebut.

    “Di antaranya bidang pangan; pengembangan pertanian, peternakan, dan perdagangan; peluang penanaman modal; pariwisata dan ekonomi kreatif; sdm; kehutanan; koperasi dan umkm; serta bidang lainnya yang terkait urusan pemerintahan,” terang Adhy.

    Adhy menambahkan, Jawa Timur bisa menjadi partner kerja sama lantaran memiliki beberapa kelebihan di berbagai sektor. Dari sisi ekonomi, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur tumbuh positif sebesar 4,91 persen pada triwulan III tahun 2024.

    “Jawa Timur juga mampu mengendalikan tingkat inflasi sesuai sasaran nasional 2,5+1 persen. Dimana, pada Desember 2024, inflasi Jatim sebesar 1,51 persen (y-on-y) dan didukung dengan kinerja investasi yang tumbuh signifikan,” terangnya.

    Lebih lanjut, Adhy juga menjelaskan Jawa Timur mampu mempertahankan posisi sebagai produsen padi terbesar di Indonesia selama empat tahun berturut- turut sejak 2020 hingga 2023. Sedangkan berdasarkan angka sementara Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi Jatim tahun 2024 mencapai 9,23 juta ton-gkg atau setara 5,32 juta ton beras,

    “Ini berkontribusi sebesar 17,52 persen terhadap produksi padi nasional,” ucapnya.

    Dalam kesempatan ini, Adhy menyampaikan bahwa Pemprov Jatim juga meluncurkan program korporasi petani. Melalui program tersebut, ia berharap daya tawar terhadap tengkulak dan daya saing petani bisa meningkatkan.

    “Program ini juga sekaligus sebagai alternatif solusi meningkatkan kesejahteraan petani, memperkuat ketahanan pangan, sekaligus mengendalikan inflasi pangan,” katanya.

    Sementara di sektor peternakan, lanjut Adhy, Jawa Timur konsisten menjadi gudang ternak nasional. Sapi perah Jatim berkontribusi 62 persen terhadap populasi sapi perah nasional dan sapi potong Jatim berkontribusi 28 persen terhadap populasi sapi potong nasional.

    “Populasi sapi Jawa Timur pun yang terbanyak di Indonesia,” terangnya.

    Banyaknya populasi sapi yang ada di Jawa Timur ini, kata Adhy, membuat Pemprov Jatim terus berupaya untuk menekan wabah yang sedang mengancam. Seperti halnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) serta Lumpy Skin Disease (LSD). Vaksinasi pun terus digencarkan.

    “Saat ini telah dilaksanakan vaksinasi PMK sebanyak 14,7 juta dosis atau 95 persen dari target vaksinasi 15,4 juta dosis. Meski begitu secara nasional Jawa Timur tetap menempati peringkat I untuk populasi sapi,” jelasnya.

    Tak berhenti di situ, untuk mempertahankan status tersebut, Jawa Timur menjalankan implementasi rencana aksi road map exit strategy PMK.

    “Hasilnya kejadian penyakit PMK di Jawa Timur telah dapat dikendalikan,” tegasnya.

    Lebih dari itu, Adhy mengungkapkan di tahun anggaran 2025, ia mengimbau agar dinas peternakan mengalokasikan kebutuhan obat, vaksin, semen beku, N2 cair untuk kawin suntik/inseminasi buatan (IB). Saat ini, pemerintah pusat dan provinsi telah mengalokasikan anggaran untuk fasilitasi vaksinasi, obat, vasilitasi IB.

    “Hanya saja masih belum mencukupi dari kebutuhan,” katanya.

    Adhy menyebut beberapa hal tersebut dapat menjadi gambaran untuk menindaklanjuti kerja sama bidang penguatan dan komoditas pangan. Menurutnya Jawa Timur sebagai lumbung pangan nasional pun membutuhkan pasar agar tidak terjadi over suply.

    “Dan Insya Allah ini akan terjadi kebermanfaatan bagi kedua belah pihak tadi bukan hanya produknya tetapi juga pelayanan peningkatan kapasitas bagaimana kelembagaan bagaimana teknologi yang berkaitan dengan peternakan,” jelasnua.

