Event: Perang Dunia II

  • Geger Parlemen Kanada Sambut Eks Nazi, PM Trudeau Minta Maaf

    Geger Parlemen Kanada Sambut Eks Nazi, PM Trudeau Minta Maaf

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau menyampaikan permintaan maaf di parlemen setelah badan legislatif tersebut memberikan penyambutan pada seorang veteran Perang Dunia II asal Ukraina yang merupakan bekas anggota Nazi.

    Insiden pekan lalu saat kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tersebut telah mengguncang Kanada, mendorong ketua parlemen mengundurkan diri dan memicu gejolak diplomatik.

    “Saya ingin menyampaikan permintaan maaf atas apa yang terjadi pada hari Jumat dan kepada Presiden Zelensky serta delegasi Ukraina atas situasi yang mereka alami, untuk kita semua yang hadir,” kata Trudeau kepada para anggota parlemen, dikutip kantor berita AFP, Kamis (28/9/2023).

    “Dengan tanpa sadar memperkenalkan orang ini adalah kesalahan besar dan merupakan pelanggaran terhadap ingatan orang-orang yang sangat menderita di tangan rezim Nazi,” ujar Trudeau.

    Pemimpin Kanada tersebut mengacu pada insiden memalukan yang menodai kunjungan Zelensky pekan lalu, yang menyebabkan pengunduran diri ketua parlemen Kanada pada hari Selasa lalu.

    Saat itu, Zelensky berada di Kanada sebagai bagian dari tur untuk meningkatkan dukungan Barat terhadap perjuangan negaranya melawan invasi Rusia.

    Zelensky berada di ruang parlemen Kanada sebagai tamu kehormatan ketika ketua parlemen, Anthony Rota, menyebut nama veteran tua itu sebagai pahlawan Perang Dunia II, sehingga memicu tepuk tangan meriah.

  • Singapura Ledakkan Bom Era Perang Dunia II Seberat 100 Kg

    Singapura Ledakkan Bom Era Perang Dunia II Seberat 100 Kg

    Singapura

    Para spesialis militer Singapura telah meledakkan bom seberat 100 kilogram yang berasal dari era Perang Dunia II dan ditemukan saat penggalian di lokasi proyek konstruksi. Ribuan warga dievakuasi sebelum ledakan yang dilakukan secara terkendali itu memicu suara dentuman keras di Singapura.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (26/9/2023), lebih dari 4.000 orang dievakuasi dari tempat tinggal masing-masing yang ada di dekat lokasi temuan bom sebelum operasi ledakan terkendali dilakukan.

    Laporan media lokal menyebut operasi itu sebagai yang terbesar yang pernah dilakukan terhadap peninggalan Perang Dunia II di wilayah Singapura.

    Bom yang dijatuhkan dari udara saat Perang Dunia II berlangsung itu tidak meledak dan ditemukan pekan lalu di sebuah kompleks kondominium yang sedang dibangun di wilayah Bukit Timah, pinggiran timur laut Singapura.

    Kepulan asap berbentuk jamur terlihat menjulang ke udara dari kejauhan pada Selasa (26/9) pagi waktu setempat, saat para ahli penjinak bom melakukan serentetan ledakan pertama.

    Sebelum ledakan secara terkendali dilakukan, menurut laporan jurnalis AFP, para personel militer Singapura terlihat memasang karung-karung pasir di sekitar bom itu untuk menahan dampak ledakan.

    Para tentara Singapura membawa bom era Perang Dunia II itu dengan jaring dari tempat bom itu ditemukan menuju ke area yang dipenuhi tumpukan karung pasir dan peledak-peledak telah dipasang.

