Event: Perang Dunia II

  • 2 Cita-Cita Kim Sae Ron Sebelum Meninggal Dunia, Ingin Ganti Nama untuk ‘Awal Baru’ Usai Diboikot

    2 Cita-Cita Kim Sae Ron Sebelum Meninggal Dunia, Ingin Ganti Nama untuk ‘Awal Baru’ Usai Diboikot

    TRIBUNJATIM.COM – Kim Sae Ron dikabarkan meninggal dunia pada Minggu, 16 Februari 2025.

    Dia menutup mata di usia 24 tahun.

    Hal ini lantas menjadi sorotan publik.

    Sebelumnya, artis cantik ini sempat diboikot warga Korea Selatan lantaran terlibat kasus driving under the influence (DUI) atau berkendara di bawah pengaruh alkohol.

    Beberapa lama tak muncul di dunia hiburan lantaran diboikot, Kim Sae Ron ternyata merencanakan nama baru.

    Hal ini merupakan upaya sang artis agar bisa kembali ke dunia akting Negeri Ginseng ini.

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

    Kim Sae Ron ditemukan meninggal di rumahnya di wilayah di Seongdong-gu, Seoul, Korea Selatan, mengutip Variety.

    Polisi menerima laporan terkait kematian Kim Sae Ron sekitar pukul 17.00 waktu setempat.

    Adapun Kim Sae Ron menghembuskan napas terakhir di usia 24 tahun.

    Meninggalnya aktris kelahiran 31 Juli 2000 itu diketahui dari temannya.

    Teman Kim Sae Ron menemukan jasadnya setelah Kim tidak menghadiri rapat yang dijadwalkan.

    Namun, pihak berwenang tidak menemukan tanda-tanda tindak pidana.

    Saat ini pihak berwajib sedang menyelidiki keadaan seputar kematiannya.

    Kematian Kim Sae Ron pun meninggalkan duka yang mendalam bagi banyak orang, termasuk teman dekatnya.

    Teman dekat Kim Sae Ron mengatakan terakhir bertemu sang artis pada akhir tahun 2024 lalu.

    “Saya bertemu Kim Sae Ron pada akhir tahun lalu,” dikutip dari Allkpop.

    Sahabat Kim Sae Ron mengungkap fakta bahwa artis yang mengawali karier lewat film A Brand New Life dan The Man From Nowhere itu berencana mengganti namanya.

    Kim Sae Ron juga sempat berdiskusi soal film yang dibintanginya.

    “Ia mengubah namanya menjadi Kim Ah Im dan tengah mempersiapkan awal yang baru.”

    “Ia telah menyelesaikan syuting film Guitar Man pada awal November tahun lalu dan terus berdiskusi tentang bagaimana melanjutkan aktivitasnya setelah itu,” ungkapnya.

    Berita meninggalnya Kim Sae Ron telah menyayat hati teman dekatnya.

    “Karena dia akan kembali lewat sebuah film, kami sudah membicarakan tentang ‘memberikan yang terbaik mulai sekarang,’ jadi mendengar berita ini benar-benar menyayat hati,” ujarnya.

    Lebih lanjut, teman Kim Sae Ron membeberkan bahwa pemain drama Bloodhounds itu juga memiliki keinginan membuka kafe.

    Sontak kematian Kim Sae Ron membuat sahabatnya tak percaya.

    “Kim Sae Ron berencana untuk membuka kafe bersama teman dekatnya dan juga bersiap untuk kembali ke industri hiburan, jadi saya tidak percaya dengan berita tragis ini,” bebernya.

    Sosok Kim Sae Ron

    Kim Sae Ron merupakan aktris asal Korea Selatan.

    Namanya digadang-gadang akan menggantikan Ahn Seo Hyun dalam drama School 2020.

    Pada 19 Maret, seorang perwakilan industri melaporkan bahwa Kim Sae Ron sedang dalam pembicaraan untuk membintangi drama KBS mendatang.

    Menanggapi laporan tersebut, agensi aktris Gold Medalist berkomentar, Kim Sae Ron baru-baru ini menerima naskah untuk School 2020 dan sedang mempertimbangkan tawaran itu.

    “School 2020” adalah drama kedelapan dalam seri “School”.

    Kim Yo Han dikonfirmasi untuk peran Kim Tae Jin, mantan atlet taekwondo yang berhenti dan pindah ke sekolah menengah kejuruan.

    Meskipun dia berbicara dan bertindak seperti orang dewasa, dia adalah siswa sekolah menengah yang tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika dengan gadis yang dia sukai.

    Kim Sae Ron telah menerima tawaran untuk pemeran utama wanita Na Geum Young, seorang gadis yang bercita-cita menjadi YouTuber yang sukses.

    Sebelumnya dilaporkan bahwa Ahn Seo Hyun sedang dalam diskusi untuk peran tersebut.

    “School 2020” dijadwalkan tayang perdana pada bulan Agustus 2020.

    Kim Sae Ron adalah aktris Korea Selatan yang populer yang pertama kali debut pada usia 9 tahun.

    Dia terkenal karena perannya di Korea dan film-film, A Brand New Life dan The Man From Nowhere.

    Kim Sae Ron memenangkan penghargaan Aktris Baru Terbaik di Penghargaan Film Korea ke-8 untuk perannya dalam film, The Man From Nowhere.

    Dia menghadiri Festival Film Cannes ketika film, A Brand New Life, ditampilkan di sana dalam pemutaran khusus, menjadi aktris termuda yang diundang ke festival.

    Kim Sae Ron lahir pada 31 Juli 2000 di Korea Selatan.

    Kim Sae Ron memiliki dua saudari perempuan, Ah-ron dan Ye-ron, yang juga aktris.

    Aktris ini mengendam pendidikan awal di Sekolah Dasar Miyang di Seoul, dan lulus dari Sekolah Menengah Yang-il di Ilsan pada Februari 2016.

    Dia kemudian melanjutkan pendidikannya di School of Performing Arts Seoul.

    Pada tahun 2018, Kim Sae Ron diterima di Universitas Chung-Ang, Departemen Seni Pertunjukan dan Studi Film.

    Kim Sae Ron.(instagram.com/ron_sae)

    Kim Sae Ron memulai karirnya di dunia akting pada tahun 2009, dengan tampil dalam film ‘A Brand New Life’.

    Kemudian dia tampil di film ‘The Man from Nowhere’ dan ‘I Am a Dad’.

    Pada tahun 2011, ia berperan sebagai Bong Woo-ri muda dalam seri ‘Can You Hear My Heart?’.

    Pada tahun yang sama, ia muncul dalam serial TV ‘Heaven’s Garden’.

    Kemudian pada 2012, ia terlibat membintangi sebuah episode ‘The Human Condition’ sebagai cameo.

    Selama waktu itu, dia juga muncul di film ‘Barbie’ dan ‘The Neighbor’, masing-masing memainkan peran Soon-young dan Yoo Soo-yeon.

    Kim juga melakukan beberapa program TV pada 2012, yaitu ‘Fashion King’, ‘I Need Romance 2012’ dan ‘Mom Is Acting Up’.

    Segera setelah ini, dia tampil dalam seri The Queen’s Classroom serta di video musik Shinee untuk Green Rain.

    Pada tahun 2014, bintang Korea Selatan ini berakting di film ‘A Girl at My Door’ dan ‘Manhole’.

    Tahun itu, dia juga berperan sebagai Lee Seul-bi dalam drama Hi! School: Love On.

    Selain itu, Kim juga muncul dalam video musik untuk Block B dan 5urprise di tahun 2014.

    Tahun berikutnya ia memiliki peran dalam drama televisi Snowy Road, To Be Continued dan Glamorous Temptation.

    Pada tahun 2015, Kim memiliki peran utama dalam acara khusus televisi Drama City, Snowy Road.

    Serial drama dua bagian adalah tentang “wanita penghibur” di Korea di bawah pemerintahan Jepang selama Perang Dunia II, dan kemudian dirilis sebagai film di bioskop.

    Penampilan Kim sebagai wanita penghibur berusia 15 tahun dipuji oleh para kritikus dan pemirsa, dan dia dianugerahi Aktris Terbaik dalam Film Asing di Golden Rooster dan Hundred Flowers Film Festival.

