Event: Ramadhan

  • Memanah, Cara Asyik Santri Jombang Tunggu Bedug Magrib

    Memanah, Cara Asyik Santri Jombang Tunggu Bedug Magrib

    Jombang (beritajatim.com) – Latihan memanah menjadi salah satu kegiatan santri AIS (Aqobah International School) Desa Jombok Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang dalam menunggu bedug magrib. Mereka ngabuburit di lapangan olahraga sekolah setempat, Selasa (19/3/2024).

    Hanif (16), salah satu santri AIS memicingkan matanya. Tangan kanannya memegang anak panah, sedang tangan kirinya memegang busur. Sementara itu, papan sasaran berjarak 100 meter di depannya. Di tengah papan kotak tersebut terdapat lingkaran-lingkaran aneka warna.

    Hanif tidak sendiri. Di sebelahnya ada sejumlah santri lainnya. Sama halnya dengan Hanif, mereka juga sedang memicingkan mata untuk membidik sasaran. Ketika dirasa cukup, anak panah itu pun dilepaskan.

    Dalam sekejap, anak panah itu menghujam titik sasaran. Hanif tersenyum girang ketika anak panah yang ia lepaskan bersarang di tengah lingkaran. Namun tidak demikian dengan santri yang berada di sebelah Hanif. Karena busur panah itu mengenai luar lingkaran. dia hanya geleng kepala.

    “Alhamdulillah, tepat sasaran yang saya incar. Harus konsentrasi. Selain itu, tangan sebagai tumpuan juga harus kuat. Sehingga ketika anak panah kita lepas, busur tidak bergoyang,” ujar remaja asal Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo yang sudah satu tahun menjadi santri AIS Jombang ini.

    Para santri itu buka hanya sekali membidik sasaran. Mereka mengulanginya berkali-kali. Di sela itu, seorang ustaz bernama Abdullah memberikan evaluasi. Santri dikumpulkan membentuk lingkaran. Dia kemudian menjelaskan kesalahan para santri ketika membidik.

    Dengan evaluasi itu, kesalahan yang dilakukan oleh santri tidak terulang. Abdullah juga meminta agar santri membaca doa terlebih dulu sebelum melepas anak panah. Tak teras matahari semakin condong ke arah barat. Para santri itu terus berlatih. Jumlahnya semakin banyak. Mereka memicingkan mata, membidik, lalu melepas anak panah.

    Beberapa saat sebelum azan magrib berkumandang, santri AIS Jombang mengakhiri kegiatannya. Mereka kembali ke asrama. Membersihkan badan dan bersiap menyambut buka puasa. Latihan memanah menjadikan mereka lupa lapar dan dahaga.

    Pengasuh Ponpes (Pondok Pesantren) Al Aqobah KH Ahmad Junaidi Hidayat mengatakan bahwa kegiatan santri sangat padat selama Ramadhan. Selain kegiatan bersifat spiritual, juga ada yang non-spiritual seperti olahraga.

    Ada tiga olahraga yang selama ini menjadi andalan santri AIS Jombang. Masing-masing memanah, berenang, serta berkuda. Walhasil, selama Ramadhan ini kegiatan tersebut juga dijadikan sarana untuk ngabuburit atau menunggu bedug magrib.

    Menurut KH Junaidi, memanah, berkuda dan berenang, adalah tiga olahraga yang menjadi sunah nabi. “Di AIS ini sudah ada sarana memanah dan kolam renang. Untuk berkuda biasanya kita ke Wonosalam. Karena kita belum punya kuda, sehingga menyewa di sana,” ujat Kiai Junaidi. [suf]

  • Dampak Balap Liar Pasuruan, Patroli Intens di 3 Kawasan Rawan

    Dampak Balap Liar Pasuruan, Patroli Intens di 3 Kawasan Rawan

    Pasuruan (beritajatim.com) – Akibat sering adanya balap liar, Polres Pasuruan lakukan patroli di 3 lokasi berbeda. Patroli ini dilakukan dalam rangka menjaga ketertiban dan keamanan selama bulan Ramadhan, Polres Pasuruan menggelar Patroli Presisi Antisipasi 3C (Curat, Curas, Curanmor) dan Geng Motor pada Senin (18/03/24).

