Event: vaksinasi

  • Kasus Kanker Anak Muda di India Meningkat, HPV Diduga Jadi Biang Keroknya

    Kasus Kanker Anak Muda di India Meningkat, HPV Diduga Jadi Biang Keroknya

    Jakarta

    Kasus kanker serviks, mulut dan tenggorokan naik di kelompok anak muda di India. Ahli onkologi menyebut kenaikan kasus tersebut dipicu Human Papillomavirus (HPV).

    “Kanker yang disebabkan oleh HPV menyerang jauh lebih awal daripada yang pernah kita lihat sebelumnya. Pasien berusia dua puluhan datang dengan kanker serviks, mulut, dan tenggorokan – banyak di antaranya dapat dihindari sepenuhnya dengan vaksinasi tepat waktu dan kesadaran yang tepat,” kata Dr Ashish Gupta, Kepala Onkologi Medis di Rumah Sakit Kanker Amerix, New Delhi, kepada The Hindu Business.

    Tidak seperti kanker lain yang berkembang selama beberapa dekade, kanker terkait HPV pada orang muda sering kali berkembang dengan cepat dan tanpa diketahui.

    Pencegahan melalui vaksinasi dan skrining dini disebut Dr Gupta harus ditangani dengan urgensi yang sama seperti keadaan darurat kesehatan lainnya.

    Meskipun tubuh dapat membersihkan sebagian besar infeksi HPV dengan sendirinya, beberapa jenis virus berisiko tinggi dapat bertahan dan menyebabkan kanker. Pada wanita, virus ini merupakan penyebab utama kanker serviks, sedangkan pada pria dan wanita, virus ini kini sangat terkait dengan kanker mulut, anus, dan tenggorokan.

    Saat ini, India tidak memiliki program vaksinasi HPV nasional untuk semua remaja, meskipun vaksin tersebut telah disetujui dan tersedia di tempat-tempat swasta.

    “Kita memerlukan kebijakan yang mencakup layanan-layanan ini di bawah skema asuransi nasional sehingga biaya tidak pernah menjadi kendala. Kita tidak berbicara tentang penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Kita berbicara tentang kanker yang dalam banyak kasus dapat kita cegah bahkan sebelum penyakit itu muncul,” tandas Dr Gupta.

    (kna/kna)

  • Laki-laki Juga Bisa Kena Infeksi HPV, Picu Kutil Kelamin sampai Kanker Penis

    Laki-laki Juga Bisa Kena Infeksi HPV, Picu Kutil Kelamin sampai Kanker Penis

    Jakarta

    Selama ini, HPV (human papillomavirus) dikenal sebagai virus yang menjadi penyebab utama kanker serviks pada perempuan. Namun, tak banyak yang tahu virus ini juga bisa menginfeksi laki-laki.

    “Jadi, laki-laki itu beruntung. Karena dia bisa terkena HPV, tapi (bisa) tanpa gejala. Cuma sebagai transien saja,” kata Ketua Kelompok Kerja Eliminasi Kanker Serviks Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Dr dr Fitriyadi Kusuma, SpOG(K), saat ditemui di acara konferensi pers terkait Rekeomendasi POGI untuk Vaksin HPV Bagi Perempuan Pranikah dan Pasca Melahirkan, Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2026).

    Menurut dr Fitri, perbedaan letak alat kelamin mungkin menjadi salah satu alasan mengapa infeksi HPV pada laki-laki jarang terlihat. Penis yang berada di luar tubuh lebih mudah terkena paparan udara dan sering dibersihkan saat mandi, membuat virus lebih sulit berkembang.

    Sementara itu, serviks atau leher rahim yang letaknya di dalam tubuh menciptakan lingkungan yang lebih mendukung replikasi virus.

    Baca juga

    “Jadi, sebenarnya environment-nya, serviks dengan secara histologinya, cell-cell nya, itu dia bisa mereplikasi cell-nya. Berbeda dengan laki,” katanya lagi.

    Meski begitu, bukan berarti laki-laki bebas risiko. HPV tetap bisa bertahan di area kelamin laki-laki dan ditularkan ke pasangan saat berhubungan seksual. Bahkan, dalam beberapa kasus, HPV juga bisa menyebabkan kanker penis, terutama yang disebabkan oleh tipe 16 dan 18, jenis yang paling sering memicu kanker serviks.