    Kim Sae Ron kemudian memainkan karakter utama dalam serial televisi To Be Continued dan versi yang lebih muda dari karakter Choi Kang-hee dalam Glamorous Temptation.

    Dia berperan dalam peran dewasa pertamanya dalam serial drama televisi 2016, Secret Healer, memainkan putri era Joseon yang dikutuk.

    Karakternya memiliki romansa fiksi dengan Heo Jun, yang diperankan oleh Yoon Shi-yoon, yang berusia 14 tahun sebagai senior Kim.

    Pada November 2016, Kim menandatangani kontrak dengan YG Entertainment.

    Pada 2018, Kim membintangi film thriller The Villagers.

    Pada tahun 2019, Kim membintangi musim keempat drama web kampus Love Playlist.

    Pada tahun yang sama ia membintangi drama thriller Leverage, berdasarkan drama Amerika dengan nama yang sama.

    Pada November 2019, dilaporkan bahwa kontrak Kim dengan YG Entertainment telah berakhir, dan bahwa ia akan meninggalkan perusahaan.

    Pada Januari 2020, Kim menandatangani kontrak dengan Gold Medalist bersama dengan aktor Kim Soo Hyun dan Seo Ye Ji.

    Diketahui, Kim Sae Ron didakwa melanggar Undang-Undang Lalu Lintas Jalan (DUI atau Driver Under Influence atau pengemudi di bawah pengaruh alkohol).

    Sepuluh bulan yang lalu, ia mengalami kecelakaan mobil saat mengemudi di bawah pengaruh alkohol.

    Pada 8 Maret 2023, Kim Sae Ron muncul di pengadilan untuk sidang perdananya.

    Kim Sae Ron mengemudi di bawah pengaruh alkohol pada pukul 08.00 waktu setempat dan menabrak trafo listrik pada 18 Mei 2022.

    Hal tersebut menyebabkan pemadaman listrik di 57 toko terdekat hingga mengganggu bisnis mereka selama hampir lima jam.

    Terungkap bahwa kadar alkohol dalam darah Kim Sae Ron adalah 0,2 persen.

    Pengadilan Distrik Pusat Seoul mengadakan persidangan perdananya terhadap Kim Sae Ron, yang didakwa melanggar Undang-Undang Lalu Lintas Jalan karena mengemudi dalam keadaan mabuk.

    Penuntut menyatakan, “Mengingat fakta bahwa dia mengakui kejahatan dan melakukan upaya untuk memulihkan kerusakan, dia dijatuhi hukuman denda sebesar ₩20,0 juta KRW (sekitar $15.200 USD), dan Tuan A dijatuhi hukuman denda sebesar ₩ 5,00 juta KRW (sekitar $3.790 USD).”

    Selain itu, ia juga menyatakan bahwa dia berhenti minum setelah kejadian itu dan memohon belas kasihan.

    “Ini tidak akan pernah terjadi lagi. Saya minta maaf.”

    “Saya menyesali tindakan saya dan merenungkannya,” sesal Kim Sae Ron, dikutip dari koreaboo.

    Rumor ini lantas membuatnya tertimpa cancel culture di Korea Selatan.

    Akibat kelalaian yang ia lakukan menyebabkan ia diblacklist oleh beberapa pihak di industri hiburan Korea Selatan, bahkan beberapa dari mereka memutuskan kontrak dengannya.

    Bahkan GOLD MEDALIST selaku perusahaan agensi yang menaunginya pun memilih untuk mengakhiri kontrak dengan Sae Ron. 

    —– 

    Berita Jatim dan berita viral lainnya

  • Telusuri Pesona Pulau Samalona, Surga Tersembunyi di Makassar Sulawesi Selatan

    Telusuri Pesona Pulau Samalona, Surga Tersembunyi di Makassar Sulawesi Selatan

    Selain itu, bagi penyelam yang berpengalaman, terdapat beberapa lokasi di sekitar pulau yang memiliki bangkai kapal perang peninggalan Perang Dunia II yang kini menjadi ekosistem bagi berbagai spesies laut. Bangkai kapal ini terletak di kedalaman sekitar 30 meter dan menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang ingin mengeksplorasi keindahan sejarah bawah laut.

    Tak hanya menawarkan pesona alam, Pulau Samalona juga memiliki berbagai fasilitas yang mendukung kenyamanan wisatawan. Meskipun ukurannya kecil, di pulau ini terdapat beberapa warung makan yang menyajikan hidangan laut segar, seperti ikan bakar, cumi-cumi, dan udang yang dimasak dengan bumbu khas Makassar.

    Hidangan laut yang lezat ini semakin nikmat disantap sambil menikmati pemandangan laut yang indah. Selain itu, bagi wisatawan yang ingin menghabiskan lebih banyak waktu di pulau ini, tersedia penginapan sederhana berupa rumah panggung yang dapat disewa.

    Dengan suasana yang tenang dan jauh dari hiruk-pikuk kota, menginap di Pulau Samalona menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan, terutama bagi mereka yang ingin menikmati suasana pantai di malam hari.

    Pulau Samalona juga merupakan tempat yang tepat untuk menikmati momen matahari terbit dan terbenam yang spektakuler. Saat pagi hari, langit mulai berubah warna dari gelap ke oranye keemasan, menciptakan pemandangan yang menakjubkan.

    Begitu pula saat matahari mulai tenggelam di ufuk barat, suasana romantis akan terasa dengan semburat cahaya jingga yang memantul di permukaan air laut. Banyak wisatawan yang mengabadikan momen ini dengan berfoto atau sekadar duduk menikmati keindahan alam yang luar biasa.

    Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Pulau Samalona, sebaiknya datang pada musim kemarau, sekitar bulan April hingga Oktober. Pada periode ini, cuaca cenderung cerah, dan kondisi laut lebih tenang, sehingga perjalanan dengan perahu lebih nyaman.

    Selain itu, kejernihan air laut juga berada pada kondisi terbaiknya, memungkinkan wisatawan menikmati pengalaman snorkeling dan diving yang maksimal.

    Namun, perlu diingat bahwa Pulau Samalona masih tergolong sebagai destinasi wisata yang belum terlalu ramai dikelola oleh pemerintah, sehingga kesadaran wisatawan dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sangat diperlukan. Keunikan pulau ini membuatnya menjadi tempat yang wajib dikunjungi bagi siapa saja yang berada di Makassar.

    Baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara, Pulau Samalona memberikan pengalaman liburan yang tak terlupakan. Jika Anda mencari destinasi wisata yang memadukan pesona pantai tropis dengan keindahan bawah laut yang memesona, maka Pulau Samalona adalah pilihan yang tepat.

     

    Penulis: Belvana Fasya Saad

     

  • Hari Peringatan Pemberontakan Pembela Tanah Air (PETA), Sejarah dan Maknanya

    Hari Peringatan Pemberontakan Pembela Tanah Air (PETA), Sejarah dan Maknanya

    FAJAR.CO.ID — Setiap tahun, Indonesia memperingati Hari Pemberontakan Pembela Tanah Air (PETA) sebagai salah satu momen penting dalam sejarah perjuangan bangsa.

    Pemberontakan PETA di Blitar pada 14 Februari 1945 menjadi simbol keberanian pemuda Indonesia dalam melawan penjajahan Jepang. Peristiwa ini menjadi titik awal kesadaran nasional bahwa Indonesia harus merdeka dari segala bentuk kolonialisme.

    Lantas, bagaimana latar belakang pemberontakan PETA, siapa tokoh-tokoh yang terlibat, dan apa dampaknya bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia? Berikut ulasan lengkapnya.

    Latar Belakang Pemberontakan PETA

    Pembela Tanah Air (PETA) adalah organisasi militer yang dibentuk oleh Jepang pada tahun 1943 sebagai bagian dari strategi perang mereka melawan Sekutu. Jepang yang sedang menghadapi kekalahan dalam Perang Dunia II membutuhkan tenaga tambahan untuk mempertahankan wilayah jajahannya, termasuk Indonesia.

