Event: Pilkada Serentak

  • PSU Pilkada Boven Digul dijadwalkan pada 6 Agustus 2025

    PSU Pilkada Boven Digul dijadwalkan pada 6 Agustus 2025

    Untuk kampanye, mulai Juni mendatang selama 60 hari.

    Jayapura (ANTARA) – Pemungutan suara ulang (PSU) pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Boven Digul, Papua Selatan, dijadwalkan pada tanggal 6 Agustus 2025.

    Anggota KPU Kabupaten Boven Digul Bidang Teknik Berthi Sonda Somba ketika dihubungi dari Jayapura, Kamis, mengatakan peserta PSU Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Boven Digul 2024 tetap empat pasangan calon.

    Sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi, kata dia, ada pergantian calon bupati nomor urut 3 Petrus Ricolombus Omba. Dia diganti dengan Roni Omba yang berpasangan dengan Calon Wakil Bupati Marlinus.

    Tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati lainnya, yaitu pasangan Athansius Koknak-H. Basri I Muhamadiah, pasangan Yakob Weremba-Suharto, dan pasangan Hengki Yaluwo-Melkior Okaibob.

    Untuk pelaksanaan PSU, KPU Kabupaten Boven Digoel mendapat dana sebesar Rp21,2 miliar yang berasal dari APBD Boven Digoel sebesar Rp 17 miliar, bantuan Pemprov Papua Selatan Rp3 miliar, dan Rp1,2 miliar merupakan dana sisa pelaksanaan Pilkada 2024.

    Terkait dengan PSU, kata Berti Sonda, tidak ada penambahan daftar pemilih tetap (DPT) dan tempat pemungutan suara (TPS).

    DPT Kabupaten Boven Digul tercatat 42.607 orang yang akan memilih di 221 TPS yang tersebar di 112 kampung/kelurahan yang ada di 20 distrik.

    “Untuk kampanye, mulai Juni mendatang selama 60 hari,” kata Berthi Sonda Somba.

    Pewarta: Evarukdijati
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • 5 Pejabat Pemprov Bangka Belitung Mundur Bersamaan, Ada Apa? Regional 8 Mei 2025

    5 Pejabat Pemprov Bangka Belitung Mundur Bersamaan, Ada Apa?
    Tim Redaksi
     
    KOMPAS.com
    – Sebanyak lima pejabat eselon di lingkungan Pemprov Kepulauan
    Bangka Belitung
    mendadak mundur bersamaan.
    Pengajuan mundur para pejabat ini dilakukan hanya berselang tiga pekan setelah Gubernur
    Hidayat Arsani
    resmi dilantik.
    Salah satu pejabat yang menyatakan mundur adalah Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Bangka Belitung, Fery Insani.
    Ia mengaku mundur dari jabatan eselon dua sekaligus mengajukan pensiun dini dari pegawai negeri.
    “Pengajuan atas permintaan sendiri karena rencananya mau maju
    Pilkada Bangka
    ,” kata Fery saat dihubungi, Kamis (8/5/2025).
    Fery menjelaskan, pengunduran diri tersebut tidak ada kaitan dengan
    pengunduran pejabat
    lainnya.
    “Karena ini ada pilkada ulang, insya Allah maju, mohon doa restunya,” ujar Fery.
    Selain Fery, pejabat eselon dua yang mundur adalah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mikron Antariksa dan Kepala Dinas Pendidikan, Ervawi.
    Keduanya mundur dari jabatan eselon dua, tetapi masih berstatus sebagai aparatur sipil negara.
    Selanjutnya, Kepala Badan Kepegawaian dan SDM, Susanti, mengajukan pengunduran diri dari jabatan dan pensiun dini.
    Kemudian, Kepala Bidang SMK, Saiful Bakhri, mundur dari jabatan eselon tiga yang diembannya sejak masa gubernur sebelumnya.
    Gubernur Bangka Belitung Hidayat Arsani membenarkan adanya pengajuan mundur sejumlah pejabat eselon.
    “Yang saya tahu, Fery Insani mundur karena akan maju pilkada, yang lainnya silakan tanya mereka,” ujar Hidayat.
    Hidayat berdalih pejabat tak harus mundur kalau memang tidak bersalah.
    “Kami berupaya agar situasi tetap kondusif, sementara ini jabatan kosong akan diisi pelaksana harian. Saya masih menunggu 100 hari kerja untuk melantik jabatan yang kosong,” ujar Hidayat.
    Wakil Ketua DPRD Bangka Belitung, Edi Nasapta, mengatakan pengunduran diri sejumlah pejabat menjadi pekerjaan rumah bagi Pemprov Bangka Belitung.
    Ia berharap Gubernur segera melakukan pembenahan agar organisasi perangkat daerah bisa bekerja maksimal.
    “Pembenahan dan sinergi antar-lembaga ini harus dilakukan,” ujar Edi.
    Di sisi lain, Edi enggan berspekulasi soal penyebab mundurnya sejumlah pejabat.
    Edi meyakini masing-masing pejabat memiliki pertimbangan tersendiri.
    Dugaan akan adanya politik praktis pun menyebar karena sebelumnya gubernur sempat memanggil sejumlah pejabat saat apel pagi.
    Ketika itu, gubernur mengungkit-ungkit soal dugaan keterlibatan pegawai pada kampanye salah satu pasangan calon.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gubernur Jakarta Pramono Diminta Lakukan Evaluasi Berkala Pejabat Baru Pemprov DKI – Halaman all

