Event: Perang Dunia II

  • Ramai Debat Kebijakan Nuklir Jepang, Apa Kata Penyintas Bom Atom?

    Ramai Debat Kebijakan Nuklir Jepang, Apa Kata Penyintas Bom Atom?

    Jakarta

    Partai Liberal Demokrat (Liberal Democratic Party/LDP) yang berkuasa di Jepang akan membahas kebijakan keamanan nasional negara tersebut, ketika menghadapi tantangan keamanan yang semakin besar di Asia Timur Laut. Hal itu juga menyangkut soal pilihan Jepang harus menghapus tiga prinsip yang telah lama dianut, yaitu tidak memiliki, tidak memproduksi, atau tidak mengizinkan masuknya senjata nuklir ke wilayah Jepang.

    Gagasan bahwa Jepang, satu-satunya yang pernah menjadi target serangan bom atom dalam perang, mungkin akan mengubah pendiriannya dan mengembangkan kemampuan penangkal nuklir sendiri telah memicu penolakan keras di dalam negeri. Terutama pada peringatan 80 tahun pengeboman Hiroshima dan Nagasaki dan berakhirnya Perang Dunia II.

    “Tiga prinsip non-nuklir merupakan kebijakan nasional dasar yang didasarkan pada konsensus nasional,” kata Akira Kawasaki, anggota komite eksekutif NGO Peace Boat yang berbasis di Jepang, sekaligus koordinator bersama Jaringan untuk Penghapusan Senjata Nuklir.

    Kawasaki mencatat bahwa Parlemen Jepang telah mengesahkan resolusi yang mendukung prinsip-prinsip tersebut, “padahal mantan perdana menteri telah berjanji untuk mematuhi prinsip-prinsip tersebut pada bulan Agustus 2025, bertepatan dengan peringatan Hiroshima dan Nagasaki.”

    “Saya sendiri sangat terkejut mendengar laporan bahwa pemerintah mungkin akan meninjau kembali prinsip-prinsip non-nuklir dan kelompok-kelompok perdamaian serta mereka yang mewakili ‘hibakusha’ (korban bom atom) juga merasa terkejut,” katanya kepada DW.

    Tokyo soroti perubahan kebijakan nuklir

    Kontroversi muncul pada 11 November 2025 ketika Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi menolak mengonfirmasi kepada komite parlemen bahwa pemerintahnya akan tetap berkomitmen pada tiga prinsip non-nuklir yang secara resmi diadopsi pada tahun 1971.

    Pada 20 November 2025, Kepala Kebijakan Partai LDP Takayuki Kobayashi semakin memicu kekhawatiran, dengan mengatakan bahwa tinjauan strategi keamanan Jepang mendatang akan mencakup di semua bidang.

    Pemerintah juga akan meninjau kembali belanja pertahanan dan akan menyusun proposal yang mencakup seluruh aspek keamanan nasional pada akhir April 2026.

    Penolakan terhadap rencana tersebut sangat tegas.

    Sebuah editorial yang diterbitkan oleh harian The Mainichi pada 19 November 2025 menyatakan, “mengulangi prinsip ini akan menandai langkah mundur dari jalur Jepang sebagai negara damai. Jika Takaichi memaksakan pandangan pribadinya dan bertindak gegabah, hal itu akan meninggalkan bekas luka yang abadi.”

    Editorial tersebut, bagaimanapun, mengakui kalau “tidak diragukan lagi bahwa lingkungan keamanan Jepang telah menjadi lebih serius,” dengan mengutip invasi Rusia ke Ukraina dan percepatan program senjata nuklir Korea Utara.

    “Namun, mengabaikan idealisme Jepang akan menghancurkan puluhan tahun upaya menuju penghapusan senjata nuklir. Hal itu juga akan menimbulkan kekhawatiran di kalangan negara-negara tetangga,” tambahnya.

    Penyintas pimpin penolakan atas nuklir

    Yoshihiko Noda, mantan perdana menteri dan kini ketua Partai Demokrat Konstitusional Jepang dari kelompok oposisi, menyuarakan pandangan serupa dengan mengatakan bahwa Jepang harus “memimpin” dalam mempromosikan penghapusan senjata nuklir. Dalam sebuah konferensi pers pada pertengahan November 2025, Yoshihiko Noda berjanji bahwa dia akan menentang perubahan terhadap prinsip-prinsip non-nuklir negara tersebut.

