Event: Perang Dunia II

  • Awas Perang Dunia, Negara NATO Kerahkan Ribuan Personil ke Pintu Rusia

    Awas Perang Dunia, Negara NATO Kerahkan Ribuan Personil ke Pintu Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Jerman memutuskan untuk mengirim 5.000 pasukan ke wilayah Lithuania. Hal ini terjadi saat Berlin berada dalam ketegangan geopolitik dengan dua tetangga Lithuania, Rusia dan Belarus.

    Mengutip Russia Today (RT), Rabu (2/4/2025), Brigadir Jenderal Jerman, Christoph Huber, menyebutkan bahwa Berlin, yang merupakan anggota aliansi NATO, akan menempatkan Brigade Lapis Baja ke-45. Penempatan pasukan ini akan bersifat permanen dimulai 2027 mendatang, ketika seluruh komponennya siap, bersamaan dengan 2.000 senjata berat. 

    Sebagian dari brigade tersebut akan ditempatkan di tempat pelatihan Rudninkai di tenggara Lithuania, hanya 20 kilometer (12 mil) dari perbatasan Belarus, sementara unit tambahan akan ditempatkan di dekat desa Rukla antara Vilnius dan Kaunas.

    “Kami memiliki misi yang jelas. Kami harus memastikan perlindungan, kebebasan, dan keamanan sekutu Lithuania kami di sini, di sisi timur NATO,” kata sang jenderal selama upacara tersebut.

    Penugasan ini menjadi penempatan pasukan permanen pertama Jerman di tanah asing sejak Perang Dunia II. Jerman pasca-Nazi sebelumnya membatasi penempatan militer di luar negeri pada penugasan sementara. Contohnya adalah berkontribusi pada pasukan NATO setelah pendudukan Afganistan pada tahun 2001.

    Di sisi lain, Kremlin memandang NATO sebagai entitas yang bermusuhan, dan menggambarkan ekspansinya di Eropa sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional Rusia. Janji blok tersebut untuk menerima Ukraina sebagai anggota dan meningkatnya keterlibatannya dengan negara tersebut telah dikutip oleh pejabat Rusia sebagai penyebab utama konflik Moskow dengan Kyiv.

    Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius, seorang pendukung kuat penempatan pasukan di Lithuania, telah mengklaim bahwa penguatan secara militer adalah hal yang penting karena menurutnya, Rusia dapat melancarkan serangan terhadap NATO pada tahun 2029 atau 2030. Klaim ini ditolak mentah-mentah oleh Moskow.

    Pada tahun 2023, Berlin dan Vilnius menandatangani perjanjian penempatan, yang awalnya menetapkan unit Jerman yang baru sebagai Brigade ke-42. Dua batalyonnya akan terdiri secara eksklusif dari tentara Jerman, sementara yang ketiga akan menggabungkan personel dari negara-negara NATO lainnya.

    (tps/tps)

  • Media Israel Sebut Israel Ingin Buat Kamp Konsentrasi di Gaza untuk Kurung Warga Palestina – Halaman all

    Media Israel Sebut Israel Ingin Buat Kamp Konsentrasi di Gaza untuk Kurung Warga Palestina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebuah media independen Israel menuding Israel ingin membuat “kamp konsentrasi” di Jalur Gaza.

    +972 Magazine, nama media itu, mengatakan Israel berniat memasukkan warga Gaza ke suatu zona terbatas dan membiarkan “bencana kelaparan mengurus sisanya”.

    Media itu awalnya menyinggung pernyataan jurnalis Israel bernama Yinon Magal yang menyebut Pasukan Pertahanan Israel (IDF) ingin mengevakuasi semua warga Gaza ke zona kemanusiaan baru.

    Zona itu akan tertutup dan semua yang masuk di dalamnya harus dicek dulu untuk memastikan mereka bukan anggota Hamas.

    Menteri Pertahanan Israel Katz juga menyampaikan rencana evakuasi warga Palestina dari zona tempur.

    “Ikuti nasihat Presiden AS: Kembalikan sandera dan singkirkan Hamas, dan pilihan lain akan terbuka bagi kalian, termasuk relokasi ke negara lain bagi yang menginginkannya. Alternatifnya adalah penghancuran total,” ujar Katz.

    +972 Magazine menyebut pernyataan di atas menunjukkan bahwa Israel bersiap memaksa warga Gaza untuk pergi ke area tertutup yang barangkali memiliki pagar pembatas.

    “Semua yang tertangkap berada di luar batas akan dibunuh, dan bangunan di sisa wilayah kantong itu mungkin akan dijadikan rata dengan tanah,” kata media itu.

    “Tanpa basa-basi, ‘zona kemanusiaan’ seperti yang disampaikan Magal, yang di dalamnya tentara ingin mengurung 2 juta penduduk Gaza, bisa diringkas hanya dalam dua kata, yakni kamp konsentrasi.”

    SITUASI GAZA – Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English pada Kamis (20/3/2025) yang menunjukkan kondisi Gaza setelah Israel lancarkan serangan udara selama 2 hari sejak Selasa (18/3/2025) banyak warga yang dipaksa mengungsi. Israel membuat pernyataan pada hari Rabu (19/3/2025) bahwa pihaknya telah meluncurkan ‘operasi darat terbatas’ di Gaza tengah. (Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English)

    Menurut media itu, rencana Israel membangun kamp konsentrasi menunjukkan bahwa “migrasi sukarela” penduduk Gaza bukanlah hal yang masuk akal dalam situasi saat ini.

    Hanya akan sedikit sekali warga Gaza yang bersedia pindah, bahkan dalam situasi perang. Lalu, tidak akan ada negara yang bersedia menerima banyak sekali pengungsi Palestina.

    Baru-baru ini militer Israel meminta semua warga Rafah untuk mengevakuasi diri ke “zona kemanusiaan” di Al Mawasi.

    “Media-media Israel menyebutnya sebagai bagian dari kampanye untuk menekan Hamas agar membebaskan sandera yang tersisa, tetapi hal itu bisa jadi merupakan langkah pertama untuk mendirikan kamp konsentrasi,” kata +972 Magazine.

    Menurut media, barangkali pemerintah dan militer Israel meyakini bahwa “migrasi sukarela” penduduk Gaza akan bisa menghapus kejahatan-kejahatan Israel. Jika warga Palestina bisa hidup lebih baik di tempat lain, tindakan Israel mungkin bisa dilupakan.

    “Kenyataan sedihnya ialah bahwa meski pemindahaan paksa dalam skala ini tidak bisa dilakukan, metode yang mungkin digunakan Israel bisa memunculkan kejahatan yang bahkan lebih parah, yakni kamp konsentrasi, penghancuran sistematis seluruh Gaza, dan bahkan mungkin pemusnahan secara sekaligus.”

