Event: Ramadhan

  • Ini Lokasi Pasar Takjil Ramadhan 2024 di Kota Blitar, Salah Satunya di Makam Bung Karno

    Ini Lokasi Pasar Takjil Ramadhan 2024 di Kota Blitar, Salah Satunya di Makam Bung Karno

    Blitar (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Blitar kembali menggelar pasar takjil pada bulan Ramadhan tahun 2024 ini. Ada sejumlah tempat yang telah terdaftar bakal mengadakan pasar Takjil Ramadhan 2024 ini.

    Lokasi pertama yakni ada di Jalan Kenanga Kota Blitar atau berada di sebelah timur Kantor Wali Kota Blitar. Di lokasi pasar takjil Jalan Kenanga ini, total ada 150 an pedagang kuliner yang berjualan.

    Berbagai kuliner tradisional hingga modern pun bisa ditemui warga di pasar takjil Jalan Kenanga Kota Blitar ini.

    “Untuk pasar takjil, akan kami gelar di Jalan kenanga atau timur kantor Wali Kota Blitar, pasar takjil ini akan digelar mulai hari pertama Ramadhan,” kata Hakim Sisworo, Kepala Disperindag Kota Blitar, Senin (11/03/24).

    Lokasi kedua yakni berada di City Walk Makam Bung Karno Kota Blitar. Di sepanjang City Walk Makam Bung Karno Kota Blitar ini akan ada puluhan pedagang makanan dan minuman untuk berbuka puasa.

    Warga yang ingin mencari takjil berbuka puasa pun bisa datang langsung ke City Walk Makam Bung Karno Kota Blitar. Selain bisa berburu kuliner, warga juga bisa bersantai di kursi-kursi area makam Bung Karno sembari menunggu waktu Shalat Tarawih tiba.

    Lokasi pasar takjil ini pun juga cocok dijadikan sebagai tempat ngabuburit sembari menunggu waktu berbuka puasa.

    “Yang kedua itu ada city walk Makam Bung Karno Kota Blitar, disana juga banyak pedagang kuliner yang berjualan takjil berbuka puasa,” tegasnya.

    Selain itu masih ada sejumlah pasar takjil yang berada di hampir setiap kecamatan. Pemkot Blitar sendiri memang mempersilahkan warga untuk menggelar pasar takjil asal menaati semua peraturan dan tidak mengganggu lalu lintas.

    “Masih banyak lagi yang memberi tahu kalau mau mengadakan pasar takjil,” tutupnya.

    Selama 3 tahun terakhir ini pasar takjil di Kota Blitar memang diadakan di Jalan Kenanga dan jalan Mastrip. Lokasi tersebut sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya di mana peser takjil digelar di Jalan Ahmad Yani Kota Blitar.

    Pengalihan lokasi pasar takjil ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kemacetan saat menjelang buka puasa. Hasil evaluasi Pemkot Blitar menyebutkan bahwa pelaksanaan pasar takjil di Jalan Ahmad Yani menyebabkan terjadinya kemacetan saat sore menjelang buka puasa. (owi/ted)

  • Nyepi, Ribuan Warga dari Bali Menyeberang ke Banyuwangi

    Nyepi, Ribuan Warga dari Bali Menyeberang ke Banyuwangi

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pantauan arus penumpang kapal ferry khususnya dari Pulau Bali menuju Pelabuhan Indonesia Ferry Cabang Ketapang, Banyuwangi cukup padat.

    Pantauan ini terlihat sejak kemarin, sebelum adanya penutupan pelabuhan karena ritual Hari Raya Nyepi umat Hindu.

    Terlihat dari setiap kapal yang bersandar di Pelabuhan Ketapang dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali terpantau padat oleh kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

    Kepadatan dan ramainya pelabuhan Ketapang Banyuwangi ini karena banyak warga non Hindu yang memilih meninggalkan Bali lantaran adanya Hari Raya Nyepi.

    Mereka memilih menikmati masa liburan ini ke Banyuwangi maupun kota lain di Jawa Timur. Sebagian, bagi warga Banyuwangi mereka memilih untuk pulang kampung, karena libur kali ini juga bersamaan dengan libur awal puasa Ramadhan.