    “Jadi, ada sebab lain untuk kanker penis. Tapi, salah satunya adalah HPV,” imbuhnya lagi.

    Hal senada disampaikan Ketua Umum POGI, Prof Dr dr Yudi Mulyana Hidayat, SpOG(K). Ia menyebut laki-laki punya peran besar dalam penularan HPV. Pasalnya, virus bisa menempel di area penis.

    Adapun salah satu gejala virus HPV yang bisa muncul pada laki-laki adalah kutil kelamin (genital warts). Kutil ini, lanjut Prof Yudi, biasanya tumbuh di batang penis, kepala penis (glans), atau di sekitar area anus.

    “Laki-laki ini, di batang kemaluan, bisa timbul kutil, yang berhubungan virus HPV. Bisa di glans penis dan kondiloma dan sebagainya, kelihatannya dia. Begitu mau kencing kelihatan tuh. Kutil itu virus,” sambungnya.

    Karena itu, vaksinasi HPV pada laki-laki juga penting. Beberapa negara seperti Australia sudah memulai vaksin HPV untuk anak laki-laki sejak 2007. Di Indonesia, vaksin HPV untuk laki-laki sudah tersedia, tetapi masih bersifat by request dan belum menjadi program nasional.

    “Even laki-laki itu tidak pernah berhubungan dengan yang lain, itu bisa memasukkan virus yang ada di dalam di alat kemaluan (perempuan),” ucap Prof Yudi.

    Baca juga

    (suc/suc)

  • Infeksi HPV Tak Hanya Picu Kanker Serviks, Tapi Juga Sederet Jenis Kanker Ini

    Infeksi HPV Tak Hanya Picu Kanker Serviks, Tapi Juga Sederet Jenis Kanker Ini

    Jakarta

    Kanker serviks terjadi saat sel kanker tumbuh di serviks alias leher rahim. Menurut data Globocan 2022, kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua pada wanita Indonesia, dengan lebih dari 36 ribu kasus baru dan lebih dari 20 ribu kasus kematian menurut data Globocan 2022. Lebih dari 95 persen kasus disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus (HPV).

    Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Prof Dr dr Yudi Mulyana Hidayat, SpOG, Subsp Onk, mengatakan, tipe HPV risiko tinggi yang paling umum ditemukan di Indonesia adalah tipe 52, 16, 18, 58, yang sebagian besar ditularkan melalui aktivitas seksual.

    “Kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV, dan jika tidak ditangani, dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian,” ucapnya saat ditemui di acara konferensi pers terkait Rekeomendasi POGI untuk Vaksin HPV Bagi Perempuan Pranikah dan Pasca Melahirkan, Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2026).

    Selain kanker serviks, virus ini juga dapat menyebabkan berbagai jenis kanker lainnya. Prof Yudi menyebutkan, HPV juga berkaitan dengan kanker vagina, kanker vulva atau bibir kemaluan, kanker anus, hingga kanker rongga mulut.

    “Penyakit yang berhubungan dengan virus HPV itu tidak hanya kanker serviks,” imbuhnya.

    Menurutnya, penularan HPV bisa terjadi melalui berbagai bentuk kontak seksual, baik secara vaginal, anal, maupun oral. Bahkan, pria juga bisa membawa virus ini pada batang kemaluannya, meski belum pernah melakukan hubungan seksual. Jika terjadi kontak seksual, virus bisa masuk dan memicu infeksi.

    Karena itu, vaksinasi HPV sangat disarankan, tak hanya bagi perempuan, tetapi juga laki-laki. Menurut Prof Yudi, vaksin dapat memberikan perlindungan luas terhadap berbagai tipe HPV penyebab kanker.

    “Sehingga kalau divaksin, proteksinya bukan pada mulut rahim saja, tapi bisa pada beberapa tempat yang berhubungan dengan virus,” sambungnya lagi.

    (suc/suc)

  • Viral! Narasi Sebut Vaksin HPV Bikin Mandul hingga Menopause Dini, Ini Faktanya

    Viral! Narasi Sebut Vaksin HPV Bikin Mandul hingga Menopause Dini, Ini Faktanya

    Jakarta

    Beredar unggahan di media sosial Facebook yang berisikan imbauan kepada para orang tua agar tak mengizinkan anak-anaknya menerima vaksin Human papillomavirus (HPV) imbas efek samping berbahaya.