    Meskipun awalnya dibentuk sebagai pasukan pro-Jepang, semangat nasionalisme para anggota PETA semakin tumbuh. Mereka mulai menyadari bahwa Jepang sebenarnya hanya memanfaatkan rakyat Indonesia tanpa benar-benar memberikan janji kemerdekaan.

    Kekecewaan terhadap perlakuan Jepang yang kejam, serta eksploitasi sumber daya dan tenaga kerja, memicu semangat perlawanan. Akhirnya, pada 14 Februari 1945, pemberontakan meletus di Blitar, dipimpin oleh Shodanco Supriyadi dan beberapa perwira PETA lainnya.

    Jalannya Pemberontakan PETA di Blitar

    Pemberontakan ini diawali dengan perencanaan matang oleh Supriyadi dan rekan-rekannya. Mereka menargetkan markas Jepang di Blitar dan berusaha merebut persenjataan untuk melawan penjajah. Namun, beberapa faktor menyebabkan pemberontakan ini tidak berlangsung lama:

  • Di Balik Obrolan Trump-Putin, Kala Eropa Tersedak Kenyataan Kalau AS Kini Bukan Lagi Penyelamat – Halaman all

    Di Balik Obrolan Trump-Putin, Kala Eropa Tersedak Kenyataan Kalau AS Kini Bukan Lagi Penyelamat – Halaman all

    Makna Obrolan Trump-Putin, Kala Eropa Tersedak Kenyataan Kalau AS Kini Bukan Lagi Guardian Angel

    TRIBUNNEWS.COM – Panggilan telepon antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, Rabu (12/2/2025) dinilai punya makna mendalam terkait realias baru hubungan AS dengan para sekutu mereka di Eropa, khususnya terkait aliansi keamanan.

    Sebagai catatan, obrolan Trump-Putin berisi rencana mereka untuk mengakhiri perang di Ukraina dan sepakat untuk bertukar kunjungan.

    Reporter senior CNN, Stephen Collinson, menganalisis, panggilan telepon antar-presiden tersebut sebagi satu di antara dua kejutan geopolitik yang akan mengubah hubungan transatlantik, merujuk pada aliansi pertahanan negara-negara Eropa, NATO.

    Satu kejutan lainnya adalah, juga pada Rabu, kepergian Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth ke Brussels dan meminta sekutu Eropa untuk “mengambil alih kepemilikan keamanan konvensional di benua itu.”

    Collinson menggarisbawahi, dua kejutan ini menggambarkan kalau AS, di bawah kendali Trump, kini punya kebijakan luar negeri dan keamanan yang cenderung tidak lagi ramah bagi para sekutunya, khususnya mereka yang tidak menghasilkan keuntungan materialistis bagi negara Paman Sam.

    “Titik balik ini menyoroti jargon ‘America First’ Trump dan kecenderungannya untuk melihat setiap isu atau aliansi sebagai proposisi nilai dolar dan sen,” kata ulasan tersebut, dikutip Kamis.

    Artinya, meminjam istilah ‘matre’ untuk menunjukkan hal yang mengutamakan sisi matrialistis, AS kini akan lebih menimbang untung-rugi dalam jalinannya terhadap negara-negara sekutunya. 

    Selain berubah ‘matre’ demi AS, sikap Trump ini juga dinilai sebagai gambaran betapa sang presiden AS tak lagi mematuhi saran-saran yang berlandaskan pada pakem lama kebijakan luar negeri Barat.

    Kebijakan luar negeri yang lazimnya dijalankan AS lazimnya bertujuan untuk melindungi kepentingan nasional, keamanan, dan kemakmuran ekonomi baik untuk AS maupun bagi negara-negara sekutunya. 

    Collinson menyebut pakem ini dengan istilah ‘mitologi’ yang sudah tidak dipakai lagi oleh Trump karena dianggap andil dalam kegagalan pada masa jabatan pertamanya di kursi presiden AS, empat tahun lalu.

    Dengan kata lain, Trump kini berfokus pada keuntungan materi dan strategis AS semata, dan untuk itu, kepentingan para sekutu tidak lagi menjadi hal utama. 

    Ilustrasi tank M1 Abram buatan AS yang disumbangkan ke Ukraina (Kementerian Pertahanan Ukraina)

    Bukan Lagi Guardian Angel

    Collinson juga menyoroti sikap AS terhadap aliansi pertahanan Eropa, NATO.
     
    “Meskipun Hegseth tetap berkomitmen membantu NATO, sesuatu yang mendasar telah berubah,” kata sang jurnalis.

    Ulasannya menyinggung soal peran besar Amerika memenangkan dua perang dunia yang dimulai di Eropa dan kemudian menjamin kebebasan benua itu dalam menghadapi ancaman Soviet.

    Namun, kata Collinson, makan siang tidak lagi gratis, dan AS meminta jatah lebih dalam porsi bagiannya.

    “Trump mengatakan di jalur kampanye bahwa ia mungkin tidak akan membela anggota aliansi yang belum cukup berinvestasi dalam pertahanan. Dengan demikian, ia menghidupkan kembali poin abadi yang dikemukakan dengan sangat fasih oleh Winston Churchill pada tahun 1940 tentang kapan “Dunia Baru, dengan segala kekuatan dan kekuasaannya” akan melangkah “untuk menyelamatkan dan membebaskan yang lama”,” kata ulasan Collinson menggambarkan paradigma baru AS terhadap hubungannya dengan negara-negara Eropa.

    Sebenarnya, tanda-tanda pemerintahan Trump ‘akan lebih matre’ dan lebih menuntut ke sekutu-sekutu AS di Eropa, sudah terlihat lebih mana.

    Namun, aksi dan pernyataan terang-terangan dari kubu Trump seperti membuat Eropa tersedak kenyataan kalau AS bukan lagi ‘Guardian Angel’ yang murah hati memberi perlindungan secara murah atau bahkan gratis.

    Terlebih, AS merasa dikerjai karena banyak negara-negara di Eropa banyak yang lebih mementingkan anggaran keperluan sosial ketimbang pertahanan.

    Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte mengatakan kepada Parlemen Eropa bulan lalu bahwa orang-orang Eropa harus menyediakan lebih banyak uang untuk militer mereka.

    “Jika Anda tidak melakukannya, ambil kursus bahasa Rusia atau pergilah ke Selandia Baru,” katanya.

    Wujud kegerahan AS atas sikap negara-negara Eropa soal anggaran pertahanan ditegaskan Hegseth.

    Ia memformalkan permintaan Trump agar anggota aliansi membelanjakan 5 persen dari PDB untuk pertahanan dan mengatakan AS akan memprioritaskan konfliknya yang semakin meningkat dengan Tiongkok dan keamanan perbatasannya daripada Eropa. 

    “Amerika Serikat tidak akan lagi menoleransi hubungan yang tidak seimbang yang mendorong ketergantungan,” kata kepala Pentagon yang baru tersebut.

    Collinson menyebut, pendekatan baru yang keras AS ini tidak seperti fantasi Trump untuk menggusur warga Palestina di Gaza untuk membangun “Riviera Timur Tengah.” 

    “Ini adalah respons rasional terhadap realitas politik yang berubah.  Generasi Terhebat yang berjuang dalam Perang Dunia II dan menghasilkan presiden yang memahami bahaya kekosongan kekuasaan di Eropa telah tiada. Setiap orang Amerika yang memiliki ingatan dewasa tentang Perang Dingin melawan Uni Soviet setidaknya berusia pertengahan 50-an,” kata dia dalam ulasannya untuk menjelaskan kalau perimbangan kekuatan dunia sudah berubah. 

    Realitasnya adalah, pesaing terkuat Amerika Serikat, China, ada di Asia, bukan Eropa. 

    “Jadi, wajar bagi Trump untuk bertanya mengapa benua itu masih belum mengambil alih pertahanan dirinya sendiri 80 tahun setelah kekalahan Nazi,” kata ulasan tersebut mencermati cara pandang Trump yang memandang NATO terlalu bergantung ke AS.

    “Presiden Amerika dan pemimpin Eropa (dalam beberapa dekade belakanan) berturut-turut telah gagal memikirkan kembali NATO untuk abad ke-21. Jika melihat ke belakang, aliansi transatlantik itu membuat dirinya sangat rentan terhadap presiden Amerika yang paling transaksional dan nasionalis (Trump) sejak abad ke-19,” sambung ulasan tersebut.