    Berdasarkan data dari pihak PT ASDP Indonesia Fery cabang Pelabuhan Ketapang – Gilimanuk telah terjadi lonjakan arus penyeberangan dari bali menuju ke Jawa. Data manifes Pelabuhan – Ketapang – Gilimanuk jumlah penumpang kemarin terpantau yang menyeberang dari bali menuju ke Jawa berjumlah 22 ribu lebih.

    Selanjutnya, penumpang roda dua dan empat tercatat sebanyak 6009 unit. Sementara data Minggu (10/3/2024) ) kemarin, jumlah arus penumpang telah mengalami kenaikan menjadi 26 ribu. Total rincian, kendaraan sebanyak 8000 unit kendaraan baik roda dua dan roda empat.

    Lonjakan penumpang dan kendaraan di jalur penyeberangan Jawa bali dikarenakan mulai tadi malam. Jadwal terakhir pelayanan penyeberangan dari Jawa menuju ke Bali dilakukan pihak otoritas pelabuhan pada pukul 23.00 WIB. Setelahnya, aktifitas penyeberangan di Pelabuhan Ketapang – Gilimanuk dihentikan selama 24 jam.

    Penutupan layanan penyeberangan dari Pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk pada pukul 05.00 WITA. Selanjutnya akan dibuka kembali, Selasa pukul 05.00 WIB dari Pelabuhan Ketapang atau Pukul 05.00 WITA dari arah Gilimanuk Bali. (rin/ted)

  • Begini Penjelasan MUI Tuban Soal Perbedaan Awal Puasa

    Begini Penjelasan MUI Tuban Soal Perbedaan Awal Puasa

    Tuban (beritajatim.com) – Kementerian Agama (Kemenag) Tuban menggelar Rukyatul Hilal bersama Tim Badan Hisab Rukyat (BHR) di Desa Banyuurip, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban dengan hasil tidak terlihat, begini penjelasan dari BHR dan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).

    Menurut Tim BHR Kabupaten Tuban Nurpuat bahwa pelaksanaan Rukyatul Hilal Awal Ramadhan 1445 H/2024 M pada minggu (10/03/2024) sore dengan hasil hilal tidak terlihat karena ada beberapa faktor yang perlu menjadi pertimbangan.

    “Hasil hisab harus tetap dibuktikan dengan fakta di lapangan, yakni hasil pemantauan atau rukyat hilal,” ucap Nurpuat.

    Ia juga menyampaikan, adakah yang berhasil melihat ataukah tidak? sebab semua hasil hisab secara astronomis belum memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Neo MABIMS.

    “Tinggi hilal minimal 03 derajat dan elongasi matahari-bulan minimal 6,4 derajat,” terang Nurpuat.

    Sementara itu, Ketua MUI Tuban KH. Abdul Matin Jawahir menjelaskan, bahwa Muhammadiyah muncul hilal setengah derajat saja sudah dihitung satu dan sudah masuk. Sebab, Muhammadiyah menggunakan konsep rukyah bil ‘ilmi (hisab) dengan konsep wujudul hilal.

    “Dalam Muhammadiyah, yakni yang penting hilal sudah wujud, walaupun kurang dari 2 derajat sudah jatuh tanggal,” kata KH. Matin sapanya.

    Sedangkan, NU menggunakan rukyah bil fi’li dengan konsep Imkanurru’yah yang mana posisi hilal bisa dikatakan jatuh tanggal kalau minimal sudah 2 derajat.

    “Andai Muhammadiyah mau naik sedikit dan NU turun sedikit mungkin bisa klop,” ujar Ketua MUI Tuban itu.

    Oleh karenanya, KH. Matin mengungkapkan, apabila posisi hilal di atas dua derajat pasti NU dan Muhammadiyah sama penanggalan hijriyahnya. Namun, sebaliknya kalau di bawah 2 derajat pasti beda.

    Bahwa Muhammadiyah mengatakan.hisab yang dilakukan juga rukyah, yaitu rukyah (melihat) dengan ilmu pengetahuan, maka Muhammadiyah mengatakan rukyah bil ‘ilmi, alasannya hukum alam itu punya sifat kepastian.