    Gubernur Jakarta Pramono Diminta Lakukan Evaluasi Berkala Pejabat Baru Pemprov DKI – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung melantik 62 Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemprov. 

    Pelantikan dilakukan di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta. 

    Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Kemajuan (LAJU) Jakarta Mohamad Thohar yang akrab dipanggil Gus Toto berharap kepada para ASN Pemprov Jakarta.

    “Saya mengharapkan mereka yang dilantik dapat mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang diamanatkan dengan baik. Ketika diminta pertanggungjawaban pun dapat menjelaskan dengan baik semua program-program kerja yang ada. Jangan sampai mengganggu bahkan menghambat program Gubernur dalam menyongyong Jakarta menjadi Kota Global,” kata Gus Toto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (8/5/2025).

    Mantan Juru Kampanye (Jurkam) Pram-Doel pada Pilkada DKI Jakarta 2024 itu menjelaskan soal menjaga kredibilitas, integritas dan profesionalitas. 

    Harapannya, ke depan pembangunan Kota Jakarta sebagai kota global dapat terus dilaksanakan secara berkesinambungan.

    “Para pejabat yang dilantik harus tegak lurus dibawah komando Gubernur dalam melaksanakan program yang telah dicanagkan. Jangan sampai ada yang mencoba untuk melakukan hal-hal yang sekiranya memperlambat akselerasi Pembangunan di Jakarta yang berpotensi mencoreng nama baik Gubernur dan Pemprov,” kata dia.

    Tokoh Muda Nahdhatu Ulama (NU) itu menegaskan bahwa publik akan ikut melakukan pengawasan terhadap kinerja para pejabat tersebut. 

    Jika ada hal yang sekiranya berpotensi merugikan, dia mengatakan publik tidak akan segan mengkritisi secara objektif serta bersinergi mencari Solusi terhadap persoalan yanga ada.

    “Intinya kami siap menjadi mitra strategis dan kritis bagi semuanya. Kami juga meminta Gubernur melakukan evaluasi berkala terhadap kinerja mereka. Reward and Punishment harus diberlakukan terhadap mereka. Semu ini bertujuan untuk menjaga Laju Pembangunan Jakarta menjadi lebih baik ke depan,” tandas Gus Toto.

  • Kabar RMS Gabung PSI, Muhammad Surya: PSI Memang Butuh Sosok Beliau

    Kabar RMS Gabung PSI, Muhammad Surya: PSI Memang Butuh Sosok Beliau

    Ia mengungkapkan, RMS hampir pasti bergabung dan tinggal menanti momen resmi, kemungkinan besar dalam acara besar PSI bulan depan.