    Tulisan itu dimaksudkan untuk menohok NATO yang cenderung mengandalkan AS untuk maju bertempur, sedangkan mereka ‘asyik’ memikirkan negara masing-masing.

    Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio mengusulkan dalam sebuah wawancara baru-baru ini di “The Megyn Kelly Show” di Sirius XM bahwa AS seharusnya tidak menjadi “ujung tombak” keamanan Eropa, tetapi justru sebagai “back stopper”, beking di belakang.

    Rubio menegur negara-negara besar Eropa. “Ketika Anda bertanya kepada mereka, mengapa Anda tidak bisa menghabiskan lebih banyak uang untuk keamanan nasional, argumen mereka adalah karena itu akan mengharuskan kita melakukan pemotongan pada program kesejahteraan, tunjangan pengangguran, agar bisa pensiun pada usia 59 tahun dan semua hal lainnya,” kata Rubio. 

    “Itu pilihan yang mereka buat. Tapi kita mensubsidi itu?”

    Perlakuan Trump terhadap sekutu seperti Kanada dan Meksiko, serta seruannya agar Denmark menyerahkan Greenland, menunjukkan rasa jijiknya terhadap kebijakan luar negeri multilateral AS di masa lalu. 

    Ia selalu memuji Putin dan Presiden China Xi Jinping atas kecerdasan dan kekuatan mereka. Jelas ia menganggap mereka satu-satunya lawan bicara yang layak bagi pemimpin tangguh dari negara adidaya lainnya, Amerika Serikat.

    “Agenda Trump bukan tentang keamanan Eropa: ia berpendapat bahwa AS tidak perlu membayar keamanan Eropa,” kata Nicholas Dungan, pendiri dan CEO CogitoPraxis, konsultan strategis di Den Haag.

    “Ini bukan era baru hubungan transatlantik, melainkan era baru hubungan negara-negara besar global yang menggantikan struktur kelembagaan tatanan internasional liberal yang disengaja.”

    PRESIDEN ZELENSKY – Foto yang diambil dari laman President.gov.ua tanggal 5 Februari 2025 menunjukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Presiden Ukraina nyatakan kesiapannya untuk berunding dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. (President.gov.ua)

    Kabar Buruk Bagi Ukraina

    Ujian pertama realitas baru AS-Eropa ini akan datang melalui Ukraina.

    Trump mengatakan kalau negosiasi untuk mengakhiri perang Ukraina akan dimulai “segera” setelah panggilan teleponnya dengan Putin.

    Perlu dicatat, Putin adalah sosok yang telah dikucilkan oleh Barat sejak invasi militer Rusia ke Ukraina, sebuah negara demokrasi berdaulat, tiga tahun lalu.

    Obrolan Trump-Putin ini tidak menyertakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, sebuah tanda yang mengkhawatirkan bagi pemerintah di Kyiv. 

    Selama ini, Zelensky berada di pusat (prioritas) semua hal yang dilakukan pemerintahan Joe Biden dalam perang tersebut. 

    “Trump memang menelepon Zelensky pada hari Rabu, tetapi presiden Amerika tersebut sudah memicu kekhawatiran bahwa dia akan menyusun resolusi yang menguntungkan Rusia,” kata ulasan tersebut. 

    Ketika ditanya oleh seorang reporter apakah Ukraina akan menjadi mitra yang setara dalam perundingan damai, Trump menjawab: “Itu pertanyaan yang menarik,” dan tampak berpikir dengan hati-hati, sebelum menjawab, “Saya katakan itu bukan perang yang baik untuk dilakukan,”.

    Ucapan Trump ini tampaknya menunjukkan kalau dia mempercayai pernyataan Putin kalau konflik tersebut adalah ‘kesalahan sebuah negara yang secara brutal diserbu oleh negara tetangga yang otoriter.’

    Pernyataan Hegseth juga terus terang menyudutkan posisi Ukraina dalam konfliknya dengan Rusia.

    “Ia memaparkan titik awal AS untuk negosiasi tersebut: Ukraina tidak dapat kembali ke perbatasannya sebelum tahun 2014 sebelum invasi Krimea, Ukraina tidak dapat bergabung dengan NATO, dan pasukan AS tidak akan berperan dalam pasukan keamanan apa pun untuk menjamin perdamaian pada akhirnya,” kata laporan tersebut. 

    Pasukan penjaga perdamaian apa pun harus terdiri dari pasukan Eropa dan non-Eropa dan tidak akan tercakup dalam klausul pertahanan bersama NATO — yang berarti AS tidak bisa campur tangan menyelamatkan aliansi ini jika terjadi bentrokan dengan pasukan Moskow.

    Sebagai catatan, mantan Presiden Joe Biden juga enggan membahas kemungkinan Ukraina mendapatkan keanggotaan NATO, karena khawatir akan terjadi bentrokan dengan Rusia yang memiliki senjata nuklir yang dapat berubah menjadi Perang Dunia III. 

    “Dan desakan Trump bahwa pasukan penjaga perdamaian Eropa tidak akan mengenakan seragam NATO akan dilihat sebagai langkah yang sama bijaksananya oleh banyak pengamat untuk menghindari menyeret AS ke dalam konflik dengan Rusia,” papar ulasan tersebut

    Namun, Rabu juga merupakan hari terbaik bagi Putin sejak invasi, karena hari itu menyapu bersih banyak ‘mimpi’ yang diperjuangkan Ukraina dalam perangnya dengan Rusia. 

    Hegseth berpendapat bahwa ia hanya mengutarakan kenyataan yang ada di lapangan.

    “Dan ia ada benarnya. Tidak seorang pun di AS atau Eropa berpikir waktu dapat diputar kembali ke tahun 2014. Dan Ukraina tidak dapat merebut kembali wilayahnya di medan perang meskipun mendapat bantuan miliaran dolar dari Barat,” papar ulasan tersebut.

    “Namun, dengan menyingkirkan isu-isu tersebut dari meja perundingan, Trump, yang seharusnya menjadi pembuat kesepakatan tertinggi, telah merampas kesempatan Ukraina untuk mendapatkan konsesi dari teman lamanya, Putin,” kata ulasan tersebut. 

    “Seperti yang terjadi saat ini, Trump tampaknya tidak keberatan Rusia mempertahankan hasil rampasan invasi yang tidak beralasan itu,” lanjut tulisan tersebut.

    Sikap AS terhadap negosiasi yang cenderung menguntungkan Rusia ini dinilai bukan hal yang mengejutkan.

    “Sebab, seperti Rusia, Amerika sekarang memiliki presiden yang percaya bahwa negara-negara besar berhak melakukan ekspansionisme di wilayah pengaruh regional mereka. Namun, memberi Rusia penyelesaian yang menguntungkan akan menjadi preseden yang buruk,” kata ulasan tersebut.

    Kemesraan yang Mengerikan

    Panggilan telepon AS-Rusia dan pertemuan puncak mendatang dengan Putin di Arab Saudi, yang menurut Trump akan segera terjadi, bisa jadi kode kalu Trump tidak hanya mengeluarkan Zelensky dari kesepakatan – tetapi Eropa juga.

    Dalam sebuah pernyataan, Prancis, Jerman, Polandia, Italia, Spanyol, Uni Eropa, Komisi Eropa, ditambah Inggris dan Ukraina, memperingatkan kalau “Ukraina dan Eropa harus menjadi bagian dari setiap negosiasi.”

    Dan mereka memperingatkan Trump, yang tampaknya menginginkan kesepakatan damai dengan cara apa pun, bahwa “perdamaian yang adil dan abadi di Ukraina merupakan syarat yang diperlukan untuk keamanan transatlantik yang kuat.”

    Mantan Perdana Menteri Swedia Carl Bildt merasa khawatir dengan panggilan telepon yang mesra antara Trump dan Putin. 

    “Yang mengganggu tentu saja adalah kita memiliki dua orang besar, dua ego besar… yang percaya bahwa mereka dapat mengatur semua masalah sendiri,” katanya kepada Richard Quest di CNN International.

    Bildt membangkitkan analogi sejarah yang paling memberatkan yang mungkin terjadi — peredaan Adolf Hitler oleh Inggris yang memungkinkan Nazi untuk mencaplok Sudetenland.