    “Sedangkan, Pemerintah Indonesia menggunakan konsep NU yakni rukyah bil fi’li dengan konsep imkanurru’yah,” pungkasnya. [ayu/ted]

  • Warga Muhammadiyah Sudah Mulai Puasa

    Warga Muhammadiyah Sudah Mulai Puasa

    Surabaya (beritajatim.com) – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim) Sukadiono menyebut perbedaan waktu dengan pemerintah terkait pelaksanaan ibadah puasa sudah menjadi hal biasa.

    Diketahui, warga Muhammadiyah telah memulai tarawih pertamanya pada Minggu (10/3/2024). Suko mengungkapkan, berdasarkan laporan dari berbagai wilayah di Jatim, ribuan masjid Muhammadiyah telah menjalankan tarawih dengan lancar dan suka cita.

    “Alhamdulillah, malam ini kami warga Muhammadiyah telah memulai sholat tarawih. Ribuan masjid Muhammadiyah telah menjalankan ibadah tarawih dengan lancar dan suka cita,” ujar Sukadiono.

    Soal adanya perbedaan waktu pelaksanaan dengan pemerintah, Sukadiono menegaskan jika hal itu sudah biasa. Perbedaan metode sudah berjalan bertahun-tahun dan masyarakat sudah terbiasa dengan hal tersebut.

    “Maka di bulan Ramadhan tahun ini, harus kita hindari perdebatan yang tidak konstruktif. Ramadhan harus menjadi oase yang sejuk. Setelah 11 bulan menjalani aktivitas, dari kontestasi, kompetisi dan aktivitas lainnya. Ramadan harus menjadi momentum dan kesempatan untuk meningkatkan kualitas ibadah,” tuturnya.

    Sukadiono juga menyebut jika tarawih bisa menjadi momentum temu sosial antar jamaah. Hal ini sangat penting untuk merekatkan hati dan saling tegur sapa. Menurutnya, semua harus menjaga kohesi sosial di tengah perbedaan.

    “Saya mengimbau kepada seluruh warga Muhammadiyah di Jatim untuk berbondong-bondong tarawih ke masjid. Ajak seluruh keluarga, saling tegur sapa dan senyum dengan sesama jamaah. Mari merayakan Ramadan tahun ini dengan suka cita,” ucapnya. [ipl/but]

  • Hilal Awal Ramadhan 2024 Tak Terlihat di Mojokerto

    Hilal Awal Ramadhan 2024 Tak Terlihat di Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Hilal awal Ramadhan 2024 tak terlihat di Mojokerto. Ini setelah Lembaga Falakiyah Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kabupaten Mojokerto melakukan Rukyatul Hilal awal Ramadhan 1445 Hijiriah di Masjid Agung Darussalam, Desa Gemekan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Minggu (10/3/2024).

    Rukyatul hilal dilaksanakan oleh Lembaga Falakiyah PCNU Kabupaten Mojokerto bersama Kemenag Kabupaten/Kota Mojokerto yang juga dihadiri oleh Hakim Pengadilan Agama untuk mengesahkan hilal. Pengamatan hilal akan dimulai saat terbenamnya matahari, dengan azimut matahari 266° 00′ 18″. Azimut bulan 264°44°41″ tinggi 00° 58′ 30”.

    “Pengamatan dimulai pukul 16.00 WIB sampai pukul 18.05 WIB. Hasil rukyatul hilal yang dilaksanakan di Masjid Madasa, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto sudah dipastikan tadi hilal tidak bisa dilihat,” ungkap Ketua Lembaga Falakiyah PCNU Kabupaten Mojokerto, Syamsul Maarif.

    Hasil rukyatul hilal nantinya akan dilaporkan ke Lembaga Falakiyah PWNU Jatim kemudian diteruskan ke Kementrian Agama RI (Kemenag RI) sebagai bahan sidang Isbat penentuan awal Ramadhan. Hilal tidak dapat dilihat karena belum memenuhi kriteria di bawah dua derajat sehingga nanti Sya’ban akan digenapkan menjadi 30 hari.

    “Tadi live bersama Kanwil Kemenag Jatim, dari hasil pelaporan

    dari seluruh rukyat di Jatim tidak bisa melihat hilal awal Ramadhan sehingga 1 Ramadhan menunggu isbat Kementerian Agama RI, insya Allah awal Ramadhan dimulai pada hari Selasa, tanggal 12 Maret 2024,” jelasnya.