    “Tak sengaja, kemarin saya ketemu Ketua PSI Kaesang. Saya menyempatkan menanyakan langsung soal rumor Pak RMS sahabatnya, akan ke PSI. Kaesang cuma menjawab pendek, bahwa RMS sahabatnya dan PSI butuh orang seperti Pak RMS,” ujar Mulawarman.

    Ia menambahkan bahwa RMS saat itu tengah berada bersamanya dalam perjalanan menuju rumah Ahmad Ali, Ketua Harian DPP NasDem periode 2019–2024.

    Soal apakah RMS akan membawa timnya dari NasDem ke PSI, Mulawarman menjawab bahwa RMS tak berniat mengganggu partai yang turut ia besarkan itu. “RMS kemungkinan besarnya membentuk gerbong baru di Sulsel untuk PSI,” tuturnya.

    Terkait siapa sosok yang mungkin menggantikan RMS di posisi Ketua DPW NasDem Sulsel, Mulawarman menyebut sejumlah nama potensial seperti Rudianto Lallo, Andi Rahmatika Dewi, Syaharuddin Alrif, Mizar Roem, hingga Ilhamsyah Azikin.

    Sebelumnya, Ketua Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPW NasDem Sulsel, Tobo Haeruddin, menyebut kabar tersebut masih sebatas isu yang belum dikonfirmasi langsung oleh RMS.

    RMS, yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPW NasDem Sulsel dan anggota DPR RI, santer dikabarkan akan mencari kendaraan politik baru usai gelaran Pilkada 2024.

    Hanya saja, Tobo menyatakan bahwa langkah tersebut merupakan hak pribadi RMS.

    “Jika ada benarnya, itu adalah hak prerogatif Pak RMS,” ujar Tobo kepada awak media, Kamis (8/5/2025).

    “Beliau tentu sudah menganalisa secara matang dan cermat sebelum mengambil keputusan. Kita tidak bisa terlalu jauh ikut campur, karena itu adalah hak pribadi beliau,” tambahnya.

  • RMS Digosipkan Loncat Partai, NasDem Sulsel: Hak Prerogatif Beliau

    RMS Digosipkan Loncat Partai, NasDem Sulsel: Hak Prerogatif Beliau

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Isu mengenai kemungkinan Rusdi Masse Mappasessu (RMS) akan berpindah haluan politik ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendapat tanggapan dari internal Partai NasDem Sulsel.

    Ketua Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) DPW NasDem Sulsel, Tobo Haeruddin, menyebut kabar tersebut masih sebatas isu yang belum dikonfirmasi langsung oleh RMS.

    RMS, yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPW NasDem Sulsel dan anggota DPR RI, santer dikabarkan akan mencari kendaraan politik baru usai gelaran Pilkada 2024.

    Hanya saja, Tobo menyatakan bahwa langkah tersebut merupakan hak pribadi RMS.

    “Jika ada benarnya, itu adalah hak prerogatif Pak RMS,” ujar Tobo kepada awak media, Kamis (8/5/2025).

    “Beliau tentu sudah menganalisa secara matang dan cermat sebelum mengambil keputusan. Kita tidak bisa terlalu jauh ikut campur, karena itu adalah hak pribadi beliau,” tambahnya.

    Ia juga menegaskan bahwa hingga kini, belum ada komunikasi resmi dari RMS mengenai rumor tersebut.

    “Saya baru tahu juga setelah adanya pemberitaan. Sampai saat ini, kami belum mendengar secara langsung dari Pak RMS mengenai isu tersebut,” jelas Tobo.

    Menyoroti kiprah RMS di internal partai, Tobo menyampaikan bahwa sang politisi cukup aktif dalam menggerakkan mesin partai selama Pilkada Serentak 2024.

    RMS disebut terlibat secara langsung dalam berbagai kegiatan strategis partai di Sulsel. Namun pasca Pilkada, intensitas keterlibatannya dikabarkan menurun.