    Adapun saat ini IDF mulai melancarkan serangan darat berskala besar di Rafah. IDF berusaha mencaplok wilayah yang akan dimasukkan ke dalam zona keamanan Israel.

    Menurut Israel, dalam operasi di Rafah, akan ada evakuasi besar-besaran warga Gaza dari zona pertempuran.

    “Saya meminta warga Gaza agar sekarang bertindak menyingkirkan Hamas dan mengembalikan semua sandera. Ini satu-satunya cara mengakhiri perang,” kata Katz.

    Dikutip dari Encyclopaedia Britannica, kamp konsentrasi adalah pusat penahanan bagi tahanan politik atau kelompok minoritas yang ditahan dengan alasan keamanan negara, eksploitasi, atau hukuman.

    Orang-orang kerap kali ditempatkan di kamp konsentrasi atas dasar etnis atau pandangan politik tertentu.

    Kamp konsentrasi berbeda dengan penjara yang menahan orang akibat perbuatan kriminal. Kamp konsentrasi juga berlainan dengan kamp tawanan yang menahan personel militer berdasarkan hukum perang.

    Kamp konsentrasi sering dikaitkan dengan rezim Nazi Jerman pada Perang Dunia II. Saat itu banyak orang Yahudi, kelompok minoritas, dan warga sipil anti-Nazi yang ditempatkan di kamp konsentrasi.

  • Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-laki Temukan 16 Granat dan 393 Amunisi

    Pengungsi Gunung Lewotobi Laki-laki Temukan 16 Granat dan 393 Amunisi

    Kupang, Beritasatu.com – Pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki menemukan 16 granat dan 393 amunisi saat menggali lubang tangki septik (septic tank) di sekitar hunian sementara (huntara) Desa Konga, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

    Kasubsi PIDM SiHumas Polres Flores Timur Iptu Anwar Sanusi mengatakan kondisi granat dan amunisi itu masih aktif. “Masih aktif sehingga diamankan di bungker sementara waktu,” katanya dikutip dari Antara, Rabu (2/4/2025).

    Granat dan amunisi diduga peninggalan Perang Dunia II itu ditemukan pada Selasa (1/4/2025), di huntara yang ditempati para pengungsi meletusnya Gunung Lewotobi Laki-laki.

    Belasan granat aktif itu masih diamankan di sebuah bungker yang dibuat di lahan kosong yang jauh dari permukiman warga, karena masih menunggu kedatangan Tim Penjinak Bom (Jibom) Detasemen Gegana Brimob Polda NTT dari Kupang.

    “Lokasi bungker yang dibuat jauh dari pemukiman. Sementara amunisi berupa peluru diamankan di posko pengamanan TNI-Polri di Huntara Konga,” kata Kapolres Flores Timur AKBP Adhitya Octorio Putra.

    Tipe granat aktif yang ditemukan oleh pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki adalah tipe 97 dengan panjang mencapai 3,78 inci atau 9,6 sentimeter dengan berat 65 gram atau 2,3 ons.

    Dilihat dari bentuknya, kata Adhitya, kemungkinan granat itu adalah peninggalan Perang Dunia II.

  • Jerman Bersiap Perang karena Merasa Terancam oleh Rusia dan Putin

    Jerman Bersiap Perang karena Merasa Terancam oleh Rusia dan Putin

    Jakarta

    Jerman melihat Rusia sebagai ancaman di masa depan. Peningkatan kemampuan militer dinilai sebuah kebutuhan, mencoba melepas ingatan kelam mereka sebagai agresor di Eropa.

    Kepulan asap debu berwarna cokelat berhembus ke udara ketika kendaraan peluncur rudal melintasi ladang menuju garis tembak.

    Beberapa saat kemudian, seorang prajurit menghitung mundur, dan memberikan aba-aba: “Tembak!”. Sontak sebuah roket melesat ke langit.

    Suara ledakan dan dentuman roket tersebut tak hanya sekali dua kali terdengar di telinga penduduk di kota kecil Munster. Sedemikian seringnya, mereka mulai terbiasa mendengar kebisingan latihan tentara Jerman.

    Namun, itu belum seberapa. Militer Jerman alias Bundeswehr diperkirakan akan semakin giat berlatih di kawasan tersebut karena baru-baru ini mereka mendapat lampu hijau dari parlemen untuk meningkatkan anggaran di bidang pertahanan secara signifikan.

    Jenderal Carsten Breuer selaku panglima militer Jerman mengatakan kepada BBC bahwa suntikan dana sangat dibutuhkan karena dirinya yakin agresi Rusia tidak berhenti hanya sampai Ukraina.

    “Kami terancam oleh Rusia. Kami terancam oleh Putin. Kami harus melakukan apa pun yang diperlukan untuk mencegahnya,” kata Jenderal Carsten Breuer.

    “Ini bukan tentang seberapa banyak waktu yang saya butuhkan, tapi seberapa banyak waktu yang diberikan Putin kepada kami untuk bersiap,” kata sang jenderal secara blak-blakan.

    “Semakin cepat kami bersiap, semakin baik.”

    Perubahan sikap Jerman setelah invasi Rusia di Ukraina

    Invasi Rusia ke Ukraina telah mengubah cara berpikir khalayak Jerman tentang militer.

    Sejak Perang Dunia II, penolakan terhadap militerisme ditanamkan pada benak masyarakat Jerman. Hal ini tak lepas dari masa lalu Jerman yang dikenal sebagai agresor di Eropa.

    “Kami memulai dua perang dunia. Meskipun Perang Dunia II sudah berakhir 80 tahun, pandangan bahwa orang Jerman harus menjauhi konflik masih sangat melekat dalam diri banyak orang,” kata Markus Ziener dari German Marshall Fund di Berlin.

    Baca juga:

    Getty ImagesInvasi besar-besaran Rusia ke Ukraina perlahan mulai mengubah sikap masyarakat Jerman terhadap militer dan perang.

    Sampai sekarang masih ada sebagian kalangan yang mewaspadai segala hal terkait militer. Bahkan angkatan bersenjata Jerman telah lama mengalami kekurangan anggaran.

    “Ada suara-suara yang memperingatkan: ‘Apakah kita benar-benar berada di jalur yang benar? Apakah persepsi kita soal ancaman sudah benar?’”

    Soal Rusia, Jerman punya pendekatan khusus.

    Saat negara-negara seperti Polandia dan negara-negara Baltik waspada agar tidak terlalu dekat dengan Moskow sembari berupaya meningkatkan anggaran pertahanan mereka, Jerman di bawah kendali mantan Kanselir Angela Merkel tetap berbisnis dengan Rusia.