    Di sisi lain, Adhy menyambut baik kerja sama bisnis yang melibatkan PT. Food Station Tjipinang Jaya (BUMD Jakarta) dengan mitra bisnis jatim yaitu UD. Sahabat Tani; Kontak Tani Nelayan Andalan Jawa Timur dan BUMD Jatim Graha Utama (JGU).

    “Kami optimistis, kerja sama antara Jawa Timur dengan DKI Jakarta mampu semakin harmonis dan potensi kerja sama yang lebih luas dapat digali lebih dalam lagi,” harapnya.

    Sementara itu, Pj. Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi mengatakan, penandatanganan adendum dengan Pemprov Jatim ini penting dilakukannya. Karena sebagian pusat perdagangan dan distribusi, DKI Jakarta membutuhkan suplai yang cukup untuk ketahanan pangan dan mengendalikan inflasi.

    “Ini memang sangat strategis dalam rangka kita meningkatkan ketahanan pangan, ini juga sesuai dengan arahan Bapak Presiden Prabowo, dimana kita betul-betul ketahanan pangan harus kita tingkatkan dan kita pertahankan,” ungkapnya.

    “Kita juga harus menuju swasembada pangan dan DKI Jakarta sangat butuh kerja sama ini,” pungkasnya. (tok/ian)

  • Jaksel terapkan metode “TNR” dalam sterilisasi kucing liar di Cilandak

    Jaksel terapkan metode “TNR” dalam sterilisasi kucing liar di Cilandak

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan menerapkan metode tangkap, steril dan lepas kembali (Trap-Neuter-Return/TNR) dalam kegiatan sterilisasi kucing liar di kawasan Cilandak.

    “Hari ini sterilnya kita pakai metode TNR atau Trap-Neuter-Return. Artinya, kucing liar kita tangkap untuk disteril, kemudian dikembalikan lagi ke tempat asalnya setelah disteril,” kata Kepala Seksi Peternakan dan Kesehatan Hewan Sudin KPKP Jakarta Selatan, Irawati Harry Artharini di Jakarta, Jumat.

    Irawati mengatakan sterilisasi kucing liar yang dilakukan di Balai Warga RW 05, Jalan Keuangan I, Kelurahan Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak itu untuk mengendalikan populasi kucing sebagai hewan penular rabies (HPR) di lingkungan permukiman warga.

    Sterilisasi kucing liar itu dilaksanakan melalui kerja sama dengan Yayasan Peduli Lingkungan Indonesia (YPLI) dan pengurus lingkungan setempat.

    “Target sterilisasi hari ini sebanyak 25 ekor kucing liar jantan di lingkungan RW 05, RW 08, dan di Pasar Made. Jika kita dapatkan kucing liar melebihi kuota akan tetap kita sterilisasi,” ujarnya.

    Sementara itu, Ketua RW 05 Kelurahan Cilandak Barat, Kania menuturkan, sterilisasi ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan populasi kucing.

    “Mudah-mudahan ke depannya sterilisasi kucing liar ini bukan hanya menyasar kucing jantan saja, tapi kucing betina juga bisa disterilisasi,” ucap Kania.

    Sudin KPKP Jakarta Selatan selama 2024 telah melakukan sterilisasi 1.634 ekor kucing lokal yang melampaui target 544 persen dan vaksinasi 11.586 ekor HPR dengan capaian target 119 persen.

    Anggaran Sudin KPKP Jakarta Selatan pada 2024 sebanyak Rp6.812.046.464 dan realisasi sebesar Rp6.736.090.903 atau 98,88 persen.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Wabah PMK Merebak, Apa Kabar Rencana Impor Sapi?

    Wabah PMK Merebak, Apa Kabar Rencana Impor Sapi?

    Jakarta

    Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merebak di sejumlah sentra peternakan, seperti di Pulau Jawa, Lampung, Bali, hingga Nusa Tenggara Barat (NTB). Sejalan dengan itu, pemerintah akan mengimpor sebanyak 2 juta impor sapi perah dan sapi pedaging selama lima tahun ke depan.

    Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan Brasil, menjadi salah satu negara pengimpor sapi perah. Dia menyebut Brasil akan mendapat predikat terbebas dari wabah tersebut paling lambat tahun depan.