    “Saat Pilkada 2024 kemarin, beliau sangat menggelegat. Tetapi pasca Pilkada, mungkin beliau sedang beristirahat atau lebih fokus pada tugasnya sebagai anggota DPR RI,” kata Tobo.

  • Partisipasi Pilkada Barito Utara Lebih Tinggi Saat PSU, Hakim MK Singgung Politik Uang

    Partisipasi Pilkada Barito Utara Lebih Tinggi Saat PSU, Hakim MK Singgung Politik Uang

    Partisipasi Pilkada Barito Utara Lebih Tinggi Saat PSU, Hakim MK Singgung Politik Uang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Hakim Mahkamah Konstitusi
    Daniel Yusmic
    mempertanyakan tingkat partisipasi pemilih yang meningkat saat pemungutan suara ulang (PSU) di Kabupaten Barito Utara.
    Dia mengatakan, lumrahnya partisipasi PSU akan berkurang, tetapi hal yang berbeda terjadi di Barito Utara.
    “Karena biasanya PSU itu jumlah pesertanya berkurang. Tapi ini terjadi anomali di mana justru ada penambahan jumlah yang signifikan. Nah dalam kaitan dengan
    money politic
    , ini pertanyaan saya untuk ketiga ahli,” kata Daniel dalam sidang sengketa
    PSU Barito Utara
    dalam agenda pembuktian, di Gedung MK, Jakarta Pusat, Kamis (8/5/2025).
    Dia mempertanyakan apakah dugaan
    politik uang
    dalam PSU Barito Utara berkorelasi dengan meningkatnya partisipasi pemilih.
    Sebab, Daniel mencurigai adanya suara yang jomplang dalam PSU yang digelar, dari sebelumnya paslon nomor urut 1 Gogo Purnman Jaya dan Hendro Nakalelo sebagai penggugat dengan paslon nomor urut 2 Akhmad Gunadi Nadalsyah dan Sastra Jaya hanya selisih delapan suara.
    “Sementara setelah PSU ini jumlahnya 339 suara, tadi sebagaimana yang sudah disampaikan oleh para ahli. Nah apakah faktor
    money politic
    ini mempengaruhi jumlah pemilih? Soalnya biasanya kan pada waktu PSU jumlah pemilihnya sedikit ya,” imbuh Daniel.
    Ahli dari pemohon paslon 1, Aswanto, mengatakan tingkat partisipasi yang tinggi memang dikarenakan politik uang yang masif dilakukan oleh paslon 2.
     
    “Dan memang kita tahu bahwa ketika ada PSU dan itu terbatas pada beberapa TPS, mereka akan habis-habisan di situ yang mulia,” ujar dia.
    Sedangkan ahli dari pihak terkait paslon 2, Topo Santoso, mengatakan politik uang tidak bisa dibuktikan hanya dengan tingkat partisipasi yang tinggi.
    Sebab, pengertian dari politik uang sendiri bukan dimaknai sebagai memberikan uang agar orang datang ke TPS untuk berpartisipasi.
    “Untuk menyatakan bahwa meningkatnya jumlah pemilih, jumlah suara, itu berkorelasi dengan politik uang, tentu harus ada pembuktiannya. Dan faktor-faktor kenapa orang datang melakukan pemilihan, biasanya kita bisa ketahui dari
    exit poll
    , dari survei pasca orang memilih, untuk diketahui apa faktor-faktor yang membuat mereka datang berpartisipasi,” ucap dia.
    “Nah, sejauh yang saya ketahui tidak ada survei terkait itu di PSU Barito Utara ini yang menjadi perkara,” kata Topo lagi.
    Adapun perkara PSU Barito Utara dengan nomor 313/PHPU.BUP-XXIII/2025 dalam pokok perkara menyebut terjadinya kecurangan yang dilakukan paslon nomor urut 2 dengan membagikan uang hingga Rp 16 juta per pemilih.
    Dugaan kecurangan terjadi pada saat PSU yang dilaksanakan 22 Maret 2025 di TPS 1 Kelurahan Melayu Teweh Tengah dan TPS 4 Desa Malaweken Teweh Baru.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tholos Foundation Posisikan RI ke-122 Dalam Indeks Hambatan Perdagangan, Kemenperin: Abal-abal – Halaman all