    Nihon Hidankyo, atau Organisasi Konfederasi Jepang Korban Bom A- dan H-, juga mengkritik, dengan mengeluarkan pernyataan pada 20 November 2025, menyatakan bahwa mereka “menolak keras” upaya untuk membatalkan prinsip-prinsip tersebut.

    Dia menambahkan bahwa para penyintas Hiroshima dan Nagasaki “tidak boleh membiarkan senjata nuklir dibawa ke Jepang atau membiarkan negara ini menjadi basis perang nuklir atau sasaran serangan nuklir.”

    Terumi Tanaka, seorang anggota kelompok tersebut yang berusia 92 tahun, mengatakan kepada Kyodo News Agency bahwa senjata nuklir adalah “alat setan.”

    Menurut Akira Kawasaki, jajak pendapat berulang selama dekade terakhir menunjukkan bahwa sekitar 70% warga Jepang mendukung pemeliharaan tiga prinsip non-nuklir, meskipun ketegangan geopolitik di kawasan tersebut telah meningkat.

    Ketegangan tersebut meningkat lebih tajam baru-baru ini setelah Takaichi menyatakan bahwa serangan Cina terhadap Taiwan akan menjadi ancaman eksistensial bagi Jepang dan akan memerlukan pengerahan Pasukan Pertahanan Jepang.

    Ketegangan politik Cina-Jepang meningkat

    Beijing dan Tokyo sejak saat itu saling melontarkan kritik. Cina mulai menyiarkan video propaganda anti-Jepang, meningkatkan sanksi ekonomi, dan menuduh Tokyo memicu ketegangan regional.

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump belum berkomentar secara publik tentang perselisihan antara Cina dan Jepang. Namun, dalam panggilan telepon dengan Presiden Cina Xi Jinping pada Senin (24/11), Xi mengatakan kepada Trump bahwa “kembalinya Taiwan ke Cina merupakan bagian penting dari visi Beijing terhadap tatanan dunia,” menurut laporan kantor berita resmi Cina, Xinhua.

    Pada Minggu (23/11), Menteri Pertahanan Jepang Shinjiro Koizumi mengunjungi Pulau Yonaguni di barat daya Kepulauan Okinawa dan hanya berjarak 110 kilometer dari Taiwan. Kunjungan itu bertujuan untuk memeriksa lokasi rencana penempatan baterai rudal Surface-to-air missiles (SAM) jarak menengah yang baru.

    Perdebatan nuklir Jepang picu kekhawatiran

    Cina menanggapi dengan menyatakan bahwa penempatan tersebut merupakan upaya untuk “menciptakan ketegangan regional dan memicu konfrontasi militer.”

    Tilman Ruff, seorang profesor di Universitas Melbourne dan co-presiden International Physicians for the Prevention of Nuclear War, mengatakan bahwa Jepang telah lama secara efektif turut serta dalam penerimaan senjata nuklir karena bergantung pada payung nuklir AS dan telah membiarkan AS memiliki senjata nuklir di Jepang, termasuk di atas kapal perang.

    Namun, memiliki kemampuan nuklir sendiri akan menjadi langkah besar melampaui itu.

    “Jika Jepang menempatkan senjata nuklirnya sendiri, itu akan menjadi perkembangan yang sangat signifikan,” jelasnya.

    “Hal itu akan mengganggu stabilitas seluruh Asia Timur Laut dan bisa memicu gelombang proliferasi yang akan membuat Korea Selatan jauh lebih mungkin untuk menempatkan senjata nuklir, semua hal tersebut akan memperburuk perlombaan senjata regional.”

    “Namun, saya rasa ada kekhawatiran yang cukup besar di kalangan masyarakat Jepang,” katanya.

    “Ada sensitivitas yang sangat kuat di Jepang yang didasarkan pada pemahaman dan penolakan terhadap apa yang sebenarnya dilakukan oleh senjata nuklir.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Muhammad Hanafi

    Editor: Melisa Ester Lolindu

    (ita/ita)

  • Perawat Ceritakan Pesan yang Paling Sering Diucapkan Pasien Menjelang Ajal

    Perawat Ceritakan Pesan yang Paling Sering Diucapkan Pasien Menjelang Ajal

    Jakarta

    Seorang perawat layanan hospice membagikan pengalamannya mendampingi sekitar 300 pasien di masa-masa terakhir mereka. Hospice sendiri merupakan perawatan bagi pasien dengan penyakit serius di akhir kehidupan, yang berfokus pada kenyamanan, kualitas hidup, dan dukungan emosional, bukan pada penyembuhan.