    “Kan ini jadi isu seolah-olah negara PMK, ini Brazil sudah sekian tahun, nanti bisa dicek, sudah bebas dari PMK, sudah tidak ada vaksinasi. Insyaallah kemungkinan di tahun ini atau tahun depan, dia sudah bebas, negara bebas PMK,” kata Sudaryono saat ditemui di Graha Mandiri, Jumat (31/1/2025).

    Dia pun menerangkan alasan Brasil menjadi negara impor sapi ke Indonesia. Menurut Sudaryono, angka populasi sapi hidup di Brasil tinggi, yakni sekitar 200 juta sapi. Selain itu, kondisi cuaca di Brasil juga tidak jauh berbeda dengan Indonesia sehingga sapi lebih mudah beradaptasi.

    Di sisi lain, pihaknya juga terus memonitor wabah PMK dalam negeri. Dia juga mendorong agar peternak lokal terus melakukan vaksin secara mandiri.

    Pria yang akrab disapa Mas Dar ini menyebut harga vaksin berkisar Rp 17.000-25.000 per dosis. Dengan harga yang masih itu masih bisa diupayakan oleh peternak lokal.

    “Karena harga vaksinnya Rp 17.000 sampai Rp 25.000 satu dosis ya. Saya kira, begitu dibandingkan dengan harga sapinya kan tentu sangat harga sapi sampai Rp 30 juta gitu kan Rp 17.000 saya kira. Bukan saya tidak mengecilkan nilai uang, tapi maksud saya dibandingkan Rp 30 juta kan Rp 17.000 itu, saya kira sangat affordable lah Bisa diupayakan,” imbuh Sudaryono.

    (acd/acd)

  • Jatim Darurat PMK, 18.581 Ekor Sapi Terjangkit, Kadisnak Bungkam

    Jatim Darurat PMK, 18.581 Ekor Sapi Terjangkit, Kadisnak Bungkam

    Surabaya (beritajatim.com) – Pj. Gubernur Jatim, Adhy Karyono telah mengeluarkan Keputusan Gubernur nomor 100.3.3.1/31/013/2025 tentang Status Keadaan Darurat Bencana Non Alam Akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Provinsi Jatim. Surat ini ternyata telah diterbitkan sejak 23 Januari 2025.

    Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jatim, Indyah Aryani mendadak bungkam saat dikonfirmasi beritajatim.com terkait status keadaan darurat tersebut, yang sudah dikeluarkan seminggu lalu itu.

    Saat ini, kasus hewan ternak khususnya sapi yang terjangkit PMK per 29 Januari 2025 telah mencapai 18.581 ekor. Dari jumlah itu, 980 ekor mati, 443 potong paksa, 11.016 masih sakit, dan 6.142 sembuh.

    Kasus PMK di Jatim ini tersebar merata. Tercatat, hewan ternak di 35 dari 38 kabupaten/kota terdampak. Tiga daerah yang tidak terdampak ialah Kota Surabaya, Kota Mojokerto dan Kota Pasuruan. Ketiganya memang kawasan perkotaan yang notabene tidak ada peternak.

    Sementara itu lima daerah dengan kasus terbanyak, pertama Lamongan sebanyak 1.368 ekor, Jombang 1.332 ekor, Jember 1.267 ekor, Pacitan 1.134 ekor dan Ponorogo 1.060 ekor.

    Dengan status keadaan darurat bencana non alam diakibatkan PMK tersebut, BPBD Jatim ikut bergerak dalam penanganan PMK. “Kami dari BPBD Jawa Timur membantu melakukan penyemprotan desinfektan bersama dengan TNI/Polri dan juga dari Pramuka,” kata Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto, Kamis (30/1/2025).

    Gatot menambahkan, penyemprotan difokuskan di pasar hewan. “Penyemprotan di pasar hewan, ataupun di peternakan sebagaimana permintaan peternak dan juga dari dinas peternakan,” ujarnya.

    Selain itu, upaya penanganan PMK di Jatim, yaitu dengan memberikan pengobatan terhadap hewan ternak yang terlanjur sakit, serta diberikan vaksin bagi hewan ternak sehat.