    Tholos Foundation Posisikan RI ke-122 Dalam Indeks Hambatan Perdagangan, Kemenperin: Abal-abal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Survei Tholos Foundation menempatkan Indonesia sebagai negara yang menduduki peringkat ke-122 dalam Indeks Hambatan Perdagangan Internasional atau International Trade Barriers Index 2025.

    Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief mengatakan, lembaga pemeringkat tersebut belum transparan mengenai data dan metodologi penelitiannya. 

    “Ini mirip sekali lembaga survei abal-abal, yang publish hasil surveinya menjelang pemilu, pilpres, atau pilkada. Seharusnya, lembaga tersebut mem-publish data, sumber data dan metodologi yang digunakan untuk pemeringkatannya. Kalau berdasarkan WTO, NTB dan NTB Indonesia lebih kecil dibanding dengan negara lain, terutama negara maju dan negara tetangga di ASEAN,” ungkap Febri dalam keterangan resmi, Kamis (8/5/2025).

    Febri mengakui, ada beberapa pihak yang ingin Indonesia tidak akan bisa menjadi negara maju, terutama dalam membangun perekonomiannya.

    Padahal, Indonesia memiliki modal dan potensi yang sangat besar, seperti ketersediaan sumber daya alam, peluang di pasar domestik dan adanya bonus demografi.

    “Modal ini yang perlu kita optimalkan, termasuk dalam upaya kita mengembangkan industri nasional sebagai salah satu sektor penopang utama untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” ucapnya.

    Hal senada juga sempat disampaikan oleh Presiden Prabowo Subianto pada acara halal bihalal bersama purnawirawan TNI-Polri di Jakarta, Selasa (6/5/2025).

    Presiden menyatakan bahwa kekayaan alam yang dimiliki Indonesia menjadikan negara ini kerap menjadi sasaran gangguan dari pihak asing. 

    Dimana potensi besar itu antara lain nikel, bauksit dan kelapa sawit yang merupakan sumber kekuatan sekaligus tantangan bagi bangsa Indonesia.

    Kelapa sawit misalnya, kini menjadi komoditas strategis yang banyak diminati berbagai negara, seperti Mesir, Pakistan, India dan Eropa.

    Presiden juga menekankan bahwa Indonesia harus mampu berdiri di atas kaki sendiri dan tidak tunduk pada kepentingan asing.

    “Terkait hal ini, saya sangat setuju yang disampaikan oleh Bapak Presiden, bahwa kita harus juga menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Ini juga termasuk dalam konteks membangun industri yang mandiri dan berdaya saing,” terang Febri.

    Bukti nyata komitmen dan keberpihakan pemerintah saat ini kepada industri dalam negeri, salah satunya melalui penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 46 Tahun 2025 tentang Perubahan Kedua atas Perpres No 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

    “Kami dan para pelaku industri dalam negeri sangat mengapresiasi Bapak Presiden Prabowo Subianto yang telah menandatangani Perpres No 46 Tahun 2025 dan menerbitkannya. Regulasi ini menjadi angin segar bagi industri di tengah tekanan demand domestik saat ini, terutama bagi industri yang menghasilkan produk yang dibeli oleh pemerintah dan BUMN/BUMD,” ujar Febri.
     