    Samsul meminta masyarakat agar tetap menghormati dan toleransi meski ada perbedaan penentuan awal Ramadhan. Samsul meminta masyaramat agar menghargai perbedaan karena masing-masing memiliki pedoman terkait penetapan 1 Ramadhan 1445 Hijriah. [tin/but]

  • Rukyatul Hilal di Kabupaten Tuban Tidak Terlihat

    Rukyatul Hilal di Kabupaten Tuban Tidak Terlihat

    Tuban (beritajatim.com) – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tuban bersama Tim Badan Hisab Rukyat (BHR) telah melaksanakan Rukyatul Hilal Awal Ramadhan 1445 H/2024 M pada minggu (10/03/2024) sore dengan hasil hilal tidak terlihat.

    Adapun rukyatul hilal dilakukan di Desa Banyuurip, Kecamatan Senori Kabupaten Tuban yang turut mengundang Ketua MUI, tokoh agama, TNI/Polri, Forkopimda, Forkopimca dan stakeholder terkait.

    Kepala Kemenag Tuban Umi Kulsum menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang sudah meluangkan waktu untuk hadir mengikuti rukyatul hilal untuk mengetahui awal bulan Ramadhan.

    “Demi kebersamaan baik pada tusi seksi Bimas Islam atau seksi lainnya segenap pejabat mohon hadir untuk saling memberikan support,” ucap Umi Kulsum.

    Masih kata Umi sapanya, Kemenag Tuban telah bersinergi dengan berbagai pihak untuk pelaksanaan rukyatul hilal ini dan hasilnya tidak terlihat, sehingga besok dilakukan rukyatul hilal lagi.

    Oleh karenanya, ia menghimbau supaya menara rukyatul hilal tidak hanya dikunjungi 3 kali setahun, tapi bisa dikunjungi juga oleh para siswa jurusan agama untuk praktek ilmu falak.

    “Harapannya, siswa jurusan agama ini juga bisa mempelajari bagaimana praktek ilmu falak,” ujar mantan Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Tuban itu.

    Ditempat yang sama, tim BHR Kabupaten Tuban yang diwakili oleh Kepala KUA Plumpang Nurpuat menyebutkan ada beberapa faktor yang perlu menjadi pertimbangan, bahwa hasil hisab ini harus tetap dibuktikan dengan fakta di lapangan, yakni hasil pemantauan (rukyat) hilal, adakah yang berhasil melihat ataukah tidak.

    “Semua hasil hisab awal Ramadhan 1445 H ini secara astronomis belum memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Neo MABIMS, yakni tinggi hilal minimal 03 derajat dan elongasi matahari-bulan minimal 6,4 derajat,” terang Nurpuat.

    Sementara itu, Kasi Bimas Islam Kemenag Tuban Mashari menjelaskan pelaksanaan rukyatul hilal awal Ramadhan 1445 H ini diikuti oleh berbagai unsur lapisan masyarakat termasuk Ketua MUI Kabupaten Tuban KH. Abdul Matin Jawahir, Ketua Pengadilan Agama Kabupaten Tuban Mufi Ahmad Baihaqi, Pemkab Tuban, Polres Tuban, Dandim 0811, Forkopimca Senori, Tim BHR, BMKG, Pertamina blok Cepu, Majlis Tarjih Muhammadiyah, Lajnah Falakiyah NU, Pimpinan Pesantren, Kepala KUA, Penyuluh, Kepala Satker, Pranata Humas, beberapa Mahasiswa dari PT jurusan Ilmu Falak, para pemerhati Ilmu Falak dan lainnya.

    “Hari ini keputusan hilal tidak terlihat dibacakan oleh hakim Pengadilan Agama Ihsan dan panitera Busiril,” tutup Mashari. [ayu/ted]

  • Rumah dan Musala di Lereng Wilis Kediri Longsor, Imbas Hujan Deras

    Rumah dan Musala di Lereng Wilis Kediri Longsor, Imbas Hujan Deras

    Kediri (beritajatim.com) – Rumah milik Jono dan Tiani serta musala di Desa Kanyoran, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri tertimpa longsor. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah ini.