    Unggahan tersebut menarasikan vaksin HPV dapat menyebabkan berbagai dampak negatif seperti mandul, rahim kering, menopause dini, gangguan otak, kanker, autoimun, hingga kematian mendadak.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “*AWAS, PARA ORANG TUA*

    *VAKSIN MEMATIKAN AKAN KEMBALI DIPAKSAKAN MASUK DARAH ANAK2 KALIAN*

    *Efek Vaksin HPV * Mandul* Rahim Kering * Menopause Dini* Kanker * Masalah Otak * Autoimun* Meninggal Dunia0 *DATANGI KEPSEK ANAK2 KALIAN & KIAYI PONPES, CEPAT Lakukan PERJANJIAN TERTULIS, Satu Dimiliki Ortu dan Satunya lagi Dimiliki Kepsek / Kiayi. Untuk Antisipasi Pasukan D4JJ4L MENJEBAK ANAK2MU TIBA2..!*”

    Bagaimana Faktanya?

    Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Prof Dr dr Yudi Mulyana Hidayat, SpOG(K), menegaskan isu yang mengatakan vaksin HPV bikin mandul atau menopause adalah hoaks alias tidak benar.

    Ia mengatakan, sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah yang mendukung anggapan tersebut.

    “Terkait dengan apakah vaksin HPV itu dihubungkan dengan kemandulan dan lain sebagainya atau menopause dini dan sebagainya, itu belum lagi terkatakan, hanya mitos, tidak fakta,” tegas Prof Yudi saat ditemui di acara konferensi pers terkait Rekeomendasi POGI untuk Vaksin HPV Bagi Perempuan Pranikah dan Pasca Melahirkan, Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2026).

    Sebaliknya, Menurut Prof Yudi, secara ilmiah, vaksin HPV aman dan tidak berdampak buruk terhadap sistem reproduksi perempuan. “Yang jelas, menurut ilmiah saja tidak ada masalah, tidak akan menyebabkan kemandulan,” katanya.

    Vaksinasi HPV justru menjadi salah satu langkah penting dalam mencegah kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi human papillomavirus.

    Senada, Kementerian Kesehatan RI melalui akun resminya juga menyatakan vaksin HPV aman dan tidak memicu kemandulan. Efek samping vaksin HPV mungkin dapat terjadi pada individu yang memiliki alergi terhadap komponen tertentu dalam vaksin, dan ini sangat jarang terjadi.

    Jika mengalami efek samping, gejala yang dialami tidak serius alias ringan. Antara lain:

    demam ringangatal atau memar di area suntikannyeri otot atau sakit kepala.

    (suc/kna)

  • Pejaten Animal Shelter Kerap Diandalkan Saat Puskewan Jakarta Kewalahan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Pejaten Animal Shelter Kerap Diandalkan Saat Puskewan Jakarta Kewalahan Megapolitan 29 Juni 2025

    Pejaten Animal Shelter Kerap Diandalkan Saat Puskewan Jakarta Kewalahan
    Tim Redaksi
     