    Kapolres Pasuruan AKBP Teddy Chandra menjelaskan bahwa patroli ini merupakan upaya preventif untuk mengatasi aksi tawuran perang sarung antar kelompok pemuda dan geng motor yang dapat mengganggu ketenangan masyarakat di wilayah Kabupaten Pasuruan.

    Ada tiga lokasi kecamatan di Kabupaten Pasuruan yang menjadi sorotan selama patroli kali ini. Ketiga kecamatan tersebut yakni Kecamatan Beji, Kecamatan Pandaan, dan Kecamatan Sukorejo.

    “Patroli ini kami lakukan secara rutin di seluruh wilayah Pasuruan, termasuk di Kecamatan Beji, Kecamatan Pandaan, dan Kecamatan Sukorejo,” ujar AKBP Teddy Chandra.

    Teddy juga merinci, bahwa dari ketiga kecamatan tersebut yakni diantaranya Jl. Raya Pandaan – Bangil, Desa Baujeng, Kecamatan Beji. Lalu di Warkop atau Angkringan di Jl. Raya Pandaan Cianjur IBC, Kecamatan Pandaan.

    Sedangkan lokasi yang terakhir yakni Jl. Raya Surabaya – Malang, Desa Suwayuwo, Kecamatan Sukorejo. “Harapan kami dengan patroli ini, situasi kamtibmas di Kabupaten Pasuruan, terutama di bulan suci Ramadhan ini dapat terjaga dengan baik. Masyarakat pun bisa tenang dan nyaman dalam menjalankan ibadah puasa dan menyambut Hari Raya Idul Fitri,” imbuhnya.

    Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat yakni Lukman Mastomo yang merupakan warga Beji mengatakan dengan adanya patroli kali ini sangat terbantu.

    “Saya ucapkan terima kasih kepada Polres Pasuruan yang selalu rutin melaksanakan patroli malam di bulan suci Ramadhan. Berkat patroli ini, wilayah Beji dan sekitarnya terasa aman dan terbebas dari gangguan kamtibmas,” tutur Lukman. [ada/aje]

  • Puncak Juli-Agustus, Musim Kemarau 2024 Diprediksi Mundur

    Puncak Juli-Agustus, Musim Kemarau 2024 Diprediksi Mundur

    Surabaya (beritajatim.com)– Pada Ramadhan di Bulan Maret saat ini Indonesia masih memasuki musim penghujan. Meski demikian pada April mendatang diprediksikan adalah musim peralihan ke musim kemarau. Sesuai prediksi musim kemarau tahun ini tergolong mundur.

    Adapun musim penghujan ini telah berlangsung sejak akhir 2023 lalu. Akibat intensitas hujan yang tinggi beberapa daerah masih mengalami banjir. Beberapa kawasan di antaranya Sampang dan Bangkalan untuk kawasan Jawa Timur (Jatim) dan Semarang untuk kawasan Jawa Tengah (Jateng).

    Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menuturkan puncak musim kemarau diprediksikan akan datang di kisaran Juli-Agustus. Hal ini berlaku untuk sebagian besar wilayah di Indonesia.

    Dwikorita kemudian memetakan daerah yang awal musim kemarau diprediksi mundur yaitu Jatim, DIY, Jabar, Jakarta, Banten, sebagian wilayah Sumatra Utara, sebagian Riau, Lampung, Banten, sebagian besar Kalimantan, sebagian Bali, NTB, sebagian NTT, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Tengah, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, dan sebagian Maluku.

    Melansir dari situs resmi BMKG disebutkan jika wilayah yang diprediksi mengalami sifat musim kemarau di bawah normal yaitu di sebagian kecil Aceh, sebagian kecil Sumatra Utara, sebagian kecil Riau, sebagian Kepulauan Bangka belitung, sebagian Jawa Timur, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian NTT, Maluku Utara, sebagian Papua Barat, sebagian Papua Tengah, dan sebagian Papua Selatan.