    Dikutip dari Everyday Health Tips, perawat bernama Laura M itu menjelaskan salah satu tugas terpentingnya adalah mendengarkan pasien. Dari situlah ia kerap mendengar pesan-pesan terakhir yang disampaikan sebelum mereka meninggal dunia.

    Sebagian besar pesan tersebut mengandung penyesalan.

    Salah satu yang paling sering muncul adalah, “Seharusnya aku lebih banyak mencinta, dan dengan cara yang berbeda.” Laura menceritakan kisah yang paling membekas dalam ingatannya tentang George, seorang veteran Perang Dunia II berusia 92 tahun yang telah bermusuhan dengan saudaranya selama bertahun-tahun.

    “Aku memenangkan pertengkarannya, tapi kehilangan seumur hidup,” ujar George sebelum meninggal.

    Tak seorang pun meninggal dengan berharap mereka lebih keras atau tegas. Justru mereka menyesali momen saat mereka memilih untuk bersikap tidak baik.

    Kemudian ada pesan lainnya: “Aku menyimpan kebahagiaanku untuk nanti, tapi itu tidak pernah datang.” Laura menceritakan bahwa salah satu pasien yang mengungkapkan hal tersebut adalah seorang pensiunan insinyur kaya.

    Sepanjang hidupnya, pria itu terlalu berfokus mengejar kekayaan hingga melupakan kebahagiaannya sendiri. Bahkan, ia tak sempat menikmati tabungan yang telah dikumpulkannya seumur hidup.

    “Aku begitu takut menjadi miskin sampai aku menjadi kaya, tapi dalam ketakutan,” ujar insinyur tersebut.

    Pesan ketiga adalah “Memaafkan membebaskan, bahkan lebih daripada oksigen.” Sebagian orang mungkin menyimpan dendam yang begitu dalam kepada seseorang. Namun menjelang kematian, banyak pasien justru menjadi lebih mudah memaafkan.

    Laura menceritakan salah satu pasien yang akhirnya memilih memaafkan anaknya, meski mereka telah lama tidak saling berhubungan. Ia ingin merasakan kedamaian sebelum mengembuskan napas terakhir.

    “Aku tak bisa mati dalam keadaan marah,” ucap pasien itu, lalu meninggal 30 menit kemudian.

    Laura beranggapan dendam tidak dapat menghukum orang lain, tapi justru meracuni diri sendiri. Kedamaian menurutnya adalah sebuah pelepasan, bukan hadiah.

    Pesan berikutnya adalah “Kehadiran adalah hadiah terbesar yang bisa kau berikan.” Laura mengatakan bahwa dalam beberapa kasus, hal yang paling menyedihkan bukanlah suara monitor jantung yang berhenti, melainkan ketika tak ada keluarga yang hadir menemani.

    Ia juga teringat seorang ayah yang menyesal karena jarang meluangkan waktu untuk bercengkrama dengan keluarganya.

    “Saya menyesal kurang hadir bahkan saat berada di rumah. Aku selalu berada di tempat lain, bahkan ketika aku pulang,” katanya.

    Halaman 2 dari 3

    (avk/suc)

  • Ini Finalis Apple App Store Awards 2025: Ada Game Indonesia

    Ini Finalis Apple App Store Awards 2025: Ada Game Indonesia

    Jakarta

    Apple resmi mengumumkan 45 finalis untuk App Store Awards 2025. Penghargaan tahunan ini diberikan kepada aplikasi dan game terbaik yang memberikan pengalaman luar biasa, mendorong inovasi, serta memiliki dampak positif bagi jutaan pengguna di seluruh dunia.

    Editor App Store global memilih finalis dari 12 kategori berbeda, yang mencakup platform seperti iPhone, iPad, Mac, Apple Watch, Apple TV, Apple Vision Pro, serta Apple Arcade. Penghargaan ini menyoroti aplikasi dan game yang tidak hanya unggul secara teknis, tapi juga mampu mengubah alur kerja harian, membangkitkan kreativitas, dan memberikan hiburan berkualitas tinggi.

    Setiap tahun, App Store Awards merayakan pengembang dari berbagai negara yang karyanya meningkatkan kualitas hidup pengguna melalui inovasi teknis, pengalaman pengguna (user experience) yang superior, serta desain yang menarik. Pemenang akhir akan diumumkan dalam beberapa minggu mendatang, dipilih dari daftar finalis prestisius ini.