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI
    Jakarta
    mengakui bahwa kapasitas penampungan hewan milik pemerintah, yakni Pusat Kesehatan Hewan (
    Puskeswan
    ), sangat terbatas.
    Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok menyatakan, dua Puskeswan yang dimiliki Pemprov hanya mampu menampung maksimal 150 ekor hewan.
    “Iya betul (
    puskeswan
    kewalahan). Kapasitas shelter punya Pemda juga terbatas, maksimal 150 ekor,” ujar Hasudungan saat dikonfirmasi, Minggu (29/6/2025).
    Untuk itu, keterbatasan ini membuat pemerintah kerap mengandalkan bantuan dari shelter swasta seperti
    Pejaten Animal Shelter
    dalam menangani hewan telantar, terutama anjing liar.
    Namun, warga sekitar sempat sempat mendesak shelter tersebut ditutup usai insiden babi hutan lepas dan masuk ke permukiman warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat pada Rabu (25/6/2025).
    Hasudungan mengatakan, keputusan untuk menutup shelter tidak bisa diambil secara tergesa-gesa.
    “Jadi memang harus benar-benar dipertimbangkan semua aspeknya,” ujar Hasudungan.
    Apalagi Pejaten Animal Shelter selama ini justru berkontribusi membantu Pemprov dalam penanganan hewan rentan rabies, seperti anjing liar.
    Hal ini dinilai mendukung upaya pemerintah dalam mempertahankan status Jakarta sebagai wilayah bebas rabies.
    “Karena secara tidak langsung
    Pejaten Shelter
    membantu pemda untuk mempertahankan status bebas rabies karena mereka membantu menampung hewan rentan rabies seperti anjing terutama anjing-anjing liar,,” kata dia.
    Meski begitu, ia menegaskan bahwa segala hal terkait hewan yang berkeliaran menjadi tanggung jawab pemilik shelter.
    “Sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemilik shelter kami hanya fokus vaksinasi rabies,” kata dia.
    Sebelumnya, warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang meminta Pejaten Animal Shelter ditutup usai insiden babi hutan lepas dan masuk ke permukiman warga pada Rabu (25/6/2025).
    “Kami minta ditutup. Tapi perlu dicatat. Kami warga itu bukan pembenci hewan. Cuma kami minta tolong jangan ada penampungan hewan di lingkungan permukiman,” kata perwakilan warga setempat, Herry Kurniawan, Kamis (26/6/2025).
    Pemilik Pejaten Shelter, Susana Somali, menyatakan dirinya tidak keberatan jika tempat penampungan hewan telantar miliknya ditutup sesuai permintaan warga.
    Namun, ia mengingatkan dampaknya terhadap hewan-hewan yang ada.
    “Ya itu kalau ditutup, (nanti jadi) pekerjaan (Dinas) KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian). Nanti binatangnya saya bubarkan (lepaskan) bagaimana? Kan lebih repot lagi,” ujar Susana saat ditemui Kompas.com di Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pejaten Animal Shelter Kerap Diandalkan Saat Puskewan Jakarta Kewalahan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Soal Desakan Tutup Pejaten Shelter Usai Babi Lepas, Ini Langkah Pemprov Jakarta Megapolitan 29 Juni 2025

    Soal Desakan Tutup Pejaten Shelter Usai Babi Lepas, Ini Langkah Pemprov Jakarta
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI
    Jakarta
    melalui Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) masih mempertimbangkan rencana penutupan Pejaten Animal Shelter, Jakarta Selatan.
    Warga sekitar sempat mendesak shelter tersebut ditutup usai insiden
    babi hutan
    lepas dan masuk ke permukiman warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat pada Rabu (25/6/2025).
    Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok mengatakan, keputusan untuk menutup shelter tidak bisa diambil secara tergesa-gesa.
    “Jadi memang harus benar-benar dipertimbangkan semua aspeknya,” ujar Hasudungan saat dikonfirmasi, Minggu (29/6/2025).
    Menurut Hasudungan, Pejaten Animal Shelter selama ini justru berkontribusi membantu Pemprov dalam penanganan hewan rentan rabies, seperti anjing liar.
    Hal ini dinilai mendukung upaya pemerintah dalam mempertahankan status Jakarta sebagai wilayah bebas rabies.
    “Karena secara tidak langsung
    Pejaten Shelter
    membantu pemda untuk mempertahankan status bebas rabies karena mereka membantu menampung hewan rentan rabies seperti anjing terutama anjing-anjing liar. Sementara kapasitas shelter punya Pemda juga terbatas,” kata dia.
    Hasudungan menambahkan, shelter milik Pemprov melalui Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) hanya mampu menampung maksimal 150 ekor hewan.
    Akibatnya, ketika Puskeswan kewalahan, Pejaten Shelter kerap menjadi rujukan alternatif.
    “Betul (Puskeswan kewalahan). Maksimal 150 ekor,” kata dia.
    Meski begitu, ia menegaskan bahwa segala hal terkait hewan yang berkeliaran menjadi tanggung jawab pemilik shelter.
    “Sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemilik shelter kami hanya fokus vaksinasi rabies,” kata dia.
    Soal solusi ke depan, Hasudungan mengatakan akan dibahas lebih lanjut dalam rapat internal.
    “Akan dirapatkan” ujar dia.
    Sebelumnya, Pejaten Animal Shelter di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, terancam ditutup usai insiden babi hutan lepas dan masuk ke permukiman warga RT 02/RW 08, Pejaten Barat, Rabu (25/6/2025).
    Warga meminta agar tempat penampungan hewan telantar itu segera ditutup karena dinilai mengganggu masyarakat.
    “Kami minta ditutup. Tapi perlu dicatat. Kami warga itu bukan pembenci hewan. Cuma kami minta tolong jangan ada penampungan hewan di lingkungan permukiman,” kata perwakilan warga setempat, Herry Kurniawan, Kamis (26/6/2025).
    Pemilik Pejaten Shelter, Susana Somali, tidak berkeberatan jika tempat penampungan hewan telantar miliknya ditutup sesuai permintaan warga.
    Namun, ia mengingatkan dampaknya terhadap hewan-hewan yang ada.
    “Ya itu kalau ditutup, (nanti jadi) pekerjaan (Dinas) KPKP (Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian). Nanti binatangnya saya bubarkan (lepaskan) bagaimana? Kan lebih repot lagi,” ujar Susana saat ditemui Kompas.com di Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Obgyn Ungkap Hal yang Terjadi pada Tubuh saat Terkena Kanker Serviks Stadium Lanjut