    Vaksinasi PMK untuk hewan ternak terus dilakukan. Periode 30 Desember 2024-29 Januari 2025, ada sebanyak 165.000 vaksin PMK yang dialokasikan. Namun, distribusinya baru 55 persen atau 91.295 dosis vaksin PMK. Realisasi terbanyak 9342 vaksin berada di Tulungagung. [tok/beq]

  • Kasus PMK di Jateng Menurun, Angka Kesembuhan Ternak Capai 2.204 Eko

    Kasus PMK di Jateng Menurun, Angka Kesembuhan Ternak Capai 2.204 Eko

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak di Jawa Tengah menunjukkan tren penurunan signifikan.

    Saat ini, jumlah kasus aktif berada di bawah 20 ekor per hari, tanpa laporan kematian atau pemotongan baru.

    Sementara itu, angka kesembuhan terus meningkat hingga ratusan ekor.

    Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng, Hariyanta Nugraha, menyampaikan bahwa hingga Rabu (29/1/2025), jumlah ternak yang diduga terinfeksi PMK mencapai 6.899 ekor, bertambah 12 ekor dari sebelumnya.

    Namun, sebanyak 485 ekor telah dinyatakan sembuh, sehingga total ternak yang pulih mencapai 2.204 ekor.

    Sementara jumlah ternak yang disembelih tetap 120 ekor, dan yang mati sebanyak 293 ekor, tanpa ada laporan baru.

    “Jumlah kasus yang bertambah sudah sangat sedikit, di bawah 20 ekor per hari, sementara angka kesembuhan terus meningkat. Tidak ada laporan ternak mati atau dipotong dalam beberapa waktu terakhir. Ini menunjukkan bahwa kasus aktif semakin menurun,” ujarnya melalui sambungan telepon, Kamis (30/1/2025).

    Sejak awal Januari 2025, kasus PMK di Jateng sempat mengalami fluktuasi.

    Puncaknya terjadi pada 15-16 Januari, ketika lonjakan kasus mencapai 899 ekor dalam satu hari.

    Namun, pada pekan ketiga Januari, jumlah kasus mulai menurun.

    Hingga pekan keempat (28-29 Januari), terjadi peningkatan signifikan pada jumlah ternak yang sembuh.

    Menurut Hariyanta, keberhasilan ini berkat pelaksanaan vaksinasi yang dimulai sejak 1 Januari 2025.

    “Kami sudah mendapatkan distribusi vaksin dan pengobatan terus dilakukan,” jelasnya.

    Hingga saat ini, sebanyak 4.011 ekor ternak telah menerima pengobatan, sementara vaksinasi sudah diberikan sebanyak 37.333 dosis.

    Selain itu, sebanyak 71.489 liter cairan disinfektan telah didistribusikan ke 272 lokasi.

    Jateng juga akan menerima tambahan 400 ribu dosis vaksin dari pemerintah pusat hingga September 2025.

    Selain vaksinasi dan pengobatan, pembatasan lalu lintas hewan turut berperan dalam menekan penyebaran PMK.

    Salah satu langkah yang dilakukan adalah penutupan pasar hewan untuk mencegah interaksi antara ternak sehat dan yang terinfeksi.

    Meski tren kasus menurun, Hariyanta mengingatkan para peternak agar tetap waspada.

    Jika menemukan tanda-tanda PMK pada ternak, mereka diminta segera melapor ke tenaga medis atau melalui WhatsApp Pusat Krisis Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan di 0811 1182 7889, atau ke Posko PMK Disnakkeswan Jateng di 0851 3509 7990.

    “Yang paling penting adalah menjaga kesehatan ternak, terutama di musim hujan. Pastikan kebersihan kandang, berikan pakan berkualitas, hindari memasukkan hewan dari luar tanpa pemeriksaan, serta tambahkan multivitamin atau jamu tradisional seperti empon-empon. Jika ada gejala PMK, segera laporkan, karena semakin cepat ditangani, semakin besar peluang sembuhnya,” imbuhnya. (*)

  • Kapolsek Ngasem Kawal Vaksinasi Ternak Cegah PMK di Kediri

    Kapolsek Ngasem Kawal Vaksinasi Ternak Cegah PMK di Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – Kapolsek Ngasem Iptu Ardian Wahyudi bersama Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimca) dan tenaga medis vaksinasi hewan dari Dinas Peternakan Kabupaten Kediri melaksanakan vaksinasi terhadap hewan ternak warga guna mencegah penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Kegiatan ini berlangsung di Desa/Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.