    “Bagi telinga orang Eropa, ini terdengar seperti Munich. Kedengarannya seperti dua pemimpin besar yang menginginkan perdamaian di zaman kita, (atas) negara yang jauh yang tidak mereka ketahui. Mereka sedang mempersiapkan untuk membuat kesepakatan di atas kepala negara tertentu. Banyak orang Eropa tahu bagaimana film itu berakhir.”

    Strategi Trump Masih belum Jelas

    Hancurnya banyak keinginan dan harapan Zelensky berarti bahwa persetujuan Kyiv terhadap kesepakatan Putin-Trump tidak dapat dianggap remeh. 

    Dan setelah kemenangannya yang stabil di medan perang, tidak ada kepastian bahwa pemimpin Rusia itu sangat menginginkan penyelesaian yang cepat seperti Trump, yang telah lama mendambakan Hadiah Nobel Perdamaian.

    Namun, kerangka penyelesaian yang memungkinkan telah menjadi topik pembicaraan pribadi di Washington dan ibu kota Eropa selama berbulan-bulan, bahkan selama pemerintahan Biden.

    Seperti yang dijelaskan Hegseth, harapan Ukraina untuk mendapatkan kembali semua tanahnya yang hilang tidaklah realistis.

    Yang mungkin muncul adalah solusi yang sejalan dengan pemisahan Jerman setelah Perang Dunia II, dengan wilayah yang diduduki Rusia dibekukan di bawah kendalinya sementara wilayah Ukraina lainnya — di sisi lain perbatasan yang keras — tetap menjadi negara demokrasi.

    Mungkin wilayah barat akan diizinkan untuk bergabung dengan Uni Eropa, seperti Jerman Barat lama. Namun kali ini, pasukan AS tidak akan membuatnya aman untuk kebebasan.

    “Posisi AS terhadap Ukraina sebagaimana diutarakan hari ini seharusnya tidak mengejutkan siapa pun di Eropa: itu hanyalah apa yang telah dikatakan oleh orang dalam Eropa kepada saya secara rahasia, di saluran rahasia, di balik layar selama dua tahun: Ukraina Barat dan Ukraina Timur, seperti Jerman Barat dan Jerman Timur, tetapi dalam kasus ini – Uni Eropa Ya, NATO Tidak,” kata Dungan.

    “Solusi semacam itu akan memunculkan ironi sejarah yang kejam. Putin, yang menyaksikan dengan putus asa dari jabatannya sebagai perwira KGB di Dresden saat Uni Soviet bubar, mungkin akan segera menciptakan Jerman Timur baru di Eropa abad ke-21 dengan bantuan Amerika,” tulis kesimpulan Collinson dalam ulasannya.
     
     

  • Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Simak Fakta Menarik Seputar Farmasi

    Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Simak Fakta Menarik Seputar Farmasi

    Liputan6.com, Yogyakarta – Setiap 13 Februari diperingati sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia. Apoteker dan ahli farmasi yang berkutat di bidang ini memiliki peranan penting dalam dunia kesehatan di Indonesia.

    Peringatan Hari Persatuan Farmasi Indonesia dilatarbelakangi oleh didirikannya Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) pada 13 Februari 1946. Mengenal lebih dalam tentang farmasi, berikut fakta menarik di baliknya:

    1. Farmasi adalah kombinasi ilmu kesehatan dan ilmu kimia

    Farmasi adalah salah satu bidang kesehatan yang mengombinasikan ilmu kesehatan dan ilmu kimia. Dua kombinasi ilmu ini sangat diperlukan di dunia medis.

    Bidang farmasi berfokus pada obat-obatan, mulai dari proses peracikan, pengembangan, dan penggunaannya. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat.

    2. Lisensi Apoteker Pertama di Amerika Didapatkan Louis Dufilho

    Louis Dufilho menjadi apoteker pertama di Amerika yang memiliki lisensi. Pada 1816, ia mendapatkan lisensi tersebut.

    Sebelumnya, seseorang tak perlu lisensi untuk jadi apoteker. Ia kemudian membuka apotek pada 1823

    3. Benjamin Franklin dan Agatha Christie Pernah Berkecimpung di Bidang Farmasi

    Tokoh terkenal Amerika, Benjamin Franklin, adalah seorang ilmuwan. Ia berperan penting dalam pendirian Rumah Sakit Philadelphia dan apotek rumah sakit pertama di Amerika Serikat pada 1752.

    Sementara itu, Agatha Christie adalah seorang teknisi farmasi yang merangkap sebagai penulis. Saat Perang Dunia I, ia menjadi relawan sebagai perawat.

    Selama berlangsungnya Perang Dunia II, Agatha kembali menjadi relawan dan membantu di farmasi di sebuah rumah sakit universitas di London. Pengalamannya di bidang farmasi digunakannya sebagai bahan tulisan.

    4. Penemu Coca-cola John Pemberton adalah Seorang Apoteker

    Salah satu merek minuman soda terkenal, Coca-cola, adalah hasil penemuan seorang apoteker bernama Dr John Stith Pemberton. Penemuan pada 8 Mei 1886 itu terjadi di Atlanta, Georgia.

    Ia kemudian menguji minuman tersebut pada pelanggan di apotek setempat, Jacobs’ Pharmacy. Minuman tersebut kemudian menjadi sangat populer dan dijual dengan harga lima sen per gelas.

    Adapun nama Coca-cola diciptakan oleh mitra bisnis Pemberton, Frank Mason Robinson. Ia menulisnya dengan tulisan Spencerian yang masih digunakan sebagai logo resmi hingga sekarang.

    5. Seragam Putih

    Mereka yang berkecimpung di dunia farmasi umumnya mengenakan seragam berwarna putih. Bahkan, pelajar di jurusan ini pun juga mengenakan seragam putih.

    Seragam putih menjadi kebanggaan orang farmasi. Warna ini juga menjadi salah satu warna yang diunggulkan atau diutamakan dalam bidang kesehatan.

    Warna ini melambangkan kebersihan, kemurnian, dan rasa aman. Selain itu, pakaian berwarna putih dipilih agar mudah dikenali oleh rekan kerja maupun pasien.

     

  • Perang Rusia-Ukraina Tamat? Trump Resmi Bicara Damai ke Putin-Zelensky

    Perang Rusia-Ukraina Tamat? Trump Resmi Bicara Damai ke Putin-Zelensky

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang Rusia dan Ukraina sepertinya segera usai. Rabu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi membahas damai dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

    Pembicaraan dilakukan Trump melalui telepon. Ini menjadi langkah besar pertama presiden AS yang baru tersebut, menuju diplomasi atas perang yang telah dijanjikannya akan ia akhiri.

    Hal ini ditegaskan Trump melalui akun media sosial miliknya TruthSocial @realDonaldTrump. Trump sendiri pertama-tama mengungkap pembicaraannya dengan Putin dalam sebuah postingan panjang lalu beralih ke Zelensky.

    “Saya baru saja melakukan panggilan telepon yang panjang dan sangat produktif dengan Presiden Vladimir Putin dari Rusia,” katanya dilihat CNBC Indonesia, Kamis (13/2/2025).

    “Kami berdua merenungkan Sejarah Besar Negara-negara kita, dan fakta bahwa kita berjuang bersama dengan sangat sukses dalam Perang Dunia II, mengingat bahwa Rusia kehilangan puluhan juta orang, dan kita juga kehilangan begitu banyak orang. Kami masing-masing berbicara tentang kekuatan Negara-negara kita masing-masing, dan manfaat besar yang akan kita dapatkan suatu hari nanti jika bekerja sama,” tambahnya.

    “Namun pertama-tama, seperti yang kita berdua sepakati, kita ingin menghentikan jutaan kematian yang terjadi dalam Perang dengan Rusia/Ukraina.”

    Ia berujar Putin setuju dengan kampanyenya, yakni “Akal Sehat”. Bahkan, klaim Trump, keduanya sepakat saling mengunjungi negara masing-masing.

    “Kami juga sepakat agar tim kami masing-masing segera memulai negosiasi, dan kami akan mulai dengan menghubungi Presiden Zelensky, dari Ukraina, untuk memberitahunya tentang percakapan tersebut, sesuatu yang akan saya lakukan sekarang,” jelasnya lagi.