    Obgyn Ungkap Hal yang Terjadi pada Tubuh saat Terkena Kanker Serviks Stadium Lanjut

    Jakarta

    Kanker serviks sering disebut sebagai silent killer bagi perempuan. Bukan tanpa alasan, penyakit ini cenderung tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga banyak pengidap yang baru menyadarinya saat kanker sudah memasuki stadium lanjut.

    Menurut Ketua Umum Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Prof Dr dr Yudi Mulyana Hidayat, SpOG, Subsp Onk, jika kanker serviks sudah memasuki tahap stadium lanjut atau stadium 4, terdapat sejumlah gejala yang bisa dialami pengidapnya. Salah satunya keputihan tak normal.

    “Nah sekarang, keputihan itu ada yang bening. Tapi kalau keputihannya itu sudah berwarna, berwarna putih, berwarna kuning, apalagi sampai berbau. Putih, kuning, ada mikroorganisme atau kuman lain. Kita obati sesuai dengan penyebabnya, kan? ” ucapnya saat ditemui di acara konferensi pers terkait Rekeomendasi POGI untuk Vaksin HPV Bagi Perempuan Pranikah dan Pasca Melahirkan, Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2026).

    “Nah yang parah itu kalau sudah berbau, merah, itu berarti apa? Udah kanker,” ucapnya lagi.

    Selain keputihan, gejala lain yang perlu diwaspadai adalah perdarahan saat berhubungan intim. Menurut Prof Yudi, jika disertai dengan nyeri saat berhubungan, hal ini bisa menjadi tanda bahwa kanker sudah menyebar keluar dari area mulut rahim.

    Pada stadium lanjut, kanker serviks bahkan bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti keluarnya feses dari vagina atau kebocoran saluran kencing. Prof Yudi mengatakan, hal Ini menandakan kanker sudah menembus dinding antara rahim dan saluran pencernaan atau saluran kemih.

    “Tambah lagi kalau (kanker) ke depan (kena) saluran kencing, bocor, ngompol terus. Itu sudah stadium 4A dan 4 B,” ucapnya lagi.

    Di samping itu, Prof Yudi menekankan penyakit ini tak perlu ditakuti, namun tetap diwaspadai. Pemeriksaan rutin seperti pap smear serta vaksinasi HPV merupakan langkah penting dalam mencegah kanker serviks sejak dini.

    “Malah saya katakan, kanker serviks tidak perlu ditakuti tapi harus diwaspadai. Karena itu masih bisa kita berantas dengan baik,” tegasnya.

    (suc/suc)

  • Kemenhub Ganti Nama Klinik Jadi Sentra Maritim Medika, Layani Masyarakat Umum

    Kemenhub Ganti Nama Klinik Jadi Sentra Maritim Medika, Layani Masyarakat Umum

    Jakarta

    Balai Kesehatan Kerja Pelayaran (BKKP), unit pelaksana teknis di bawah Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan melakukan transformasi klinik pelayaran yang sebelumnya dikenal sebagai Klinik Utama BKKP. Kini klinik itu bertransformasi menjadi Klinik Utama Sentra Maritim Medika (SMM).

    “Penamaan Klinik Utama Sentra Maritim Medika bukan sekadar perubahan nama, tetapi mencerminkan komitmen kuat kami untuk menjadikan klinik ini sebagai pusat layanan kesehatan kerja yang unggul dan siap menjawab tantangan dunia pelayaran global,” ujar Kepala BKKP, Wisnu Wardana dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/6/2025).