    Menurut Kapolres Kediri Kota AKBP Bramastyo Priaji, tanah longsor di Desa Kanyoran terjadi setelah kawasan lereng Wilis itu diguyur hujan lebat. Material tanah dan batu menimpa rumah Jono dan Tiani serta sebuah musala.

    “Hari ini sejumlah personel Polres Kediri Kota menyambangi dan memberikan bantuan korban bencana alam tanah longsor yang menimpa rumah warga di Desa Kanyoran,” ujar AKBP Bramastyo Priaji, pada Minggu (10/3/2024).

    Rumah Jono mengalami kerusakan berat akibat tanah longsor. Dinding bangunan dari tatanan batako jebol. Halaman rumah juga penuh dengan material lumpuh. Kondisi yang sama terjadi pada musala setempat.

    Proses pembersihkan tanah longsor melibatkan TNI dan BPBD Kabupaten Kediri. Sementara itu, selain membantu proses pembersihan material tanah longsor, personil kepolisian juga memberikan bantuan sembako, pakaian layak pakai, selimut serta air bersih kepada korban.

    “Kegiatan ini sebagai wujud kepedulian kepada masyarakat yang terkena dampak tanah longsor di Desa Kanyoran. Kami melakukan pembersihan material lumpur yang menerjang rumah warga, apalagi sejak kemain sampai hari ini hujan turun dengan lebat,” tambahnya.

    Petugas membersihkan musala dari material lumpur baik lantai maupun kaca. Rumah ibadah tersebut rutin digunakan masyarakat untuk sholat berjamaah. Apalagi akan memasuki bulan Ramadhan yang mana akan digunakan kegiatan Sholat Tarawih.

    “Kami berharap bantuan tersebut dapat meringankan para korban dan kegiatan tersebut sebagai bentuk implementasi Polri yang Presisi harus memberikan manfaat untuk masyarakat disekitar tempat bertugas. Selain itu juga sebagai bentuk kepedulian bersama kepada mereka yang membutuhkan yang mengalami musibah longsor,” tegasnya.

    Saat ini sudah memasuki musim penghujan dengan curah hujan yang tinggi, Kapolres mengimbau warga tetap berhati-hati. Jika mengetahui ada bencana alam sekecil apapun, mohon dilaporkan kepada tiga pilar desa atau langsung ke Polsek ataupun Polres, agar bisa segera dilakukan penanganan lebih lanjut. [nm/but]

  • Pantauan Hilal di Banyuwangi, Ini Hasilnya

    Pantauan Hilal di Banyuwangi, Ini Hasilnya

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Banyuwangi bersama Kementrian Agama dan sejumlah pengurus organisasi keagamaan dan masyarakat melakukan rukyatul hilal (melihat bulan) di Pantai Pancur Taman Nasional Alas Purwo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo. Berbagai persiapan untuk pemantauan bulan dilakukan dengan cermat dan penuh keyakinan.

    Meski demikian, hasilnya tim rukyat tidak dapat melihat bulan lantaran cuaca yang kurang mendukung. Di lokasi ini, langit tertutup mendung tebal bahkan sempat terjadi hujan deras dan angin kencang.

    Kondisi diperparah, tenda tempat pemantauan hilal rusak dan roboh diterjang kuatnya angin. Sehingga tamu undangan sempat berhamburan meninggalkan lokasi.

    Hingga matahari terbenam, tim rukyat tetap tidak bisa melihat bulan penanda 1 Ramadhan. Sehingga, hasil ini akan tetap menjadi laporan untuk pelaksanaan sidang isbat.

    Ketua Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Banyuwangi, H. Gufron Mustofa menyebut, kondisi bulan kemungkinan dirukyat sangat kecil. Pihaknya mengamati ketinggian hilal berada di 12 menit, seperempat derajat.

    “Arah mataharinya berada di 265 derajat, arah hilalnya sekitar 264 derajat, posisi hilal berada di sebelah selatan matahari sekitar 1 derajat, ketinggiannya 0 derajat 12 menit,” ungkap Gufron, Minggu (10/3/2024).