    Jerman membayangkan bahwa mereka sedang mewujudkan demokratisasi melalui pendekatan khusus. Nyatanya Rusia terus berbisnis tapi tetap menginvasi Ukraina.

    Pada Februari 2022, Kanselir Olaf Scholz mengumumkan perubahan prioritas nasional atau “Zeitenwende” untuk menanggapi invasi Rusia atas Ukraina.

    Saat itulah ia mengalokasikan dana sebesar 100 miliar (Rp1.792 triliun) untuk meningkatkan kapasitas militer serta mengendalikan “para penghasut perang seperti Putin”.

    Namun, Jenderal Breuer mengatakan itu tidak cukup. “Kami menutup sedikit lubang,” kenangnya. “Namun, itu sangat buruk.”

    Getty ImagesJenderal Carsten Breuer berpendapat Jerman perlu meningkatkan jumlah tentara secara besar-besaran.

    Hal ini kontras dengan Rusia yang menghabiskan anggaran dalam jumlah besar untuk pertahanan, termasuk membiayai ongkos invasi di Ukraina.

    Breuer juga menyorot potensi perang hibrida dengan Rusia: mulai dari ancaman serangan siber hingga pengerahan pesawat nirawak di atas lokasi militer Jerman.

    Belum lagi retorika agresif Vladimir Putin yang kerap ia lontarkan.

    Baca juga:

    Breuer menilai kondisi ini sangat berbahaya.

    “Tidak seperti dunia Barat, Rusia tidak berpikir dalam kotak. Ini bukan tentang masa damai dan perang, ini adalah sebuah kesinambungan: mari kita mulai dengan hibrida, lalu meningkat, lalu kembali. Inilah yang membuat saya berpikir kita menghadapi ancaman nyata.”

    Breuer menilai Jerman harus bertindak cepat.

    Anggaran dan jumlah personel yang minim

    Penilaian Jenderal Carsten Breuer s terhadap kondisi pasukannya saat ini selaras dengan laporan terbaru ke parlemen. Kekuatan Bundeswehr, menurut kesimpulan laporan itu, “terlalu kecil”.

    Penulis laporan tersebut, komisaris angkatan bersenjata Eva Hgl, mengungkap kekurangan yang sangat parah mulai dari amunisi, prajurit, hingga barak yang bobrok.

    Ia memperkirakan anggaran untuk renovasi saja mencapai sekitar 67 miliar (Rp1.196 triliun).

    Breuer mengatakan pencabutan batas utang, yang memungkinkan militer untuk meminjam secara teori tanpa batas akan memberinya akses ke “jalur pendanaan yang stabil”.

    Baca juga:

    Pencabutan batas utang ini dilakukan oleh pengganti Kanselir Scholz, yaitu Friedrich Merz. Langkahnya begitu cepat sampai membuat banyak pihak keheranan.

    Ia mengajukan usulan itu ke parlemen tepat sebelum parlemen dibubarkan menyusul pemilihan umum Februari.

    Secara hitung-hitungan, melihat komposisi parlemen yang dihuni kubu kiri yang anti-militer dan kubu kanan yang bersimpati pada Rusia, pencabutan batas utang tipis untuk lolos.

    Namun, “perubahan” yang dimulai Jerman pada tahun 2022 memperoleh momentum baru tahun ini.

    Getty ImagesWarga Jerman kini semakin curiga terhadap presiden Rusia dan AS

    Jajak pendapat YouGov baru-baru ini menunjukkan bahwa 79% warga Jerman masih melihat Vladimir Putin sebagai “sangat” atau “cukup” berbahaya bagi perdamaian dan keamanan Eropa.

    Sementara itu, 74% berpendapat hal yang sama mengenai Donald Trump.

    Survei tersebut mengemuka setelah wakil Trump, JD Vance, berpidato di Munich dan menentang Eropa dan nilai-nilainya.

    “Itu adalah sinyal yang jelas bahwa sesuatu telah berubah secara mendasar di Amerika Serikat,” kata Markus Ziener.

    “Kami tidak tahu ke mana arah AS, tetapi sejak dulu kami yakin bahwa kami dapat 100% mengandalkan perlindungan Amerika dalam hal keamanan. Kepercayaan itu kini telah sirna.”

    Memudarnya ingatan soal sejarah kelam

    Di Berlin, kehati-hatian orang Jerman tentang semua hal yang berkaitan dengan militer tampak telah memudar.

    Seorang warga, Charlotte Kreft yang berusia 18 tahun mengatakan pandangan pasifisnya telah berubah.

    “Untuk waktu yang sangat lama, kami pikir satu-satunya cara untuk menebus kekejaman yang kami lakukan dalam Perang Dunia Kedua adalah dengan memastikan hal itu tidak pernah terjadi lagi [] dan kami pikir kami perlu melakukan demiliterisasi,” jelas Charlotte.

    “Tetapi sekarang kami berada dalam situasi di mana kami harus memperjuangkan nilai-nilai, demokrasi, dan kebebasan kami. Kami perlu beradaptasi.”

    “Banyak orang Jerman yang masih merasa aneh dengan investasi besar dalam militer,” kata Ludwig Stein.

    “Tetapi saya pikir mengingat hal-hal yang telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir, tidak ada pilihan nyata lain.”

    Baca juga:

    BBCCharlotte dan Ludwig melihat Jerman perlu meningkatkan anggaran pertahanan.

    Sophie, seorang ibu muda, berpikir peningkatan anggaran pertahanan kini “diperlukan di dunia tempat kita tinggal”.

    Di sisi lain, meski Jerman membutuhkan penambahan jumlah tank dan tentara, Sophie tidak begitu suka jika putranya ikut militer.

    ‘Apakah Anda siap berperang?’

    Bundeswehr hanya punya satu pusat penerimaan tentara yang permanen.

    Pusat penerimaan itu berbentuk bangunan kecil yang diapit apotek dan toko sepatu di samping Stasiun Friedrichstrasse di Berlin.

    Bangunan itu dihiasi boneka yang memakai baju kamuflase serta slogan-slogan seperti “keren dan kuat” guna menarik para pelamar. Namun, hanya sedikit yang menghubungi kantor tersebut setiap harinya.

    Jerman gagal memenuhi target menambah jumlah prajuritnya dari sebanyak 20.000 personel menjadi 203.000 personel. Jerman gagal pula menurunkan usia rata-rata prajurit, yakni 34 tahun.

    Namun, Breuer punya ambisi besar.