    Sementara wilayah yang diprediksi mengalami sifat musim kemarau di atas normal yaitu sebagian kecil pesisir selatan Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatra Selatan, Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian kecil Kalimantan Utara, bagian selatan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, bagian utara dari Gorontalo dan Sulawesi Utara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian besar Papua Selatan.

    “Sebagian besar wilayah Indonesia sebanyak 317 ZOM (45,61 persen) akan mengalami puncak musim kemarau pada Agustus 2024 yaitu meliputi sebagian Sumatra Selatan, Jawa Timur, sebagian besar Pulau Kalimantan, Bali, NTB, NTT, sebagian besar Pulau Sulawesi, Maluku dan sebagian besar Pulau Papua,” terang Dwikorita. [aje]

  • Harga Beras Mahal, Santri di Jombang Bagi Ratusan Paket Sembako untuk Warga

    Harga Beras Mahal, Santri di Jombang Bagi Ratusan Paket Sembako untuk Warga

    Jombang (beritajatim.com) – Harga beras yang mahal akhir-akhir ini memantik keprihatinan santri AIS (Aqobah International School) Desa Jombok Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang.

    Untuk itu, mereka patungan atau iuran sesama santri. Hasilnya dibelikan beras dan minyak goreng. Paket sembako tersebut kemudian dibagikan secara gratis kepada warga setempat. Tentu saja, moment tersebut sangat tepat karena bersamaan dengan bulan suci Ramadhan.

    Di antara antrean yang mengular, Kasiyem (71), berada di barisan depan, Senin (18/3/2024) sore. Dia mengenakan kerudung lusuh. Di tangan kanannya membawa secarik surat undangan yang berlogo AIS. Surat tersebut kemudian diserahkan kapada santri yang berada di meja panitia.

    Dalam sekejap, surat tersebut berganti menjadi paket sembako yang dibungkus tas warna merah. Kasiyem tersenyum sembari berucap terima kasih. Dia kemudian meninggalkan pesantren yang berada di tengah sawah Dusun Ngasem tersebut.

    Warga lainnya menyusul di belakang Kasiyem. Berderet memanjang. Namun demikian, pembagian sembako itu berlangsung tertib dan aman. Warga pun tersenyum gembira. “Nanti dimasak untuk buka puasa. “Alhamdulillah mendapat beras dan minyak goreng,” ujar Kasiyem ketika ditanya paket apa yang ia terima.

    Zian Mohan Elkamelah (18), salah satu panitia mengatakan bahwa sembako yang dibagikan tersebut jumlahnya 120 paket. Setiap paket berisi beras dan minyak goreng. Pembelian sembako berasal dari iuran para santri.

    “Setiap santri iuran Rp50 ribu. Lalu kita belikan sembako untuk dibagikan ke warga Dusun Ngasem Desa Jombok. Alhamdulillah di bulan suci ini kami bisa berbagi. Semoga yang kita berikan ini bisa meringankan beban warga di tengah mahalnya harga kebutuhan pokok,” ujar santri AIS asal Probolinggo Jawa Timur ini. [suf]

  • Warga Bangkalan Rela Antre di Pasar Murah Saat Ramadhan

    Warga Bangkalan Rela Antre di Pasar Murah Saat Ramadhan

    Bangkalan (beritajatim.com) – Harga beras dan kebutuhan pokok lainnya yang melambung tinggi di bulan Ramadhan 1445 Hijriah membuat warga Bangkalan rela antre untuk menyerbu pasar murah, meskipun tengah menjalankan ibadah puasa.

    Penjabat (Pj) Bupati Bangkalan, Arief M.Edie, saat meninjau pelaksanaan pasar murah mengatakan, tujuan diadakannya pasar murah adalah untuk menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok di pasar.

    “Harga kebutuhan pokok selama bulan Ramadhan hingga menjelang hari raya Idul Fitri memang cenderung mengalami kenaikan,” terangnya pada Senin (18/3/2024).

    Oleh karena itu, pihaknya mengadakan pasar murah untuk menyediakan kebutuhan pokok bagi warga dan memastikan ketersediaannya hingga Idul Fitri nanti.