     

  • Pasar Gelap Kekuasaan

    Pasar Gelap Kekuasaan

    Pasar Gelap Kekuasaan
    Dosen Fakultas Hukum Universitas Pasundan & Sekretaris APHTN HAN Jawa Barat
    ADA

    kekuasaan
    yang tak hadir dalam berita resmi. Ia tak dibicarakan dalam rapat paripurna, tak tertulis dalam konstitusi, dan tak disinggung dalam konferensi pers partai. Namun ia nyata. Ia hidup di lorong-lorong senyap kekuasaan.
    Di sana, jabatan bukan mandat rakyat, tapi komoditas. Loyalitas bukan ideologi, tapi harga.
    Kekuasaan
    tidak dimenangkan, tapi dibeli. Saya menyebutnya: pasar gelap kekuasaan.
    Pasar ini tidak memiliki etalase. Tidak ada tanda jual-beli. Namun barangnya jelas: kursi menteri, rekomendasi Pilkada, wewenang penegakan hukum, hingga pasal-pasal undang-undang. Semua bisa dinegosiasikan, semua bisa dijual, semua bisa dibeli.
    Di tempat inilah, konstitusi kadang dikalahkan oleh catatan kecil dari lobi-lobi yang tidak pernah dipublikasikan. Di sini pula, suara rakyat kadang tenggelam oleh bisikan para makelar kekuasaan.
    Transaksi itu terjadi dalam senyap. Kadang dalam pertemuan tertutup di hotel, kadang dalam percakapan yang tidak direkam, kadang dalam tatapan yang cukup untuk menyampaikan pesan. Tidak ada kuitansi, tapi ada komitmen. Tidak ada kontrak, tapi ada konsesi.
    Kekuasaan tidak lagi dicapai lewat kepercayaan publik, tetapi lewat modal politik dan ekonomi. Dalam sistem yang permisif dan mahalnya biaya politik, jabatan publik menjadi investasi. Dan seperti semua investasi, ia harus kembali modal.
    Dalam banyak kasus, pasar ini membentuk ulang wajah kekuasaan kita. Seorang pengusaha bisa membeli pengaruh politik. Seorang politisi bisa menyewakan loyalitasnya. Seorang aparat bisa memperdagangkan kewenangan.
    Demokrasi
    menjadi prosedur, tapi keputusan dibuat di tempat lain. Di ruang yang tak bisa dijangkau hukum, tak bisa dilacak pers, dan tak bisa dimintai pertanggungjawaban oleh rakyat.
    Goethe dalam
    Faust
    pernah menggambarkan bagaimana manusia menyerahkan jiwanya demi kekuasaan dan kenikmatan duniawi. Di negeri ini, jiwa yang dijual bukan hanya satu. Ia kolektif.
    Institusi-institusi kehilangan suara karena tunduk pada kekuasaan informal. Lembaga penegak hukum kehilangan taji karena menunggu aba-aba politik. Lembaga legislatif kehilangan marwah karena sibuk menjajakan pengaruh.
    Dan kita tahu, sekali kepercayaan publik hancur,
    demokrasi
    tak lagi punya alas.
    Pasar gelap kekuasaan bukan hanya persoalan moral individu. Ia tumbuh dari sistem yang rusak: partai yang oligarkis, pemilu transaksional, dan birokrasi yang lentur terhadap tekanan kekuasaan.
    Mahar politik dalam pencalonan, bagi-bagi jabatan pasca-Pemilu, dan negosiasi proyek berbasis afiliasi politik hanyalah gejala dari ekosistem yang memperlakukan kekuasaan sebagai barang dagangan.
    Di banyak daerah, seorang calon kepala daerah harus “membeli perahu” untuk bisa maju. Di pusat, kursi kabinet bisa menjadi hasil lelang koalisi. Semuanya terbungkus rapi dalam bahasa diplomatis: akomodasi politik.
    Apa akibat dari semua ini?
    Kebijakan tidak lagi dirumuskan demi kepentingan publik, tapi berdasarkan siapa yang “berjasa” di belakang layar. Proyek dirancang bukan berdasarkan kebutuhan rakyat, tapi siapa yang memodali kampanye.
    Kita melihat undang-undang yang disusun tergesa-gesa, tidak berpihak pada publik, tapi menguntungkan segelintir.
    Kita menyaksikan orang-orang yang tidak pernah bersentuhan dengan pelayanan publik, tiba-tiba duduk di kursi penting, hanya karena “berkontribusi politik”.
    Publik tahu ini semua. Seperti pembeli yang sudah bosan protes harga, rakyat terdiam. Mereka tahu harga demokrasi terlalu mahal, tapi tak punya pilihan lain.
    Kita hidup dalam demokrasi yang kehilangan jiwa. Pemilu menjadi festival, tapi bukan perayaan pilihan rasional. Ia hanya panggung yang dirancang agar transaksi bisa dibenarkan dengan suara terbanyak.
    Bisakah pasar ini dibongkar?
    Barangkali terlalu optimistis jika kita berharap perubahan datang dari dalam sistem. Karena banyak aktor yang hidup dari pasar ini.
    Yang lebih mungkin adalah gerakan dari luar: warga yang sadar, media yang berani, dan suara-suara independen yang tidak tergantung logika patronase.
    Namun tentu saja, jalan ini panjang. Karena yang kita hadapi bukan hanya rezim politik, tetapi budaya diam yang sudah menjadi kebiasaan.
    Kita telah terlalu lama membiarkan prinsip digantikan oleh kepentingan. Terlalu lama menganggap transaksi sebagai bagian normal dari politik. Terlalu lama menoleransi pemimpin yang bicara etika tapi bertransaksi di balik layar.
    Dan semakin lama kita membiarkan itu, semakin dalam pasar gelap ini mengakar.
    Barangkali yang kita butuhkan bukan sekadar hukum yang lebih keras, tapi kesadaran baru—bahwa kekuasaan tak seharusnya diperjualbelikan.
    Bahwa jabatan bukan hak milik, tapi amanah. Bahwa politik, jika benar dijalankan, adalah seni membela yang lemah, bukan membela yang membayar.
    Jika tidak, maka sejarah akan mencatat kita sebagai generasi yang kehilangan arah. Generasi yang membiarkan demokrasi dibajak oleh transaksi. Generasi yang tahu bahwa negara sedang dijual, tapi memilih diam.
    Dan ketika semua sudah gelap, suara hati akan terdengar seperti bisikan kecil di tengah pasar. Tak terdengar. Tak dianggap. Tak penting.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • DKI kemarin, pelantikan wali kota hingga kunjungan Bill Gates