    Menurutnya, Jerman perlu 100.000 tentara tambahan untuk mempertahankan diri serta kawasan sebelah timur yang dijaga NATO.

    Secara total mereka membutuhkan 460.000 prajurit, termasuk cadangan.

    Breuer bersikeras bahwa wajib militer “mutlak” diperlukan.

    BBCJerman memberlakukan wajib militer bagi semua pria hingga tahun 2011.

    “Kami tidak akan mendapatkan 100.000 orang ini tanpa wajib militer,” kata sang jenderal.

    “Kami tidak perlu menentukan sekarang model seperti apa yang tepat mendatangkan prajurit. Bagi saya, yang penting kami mendapatkan tentara.”

    Perdebatan soal penambahan prajurit saja dimulai.

    Jenderal Breuer memposisikan dirinya di garis terdepan dalam mendorong perubahan di Jerman terjadi lebih cepat.

    Dengan sikapnya yang santai dan memikat, ia kerap mengunjungi balai kota di berbagai daerah dan menantang hadirin di sana dengan sebuah pertanyaan: “Apakah Anda siap berperang?”

    Suatu hari seorang perempuan menuduh Breuer membuatnya takut.

    “Saya berkata kepadanya, ‘Bukan saya yang menakuti Anda, tapi orang lain!’” kata Breur menirukan ucapannya ke perempuan tersebut.

    Ia merujuk pada Vladimir Putin.

    Breuer menilai alarm ancaman Rusia dan sikap Amerika Serikat yang isolasionis saat ini berdering keras di Jerman.

    “Sekarang kami semua menyadari bahwa kami harus berubah.”

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Putin Genjot Rekrutmen, Tambah 160 Ribu Tentara Untuk Perkuat Pertahanan Negara   – Halaman all

    Putin Genjot Rekrutmen, Tambah 160 Ribu Tentara Untuk Perkuat Pertahanan Negara   – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Rusia Vladimir Putin kembali memerintahkan negaranya untuk merekrut 160.000 prajurit baru pada 15 Juli 2025.

    Jumlah tersebut meningkat dari rancangan sebelumnya, di mana wajib militer musim semi tahun lalu hanya memanggil 150.000 orang sementara di tahun 2022 hanya merekrut 134.500.

    Rekrutmen tambahan direncanakan Putin sejalan dengan upaya Moskow yang tengah memperluas jajaran militernya.

    Setelah sebelumnya Putin  memerintahkan untuk menambah jumlah tentaranya menjadi 1,5 juta prajurit aktif, peningkatan sekitar 180.000 tentara selama tiga tahun.

    Tak hanya itu, Rusia juga turut menyelenggarakan wajib militer dua kali setahun, dengan pria berusia 18-30 tahun memenuhi syarat diwajibkan mengikuti wajib militer.

    Kremlin dan Kementerian Pertahanan menegaskan bahwa pasukan yang mengikuti wajib militer tidak dikirim ke medan perang melainkan bertugas menjaga pertahanan negara.

    “Kampanye wajib militer yang akan datang sama sekali tidak terkait dengan operasi militer khusus di Ukraina,” kata Kementerian Pertahanan di media sosial, dikutip dari The Moscow Times.

    Putin Tawarkan Gaji Tinggi

    Untuk meningkatkan jumlah pasukan yang bertugas menjaga pertahanan negara, Putin menawarkan gaji tinggi dan bonus pendaftaran yang besar bagi ratusan ribu orang yang mendaftar sebagai tentara kontrak berbayar.

    Siapa pun yang menerima tawaran tersebut akan mendapat 5,2 juta rubel atau sekitar Rp 973 juta.

    Sementara mereka yang bersedia bergabung dalam pertempuran di Ukraina juga bisa menerima pembayaran tunai satu kali sebesar sekitar 5.690 dolar AS – 11.390 dolar AS jika terluka saat perang.

    Bagi keluarga prajurit yang tewas dalam pertempuran juga akan menerima biaya sebesar 34.150 dolar AS atau sekitar Rp 554 juta.

    Pengumuman itu dirilis usai Presiden Rusia Vladimir Putin memerintah militer untuk menambah jumlah pasukan.

    Rusia Disebut Krisis Pasukan

    Mencuatnya isu rekrutmen ini membuat sejumlah pihak berspekulasi jika Rusia kini tengah mengalami krisis pasukan.

    Pada awal tahun AS mengungkapkan bahwa Rusia  tengah mengalami krisis pasukan setelah lebih dari 700.000 tentara menjadi korban sejak memulai invasi ke Ukraina pada tahun 2022.

    Hal itu diungkap oleh Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin melalui laman resmi Menhan AS.

    “Sejak 2022, Rusia telah menderita lebih dari 700.000 korban di Ukraina. Jumlah itu lebih banyak dari yang dialami Moskow dalam semua konfliknya sejak Perang Dunia II digabungkan,” imbuh Austin melansir Defense.gov.

    “Korban Rusia di Ukraina kini melebihi dua pertiga dari total kekuatan tentara Rusia pada awal perang yang dipilih Putin. Pada bulan November 2024 saja, Rusia kehilangan hampir 1.500 tentara per hari,” imbuhnya

    Senada dengan proyeksi AS, Angkatan Bersenjata Ukraina memperkirakan 707.540 tentara Rusia tewas atau terluka hingga November 2024. 
     
    Sementara Pemerintah Inggris melaporkan sekitar 700.000 tentara Rusia tewas atau terluka pada November 2024.

    Korut Bantu Kirim Pasukan Tambahan ke Rusia

    Lebih lanjut, untuk menggenjot kekuatan pasukan Putin di medan perang, Presiden Korea Utara (Korut) kembali mengirimkan 3.000 tentara tambahan ke Rusia.

    Dengan tambahan pasukan ini, total prajurit Korut yang berada di Rusia diperkirakan mencapai sekitar 11 ribu tentara.

    Adapun para pasukan Korsel itu diberangkatkan menuju Kurs dengan menggunakan kapal kargo dan pesawat militer Rusia, sebagaimana dikutip dari CNN International.

    “Bala bantuan yang dikirim pada bulan Januari dan Februari itu menambah sekitar 11.000 pasukan yang telah dikirim Korea Utara ke Rusia sejauh ini,” ujar laporan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.

    Tak hanya mengirim pasukan tambahan, Pyongyang juga memasok amunisi tambahan berupa rudal balistik jarak pendek.

    Serta sekitar 220 howitzer dan peluncur roket ganda 240 milimeter, yang diharapkan dapat memperkuat pertahanan Rusia di medan perang.