    Kapolsek Ngasem Iptu Ardian Wahyudi menyatakan bahwa kegiatan pengawalan suntik vaksin hewan ternak ini bertujuan untuk mendukung pemerintah dalam menanggulangi PMK.

    “Kegiatan pengawalan ini salah satu bentuk upaya dalam membantu pemerintah untuk menanggulangi penyakit mulut dan kuku terhadap hewan ternak,” kata Iptu Yudi.

    Vaksinasi ini bertujuan untuk meningkatkan imun hewan ternak sehingga dapat mencegah penularan penyakit PMK. Dalam pelaksanaan kegiatan, tim medis bersama aparat terkait mendapatkan sambutan positif dari pemilik hewan ternak.

    “Kami akan terus berupaya melakukan pencegahan mulai dari aktif mendampingi dinas peternakan untuk penyuntikan vaksin serta edukasi dan paling penting tracing apabila ditemukan ternak warga yang mengalami gejala PMK,” jelasnya.

    Kegiatan vaksinasi ini merupakan salah satu langkah strategis untuk meminimalisir dampak penyakit PMK yang berpotensi merugikan peternak di wilayah Kabupaten Kediri. [nm/beq]

  • Pasuruan Genjot Vaksinasi PMK, Ribuan Dosis Tiba untuk Selamatkan Ternak

    Pasuruan Genjot Vaksinasi PMK, Ribuan Dosis Tiba untuk Selamatkan Ternak

    Pasuruan (beritajatim.com) – Upaya pemerintah Kabupaten Pasuruan dalam mengatasi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus digencarkan. Sebanyak 7.000 dosis vaksin PMK telah tiba dan siap digunakan untuk imunisasi ribuan ternak, terutama sapi potong. Vaksin ini merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian yang ditujukan untuk menekan penyebaran PMK yang semakin meluas.

    Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, Ainur Alfiah, menjelaskan bahwa vaksin-vaksin tersebut telah didistribusikan ke seluruh kecamatan, dengan prioritas wilayah yang memiliki kasus PMK paling tinggi seperti Prigen, Lekok, Grati, Winongan, dan Gempol.

    “Vaksinasi ini sangat penting untuk mencegah meluasnya wabah PMK dan melindungi peternak dari kerugian ekonomi,” ujarnya.

    Dari total 7.000 dosis, sekitar 2.000 dosis telah disuntikkan pada ternak. Alfiah menegaskan bahwa vaksinasi saat ini difokuskan pada sapi potong, sedangkan sapi perah telah selesai divaksinasi sebelumnya. “Kami terus berupaya untuk mencapai target vaksinasi sebanyak-banyaknya,” imbuhnya.

    Meskipun demikian, masih ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan vaksinasi. Beberapa peternak masih ragu untuk memvaksin ternaknya karena khawatir akan efek samping.

    “Kami terus melakukan sosialisasi kepada peternak agar memahami pentingnya vaksinasi dan meyakinkan mereka bahwa vaksin yang digunakan aman,” jelasnya.

    Selain kendala penolakan, faktor cuaca yang tidak menentu juga menjadi tantangan tersendiri dalam pelaksanaan vaksinasi. Namun, petugas kesehatan hewan tetap berkomitmen untuk terus melakukan vaksinasi hingga seluruh ternak di Kabupaten Pasuruan mendapatkan perlindungan.

    Hingga saat ini, kasus PMK di Kabupaten Pasuruan terus meningkat. Tercatat sebanyak 251 kasus dengan rincian 17 ekor mati, 140 ekor sembuh, dan 104 ekor masih dalam perawatan. Pemerintah daerah berharap dengan adanya vaksinasi massal ini, penyebaran PMK dapat segera terkendali dan peternak dapat kembali beraktivitas seperti biasa.

    “Kami mengimbau kepada seluruh peternak di Kabupaten Pasuruan untuk aktif mendukung program vaksinasi ini. Dengan bekerja sama, kita bisa mengatasi wabah PMK dan menyelamatkan peternakan kita,” pungkas Fia. [ada/aje]

  • Cara DKPP Pamekasan Tanggulangi Wabah PMK

    Cara DKPP Pamekasan Tanggulangi Wabah PMK

    Pamekasan (beritajatim.com) – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pamekasan, intens melakukan pendampingan dan penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan cara menyemprotkan cairan disinfektan hingga pendistribusian vaksin terhadap hewan ternak.