    “Saya telah meminta Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Direktur CIA John Ratcliffe, Penasihat Keamanan Nasional Michael Waltz, dan Duta Besar sekaligus Utusan Khusus Steve Witkoff, untuk memimpin negosiasi yang, menurut saya, akan berhasil,” kata dia.

    “Jutaan orang telah tewas dalam Perang yang tidak akan terjadi jika saya menjadi Presiden, tetapi itu memang terjadi, jadi itu harus diakhiri. Tidak boleh ada lagi nyawa yang hilang!,” tambahnya seraya berucap terima kasih ke Putin dengan menyinggung pembebasan seorang warga AS, Marc Fogel di sana.

    Dalam postingan kedua yang ditulisnya di akun yang sama, ia berujar bagaimana dirinya dan Zelensky juga melaksanakan pembicaraan “yang baik” soal perdamaian Ukraina dengan Rusia. Ia menegaskan, sama seperti Putin, Zelensky ingin damai.

    “Saya baru saja berbicara dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy dari Ukraina. Pembicaraan berjalan sangat baik,” jelasnya.

    “Ia, seperti Presiden Putin, ingin menciptakan PERDAMAIAN,” tegasnya seraya menekankan akan ada pertemuan yang diselenggarakan pada hari Jumat di Munich, Jerman, di mana Wakil Presiden AS JD Vance dan Rubio akan memimpin Delegasi.

    “Saya berharap hasil pertemuan itu akan positif. Sudah saatnya menghentikan Perang yang menggelikan ini, di mana telah terjadi KEMATIAN dan KEHANCURAN yang sangat besar dan sama sekali tidak perlu. Tuhan memberkati rakyat Rusia dan Ukraina.”

    Negara Arab Jadi “Kunci”?

    Sementara itu, mengutip Reuters, ada spekulasi bahwa kedua pemimpin tersebut dapat bertemu di negara ketiga, dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) dianggap sebagai tempat yang memungkinkan. Namun hal ini belum dikonfirmai hanya diungkap sumber-sumber Rusia.

    (sef/sef)

  • Donald Trump Semakin Keras, Indonesia Harus Netral

    Donald Trump Semakin Keras, Indonesia Harus Netral

    PIKIRAN RAKYAT – Profesor Poppy Sulistyaning Winanti, pakar Hubungan Internasional dari UGM, mengutarakan terpilihnya Donald Trump mempengaruhi konflik sengketa Laut China Selatan.

    Indonesia memang bukan termasuk negara yang mengklaim kepemilikan wilayah tersebut. Namun, karena perairan Natuna termasuk ke dalam Laut China Selatan, maka berkepentingan juga secara tak langsung.

    Poppy menyebut bahwa kebijakan Amerika, di bawah kepemimpinan Trump, semakin keras kepada China. Hal ini semakin menegaskan kehadiran negara adidaya ini di wilayah tersebut.

    Dari titik ini, Pemerintah Indonesia harus netral atau tak memihak salah satu kubu. “(Dengan) meningkatnya kehadiran militer AS di kawasan Asia-Pasifik, Indonesia harus semakin cermat dalam menjaga keseimbangan hubungan dengan dua kekuatan besar, AS dan Tiongkok,” katanya.

    Sementara, Presiden Prabowo menyebut Indonesia membutuhkan teknologi canggih untuk menjaga kedaulatan Perairan Natuna. Ia pun berjanji akan membangunnya. Hal ini disampaikannya saat masa kampanye.

    “Kita perlu platform untuk patroli. Kita perlu satelit. Kita perlu banyak sekali. Dan untuk itu pertahanan perlu kita bangun,” tegasnya.

    China Tolak Pernyataan Bersama Amerika Serikat dengan Jepang

    Sementara itu, pada Hari Senin 10 Februari, China merespon pernyataan bersama Amerika dan Jepang. Kementerian Luar Negeri China menyebut pernyataan tersebut mencampuri urusan dalam negeri China menyerang dan memfitnah China, serta melebih-lebihkan ketegangan regional.

    Sebelumnya, pada Hari Jumat 7 Februari 2025, Amerika Serikat dan Jepang merilis pernyataan bersama yang mengecam klaim negara tirai bambu ini terhadap wilayah tersebut.

    China tetap kekeuh mengklaimnya meski putusan internasional menyebut tak ada landasan hukumnya. Klaim ini pun ditolak mentah oleh negara-negara yang bersengketa, termasuk Indonesia.

    Hari tersebut pun menjadi pertemuan pertama antara Donald Trump dengan Perdana Menteri Jepang Shiheru Ishiba.

    Jepang, sejak Perang Dunia II, menjadi salah satu sekutu Amerika di kawasan Asia Pasifik. Sekitar 54.000 prajurit ditempatkan di negara yang berjuluk Negeri Matahari Terbit ini.

    Nah, bagaimana kelanjutan konflik sengketa Laut China Selatan? Kita tunggu saja perkembangannya. Semoga tak berujung menjadi peperangan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Jurnalis Israel: Dari Greenland hingga Gaza, Ocehan Trump yang Sakit Mental Tak Usah Diseriusi – Halaman all

    Jurnalis Israel: Dari Greenland hingga Gaza, Ocehan Trump yang Sakit Mental Tak Usah Diseriusi – Halaman all

    Jurnalis Israel: Dari Panama, Greenland hingga Gaza, Ocehan Trump yang Sakit Mental Tak Usah Diseriusi
     
     
    TRIBUNNEWS.COM – Seorang jurnalis dan penulis Israel menggambarkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebagai orang yang sakit mental.

    Karena itu, ide dan seruan Trump tentang pengusiran warga Palestina dari Gaza, dia anggap sebagai omong kosong.

     
    Jurnalis sekaligus penulis Israel itu adalah Uri Masaf.

    Dia menerbitkan analisisnya di surat kabar berbahasa Ibrani, Haaretz tentang ketidakmungkinan melaksanakan deportasi jutaan warga Palestina di Gaza yang hancur seperti yang direncanakan Donald Trump.

    “Kita tidak punya waktu untuk omong kosong Trump yang sakit mental, dan tidak akan ada deportasi dari Gaza,” katanya, dikutip dari Khaberni, Jumat (7/2/2025).

    Dalam analisisnya, Uri menjelaskan kalau, “Tidak ada rencana, tidak ada pekerjaan persiapan, tidak ada gunanya, dan tidak seorang pun (negara mana pun) akan menerima dua juta warga Palestina di tanahnya.”

    “Dunia tidak berada di zaman Perang Dunia II, dan Trump mengoceh tanpa makna. Ini gayanya, mengingat bahwa ia pernah mengusulkan pembangunan hotel di Korea Utara alih-alih rudal nuklir,” kata Uri mengenang sejumlah pernyataan berbau bualan Trump.

    Belakangan, kata Uri, Trump juga menampilkan wacana-wacana ‘gila dan tak masuk akal’ seperti pengambilalihan Terusan Panama, tanah Greenland, dan aneksasi Kanada.  

    “Sejak terpilih, ia (Trump) telah berbicara tentang invasi Panama, mengambil alih Greenland, dan mencaplok Kanada. Kita cukup dewasa untuk mengingat bagaimana ia pernah berkata dalam sebuah pertemuan dengan Netanyahu tentang mencaplok Tepi Barat ke Israel,” penulis tersebut menambahkan.

    Ia menjelaskan, menganggap serius pernyataan Trump yang asal-asalan itu merupakan penghinaan (bagi akal sehat).

    “Karena ia menderita sakit mental, dan kini orang-orang hidup di era kemerosotan yang cepat. Hal ini mengindikasikan bahwa Perdana Menteri pemerintah pendudukan Israel, Netanyahu, juga menderita sakit mental dan tidak punya hati nurani, tetapi ia tidak bodoh. Ia pun terpaku karena tidak nyaman ketika Trump mulai mengoceh tentang evakuasi Gaza, sementara Netanyahu menumpuk pujian yang memalukan kepadanya,” kata Uri.