    “Pasar murah ini kita laksanakan selama dua hari, mulai tanggal 18 hingga 19 besok, bertempat di jalan raya Letnan Abdullah tepat di depan Pendopo Kabupaten,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, Pj Bupati Arief berjanji akan kembali menggelar pasar murah serupa pada H-7 hari raya Idul Fitri. Hal tersebut merupakan salah satu strategi untuk menjaga kestabilan harga di pasaran.

    “Saya berpesan kepada masyarakat agar tidak berlebihan dalam pola konsumsi selama bulan Ramadhan. Sahur dan buka puasa dengan menu seperti hari biasa, jangan terlalu berlebihan, sehingga tidak memicu kenaikan harga,” tandasnya. (sar/ted)

  • Melihat dari Dekat Makam Syekh Jumadil Kubro di Kompek Makam Troyolo Mojokerto

    Melihat dari Dekat Makam Syekh Jumadil Kubro di Kompek Makam Troyolo Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Makam Syekh Jumadil Kubro, punjer Wali Songo berada di Komplek Makam Troloyo yang ada di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Komplek Makam Troloyo yang mempunyai luas sekitar 3,5 acre atau 152 ribu kaki persegi ini terdampat sejumlah makam.

    Komplek Makam Troloyo merupakan pemakaman bagi orang muslim sejak zaman Majapahit tapi tidak semua orang Islam dimakamkan di tempat ini. Namun mereka yang memiliki trah Majapahit. Terdapat 19 nama yang dimakamkan di Makam Troloyo. Di antaranya Syekh Jumadil Kubro, Syekh Al Chusen, Imamudin Sofari.

    Tumenggung Satim Singomoyo, Patas Angin, Nyai Roro Kepyur, Sunan Ngudung, Raden Kumdowo, Ki Ageng Surgi, Syekh Jaelani, Syekh Qohar, serta Ratu Ayu Kenconowungu. Namun makam Syekh Jumadil Kubro paling banyak dikunjungi peziarah. Seperti di malam Jumat Legi atau saat Ramadhan.

    Syekh Jumadil Kubro atau Jamaluddin Hussein Al Akbar lahir sekitar tahun 1270 sebagai putera Ahmad Syah Jalaluddin, bangsawan dari Nasrabad di India. Kakek buyutnya adalah Muhammad Shohib Mirbath dari Hadramaut yang bergaris keturunan ke Imam Jafar Shodiq, keturunan generasi keenam dari Nabi Muhammad SAW.

    Setelah resign dari jabatannya sebagai Gubernur Deccan di India, Jumadil Kubro traveling ke berbagai belahan dunia untuk menyebarkan agama Islam. Karena kemahirannya berdakwah, Sultan Turki Muhammad I memerintahkannya untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Kerajaan Majapahit.

    Syekh Jumadil Kubro wafat dan dimakamkan di Trowulan sekitar tahun 1376 Masehi. Komplek Makam Troloyo yang mempunyai luas sekitar 3,5 acre atau 152 ribu kaki persegi ini terdampat sejumlah makam. Masing-masing kompleks dikelilingi oleh tembok khas Majapahit dan memiliki empat plataran atau empat komplek makam yang cukup luas.

    Tembok yang terbuat dari batu bata itu berdiri setinggi 1,8 meter. Antara komplek satu dengan komplek yang lain dihubungkan dengan jalan setapak yang melambangkan keterhubungan antar komplek. Makam Syekh Jumadil Kubro banyak dikunjungi para peziarah, tak hanya datang dari wilayah Mojokerto saja.

    Koordinator Wisata Desa, Sarjono Suradi mengatakan, jika Syekh Jumadil Kubro merupakan punjer Wali Songo. “Syech Jumadil Kubro datang ke Pulau Jawa sebelumnya 9 wali. Syekh Jumadil Kubro, mbah-mbahnya para wali. Syech Jumadil Kubro masih keturunan Nabi Muhammad yang ke-25,” ungkapnya, Senin (18/3/2024).