    Dari total sebanyak 7 ribu dosis vaksin PMK yang diterima dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia, juga sudah didistribusikan ke berbagai Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) di empat kecamatan berbeda di Pamekasan.

    Bahkan personil media kesehatan hewan di lingkungan DKPP Pamekasan, juga terjun langsung ke berbagai pasar hewan guna melakukan pemeriksaan dan penyemprotan disinfektan hingga pemberian dosis anti PMK.

    “Sejauh ini kami sudah mendistribusikan sebanyak 7.000 dosis vaksin PMK ke empat puskeswan yang ada di Pamekasan, dan melakukan vaksinasi dengan cara mendatangi kandang sapi milik warga,” kata Plt DKPP Pamekasan, Indah Kurnia Sulistiorini, Selasa (28/1/2025).

    Total bantuan dosis vaksin PMK dibagi dan didistribusikan ke titik Puskeswan di Pamekasan. “Rincian pendistribusian dosis vaksin meliputi Puskeswan Galis dan Pamekasan, masing-masing sebanyak 1.675 dosis, Puskeswan Pakong dan Waru, masing-masing sebanyak 1.825 dosis,” ungkapnya.

    “Puskeswan Galis, merupakan pusat kesehatan hewan yang membawahi Kecamatan Larangan, Kadur, dan Pademawu. Puskeswan Pamekasan meliputi Kecamatan Proppo dan Tlanakan. Sementara Puskeswan Pakong, mencakup Kecamatan Pegantenan dan Palengaan. Sedangkan Puskeswan Waru, mencakup Kecamatan Batumarmar dan Pasean,” jelasnya.

    Tidak hanya itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat khususnya para peternak agar segera menghubungi petugas lapangan jika terdapat sapi atau hewan ternak yang sakit. Bisa juga dengan menghubungi dokter hewan secara langsung sesuai wilayah tugas masing-masing.

    “Kami telah menyebarkan nomor telepon masing-masing dokter hewan kepada para aparat desa. Tolong dihubungi nomor tersebut, agar bisa segera tertangani dengan baik apabila ada sapi sakit dan diduga terserang PMK,” pungkasnya.

    Berdasar data DKPP Pamekasan, per 15 Januari 2025. Terdapat sebanyak 547 ekor sapi di Pamekasan, dinyatakan terjangkit PKM, bahkan sebanyak 24 ekor sapi di antaranya dinyatakan mati.

    Dari angka total kasus PKM, tercatat sebanyak 152 ekor sapi dinyatakan sakit, 24 ekor sapi mati, 25 ekor sapi dipotong paksa, serta sebanyak 346 ekor sapi di antaranya dinyatakan sembuh dari PMK. [pin/ted]

  • 268 hewan di Cakung Barat divaksinasi untuk cegah rabies

    268 hewan di Cakung Barat divaksinasi untuk cegah rabies

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Timur sudah melakukan vaksinasi terhadap hewan penular rabies (HPR) sebanyak 268 hewan milik warga Cakung Barat.

    “Layanan vaksinasi di Kelurahan Cakung Barat dilakukan selama sembilan hari kerja mulai 13-23 Januari 2025 itu Hasilnya ada 268 HPR yang divaksin,” kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur Taufik Yulianto saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin.

    Dari 268 hewan yang divaksin ini rinciannya, yakni kucing 235 ekor, anjing 31 ekor dan musang dua ekor.

    Layanan vaksinasi ini sebagai upaya untuk mencapai target vaksinasi rabies terhadap 13.112 ekor HPR sepanjang 2025.

    Taufik menyebutkan, layanan vaksinasi dilakukan dengan sistem jemput bola. Petugas mendatangi sekretariat RW yang ada di Kelurahan Cakung Barat.

    “Layanan vaksinasi di Kelurahan Cakung Barat dilakukan selama sembilan hari kerja. Hasilnya ada 268 HPR yang divaksin,” ujar Taufik.

    Layanan vaksinasi ini digelar di sekretariat RW 01 hingga RW 09 sehingga warga pemilik hewan peliharaannya lebih mudah menjangkaunya.