    Nama baru ini telah resmi diluncurkan bertepatan dengan peringatan Hari Pelaut Sedunia, 25 Juni 2025 lalu. Lebih jauh Wisnu menjelaskan bahwa transformasi ini tidak hanya sekadar pergantian nama, melainkan mencerminkan tonggak penting dalam pengembangan layanan BKKP yang kini mengedepankan branding modern, digitalisasi layanan, serta pendekatan pelayanan kesehatan terintegrasi untuk mendukung keselamatan dan produktivitas pelaut Indonesia.

    “Tidak hanya untuk pelaut, Klinik SMM juga terbuka bagi masyarakat umum, menjadikannya sebagai pusat layanan kesehatan kerja yang inklusif dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat,” tambah Wisnu.

    Di tengah meningkatnya tantangan kesehatan bagi pelaut dalam era pelayaran global, BKKP juga terus mendorong inovasi dan penguatan layanan, meliputi peningkatan mutu layanan berbasis standar internasional, pengembangan digitalisasi dan integrasi data medis dan penguatan jejaring RSKU sebagai mitra operasional dan teknis.

    “Dengan identitas baru sebagai Klinik Utama Sentra Maritim Medika (SMM), kami optimistis dapat menghadirkan pusat rujukan nasional dalam layanan kesehatan kerja pelaut dan tenaga kerja sektor maritim yang adaptif, inklusif, dan modern,” ujar Wisnu.

    Wisnu menambahkan, transformasi ini sekaligus merupakan langkah strategis untuk menjawab kebutuhan masa depan pelaut Indonesia yang sehat dan professional di mana Indonesia dalam hal ini Kementerian Perhubungan ingin memastikan bahwa setiap pelaut memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, aman, dan berstandar global.

    Sebagai fasilitas kesehatan kerja yang didesain untuk memenuhi kebutuhan pelaut dan tenaga kerja sektor maritim, Klinik SMM menyediakan berbagai layanan unggulan, antara lain:

    – Pemeriksaan kesehatan pelaut sesuai standar nasional dan IMO
    – One Day Service Medical Check-Up
    – Medical Check-Up onsite (layanan mobile)
    – Advance Colour Test
    – Layanan vaksinasi domestik dan internasional
    – Fasilitas laboratorium dan radiologi modern
    – Pemeriksaan narkoba dan sistem rekam medis elektronik
    – Konsultasi dengan dokter umum dan spesialis
    – Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja pelabuhan dan pekerja maritim
    – Layanan Terapi Hiperbarik (Hyperbaric Oxygen Therapy) untuk penanganan kondisi dekompresi, luka sulit sembuh, keracunan karbon monoksida, serta peningkatan fungsi sel secara menyeluruh. Layanan terapi hiperbarik menjadi salah satu fasilitas unggulan dan esensial, khususnya bagi pelaut, penyelam, dan pekerja di lingkungan tekanan tinggi. Klinik SMM hadir sebagai pionir dalam penyediaan layanan ini.

    Sebagai lembaga pembina teknis, Direktorat Perkapalan dan Kepelautan bersama BKKP mengoordinasikan sebanyak 110 Rumah Sakit/Klinik Utama (RSKU) yang tersebar di seluruh Indonesia sebagai penyedia layanan kesehatan pelaut. RSKU inilah yang menjadi mitra strategis BKKP dalam mendukung layanan kesehatan pelaut secara nasional.

    Sebaran RSKU di Indonesia:

    – DKI Jakarta dan Banten: 29 RSKU
    – Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY: 26 RSKU
    – Sumatera (termasuk NAD, Riau, Sumbar, Jambi, dll): 17 RSKU
    – Bali, NTB, NTT, Maluku: 17 RSKU
    – Kalimantan: 12 RSKU
    – Sulawesi: 6 RSKU
    – Papua: 4 RSKU

    “Angka ini menunjukkan komitmen Kementerian Perhubungan dalam pemerataan akses layanan kesehatan kerja pelaut di seluruh penjuru Tanah Air,” pungkas Wisnu.