    Masih kata Sarjono, sebelum Wali Songo syiar agama Islam disejumlah daerah berkumpul di Komplek Makam Troloyo. Saat ini, posisi tempat pembagian syiar Islam tersebut berada di sisi timur makam Syekh Jumadil Kubro. Tak hanya sebagai tempat pembagian syiar Islam, ada sejumlah makan di Komplek Makam Troloyo.

    “Ada makam tujuh yang merupakan makan Pangeran Noto Suryo, Patih Noto Kusumo, Gajah Permodo, Naya Genggong, Sabda Palon, Emban Kinasih, dan Polo Putro. Nisannya pun masih jaman Majapahit. Ada juga makam Patas Angin yakni maling yang hasilnya diberikan kepada masyarakat fakir miskin. Ada juga makam sinden Sunan Kalijogo yakni Nyai Roro Kepyur,” katanya.

    Keberadaan makam Syekh Jumadil Kubro dipercaya memberikan berkah bagi para peziarah. Ada waktu-waktu tertentu untuk berziarah ke makam Syekh Jumadil Kubro. Seperti malam Jumat Legi dan bulan Ramadhan. Para peziarah datang tak hanya dari Jawa Timur saja namun juga sejumlah kota di Indonesia, bahkan luar negeri.

    “Setelah tarawih, iya satu bulan penuh. Banyak dari luar negeri, dari Malaysia, Brunai Darussalam, Belanda banyak yang ke sini. Mereka napak tilas, kalau dari Jawa Timur mulai dari Situbondo, Probolinggo, Banyuwangi, Jember, Pasuruan, Malang, Gresik ke sini. Selalu ramai cuma kalau siang nggak ada,” ujarnya. [tin/ian]

    Sebanyak 19 nama yang dimakamkan di Kompleks Makam Troloyo yakni:

    1. Syekh Al Chusen
    2. Imamudin Sofari
    3. Tumenggung Satim Singomoyo
    4. Patas AnginN
    5. yai Roro Kepyur
    6. Petilasan Walisongo
    7. Syekh Jumadil Kubro
    8. Sunan Ngudung
    9. Raden Kumdowo
    10. Ki Ageng Surgi
    11. Abd. Rohman
    12. Abd. Rochim
    13. Syech Jaelani
    14. Syekh Qohar
    15. Mbah Besuki
    16. Ratu Ayu Kenconowungu
    17. Mbah Notosuryo (Makam Tujuh)
    18. Syech Maliki
    19. Mbah Rombyong (Syech Muniron)

  • LMI Salurkan Bekal Puasa Ramadhan untuk Kaum Dhuafa di Kediri

    LMI Salurkan Bekal Puasa Ramadhan untuk Kaum Dhuafa di Kediri

    Kediri (beritajatim.com) – LMI (Lemabaga Manajemen Infaq) mengadakan penyaluran bekal puasa untuk dhuafa di Kota Kediri. Kegiatan ini dilakukan secara door to door selama tiga hari di bulan Maret 2024.

    Memang, datangannya bulan Ramadhan menjadi momen yang sangat ditunggu tunggu oleh seluruh umat muslim. Sebab, Ramadhan merupakan bulan istimewa dalam islam yang diberikan oleh Allah. Pada Ramadhan amalan kebaikan dilipatgandakan.

    Akung Rakhmanto, selaku Manajer LMI Kediri Raya mengungkapkan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dari donatur LMI kepada saudara yang membutuhkan yang belum tahu harus sahur dan berbuka apa saat Ramadhan.

    “Alhamdulillah, kegiatan yang sudah kami lakukan selama tiga hari berturut-turut berjalan lancar. Semoga para penerima manfaat bisa menyambut datangnya bulan ramadhan dengan lebih tenang karena bantuan yang diberikan,” ujarnya, Senin (18/3/2024).