    (Tribunnews/Namira)

  • Isu Presiden Tiga Periode Muncul Lagi, Trump Blak-blakan

    Isu Presiden Tiga Periode Muncul Lagi, Trump Blak-blakan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku serius soal rencananya mencalonkan diri lagi untuk periode ketiga. Konstitusi AS padahal membatasi masa jabatan Presiden AS hanya dua periode.

    Trump kini tengah menjalan periode keduanya sebagai Presiden AS. Periode pertama kepresidenan Trump adalah 2017-2021. Ia kalah dalam pemilihan presiden 2020 dari Joe Biden dan kembali menang pada pemilihan presiden 2024 dengan lawan yang sama.

    Dalam wawancara melalui sambungan telepon dengan NBC News, Trump menyatakan keseriusannya untuk terus menjadi presiden.

    “Tidak, saya tidak bercanda. Saya tidak bercanda. Namun, saat ini masih terlalu awal untuk memikirkannya,” kata Trump seperti dikutip oleh Reuters. “Ada cara untuk melakukannya [presiden tiga periode], seperti yang kalian tahu.”

    Trump tidak menjelaskan secara detail cara yang bisa ditempuh sehingga dirinya bisa menjadi presiden tiga periode.

    Pembatasan masa jabatan presiden AS diatur dalam amandemen ke-22 di konstitusi. Dalam aturan tersebut, seseorang hanya bisa menjadi presiden selama dua kali periode empat tahun.

    Jika Trump ingin mengubah konstitusi, ia harus didukung oleh 2/3 dari anggota Kongres, baik Senat maupun House of Representatives. Perubahan itu kemudian masih harus diratifikasi oleh parlemen di 3/4 dari 50 negara bagian AS.

    Rencana Trump untuk menjabat presiden tiga periode sudah beberapa kali disuarakan oleh sekutunya. Trump juga beberapa kali menyinggung untuk terus menjabat presiden setelah 2028. 

    Pada usia 78 tahun, Trump adalah presiden AS paling tua pada saat inagurasinya. Pada 2028, usia Trump bakal mencapai 82 tahun.

    Sejak era presiden pertama AS, George Washington, hanya ada satu presiden yang menempati posisi tersebut lebih dari dua periode yaitu Franklin D. Roosevelt. FDR mendobrak tradisi batasan dua periode saat memimpin AS melalui masa Great Depression dan Perang Dunia II. Ia meninggal dunia pada 1945 pada periode masa jabatan keempat.

    Pada 1951, Kongres AS kemudian melakukan amandemen konstitusi dengan mengatur pembatasan periode masa jabatan presiden.

    Steve Bannon, penasihat Trump, menyatakan keyakinannya bahwa Trump akan mencalonkan diri lagi pada 2028. “Kami sedang mencari caranya,” kata Bannon.

    (dem/dem)

  • Kronologi Bocah 8 Tahun Temukan Granat Diduga Sisa Perang Dunia II di Salatiga, Kondisi Masih Aktif – Halaman all

    Kronologi Bocah 8 Tahun Temukan Granat Diduga Sisa Perang Dunia II di Salatiga, Kondisi Masih Aktif – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Salatiga – Sebuah granat sisa Perang Dunia II ditemukan oleh seorang bocah berusia 8 tahun, AF, di Kelurahan Ledok, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga.

    Granat yang ditemukan pada Senin (24/3/2025) pagi itu, ternyata masih dalam kondisi aktif.

    Granat tersebut ditemukan oleh Mustakim (39), bersama dua anaknya, MFND (11) dan AF (8), saat mereka berjalan-jalan di area lahan milik warga.

    AF adalah yang pertama kali melihat dan memperlihatkan granat tersebut kepada ayahnya.

    Mustakim segera mengambil tindakan pencegahan dengan melarang anaknya mendekati benda berbahaya itu dan mengamankan lokasi penemuan sebelum melaporkannya kepada pihak berwenang.

    Tindakan Pihak Berwenang

    Kepala Sub Bagian Humas Polres Salatiga, Ipda Sutopo, mengungkapkan bahwa tim Gegana Polda Jateng telah melakukan disposal terhadap granat yang diduga buatan Amerika Serikat tersebut.

    “Meskipun dalam kondisi karatan, granat itu diperkirakan masih berfungsi. Mesiu di dalamnya dipastikan masih bagus,” kata Sutopo.

    Saat proses disposal dilakukan, ledakan granat tersebut ternyata masih sangat kuat, mengindikasikan bahwa meskipun sudah lama, granat itu tetap berbahaya.

    Mustakim berkonsultasi dengan anggota Polres Semarang dan anggota Koramil Tingkir sebelum mengambil langkah lebih lanjut.

    Mereka menyarankan agar granat tersebut dikembalikan ke tempat semula dan menunggu penanganan dari petugas.

    Tindakan cepat dan hati-hati yang diambil oleh Mustakim dan anak-anaknya berhasil mencegah terjadinya insiden yang lebih serius.

    Saat ini, lokasi penemuan granat telah diamankan dengan pemasangan garis polisi.

    (TribunJateng.com/Reza Gustav Pradana)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Eropa Menuju ‘Ekonomi Perang’, Apa Dampaknya?

    Eropa Menuju ‘Ekonomi Perang’, Apa Dampaknya?

    Jakarta

    Apa itu “ekonomi perang”? Tidak ada definisi resmi untuk “ekonomi perang”, tetapi ada banyak ciri yang mencerminkan konsep ini.

    Ekonomi perang berarti suatu negara mengerahkan sumber daya, kemampuan manufaktur, dan tenaga kerjanya untuk mendukung persiapan serta produksi militer, baik menjelang maupun selama masa perang.

    Perubahan ekonomi yang paling mencolok adalah pergeseran produksi industri dari barang konsumsi ke senjata, amunisi, dan perlengkapan militer lainnya.

    Selain perangkat keras militer tradisional, senjata modern membutuhkan investasi dalam teknologi dan layanan digital seperti perangkat lunak, analitik data, sistem satelit, serta internet yang andal, kata Penny Naas, pakar kebijakan publik di German Marshall Fund di Washington.

    Untuk mengelola semua ini, pemerintah meningkatkan kontrol atas industri penting dan alokasi sumber daya. Langkah ini memungkinkan pemerintah memprioritaskan serta mengarahkan bahan mentah ke industri yang terkait dengan perang. Sumber daya lain seperti bahan bakar atau makanan mungkin juga akan dijatah demi kepentingan militer.

    Siapa yang diuntungkan dari ekonomi perang?

    “Dalam ekonomi perang yang sesungguhnya, seluruh elemen masyarakat diarahkan untuk mempertahankan negara,” kata Naas.