    Hanya karena sejalan, Uri juga menyoroti bagaimana media-media Israel seperti bahu-membahu menggaungkan rencana tidak masuk akal untuk mendeportasi jutaan warga Gaza ke luar dari tanahnya ke lokasi yang bahkan belum pasti tanpa perencanaan.

    “Sangat menyedihkan melihat sebagian besar media Israel bekerja sama dengan lelucon ini, dan terlibat dalam diskusi di tingkat pelajaran ilmu sosial kelas tujuh, tentang deportasi – mendukung atau menentang. Bahkan sebelum dimensi moral, ini pada dasarnya mencerminkan kedangkalan dan kemalasan intelektual. Sangat mudah untuk memanipulasi mereka. Dan di sini Trump dan Netanyahu sudah menjadi ahli: pemboman media terus-menerus dengan pembicaraan kosong tentang hal-hal yang tidak akan pernah terjadi – besok, Trump bahkan tidak akan ingat apa yang sedang dibicarakannya,” katanya.

    KONFERENSI PERS TRUMP – Tangkapan Layar YouTube FOX 2 Detroit yang Memperlihatkan Presiden AS Donald Trump Melakukan Konferensi Pers terkait Tabrakan Pesawat Antara Jet American Airlines dengan Helikopter Black Hawk pada Kamis (30/1/2025). Insiden tabrakan pesawat ini dijadikan bahan politik Trump untuk menyalahkan pendahulunya, Joe Biden. (Tangkapan Layar YouTube FOX 2 Detroit)

    Poin-poin Pernyataan Kontroversial Donald Trump Soal Gaza

    Seperti diberitakanDonald Trump menyodorkan wacana Amerika Serikat (AS) terlibat langsung dalam konflik di Jalur Gaza yang selama 15 bulan terakhir dibombardir Israel tersebut.

    Trump blak-blakan menyatakan, keterlibatan langsung AS itu lewat cara pengambilalihan kendali Gaza, sebuah rencana yang dianggap ‘gila’ dan banjir kecaman oleh banyak negara-negara di dunia.

    Ide Trump agar AS, sekutu abadi Israel, mengambil alih Gaza muncul setelah sebelumnya ia mengusulkan penggusuran permanen warga Palestina di Jalur Gaza.

    Para pemimpin Palestina dan dunia Arab secara terbuka menolak komentar Trump sebelumnya yang mengusulkan kalau warga Palestina harus dipindahkan ke Mesir dan Yordania.

    Para pembela hak asasi manusia juga mengecam komentar Trump tersebut sebagai wacana pembersihan etnis.

    Trump tidak memberikan banyak perincian tentang usulannya, tetapi ia memaparkan ‘fitur’ dasar rencana tersebut, yang telah memicu dan diperkirakan akan memicu reaksi negatif lebih lanjut.

    Berikut ini beberapa pernyataan Trump dari pertanyaan-pertanyaan yang dijawabnya selama konferensi pers Rabu (5/2/2025) pagi waktu AS, di Gedung Putih, Washington DC, AS, bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu:

    NETANYAHU DAN TRUMP – Foto ini diambil pada Rabu (5/2/2025) dari akun resmi The White House di media sosial X, menampilkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) dan Presiden AS Donald Trump (kanan) berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan mereka di Gedung Putih pada Selasa (4/2/2025). Donald Trump mengatakan AS akan mengambil alih Jalur Gaza setelah mengusir warga Palestina dari wilayah tersebut. (Akun The White House di X (@WhiteHouse))

    Apa yang Dikatakan Trump? AS Siap Jadi ‘Pahlawan’

    Trump menyatakan, AS siap menjadi ‘pahlawan’ dengan membangun ulang Gaza agar ‘aman’ untuk ditempati.

    Harus digarisbawahi, hancur leburnya Gaza di berbagai sektor, sebagian besar terjadi karena agresi militer Israel dengan dalil memberantas Gerakan Pembebasan Palestina, Hamas.

    Israel memburu Hamas karena Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, titik awal agresi dan bombardemen buta selama 15 bulan terakhir.

    Adapun Hamas, menyatakan, serangan berdarah ke Israel itu adalah akumulasi dari perlawanan atas penindasan Israel di wilayah Palestina. 

    “Amerika Serikat akan mengambil alih kendali Jalur Gaza, dan kami akan melaksanakan tugas kami di sana juga,” kata Trump di awal konferensi pers.

    “Kami akan bertanggung jawab untuk membongkar semua bom berbahaya yang belum meledak dan senjata lainnya di lokasi, meratakan lokasi, membersihkan dan meratakan bangunan yang hancur, dan menciptakan pembangunan ekonomi yang akan menyediakan lapangan pekerjaan dan perumahan tanpa batas bagi penduduk di wilayah tersebut.”

    KEADAAN GAZA – Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English yang diambil pada Kamis (6/2/2025) menunjukkan keadaan kota Gaza setelah gencatan senjata diterapkan pada 19 Januari 2025. (Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English)

    2. Siapa yang Akan Menerima Warga Gaza?

    Trump mengatakan Washington akan meminta negara tetangga lainnya, seusai muncul respons penolakan dari Mesir dan Yordania, untuk menerima warga Palestina yang mengungsi dari Gaza, meskipun ia tidak mengatakan apakah Palestina bersedia menerima rencana seperti itu.

    Meskipun Trump telah berulang kali meminta Mesir dan Yordania untuk melakukannya sejak 25 Januari, negara-negara tersebut dan negara Arab lainnya telah menolak usulannya.

    “Sebaliknya, kita harus pergi ke negara-negara lain yang tertarik, dan ada banyak yang ingin melakukan ini, dan membangun berbagai wilayah yang pada akhirnya akan menampung 1,8 juta warga Palestina yang tinggal di Gaza, dan mengakhiri kematian dan kehancuran di sana, dan negara-negara tetangga yang memiliki kekayaan besar dapat membiayainya,” imbuh Trump.

    Sebagai gambaran betapa ‘gila’ proposal Trump ini, populasi Gaza sebelum agresi Israel adalah 2,3 juta orang.

    Pemindahan jutaan orang ini jelas akan menimbulkan masalah baru, terlebih Israel terus-terusan menembaki warga sipil Palestina yang mereka anggap sebagai ‘tersangka’ Hamas saat berpindah untuk mengungsi.

    3. Akankah Amerika Mengirimkan Pasukan Saat Mengeksekusi Rencana Trump?

    “Kami akan melakukan apa yang diperlukan. Jika diperlukan, kami akan melakukannya. Kami akan mengambil sebidang tanah itu. Kami akan mengembangkannya, kami akan menciptakan ribuan dan ribuan lapangan kerja, dan itu akan menjadi sesuatu yang dapat dibanggakan oleh seluruh Timur Tengah,” kata Trump ketika ditanya apakah Washington akan mengirim pasukan AS ke Gaza berdasarkan usulannya.

    DONALD TRUMP – Tangkapan layar YouTube White House yang diambil pada Rabu (5/2/2025) menunjukkan Presiden AS menggelar konferensi pers dengan PM Israel Benjamin Netanyahu pada hari Rabu (5/2/2025) (White House)

    4. Apakah Trump Mendukung Solusi Dua Negara?

    Solusi dua negara (two-state solution) merupakan salah satu opsi solusi konflik Israel–Palestina menyerukan untuk dibuatnya “dua negara untuk dua warga.”

    Solusi dua negara ini menyodorkan model, Palestina berdampingan dengan Israel, di sebelah barat Sungai Yordan.

    Selama beberapa dekade, Amerika Serikat telah mendukung solusi dua negara antara Palestina dan Israel yang akan menciptakan negara bagi warga Palestina di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki bersama Israel.

    Ketika ditanya apakah Washington di bawah kepemimpinannya tidak lagi mendukung hal itu, Trump berkata, tanpa menjawab pertanyaan secara langsung, “Itu tidak berarti apa pun tentang dua negara atau satu negara atau negara lainnya. Itu (wacana pemindahan warga Gaza untuk kemudian membangun wilayah itu) berarti kami ingin memberi orang kesempatan untuk hidup… karena Gaza adalah lubang neraka bagi orang-orang yang tinggal di sana.”