    Lihat juga Video ‘Bom Bunuh Diri Meledak di Somalia, 18 Orang Tewas’:

  • Peringati Kemenangan Atas Nazi, Putin Inginkan Masa Depan Damai

    Peringati Kemenangan Atas Nazi, Putin Inginkan Masa Depan Damai

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin mencetuskan bahwa ‘perang sesungguhnya’ tengah dikobarkan terhadap negaranya. Namun Putin juga menyatakan dirinya menginginkan masa depan yang penuh kedamaian.

    Seperti dilansir CNN, Selasa (9/5/2023), pernyataan itu disampaikan Putin saat berpidato dalam rangka Hari Kemenangan, dengan parade militer digelar Alun-alun Merah, Moskow. Hari Kemenangan yang menandai kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II silam itu diperingati setiap tahun oleh Rusia.

    “Perang sesungguhnya telah dikobarkan terhadap Tanah Air kita,” ucap Putin dalam pidatonya.

    “Kita telah mengusir terorisme internasional dan agar sesuai, kita akan membela penduduk Donbas dan mengamankan keselamatan kita sendiri,” cetusnya, merujuk pada nama wilayah di Ukraina bagian timur yang sebagian besar diduduki pasukan Rusia sejak invasi dilancarkan pada Februari tahun lalu.

    “Rusia tidak memiliki negara yang tidak bersahabat di Barat ataupun di Timur,” klaim Putin dalam pidatonya.

    Hari Kemenangan merupakan peringatan paling penting bagi Putin, yang telah sejak lama memanfaatkan momen itu untuk menggalang dukungan publik dan memamerkan kehebatan militer Rusia.

    Dalam pidatonya pada Selasa (9/5) waktu setempat, Putin juga menyatakan keinginannya untuk memiliki masa depan yang damai.

  • Rusia Gagalkan Serangan 2 Drone yang Ditujukan ke Rumah Putin

    Rusia Gagalkan Serangan 2 Drone yang Ditujukan ke Rumah Putin

    Jakarta

    Rusia mengatakan bahwa pihaknya telah menembak jatuh dua drone yang ditujukan ke kediaman Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin. Rusia menyebut serangan drone tersebut sebagai upaya pembunuhan terhadap Putin.

    “Dua kendaraan tak berawak diarahkan ke Kremlin…peralatannya tidak berfungsi,” kata Kremlin dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa ini terjadi pada malam hari dilansir AFP, Kamis (4/5/2023).

    Sisa-sisa drone jatuh di dalam Kremlin, tetapi tidak melukai siapa pun, tambah pernyataan itu. Operasi drone disebut sebagai tindakan teroris yang direncanakan dan upaya pembunuhan Putin.

    Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Putin sedang bekerja di kediamannya dekat Moskow dan masih akan mengambil bagian dalam parade Hari Kemenangan Perang Dunia II yang dijadwalkan di Red Square minggu depan seperti yang direncanakan.

    Wali Kota Moskow mengumumkan larangan penerbangan drone tanpa izin di atas ibu kota Rusia. Dalam sebuah pernyataan, Wali Kota Sergei Sobyanin mengatakan penerbangan drone akan dilarang kecuali izin khusus diperoleh dari otoritas pemerintah.

    Berita Kremlin datang saat Ukraina bersiap untuk serangan baru terhadap pasukan Rusia yang telah direncanakan berbulan-bulan.

    Dalam tanda-tanda yang memungkinkan, bahwa persiapan sedang ditingkatkan, kota garis depan Kherson di Ukraina selatan mengumumkan jam malam yang panjang bagi penduduk dan tindakan sabotase di belakang garis Rusia diintensifkan.

    Pejabat daerah mengatakan ini adalah untuk petugas penegak hukum melakukan pekerjaan mereka, tetapi jam malam panjang serupa juga telah digunakan di masa lalu untuk pergerakan pasukan dan senjata.

    “Selama 58 jam ini, dilarang bergerak di jalan-jalan kota. Kota juga akan ditutup untuk masuk dan keluar,” kata kepala administrasi militer daerah Kherson, Oleksandr Prokudin.

    (rfs/rfs)