    Reorientasi ini membutuhkan biaya besar dan biasanya menyebabkan peningkatan pengeluaran pemerintah secara drastis. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan utang, inflasi, kenaikan pajak, dan pengurangan belanja kesejahteraan.

    “Berpindah ke ekonomi perang dapat menjadi katalis bagi kemajuan ilmiah dan teknologi,” kata Steinbach kepada DW. “Sistem komunikasi baru, mesin jet, radar, serta intelijen berkembang, dan teknologi ini juga mempengaruhi industri lain.”

    Transisi ke ekonomi perang

    Peralihan dari ekonomi sipil ke ekonomi perang bisa terjadi secara lambat atau cepat tergantung pada situasi.

    Selama Perang Dunia II, Jerman memiliki keuntungan karena telah merencanakan serangan lebih awal, sehingga mereka bisa memulai persiapan lebih cepat. Sementara itu, AS, Inggris, dan sekutunya memiliki peringatan lebih singkat dan harus merespons dengan cepat.

    Saat ini, Rusia dan Ukraina berada dalam situasi yang mirip.

    Rusia secara signifikan meningkatkan pengeluaran militernya, mempercepat produksi perlengkapan perang, dan menerapkan kontrol modal untuk menghambat arus keluar uang dari negara itu. Inflasi meningkat, dan pemerintah meningkatkan pengeluaran publik guna menjaga stabilitas ekonomi sipil.

    Ukraina yang lebih miskin berada dalam situasi yang jauh lebih genting. Karena Ukraina adalah pihak yang diserang, negara ini harus menginvestasikan sumber daya yang jauh lebih besar untuk bertahan hidup. Saat ini, Ukraina mengalokasikan 58% dari anggarannya untuk pengeluaran militer, menurut Steinbach.

    Seperti Rusia, Ukraina juga memobilisasi tenaga kerja untuk mendukung upaya perang, yang mengakibatkan banyak pekerja berpengalaman keluar dari sektor tenaga kerja tradisional. Atas permintaan pemerintah, banyak pabrik telah diubah untuk memproduksi senjata dan amunisi.

    Negara lain yang menerapkan ekonomi perang

    Beberapa negara lain hampir berada dalam mode ekonomi perang karena konflik militer yang sedang berlangsung, termasuk Myanmar, Sudan, dan Yaman.

    Konflik berkelanjutan di Israel dan wilayah Palestina yang diduduki, serta Suriah, Ethiopia, dan Eritrea juga telah menyebabkan gangguan ekonomi karena pemerintah lebih fokus pada upaya militer.

    Israel telah meningkatkan pengeluaran pertahanannya dan mempercepat produksi perlengkapan militer. Banyak pekerja direkrut untuk bertempur, yang mengurangi jumlah tenaga kerja di sektor sipil. Untuk membiayai ini, pemerintah telah menaikkan pajak pertambahan nilai (PPN), tarif utilitas, dan pajak properti.

    Uni Eropa siap memperkuat pertahanannya

    Uni Eropa baru-baru ini didorong untuk bertindak setelah berkurangnya dukungan AS terhadap Ukraina, NATO, dan Eropa secara keseluruhan. Perubahan sikap ini setelah beberapa dekade dukungan AS, ditambah dengan hubungan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, menjadi kekhawatiran besar bagi jaminan keamanan transatlantik.

    Negara-negara anggota NATO, 23 di antaranya merupakan bagian dari Uni Eropa, sebelumnya sudah kesulitan untuk memenuhi target pengeluaran pertahanan sebesar 2% dari PDB. Kini, bahkan angka itu dianggap belum cukup.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Rencana Jerman tingkatkan investasi militer

    Jerman mengambil langkah besar dengan menyetujui aturan anggaran baru pada 21 Maret. Ke depan, pemerintah akan lebih leluasa dalam meningkatkan belanja pertahanan karena sebagian besar pengeluaran terkait militer tidak lagi dibatasi oleh aturan defisit fiskal.

    Langkah ini begitu signifikan sehingga dapat mengubah kebijakan keamanan di seluruh benua dan akan membutuhkan penyesuaian dalam konstitusi negara tersebut.

    Bagi Jerman dan Eropa secara keseluruhan, memprioritaskan sumber daya keuangan adalah langkah awal yang penting.

    Penny Naas percaya bahwa akses energi yang lebih baik serta koordinasi yang lebih erat untuk mengatasi kesenjangan kemampuan antarnegara juga diperlukan di tingkat Eropa. Pengadaan bersama dan penelitian serta pengembangan yang terintegrasi dapat mengurangi biaya.

    “Di tingkat politik, ada banyak pembicaraan tentang peningkatan kemampuan militer Eropa, tetapi ini masih dalam tahap awal,” kata Naas. “Eropa memiliki posisi awal yang kuat dengan sumber daya keuangan dan kemampuan manufaktur yang baik.”

    Artikel ini diadaptasi dari DW berbahasa Inggris

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Danantara: Pertaruhan, Keberhasilan, dan Kehormatan

    Danantara: Pertaruhan, Keberhasilan, dan Kehormatan

    Jakarta

    Tim Manajemen Danantara sudah ditetapkan. Artinya, Danantara akan segera berlari kencang, bahkan kalau perlu terbang. Agenda kini adalah, Danantara harus berhasil. Gagasan dan kebijakan besar dari Presiden Prabowo Subianto harus mencapai kinerja yang dijanjikannya kepada rakyat.

    Ada tiga alasan mengapa Danantara harus berhasil. Pertama, lembaga ini akan mengelola uang yang sangat besar, bahkan terbesar di Indonesia, yaitu kekayaan negara senilai US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.648 triliun. Lebih besar dibanding holding BUMN Singapura Temasek (US$ 484,4 miliar), atau holding BUMN Malaysia Khazanah (US$ 36 miliar).

    Sebagai SWF, maka Danantara berada di ranking ke tujuh setelah Norway Government Pension Fund Global (US$ 1,8 triliun), China Investment Corporation (US$1,33 triliun), SAFE Investment Company, China (S$ 1,09triliun), Abu Dhabi Investment Authority (US$ 1,06triliun), Kuwait Investment Authority (US$ 980 miliar, dan Public Investment Fund of Saudi Arabia (US$ 925miliar).

    Artinya, di atas GIC Private Limited, Singapura (US$ 800,8miliar), Qatar Investment Authority (US$ 526,05miliar), Hong Kong Monetary Authority Investment Portfolio (US$5 14,35miliar), dan National Council for Social Security Fund, China (US$ 414miliar). Total kelolaan tersebut hampir tiga kali lipat dari anggaran belanja negara Indonesia pada 2025 (sekitar Rp 3.000 triliun) dan lebih dari separuh produk domestik bruto (PDB) (sekitar Rp 23.000 triliun). Dana yang Sak Hohah, Ngadubilah besarnya.