    “Kami sangat antusias menyambut para pengembang berbakat dari seluruh dunia yang menjadi finalis App Store Awards tahun ini. Komitmen mereka terhadap keunggulan menjadi inspirasi, menghadirkan pengalaman yang membangkitkan kreativitas pengguna, meningkatkan pencapaian melalui inovasi teknologi, serta membuka petualangan baru di dunia game,” ujar Carson Oliver, Head of Worldwide App Store Apple dalam keterangan resmi yang diterima detikINET.

    A Space for the Unbound Foto: Apple

    Yang membanggakan bagi Indonesia, salah satu karya developer tanah air berhasil masuk daftar finalis. Game A Space for the Unbound, dikembangkan oleh Mojiken Studio dari Surabaya dan diterbitkan oleh Toge Productions, masuk dalam kategori Dampak Budaya (Cultural Impact). Game ini dieksplorasi isu kesehatan mental melalui narasi slice-of-life yang menyentuh hati, dengan latar belakang Indonesia era 1990-an yang kental dengan nuansa supernatural dan budaya lokal.

    Berikut daftar lengkap finalis di setiap kategori:

    Finalis Aplikasi iPhone 2025

    Aplikasi-aplikasi ini membantu pengguna menyempurnakan alur kerja sehari-hari:

    BandLab — Platform rekam dan kolaborasi musik dengan komunitas kuat.LADDER — Membuat latihan kekuatan tubuh lebih terstruktur dan jelas.Tiimo — Menyajikan daftar tugas dengan pendekatan yang lebih menenangkan.Finalis Game iPhone 2025

    Game-game ini menghadirkan keseruan lintas generasi:

    Capybara Go! — Petualangan idle dengan karakter capybara yang menggemaskan.Pokémon TCG Pocket — Koleksi dan pertarungan kartu Pokémon yang lebih mudah diakses.Thronefall — Kombinasi tower defense dengan kontrol minimalis yang mendebarkan.Finalis Aplikasi iPad 2025

    Meningkatkan kreativitas dan produktivitas:

    Detail — Merevolusi alur kerja pembuatan konten.Graintouch — Menghadirkan seni cetak berkualitas tinggi untuk lebih banyak kreator.Structured — Memvisualisasikan jadwal harian dalam timeline yang intuitif.Finalis Game iPad 2025Petualangan naratif yang imersif:DREDGE — Misteri laut dalam dengan gameplay mulus.Infinity Nikki — Eksplorasi dunia fantasi Miraland yang penuh keajaiban avea.Prince of Persia: The Lost Crown — Aksi petualangan epik dengan mekanik metroidvania.Finalis Aplikasi Mac 2025

    Finalis tahun ini menyediakan alat-alat canggih untuk membantu pengguna menyelesaikan proyek-proyek baru:

    Acorn — Editor foto profesional yang andal.Essayist — Memudahkan penulisan dan pemformatan karya ilmiah.Under My Roof — Manajemen rumah tangga yang rapi dan praktis.Finalis Game Mac 2025

    Finalis tahun ini hadirkan dunia cerita yang memukau secara visual:

    Assassin’s Creed Shadows — Infiltrasi di Jepang feodal yang intens.Cyberpunk 2077: Ultimate Edition — Pengalaman futuristik dengan grafis memukau.Neva — Kisah emosional dengan artwork indah.Finalis Game Apple Arcade 2025

    Tantangan menghibur dengan kualitas premium:

    Katamari Damacy Rolling LIVE — Kekacauan bola lengket yang adiktif.PGA TOUR Pro Golf — Simulasi golf profesional.WHAT THE CLASH? — Ratusan mini-game konyol dan berkesan.Finalis Aplikasi Apple Vision Pro 2025

    Finalis tahun ini menyugugkan visual imersif yang memukau:

    Camo Studio — Fleksibilitas tinggi untuk streaming dan produksi video.D-Day: The Camera Soldier — Narasi imersif Perang Dunia II.Explore POV — Perjalanan virtual ke berbagai lokasi dunia melalui video Apple Immersive.Finalis Game Apple Vision Pro 2025

    Standar baru gaming spasial:

    Fishing Haven — Relaksasi memancing di lingkungan tenang.Gears & Goo — Strategi dengan karakter lucu.Porta Nubi — Puzzle pengendali cahaya yang atmosferik.Finalis Aplikasi Apple Watch 2025

    Fitur langsung di pergelangan tangan:

    GO Club — Motivasi tetap aktif dan terhidrasi.Pro Camera by Moment — Fotografi profesional dari wrist.Strava — Komunitas fitness dengan tracking performa.Finalis Aplikasi Apple TV 2025