    DKI kemarin, pelantikan wali kota hingga kunjungan Bill Gates

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita seputar DKI Jakarta yang terjadi pada Rabu (7/5), mulai dari pelantikan pejabat hingga kunjungan tokoh filantropi dunia sekaligus pendiri Gates Foundation, Bill Gates.

    Berikut berita seputar DKI Jakarta yang masih menarik untuk dibaca kembali:

    1. Calon pejabat di Jakarta tak naik transportasi umum batal dilantik

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo tidak akan melantik para calon pejabat di jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta jika tidak naik transportasi umum pada Rabu ini.

    Sesuai Instruksi Gubernur (Ingub) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 6 Tahun 2025 yang sudah diteken sejak 23 April 2025, para Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov DKI Jakarta wajib menggunakan angkutan umum setiap hari Rabu.

    Selengkapnya di sini

    2. 15 golongan ini naik transportasi umum gratis

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menepati janji kampanye Pilkada 2024 dengan menggratiskan transportasi umum di Jakarta untuk 15 golongan di masyarakat.

    Pramono pun telah menyerahkan kartu khusus layanan gratis kepada perwakilan ke-15 golongan tersebut.

    Selengkapnya di sini

    3. Prabowo dan Bill Gates sapa warga saat tinjau SDN Jati 03 Jaktim

    Presiden Prabowo Subianto bersama tokoh filantropi dunia sekaligus pendiri Gates Foundation, Bill Gates menyapa warga di sepanjang jalan dekat SDN Jati 03, Pulogadung, Jakarta Timur, Rabu.

    Prabowo dan Bill Gates tiba pukul 10.28 WIB sambil melambaikan tangan sebagai bentuk menyapa warga yang antusias menyambut kedatangannya.