    Danantara boleh disebut pertaruhan terbesar bagi rakyat Indonesia, di bawah pimpinan Presiden Prabowo, dan tentunya tidak boleh disamakan dengan kisah pertaruhan antara Yudhistira dan Duryudana, yang membuat Pandawa kehilangan semuanya. Pertaruhan yang dimenangkan Kurawa itu kelak akan menjadi sumber dari Perang Baratayudha, yang menghancurkan semuanya.

    Jika Yudhistira melakukan pertaruhan karena emosi, maka Danantara adalah rancangan yang pastinya penuh perhitungan, manajemen risiko, dan semua rancangan yang perlu untuk membuatnya menang, berprestasi. Danantara akan memastikan Indonesia memasuki jaman kejayaan, kemakmuran, yang gilang gemilang, setidaknya pada tahun 2045. Istilahnya, tanpa Danantara, impian akan sirna.

    Kedua, karena organisasi Danantara adalah organisasi “Para Dewa”. Sudah disampaikan kepada publik tokoh-tokoh besar yang ada di dalamnya. Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya AnagataNusantara (BPI Danantara) adalah Rosan Roeslani. CEO Recapital Advisors, Ketua Umum KADIN periode 2015 – 2020, Menteri Investasi (2024 – sekarang), dan segudang Prestasi. Chief Operational Officer (COO) Dony Oskaria, dan Chief Investment Officer (CIO) Pandu Sjahrir.

    Dewan Pengawas adalah Erick Thohir, Menteri BUMN, Muliaman Hadad, Ketua OJK (2018 – 2023), seluruh Menteri Koordinator, ditambah Menteri Sekretaris Negara. Dewan Pengarah adalah Joko Widodo, Presiden RI ke tujuh selama dua periode (2014 – 2024) dan Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden RI ke enam selama dua periode (2004 – 2014). Di jajaran Dewan Penasihat adalah tokoh dunia dengan reputasi tertinggi. Ray Dalio, Helman Sitohang, Jeffrey Sachs, Chapman Taylor, dan Thaksin Shinawatra. Komite Pengawasan dan Akuntabilitas pun luar biasa: Ketua PPATK, Ketua KPK, Ketua BPK, Ketua BPKP, Kapolri, dan Jaksa Agung. Lembaga-lembaga Pengawas di Pemerintahan dan Negara, dan lembaga Penegak Hukum pun menjadi bagian Danantara. Artinya, kebenaran setiap langkah Danantara menjadi paripurna.

    Di jajaran pelaksana, ada Ten Commanders, Robertus Bilitea, Lieng-Seng Wee, Arief Budiman, Ali Setiawan, Mohamad Al-Arief, Rohan Hafas, Ahmad Hidayat, Sanjay Bharwani, Reza Yamora Siregar, dan Ivy Santoso. Untuk memastikan keterkendalian risiko, ada John Prasetio. Untuk Investasi dan Portofolio ada Yup Kim. Untuk Holding Operasionalada Agus Dwi Handaya, Febriany Eddy, dan Riko Banardi. Untuk Holding Investasiada Djamal Attamimi, Bono Daru Adji, dan Stefanus Ade Hadiwidjaja.

    Namun, yang luar biasa adalah kehadiran Presiden Prabowo untuk mengawali, menanggungjawabi, sehingga berada di puncak organisasi. Dasar hukum sudah jelas, yaitu UU No. 1/2025 tentang Perubahan Ketiga atas UU No. 19/2003 tentang BUMN.

    Pada pasal 3E dinyatakan bahwa dalam melaksanakan pengelolaan BUMN, Presiden melimpahkan sebagian kepada Badan (Danantara) yang dibentuk dengan Undang-Undang, yang sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, dan bertujuan untuk meningkatkan dan mengoptimalkan investasi dan operasional BUMN dan sumber dana lain. Badan ini (Danantara) bertanggung jawab kepada Presiden.

    Ada sebuah keyakinan, jika “Para The Very Top Leader” sebuah organisasi sudah turun ke “bumi”, maka selamatlah semua. Bahkan di pewayangan, para pimpinan sangat tinggi tersebut, dikenali sebagai “Para Dewata”, dengan kehebatan dan kesaktian tak tertandingi, dan ketika “turun ke bumi”, semua beres. Keberhasilan itu seperti keyakinan lama di kalangan masyarakat Jawa, manunggaling Gusti kepada para Kawulo. Rakyat selamat.

    Ketiga, Danantara pastinya memiliki rencana yang hebat. Great Leader make Great Strategy. Kemenangan Sekutu di Perang Dunia II karena memiliki Jendeal terbaik. Demikian juga Majapahit, menguasai Nusantara karena punya Pimpinan terbaik. Para great leader tidak hanya membuat great speech, tapi juga great delivered promise. Menjadi SWF terbesar ke tujuh dunia sekaligus Holding BUMN raksasa, rasanya rencana itu pasti ada. Termasuk rencana untuk masuk ke jajaran elit Top 10 peringkat Fortune 500.

    Tiga PR Baru

    Tiga hal tentang Danantara tersebut memberi juga tiga pekerjaan rumah baru bagi kita. Pertama, bahwa Pemerintahan kita hari ini mungkin yang paling bold. Mungkin hanya Soekarno yang dapat mengalahkannya.

    Namun, tidak cukup menjadi sangat berani saja. Keberanian akan memberikan kemenangan jika dibarengi dengan kerendah-hatian. Apa itu? Kesediaan untuk mendengarkan setiap masukan, setiap kritik, dengan mengatakan kepada diri sendiri, bahwa pemberi masukan, pemberi kritik, bukan sekedar anjing penggonggong, namun rakyat yang cinta kepada bangsanya, kepada pemimpinnya.

    Dananatara memerlukan apa yang disebut karya klasik Jim Collins Good to Great (2001) sebagai Pemimpin Level 5, yang memiliki tekad yang kuat untuk memastikan kesuksesan organisasi, namun dengan menunjukkan kerendahan hati yang tulus, kesederhanaan, dan ketekunan. Itu bukan saja tugas dari CEO, tetapi semua yang ada pada daftar pimpinan Danantara, tanpa kecuali. Kerendah-hatian bukan saja bersedia mendengarkan masukan dan kritik, namun, seperti yang dinasihatkan guru manajemen Peter Drucker, mau dan mampu mendengarkan hal-hal yang tak terucap.