    (ada/ara)

  • Hadiri Happy Catz, Wali Kota Depok rencanakan shelter kucing 

    Hadiri Happy Catz, Wali Kota Depok rencanakan shelter kucing 

    Pameran Happy Catz yang digelar di Mall Pesona Square, Depok,Jumat (27/2025). (foto: isf)

    Hadiri Happy Catz, Wali Kota Depok rencanakan shelter kucing 
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Jumat, 27 Juni 2025 – 19:17 WIB

    Elshinta.com – Depok – Wali Kota Depok, Supian Suri, berencana untuk merumuskan pembuatan shelter kucing di wilayah Depok untuk mengatasi masalah kucing liar dan kucing yang dibuang di sembarang tempat. 

    Hal ini disampaikan pada event pameran Happy Catz yang digelar di Mall Pesona Square, Depok,Jumat (27/2025).

    “Pemerintah Kota Depok hingga kini belum memiliki Shelter kucing. Dengan adanya event ini, menjadi masukan yang positif, dan  Pemda Depok akan segera merumuskannya, sehingga Depok memiliki shelter kucing,” ucap Supian Suri.

    Supian Suri juga mengatakan, dengan adanya shelter, kucing liar bisa diantisipasi keberadaannya, sehingga tidak kemana mana. Dan warga Depok juga menjadi mudah menaruh kucing di shelter.

    “Tentunya juga, selain shelter,  akan disiapkan juga vaksinasi dan dilakukan steril pada kucing, sehingga tidak terlalu banyak perkembangan biakannya, khususnya kucing,” ujar Supian Suri seraya mengatakan, agar para pencipta kucing di Depok untuk mencintai dan merawat kucing, sehingga menjadi amal ibadah.

    Event Happy Catz Show, dibuka secara resmi oleh Wali Kota Depok, Dr. Drs. H. Supian Suri, M.M.,

    “Yu, masyarakat Depok agar semangat merawat hewan kita, merawat kucing kita, sehingga ini menjadi amalan bagi kita,” ajak Supian Suri bagi warganya.

    Supian Suri juga berharap, agar event seperti ini, dikolaborasi juga, semisal dengan pameran ikan hias atau tanaman.

    “Pemda Depok sangat mendukung event seperti ini di gelar di Depok. Pemda siap menyiapkan dananya,” jelasnya.

    Event Happy Catz Show, dibuka secara resmi oleh Wali Kota Depok, Dr. Drs. H. Supian Suri, M.M., serta didampingi Camat Sukmajaya Depok, Christin, para penyelenggara acara, Kelana Muda, Agus Wahidin (Promotor dari PRM – Punai Raya Multimedia), Jarkasih (Creative.INC), Lukman Zulfikar (Project Manager), dan Bob Capulet (Program Manager) dari event Happy Catz Show dan Happy Catz Sound.

    Camat Sukmajaya Depok, Christine juga terinspirasi dengan event Happy Catz show dan berharap agar warganya dapat merawat dan memelihara hewan kucingnya dengan baik.

    “Memberi makan dan membuang kotorannya di tempat yang ditentukan, jadi jangan sampai mengganggu”.

    Pameran kucing digelar mulai 27 Juni – hingga 29 Juni ini, menampilkan jenis kucing ras, seperti; Mainecoon.

    Ajang ini menyajikan dua bagian utama yaitu Happy Catz Show dan Happy Catz Sound, dan digelar selama tiga hari, 27–29 Juni 2025, mulai pukul 10.00–22.00 WIB di Pesona Square Depok.

    Jumlah peserta expo Happy Catz Show yang telah terdaftar sebanyak 92 peserta. Berbagai kegiatan dan lomba akan digelar dalam Happy Catz Show dan digelar mulai 27 Juni – hingga 29 Juni. 

    Kelana Muda,  pelaksana acara dari Punai Raya Multimedia (PRM), menyampaikan bahwa pameran yang sekaligus kontes kucing ini, menampilkan jenis kucing ras, seperti; Mainecoon, British short hair, munckin, dan domestik.

    “Ada pun penilaian dari beauty kontes itu, dinilai dari kebersihan, attitude, telinga dan kuku. Sedangkan foto kontes dinilai dari foto ekspresi, keanggunan serta costum,” tuntasnya. (Dd)

    Sumber : Elshinta.Com

  • Viral! Narasi Sebut Vaksin HPV Bikin Mandul hingga Menopause Dini, Ini Faktanya

    Cegah Kanker Serviks, POGI Rilis Rekomendasi Vaksin HPV Terbaru untuk Kelompok Ini

    Jakarta

    Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) resmi mengeluarkan rekomendasi klinis terbaru untuk vaksinasi Human Papillomavirus (HPV), menargetkan dua kelompok kunci: wanita pra-nikah dan wanita pascapersalinan.