    5. Siapa yang akan Tinggal di Gaza jika Trump Merencanakan Hal Ini?

    “Saya membayangkan orang-orang di dunia tinggal di sana, orang-orang di dunia,” kata Trump ketika ditanya siapa yang ia bayangkan tinggal di Gaza.

    “Orang Palestina juga, orang Palestina akan tinggal di sana, banyak orang akan tinggal di sana,” tambahnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Pada tanggal 19 Januari, gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel mulai berlaku pada tahap pertamanya, yang berlangsung selama 6 minggu.

    Kesepakatan, yang dicapai melalui mediasi Qatar, Mesir, dan Amerika, menetapkan dimulainya negosiasi tidak langsung mengenai tahap kedua paling lambat pada hari ke-16, dengan kesepakatan yang akan diselesaikan sebelum akhir minggu kelima tahap pertama.

     

    (oln/khbrn/*)

     
     

  • Ini Penjelasan Kenapa Dolar AS Menjadi Mata Uang Dunia

    Ini Penjelasan Kenapa Dolar AS Menjadi Mata Uang Dunia

    Jakarta: Di era globalisasi seperti sekarang, perdagangan internasional menjadi semakin penting. Salah satu faktor utama dalam transaksi lintas negara adalah mata uang yang digunakan. 
    Hingga saat ini, dolar Amerika Serikat (USD) masih menjadi yang paling dominan. Namun, apa yang membuat dolar begitu kuat dan sulit tergantikan? 

    Awal mula hegemoni dolar
    Mengutip laman Universitas Airlangga, Jumat, 7 Januari 2025, Ekonom Universitas Airlangga (UNAIR), Rossanto Dwi Handoyo, menjelaskan, dominasi dolar dalam perdagangan dunia tidak terjadi begitu saja. 
     
    Kekuatan USD berawal dari Perjanjian Bretton Woods yang disepakati pasca Perang Dunia II. Dalam perjanjian tersebut, dolar AS dipatok terhadap emas, sementara mata uang negara lain mengacu pada nilai dolar.
     
    “Bretton Woods muncul setelah era perang dunia kedua Ketika diantara beberapa negara melakukan transaksi perdagangan dan menghasilkan kekacauan pembayaran. Mereka bingung, mata uang lokal, tidak diterima kalau dengan emas, harganya fluktuatif,” ungkap dia.
     

    Dolar dijamin dengan emas
    Sebagai bagian dari sistem Bretton Woods, pemerintah AS berkomitmen untuk menjamin setiap 1 dolar dengan 1/35 ons emas. Hal ini menciptakan kepercayaan global terhadap dolar, sehingga negara-negara lain mulai menggunakannya dalam transaksi perdagangan.

    “Dengan adanya jaminan Amerika seperti itu, akhirnya menimbulkan kepercayaan atau trust dunia internasional kepada Dolar Amerika. Dari itu, setiap Amerika mencetak mata uang harus ada back up oleh emas yang ada pada bank sentral Amerika,” tutur Guru Besar bidang Ilmu Ekonomi Internasional tersebut.

    Runtuhnya sistem Bretton Woods
    Namun, sistem ini tidak bertahan selamanya. Pada tahun 1970-an, ekonomi AS mengalami stagflasi, situasi di mana inflasi tinggi tetapi pertumbuhan ekonomi melambat. Akibatnya, Amerika tidak lagi mampu menjamin dolar dengan emas, yang akhirnya membuat sistem Bretton Woods runtuh.
     
    Meski demikian, kepercayaan global terhadap USD tidak langsung hilang. Justru, sistem pertukaran mata uang dunia beralih ke flexible exchange rate, di mana nilai tukar mata uang ditentukan oleh pasar.

    Mengapa dolar masih perkasa?
    Hingga kini, dolar tetap menjadi mata uang yang paling banyak digunakan dalam perdagangan internasional. Rossanto menegaskan bahwa faktor psikologis dan sejarah memainkan peran besar dalam hal ini.
     
    Dolar masih dianggap sebagai mata uang paling nyaman dan aman, terutama dalam situasi ketidakpastian ekonomi global. Selama dunia belum menemukan alternatif yang lebih stabil dan terpercaya, posisi dolar sebagai penguasa transaksi internasional tampaknya masih akan bertahan lama.
     
    “Dolar itu paling comfortable. Jadi kalau kita pegang dolar, semua orang mau terima tapi kalau kita pakai mata uang negara lain, belum tentu mereka mau,” ujar dia.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Kolombia Mengatakan akan Memperkuat Hubungan Dagang dengan Tiongkok, Pukulan bagi Donald Trump – Halaman all

    Kolombia Mengatakan akan Memperkuat Hubungan Dagang dengan Tiongkok, Pukulan bagi Donald Trump – Halaman all

    Kolombia Mengatakan akan Memperkuat Hubungan Dagang dengan Tiongkok, Pukulan bagi Donald Trump

    TRIBUNNEWS.COM-  Kolombia mengumumkan rencana pada hari Kamis untuk meningkatkan hubungan perdagangannya dengan China dengan membangun rute pengiriman baru ke Shanghai, memperdalam hubungan ekonomi dengan negara kekuatan Asia itu di tengah ketegangan yang sedang berlangsung dengan Presiden AS Donald Trump.

    Kolombia mengumumkan rute pelayaran baru ke Shanghai, memperkuat hubungan dagang dengan China, tak lama setelah perselisihan dengan Trump.

    Menurut Kementerian Perdagangan Kolombia, rute baru tersebut akan menghubungkan pelabuhan Pasifik Buenaventura ke Shanghai melalui pelabuhan besar Chancay yang didanai Tiongkok di Peru. 

    Duta Besar Beijing untuk Bogota, Zhu Jingyang, menyambut baik langkah tersebut, menyebutnya sebagai “kabar baik” bagi perdagangan antara Tiongkok dan ekonomi terbesar keempat di Amerika Latin.

    Menteri Perdagangan Kolombia, Luis Carlos Reyes, menggambarkan inisiatif tersebut sebagai “langkah besar dalam memperkuat hubungan” antara kedua negara.

    Presiden Kolombia Gustavo Petro mengumumkan tarif timbal balik sebesar 25 persen terhadap impor Amerika Serikat, sebagai tindakan balasan, setelah menolak menerima imigran Kolombia di jet militer.

    Petro juga mengecam sanksi dan tarif terbaru yang dijatuhkan pada Kolombia oleh Presiden AS Donald Trump setelah negara itu menolak mendaratkan dua pesawat militer Amerika Serikat yang membawa imigran.

    Dalam sebuah posting di X, Petro menegaskan, “Kami tidak pernah menolak menerima migran dan telah mencoba menghentikan migrasi,” seraya menambahkan, “Namun jangan harap saya menerima orang-orang yang dideportasi dari AS, diborgol dan berada di pesawat militer.”  

    “Kita bukan jajahan siapa pun,” kata Petro.

    Sebelumnya, Trump mengumumkan tarif sebesar 25% untuk produk-produk Kolombia, yang akan berlipat ganda dalam seminggu. 

    Ia juga mencabut visa bagi pejabat pemerintah Kolombia dan “pendukung” Presiden Gustavo Petro dan berjanji akan melakukan pemeriksaan lebih ketat terhadap warga Kolombia di bandara, yang akan mengintensifkan tindakan kerasnya terhadap imigrasi.

    Akan tetapi, Bogota akhirnya mengalah dan mengatur penerbangannya sendiri untuk membawa pulang para migran.

    Meskipun ketegangan mulai mereda, Petro—presiden sayap kiri pertama Kolombia dan mantan pejuang gerilya—terus mengkritik Trump. 

    Dalam wawancara untuk Univision , ia menuduh presiden AS membela “tesis fasis” yang berupaya mengkriminalisasi migran tak berdokumen, dan membandingkannya dengan penganiayaan Adolf Hitler terhadap orang Yahudi selama Perang Dunia II.

    Di tengah pertikaian diplomatik ini, Petro mendesak kementerian perdagangannya untuk mendiversifikasi pasar ekspor Kolombia di luar Amerika Serikat. 

    Upayanya untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan China dilakukan ketika Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengunjungi Amerika Tengah, dengan tujuan untuk melawan pengaruh Beijing yang semakin besar di kawasan tersebut.

    SUMBER: AL MAYADEEN