    Kedua, bahwa tokoh sehebat Yudhistira pun juga mengalami kegagalan yang fatal, bahkan ketika ia menerapkan risk management yang terbaik. Ia harus merelakan semua kekayaannya, istananya, adik-adiknya, bahkan istrinya Drupadi, yang ditelanjangi di depan semua orang, ketika kalah dalam pertaruhan melawan Duryudana plus Sengkuni. Untung, kisah itu hanya ada di Pewayangan. Katanya, Drupadi yang cantik jelita dan seksi, gagal ditelanjangi karena rambutnya terus tumbuh dan menutupi seluruh auratnya.

    Danantara adalah kenyataan, dan bukan wayang. Ketidakberhasilannya dapat membawa kepedihan terdalam yang mungkin pernah dialami bangsa. Jadi, kita mungkin perlu mengutip “resep” mengapa Singapura berhasil, bahwa mereka selalu menanamkan cara berfikir yang think ahead, think across, dan think again (Neo & Chen, Dynamic Governance, 2006). Kita tidak perlu malu atau cemas untuk sedikit berhenti sejenak dan berfikir, untuk mempertimbangkan setiap hal. Apakah ini benar-benar benar.

    Ketiga, dalam setiap sistem politik, tidak terkecuali yang paling demokrat, setidaknya seperti klaim mereka, seperti Amerika Serikat, atau yang berada di esktrem yang berbeda, Tiongkok, ada Pepatah yang faktawi yang umum kalangan orang kecil di Jawa: rakyat itu ibarat swargo nunut, neroko katut (kalau masuk surge hanya bisa ikut numpang, kalau masuk neraka ikut diseret- Jawa).

    Pepatah nenek saya, yang saya yakini benar. Rakyat kecil dituntut dan selalu menerima untuk ikhlas. Bahkan, di tempat ibadah saya, setiap minggu mendoakan Pemimpin Bangsa, untuk diberikan hikmah dan kebijaksanaan dari Tuhan YME untuk membawa bangsa Indonesia menuju kemakmuran yang sejati. Tidak pernah terlewat. Saya juga yakin, demikian yang dilakukan saudara-saudara saya di rumah ibadah masing-masing.

    Artinya, begitu dalamnya kepercayaan, kecintaan, sekaligus kepasrahan yang papa, dari bangsa Indonesia kepada pimpinannya, agar berhasil dalam setiap kebijakannya. Sebuah doa yang harus direspon sebagai kehormatan atas kekuasaan yang sedang dipegangnya. Dan, kekuasaan, adalah jubah milik Tuhan yang dipinjamkan kepada pemimpin. Hanya dipinjamkan, bukan dimiliki. Karena itulah, kehormatan yang membuat rakyat swargo nunut, neroko katut perlu menjadi pondasi penyelenggaraan negara, dan dalam kasus ini penyelenggaraan Danantara.

    Penulis: Riant Nugroho

    Ketua Umum Masyarakat Kebijakan Publik Indonesia

    (hns/hns)

  • Trump Umumkan AS Bikin F-47 Fighter Jet, Diklaim Tiada Tanding

    Trump Umumkan AS Bikin F-47 Fighter Jet, Diklaim Tiada Tanding

    Jakarta

    Presiden Donald Trump mengumumkan keputusan Pentagon melanjutkan pengembangan jet tempur Amerika Serikat generasi berikutnya atau keenam, yang diberi nama F-47.

    “Atas arahan saya, Angkatan Udara Amerika Serikat melanjutkan jet tempur generasi keenam pertama di dunia, nomor enam, generasi keenam, tidak ada (jet) yang mendekatinya di dunia dan akan dikenal sebagai F-47,” kata Trump yang dikutip detikINET dari CNN, Sabtu (22/3/2025).

    Trump mengumumkan Boeing diberi kontrak untuk pesawat tempur AS terbaru itu dan mengungkap versi eksperimental F-47 telah terbang selama hampir lima tahun. Di akhir pemerintahan Trump yang pertama, Angkatan Udara memang mengakui telah menerbangkan prototipe jet skala penuh.

    “Setelah persaingan ketat dan menyeluruh antara beberapa perusahaan kedirgantaraan terkemuka Amerika, Angkatan Udara akan memberi kontrak untuk platform dominasi udara generasi berikutnya ke Boeing,” cetus Trump.

    Hingga saat ini, program tersebut dikenal sebagai Next Generation Air Dominance (NGAD). Namun Trump menyebutnya sebagai F-47. “Ini adalah sesuatu yang belum pernah dilihat orang sebelumnya dan telah dikerjakan dalam jangka waktu yang lama,” sebutnya.

    Trump berjanji F-47 akan dapat bekerja sama dengan drone atau (UAV), yang merupakan fokus utama militer, terutama karena Ukraina dan Rusia secara efektif memakai drone dalam serangan jarak jauh dan mengalahkan pertahanan udara.

    “Pesawat ini terbang dengan drone. Ia terbang dengan banyak, banyak pesawat tanpa awak, sebanyak yang Anda inginkan. Ini adalah teknologi baru, tapi tidak terbang sendiri. Ia terbang dengan banyak pesawat tanpa awak, sebanyak yang Anda ingin dan itu adalah sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh pesawat lain,” klaim Trump.

    Trump juga menggambarkan jet tempur siluman berkecepatan tinggi itu sebagai pesawat paling mematikan yang pernah dibuat.

    Keputusan Angkatan Udara memberikan program F-47 ke Boeing agak mengejutkan, karena Trump berulang kali mengkritik perusahaan itu. Trump pernah mencela Boeing atas kelebihan biaya dan penundaan Air Force One berikutnya. “Kita akan mendapat Air Force One baru jika Boeing dapat menyelesaikannya,” kata Trump bulan Februari.

    Selama beberapa dekade, Boeing memproduksi armada pembom andalan AS, dari B-17 dan B-29 dalam Perang Dunia II hingga B-52 yang dirilis tahun 1960-an dan masih terbang hingga saat ini. Boeing kini memproduksi F-15EX Eagle dan F/A-18 Super Hornet untuk Angkatan Udara dan Angkatan Laut. Boeing juga membuat X-32 Joint Strike Fighter, yang akhirnya kalah dari Lockheed Martin F-35 Lightning II.

    Program Next Generation Air Dominance dimaksudkan untuk memproduksi jet tempur generasi keenam milik militer AS, yang lebih baru dan lebih canggih daripada Lockheed Martin F-35 Lightning II yang mengalami pembengkakan biaya dan penundaan.

    Di pihak lain, Elon Musk mencela F-35 dan lebih memilih kawanan drone sebagai senjata yang lebih murah dan efektif. “Sementara itu, beberapa orang idiot masih membangun jet tempur berawak seperti F-35,” sindirnya beberapa waktu silam.

    (fyk/fay)