    Selain itu, Taufik mengatakan layanan ini juga gratis diberikan demi pencegahan penularan penyakit rabies dari hewan jenis tersebut.

    Adapun pelayanan ini melibatkan dua dokter hewan dari Suku Dinas (Sudin) KPKP Jakarta Timur yang dibantu dari Satuan Pelaksana (Satpel) KPKP kecamatan dan pengurus RT/RW, Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) dan kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat.

    Layanan vaksinasi akan terus digelar dengan menyasar ke pemukiman warga di wilayah lainnya yang ada di 65 kelurahan.

    Sudin KPKP Jakarta Timur menargetkan vaksinasi rabies terhadap 13.112 ekor HPR sepanjang 2025.

    “Pelaksanaan vaksinasi rabies sudah dimulai pada Senin (13/1) di beberapa kecamatan. Pelaksanaan vaksinasi dilakukan bertahap hingga Desember 2025, dengan target 13.112 ekor HPR, yang meliputi anjing, kucing, kera dan musang,” kata Kepala Sudin KPKP Jakarta Timur Taufik Yulianto saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (14/1).

    Sepanjang 2024, Sudin KPKP Jakarta Timur (Jaktim) telah memberikan layanan vaksinasi rabies terhadap 14.645 ekor HPR yang merupakan hewan peliharaan warga.

    Sebanyak 14.645 ekor hewan yang divaksin itu terdiri atas anjing 2.363 ekor, kucing 12.126 ekor, kera 104 ekor dan musang 52 ekor.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Virus di Udara Bisa Naik 100 Kali Lipat Saat Hujan, Waspada Infeksi Pernapasan – Halaman all

    Virus di Udara Bisa Naik 100 Kali Lipat Saat Hujan, Waspada Infeksi Pernapasan – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Alivio Mubarak Junior

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Musim hujan sering kali dikaitkan dengan meningkatnya kasus penyakit pernapasan seperti flu, batuk, dan infeksi paru-paru. 

    Hal ini bukan sekadar mitos, melainkan fakta yang didukung oleh penelitian medis. 

    Dokter spesialis paru & pernapasan Eka Hospital Depok, dr. Gatut Priyonugroho, Sp.P(K)-Onk., FISR, menjelaskan bahwa jumlah virus di udara dapat meningkat secara signifikan selama musim hujan.

    “Saat musim hujan, jumlah virus di udara bisa meningkat hingga 100 kali lipat dibanding musim biasa,” kata dr. Gatut di kawasan Jakarta Selatan, belum lama ini.

    Kondisi ini membuat risiko penularan penyakit pernapasan lebih tinggi, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

    Menurut dr. Gatut, salah satu penyebab meningkatnya kasus infeksi pernapasan saat musim hujan adalah kelembapan udara yang lebih tinggi. 

    Ilustrasi virus (freepik)

    “Virus dan bakteri penyebab penyakit cenderung bertahan lebih lama di udara dan permukaan yang lembap. Selain itu, saat hujan, banyak orang lebih sering berkumpul di dalam ruangan dengan ventilasi yang kurang baik, sehingga risiko penularan meningkat,” jelasnya.

    Selain flu, penyakit lain seperti Human Metapneumovirus (HMPV) dan pneumonia juga cenderung meningkat pada musim ini. 

    HMPV merupakan virus yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas dan bawah dengan gejala yang mirip flu, namun dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius, terutama bagi pasien dengan penyakit paru-paru kronis.

    Untuk mengurangi risiko terkena penyakit pernapasan selama musim hujan, dr. Gatut menyarankan beberapa langkah pencegahan. 

    “Menjaga daya tahan tubuh sangat penting. Pastikan asupan gizi cukup, tidur yang cukup, dan rutin mencuci tangan. Penggunaan masker di tempat umum juga bisa membantu mencegah penyebaran virus,” sarannya.

    Selain itu, ia menekankan pentingnya vaksinasi influenza sebagai salah satu cara efektif untuk melindungi diri dari infeksi pernapasan. 

    “Vaksin influenza sangat dianjurkan, terutama bagi lansia dan kelompok berisiko tinggi lainnya. Walaupun tidak langsung melindungi dari semua jenis virus pernapasan, vaksin ini bisa mengurangi tingkat keparahan infeksi,” ungkapnya.