    Nur Hadi selaku salah satu dhuafa di Kota Kediri yang menerima bantuan sembako mengungkapkan rasa syukurnya setelah mendapat bantuan dari pihak LMI. “Terima kasih banyak LMI, atas bantuan sembako yang diberikan, saya jadi lebih siap menyambut kedatangan bulan ramadhan yang penuh berkah ini,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, selama tiga hari kegiatan penyaluran bekal puasa ini sudah 40 paket bantuan yang telah tersalurkan kepada dhuafa yang tersebar di Kota Kediri. [nm/suf]

  • Santri AIS Jombang Mengaji Kitab Kuning dalam Dua Bahasa

    Santri AIS Jombang Mengaji Kitab Kuning dalam Dua Bahasa

    Jombang (beritajatim.com) – Santri AIS (Aqobah International School) Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang sedang berkumpul di salah satu ruangan, Senin (18/3/2024) siang. Jumlah mereka lebih dari 100 orang. Deretan kanan diisi santri laki-laki, sedangkan kiri santri perempuan.

    Para santri AIS ini sedang mengikuti acara Ramadhan, yakni kajian kitab kuning. Namun yang dipegang oleh para santri dari berbagai daerah ini bukan kitab kuning. Karena di depan mereka justru menyala sebuah komputer jinjing atau laptop.

    Muhammad Kenzi (14), buru-buru mengetik setiap kata yang diucapkan oleh ustaz yang sedang mengampu pengajian tersebut. Jari-jari tangan Kenzi lincah menari-nari di atas papan ketik laptop.

    Sejurus kemudian santri asal Kabupaten Magelang Jawa Tengah ini memunculkan tampilan di layar laptop. Nampak tulisan arab gundul yang sangat rapi. Nah, itulah kitab kuning yang sedang dikaji oleh santri.

    Yang dilakukan oleh santri AIS memang berbeda dengan pesantren lainnya di Jombang. Kitab kuning tersebut bukan hanya diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa/Indonesia. Tetapi juga dalam bahasa Inggris. Sang ustaz mengucapkan, santri menyimak lalu menirukan, begitu seterusnya.

    “Ini sekaligus untuk melatih kemampuan kami dalam berbahasa Inggris. Awalnya memang sulit, tapi kalau terus dicoba akan terbiasa. Sehingga mudah,” ujar Kenzi yang mengenakan baju warna putih dan peci hitam.

    Jazirah Salsabiladi (16), santri lainnya mengatakan, dalam mengisi Ramadhan ini dirinya mengikuti banyak kegiatan di AIS. Salah satunya adalah kajian kitab kuning. Untuk itu, Jazirah sudah menyiapkan laptop untuk mencatat kajian.

    “Kita memang memanfaatkan teknologi, makanya menggunakan laptop. Ada beberapa kitab kuning yang dikaji selama Ramadhan di AIS. Di antaranya, Bulughul Maram, Arbain An-Nawawi, Takrib dan sebagainya. Dari sini kita bisa mendapatkan banyak manfaat,” kata santri asal Lamongan itu.

    Jazirah mengungkapkan bahwa dirinya tidak kesulitan adanya penerjemahan kitab kuning dalam bahasa Inggris. Karena hal ini sudah diikutinya sejak lama. “Awalnya tentu sulit, tapi sekarang sudah biasa,” ujar santri AIS kelas IX ini.

    Ketua Yayasan Ponpes Al Aqobah Jombang Akhmad Kanzul Fikri menjelaskan bahwa di AIS para santri digali betul kemampuannya dari berbagai aspek. Termasuk dalam hal ngaji kitab kuning. Selama ini kajian kitab kuning di pesantren kebanyakan hanya menerjemahkan dari bahasa arab ke bahasa Jawa/Indonesia.

    Namun di AIS tidak demikian. Sekolah tersebut melakukan improvisasi dengan bahasa asing atau bahasa Inggris. Karena, menurut Kanzul, tantangan santri ke depan semakin banyak. Sehingga menuntut mereka untuk menguasai berbagai skill ketika lulus.

    Santri AIS Jombang sedang mengikuti pengajian kitab kuning

    “Dengan begitu mereka bisa berkiprah di tengah masyarakat. Bukan hanya di tingkat lokal atau nasional, tapi juga internasional. Nah, dengan menguasai bahasa Inggris, mereka bisa menjelaskan konsep Islam rahmatan lil alamin kepada siapa saja dan dimana saja,” kata Gus Kanzul, panggilan akrabnya.