    Selengkapnya di sini

    4. ASN pakai kendaraan pribadi karena lupa wajib naik transportasi umum

    Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) masih memakai kendaraan pribadi ke kantor karena lupa wajib naik transportasi umum setiap Rabu sesuai Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2025.

    Berdasarkan pantauan di lokasi, seorang ASN menaiki sepeda motor berwarna biru tiba di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan (Jaksel) pukul 07.27 WIB.

    Selengkapnya di sini

    5. Pramono Anung lantik wali kota hingga kepala dinas Pemprov DKI

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo secara resmi melantik pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mulai dari kepala dinas hingga wali kota di Balai Agung, Balai Kota Jakarta, Rabu,

    “Hari ini saya melantik 61 pejabat di DKI Jakarta. Lima wali kota, satu bupati, dan tentunya dengan wakil-wakilnya. Dan kepala dinas, kepala biro yang ada, semuanya kita isi sepenuhnya,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta.

    Selengkapnya di sini

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Modus baru rekayasa penangkapan paslon lebih bahaya dari politik uang

    Modus baru rekayasa penangkapan paslon lebih bahaya dari politik uang

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com

    PSU Bengkulu Selatan:

    Pengamat: Modus baru rekayasa penangkapan paslon lebih bahaya dari politik uang
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 07 Mei 2025 – 22:11 WIB

    Elshinta.com – Pengamat politik Yusak Farchan menyebut modus baru dugaan kejahatan pilkada yang terjadi dalam pelaksanaan PSU Bengkulu Selatan, Sabtu 19 April lalu, lebih berbahaya dari politik uang.

    Direktur Citra Institute ini menyatakan, modus baru berupa rekayasa penangkapan terhadap cawabup nomor 2 Ii Sumirat, masuk dalam kategori kejahatan besar dengan dampak yang luar biasa.

    “Politik uang bersifat transaksional antara paslon atau timses dengan pemilih, jadi tidak ada unsur kekerasan di situ, malah sukarela. Sementara yang terjadi di Bengkulu Selatan ini operasi kekerasan sekaligus fitnah oleh kubu paslon lain untuk memengaruhi pemilih,” kata Yusak, kepada wartawan, Rabu (7/5).

    Menurut Yusak, tujuan dari dua jenis kejahatan pilkada tersebut sama, yakni untuk memengaruhi perilaku pemilih. Namun dari segi dampak, lanjutnya, modus rekayasa penangkapan seorang calon lebih berbahaya karena mengancam hidup dan kebebasan yang telah dijamin sepenuhnya di dalam konstitusi.

    “Kita sepakat bahwa politik uang merusak demokrasi. Tapi kasus ini lebih parah lagi, karena di samping merusak demokrasi juga mengancam hak asasi,” ungkapnya.

    Yusak meminta Bawaslu RI dan Mahkamah Konstitusi (MK) mengusut dan menindak tegas kasus tersebut serta tidak menganggapnya sebatas pelanggaran biasa.

    Terlebih kasus itu baru pertama terjadi sepanjang sejarah pelaksanaan pilkada di Indonesia di mana jika dibiarkan berpotensi terulang di kemudian hari. “Jangan kasih ruang penjahat demokrasi model ini, mesti dihukum berat. Dan karena ini lebih jahat dari politik uang, maka kubu yang melakukan layak didiskualifikasi,” tegasnya.

    Diberitakan, calon wakil bupati Bengkulu Selatan nomor urut 2 Ii Sumirat menjadi korban rekayasa penangkapan pada malam pelaksanaan PSU Bengkulu Selatan, Jumat (18/4), atau 9 jam sebelum pencoblosan. Disebutkan, Ii Sumirat ditangkap polisi karena kasus korupsi. Narasi serupa terus dihembuskan secara terorganisir hingga ke lokasi-lokasi TPS.

    Paslon nomor 2  Suryatati-Ii Sumirat merasa dirugikan atas peristiwa tersebut. Mereka mengklaim banyak simpatisan 02 yang tidak datang ke TPS atau mengalihkan dukungan ke paslon lain akibat termakan hoaks.

    Sumber : Elshinta.Com