    Rekomendasi ini disusun berdasarkan bukti ilmiah terkini dan bertujuan untuk memperkuat pencegahan primer kanker serviks. Berdasarkan data Globocan 2022, kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua pada wanita Indonesia, dengan lebih dari 36.000 kasus baru dan lebih dari 20.000 kasus kematian.

    Lebih dari 95 persen kasus ini disebabkan oleh infeksi HPV risiko tinggi. Meski upaya pencegahan terus berjalan, kelompok wanita dewasa yang belum pernah divaksinasi, seperti yang berada dalam fase pranikah dan pascapersalinan, masih perlu menjadi perhatian dalam perluasan upaya perlindungan.

    “Kanker serviks disebabkan oleh infeksi HPV, dan jika tidak ditangani, dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian. Di Indonesia, tipe HPV risiko tinggi yang paling umum ditemukan adalah tipe 52, 16, 18, 58 – yang sebagian besar ditularkan melalui aktivitas seksual,” ucap Ketua Umum POGI Prof Dr dr Yudi Mulyana Hidayat, SpOG, Subsp Onk, saat ditemui di acara konferensi pers terkait Rekeomendasi POGI untuk Vaksin HPV Bagi Perempuan Pranikah dan Pasca Melahirkan, Jakarta Pusat, Selasa (24/6/2026).

    “Kabar baiknya, infeksi HPV dapat dicegah melalui vaksinasi HPV. Oleh karena itu, sangat dianjurkan seseorang melakukan vaksinasi HPV sebelum aktif secara seksual, seperti pada fase pranikah. Untuk ibu yang sedang menyusui, juga dapat menerima vaksinasi HPV,” lanjutnya lagi.

    baca juga

    Lebih lanjut, Prof Yudi menekankan masih banyak wanita usia reproduktif yang belum menjadi bagian dari upaya pencegahan kanker serviks secara menyeluruh.

    “Setiap jam, dua wanita Indonesia meninggal akibat kanker serviks. Ini bukan sekadar angka, tapi panggilan darurat bagi semua pihak. Melalui rekomendasi ini, POGI ingin memberikan panduan berbasis ilmiah bagi dokter dan tenaga kesehatan untuk memperluas cakupan perlindungan, khususnya bagi kelompok pranikah dan pascapersalinan yang belum pernah menerima vaksinasi HPV,” imbuhnya lagi.

    Rekomendasi ini disusun oleh Kelompok Kerja Eliminasi Kanker Serviks POGI di bawah pimpinan Dr dr Fitriyadi Kusuma, Sp OG, Subsp Onk, sebagai panduan teknis bagi tenaga kesehatan.

    “Untuk wanita termasuk wanita pranikah, kami merekomendasikan untuk mendapat vaksin HPV. Vaksinasi sebelum aktivitas seksual dapat mencegah hingga 90 persen kanker terkait HPV, sementara pada wanita yang sudah aktif secara seksual, vaksin tetap dapat membantu dalam mengurangi risiko dan memberikan perlindungan dari kanker serviks,” jelas dr Fitriyadi.

    Ia juga menjelaskan vaksinasi HPV pada masa pascapersalinan bisa menjadi bagian integral dari kunjungan nifas.

    “Vaksinasi HPV dapat diberikan untuk ibu menyusui dan dapat diberikan bersamaan dengan layanan skrining serviks. Kami menyusun panduan ini agar dokter, bidan, dan tenaga kesehatan memiliki acuan praktis dan konsisten dalam memberikan edukasi dan layanan vaksinasi HPV, khususnya bagi kelompok wanita dewasa yang belum tercakup,” pungkasnya.

    POGI berharap rekomendasi ini dapat diadopsi secara luas oleh tenaga kesehatan dan menjadi bagian dari layanan kesehatan reproduksi rutin di seluruh Indonesia. Dengan menjadikan fase pranikah dan pascapersalinan sebagai titik masuk strategis, vaksinasi HPV diharapkan mampu menekan angka kematian akibat kanker serviks dan mempercepat tercapainya target eliminasi secara nasional dan global.

    baca juga

    (suc/kna)