    Dia menandaskan bahwa bukan hanya kitab kuning. Dalam kajian hadits dan tafsir di AIS Jombang, juga dikombinasikan dalam bahasa Inggris. “Meski demikian, tetap tidak menghilangkan khazanah pesantren. Juga kita aplikasikan belajar nahwu dengan metode amsilati. Sehingga anak tidak hanya memaknai secara klasik, tapi juga gramatikal,” pungkasnya. [suf]

  • Bulan Ramadhan, Banyak Pengunjung Ngabuburit di Perpusda Tuban

    Bulan Ramadhan, Banyak Pengunjung Ngabuburit di Perpusda Tuban

    Tuban (beritajatim.com) – Selama bulan Ramadhan, jadwal kunjungan di Perpustakaan Umum Daerah (Perpusda) Kabupaten Tuban mengalami perubahan, jika dibandingkan dengan hari biasa.

    Hal tersebut dikarenakan pada saat hari biasa banyak kunjungan dari sekolah-sekolah. Sedangkan, pada bulan Ramadan, yakni jelang berbuka puasa banyak pengunjung ngabuburit dengan membaca.

    Menurut JFT Perpusda Tuban, Jumiati bahwa aturan dari pemerintah perpustakaan umum selama bulan Ramadan tahun ini buka pelayanan mulai pukul 08.00 hingga 17.30 Wib. Sedangkan, hari-hari biasa mulai pukul 07.30 hingga 20.30 Wib.

    “Rata-rata pengunjung juga memanfaatkan jam kunjung sore hari setelah ashar, sebab mereka sambil menghabiskan waktu menunggu buka puasa,” ucap Jumiati. Senin (08/04/2024).

    Selain itu, kunjungan pengunjung di bulan Ramadan masih tetap seperti biasa. Banyak anak-anak yang memanfaatkan jam kunjung setelah pulang sekolah.

    Adapun kata Jumiati, per hari selama Ramadan sekitar 50 hingga 150 orang. Namun bedanya, kalau hari biasa lebih banyak gegara ada jam kunjung dari sekolah-sekolah.

    Ia juga menjelaskan, saat ini pengunjung Perpusda lebih banyak kemudahan, selain keberadaan perpustakaan di kecamatan yang hampir merata, juga banyaknya koleksi buku bacaan dalam format E-book atau buku digital.

    “Dengan adanya E-book, secara otomatis juga mengurangi kunjungan perpustakaan, sebab dapat diakses melalui ponsel, laptop atau komputer,” pungkasnya. [ayu/ted]

  • Pesta Miras saat Ramadhan, Sekelompok Warga Bojonegoro Tewas

    Pesta Miras saat Ramadhan, Sekelompok Warga Bojonegoro Tewas

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Pesta minuman keras (miras) yang digelar sekelompok warga Kabupaten Bojonegoro saat Ramadhan berujung maut. Dari lima orang yang melakukan pesta miras, tiga di antaranya tewas.

    Mereka menggelar pesta miras di teras warung pinggir jalan persawahan Desa Duyungan, Kecamatan Sukosewu yang sedang tutup pada Sabtu (16/3/2024) siang.

    Ketiga pemuda yang meninggal tersebut yaitu Kiki, Didik dan Arifin. Dua di antaranya merupakan warga Desa Mayangkawis, Kecamatan Balen, serta satu orang asal Kecamatan Sukosewu, Kabupaten Bojonegoro. Ketiganya diketahui tewas dalam waktu yang tidak bersamaan.

    “Ada lima orang yang ikut minum. Tiga yang meninggal. Kemarin satu, tadi malam dan yang satu lagi tadi pagi. Jadi tidak berbarengan,” ujar Kasat Reskrim Polres Bojonegoro, AKP Fahmi Amarullah, Senin (18/3/2024).

    Ditambahkan AKP Fahmi, untuk dua orang lainnya saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.

    Sedangkan, jasad tiga orang yang tewas sudah dipulangkan ke rumah duka untuk dimakamkan. [lus/beq]