    Selain itu, kondisi mendung tebal berada di barat menutup pandangan. Sehingga menyulitkan tim rukyat untuk melihat bulan.

    “Karena di depan sana ada mendung tebal, hujan dan angin. Ufuk di barat juga tidak terlihat. Biasanya di sana terlihat gunung Grajagan, Gunung Tumpang Pitu dan Pulau Merah,” katanya.

    Meski demikian, hasil kegiatan ini akan menjadi bahan laporan tim rukyat dari LFNU Banyuwangi. Salah satunya menjadi bahan pelaksanaan sidang isbat penentuan 1 Ramadhan tahun ini. [rin/but]

     

  • Tenda Pantau Rukyatul Hilal Banyuwangi Rusak Tersapu Angin Kencang

    Tenda Pantau Rukyatul Hilal Banyuwangi Rusak Tersapu Angin Kencang

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Pemantauan bulan atau rukyatul hilal penentu awal ramadhan Banyuwangi terganggu angin kencang disertai hujan. Akibatnya, tenda yang berada di tepi Pantai Pancur, TN Alas Purwo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo itu rusak tersapu angin.

    Peristiwa tersebut terjadi sekitar Pukul 15.30 WIB saat tamu sedang berada di bawah tenda. Tiba-tiba angin kencang datang dengan hujan yang cukup lebat.

    Tenda sempat terangkat ke atas, sehingga beberapa tamu ikut mengamankan. Namun, kuatnya angin membuat sejumlah tamu diminta untuk meninggalkan lokasi tenda.

    “Saya lihat tadi ada penyangga yang jatuh, kemudian tamu berpindah ke bangunan (gubuk kecil), ada yang meninggalkan lokasi untuk berteduh,” ungkap H. Gufron Mustofa, Ketua Lembaga Falakiyah PCNU Banyuwangi, Minggu (10/3/2024).

    Meski demikian, kata Gufron, pasca angin kencang dan hujan mulai reda, proses pemantauan terus dilakukan. Meskipun hingga batas akhir atau tenggelamnya matahari, hilal tidak terlihat.

    “Posisi di barat sulit sekali terlihat karena ada mendung yang cukup tebal, angin kencang disertai hujan,” katanya.

    Namun, pihaknya akan tetap melaporkan hasil pemantauan ini sebagai bahan untuk sidang isbat penentuan 1 Ramadhan.

    “Karena ini suatu fardu kifayah, sehingga setelah acara ini nantinya akan kita laporkan ke Kementrian Agama kabupaten, provinsi dan Jakarta untuk dasar pelaksanaan sidang isbat,” pungkasnya. [rin/but]

  • Pemkab Madiun Pantau Hilal dari Kecamatan Dagangan

    Pemkab Madiun Pantau Hilal dari Kecamatan Dagangan

    Madiun (beritajatim.com) – Pemkab Madiun bersama Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Madiun, dan Lembaga Falakiyah NU Madiun melaksanakan Rukyatul Hilal di Pondok Pesantren Al Hikmah Sejati Sunan Kalijogo, Dusun Panggung, Desa/Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Rabu (10/3/2024) sore ini.

    Rukyatul Hilal itu untuk mengamati hilal guna menentukan awal puasa 2024. Pelaksanaan Rukyatul Hilal itu sesuai dengan surat dari Kemenag Madiun nomor B-773/Kk.13.34.6/HK.03.2/03/2024.

    Pengasuh Ponpes Al Hikmah Sejati Sunan Kalijogo KH Mas Sulthon mengatakan, pelaksanaan Rukyatul hilal dari Badan Hisab dan Rukyat Kabupaten Madiun beserta para undangan dan para santri dimulai pukul 15.30 WIB hingga selesai.

    “Lokasi pemantauan hilal ini tepatnya di Pondok Pesantren Al Hikmah Sejati Sunan Kalijogo Dusun Panggung Desa/Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun, ketinggiannya 175 meter diatas permukaan laut,” jelas Kyai yang aktif memberikan santunan pada anak-anak yatim itu.

    Dia mengharap kegiatan itu bisa berlangsung dengan lancar. Gus Thon tak lupa mengucapkan Selamat menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan. “Selamat menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan. Marhaban ya Ramadhan,” pungkas Gus Thon. [fiq/aje]