    Hiburan maksimal di layar besar:

    HBO Max — Akses mudah ke serial premium.PBS KIDS Video — Konten edukasi ramah anak.Super Farming Boy 4K — Petualangan farming dengan aksi berantai.Finalisis dengan Dampak Budaya

    Kategori ini menyoroti aplikasi dan game yang memperkuat pemahaman budaya serta interaksi komunitas:

    Art of Fauna: Keindahan satwa liar dalam puzzle aksesibel.A Space for the Unbound: Eksplorasi kesehatan mental melalui cerita kehidupan sehari-hari.Be My Eyes: Bantuan bagi penyandang tunanetra.Chants of Sennaar: Kekuatan bahasa dan koneksi antarmanusia.despelote: Gameplay sarat nuansa budaya.Focus Friend: Gamifikasi sesi fokus.Is This Seat Taken?: Membangun empati dan inklusivitas.Retro: Platform sosial berbasis privasi.StoryGraph → Komunitas buku yang inklusif.Venba: Kisah kuliner budaya yang hangat.Whoscall: Perlindungan dari penipuan telepon.Yuka: Keputusan konsumsi yang lebih sadar.

    Keberhasilan A Space for the Unbound menjadi bukti semakin diakuinya talenta developer game Indonesia di kancah global. Game yang awalnya rilis pada 2023 ini terus mendapat pujian atas narasinya yang sensitif terhadap isu kesehatan mental, dikemas dengan pixel art indah dan soundtrack memukau.

    Pemenang App Store Awards 2025 akan segera diumumkan. Pantau terus detikInet untuk update terbaru!

    (afr/afr)

  • Ilmuwan Ungkap Pembunuhan Brutal Adipati 750 Tahun Silam

    Ilmuwan Ungkap Pembunuhan Brutal Adipati 750 Tahun Silam

    Jakarta

    Analisis forensik terhadap kerangka berusia 750 tahun mengungkap bahwa seorang adipati Hungaria dibunuh brutal oleh setidaknya tiga penyerang. Bela, Adipati Macso, ditikam lebih dari dua lusin kali dengan senjata seperti pedang sabre dan pedang panjang.

    “Kami merekonstruksi urutan pukulan berdasarkan bagaimana luka-luka itu saling bertumpukan dan bagaimana tubuh bereaksi, serta bagian tubuh mana yang kemudian terbuka untuk menerima serangan berikutnya,” kata Martin Trautmann, ahli osteoarkeologi dari University of Helsinki.

    Peneliti menghitung 26 luka terjadi saat kematian, sembilan pada tengkorak dan 17 di tulang lainnya. Studi ini akan dipublikasikan dalam jurnal Forensic Science International: Genetics edisi Februari 2026.

    Awalnya, pada penggalian di 1915, kerangka pemuda ditemukan di sebuah biara abad ke-13 di Pulau Margaret dekat Budapest. Berdasarkan lokasi pemakaman dan bukti luka pada tulang, diasumsikan kerangka tersebut milik Bela, cucu Raja Bela IV dari Hongaria, yang lahir sekitar tahun 1243.

    Dikutip detikINET dari Live Science, catatan sejarah menyebut ia dibunuh pada 1272, dan jasadnya yang dimutilasi dikumpulkan oleh saudari dan keponakannya sebelum dimakamkan.

    Investigasi awal mengidentifikasi banyak luka tebasan pedang pada kerangka dan cedera tengkorak, namun tulang tersebut hilang selama Perang Dunia II. Pada 2018, tulang-tulang itu ditemukan dalam sebuah kotak kayu di Museum Sejarah Alam Hongaria. Namun, belum pasti apakah benar itu milik Adipati Bela, sehingga peneliti Tamas Hajdu dari Universitas Eotvos Lorand dan timnya berupaya memecahkan misteri tersebut.

    Peneliti membandingkan DNA kerangka dengan DNA dua kerabat Bela: Raja Bela III (1148-1196) dan Ladislaus I (1040-1095). Hasilnya memastikan kerangka itu cucu Raja Bela IV, sehingga pemuda itu adalah Bela, Adipati Macso.

    Luka-Luka Mengerikan

    Studi mendalam mengungkap detail kematian Bela yang sebelumnya tidak diketahui. Bela memiliki luka defensif pada tangan dan lengan, menunjukkan ia tidak punya pedang atau perisai untuk menangkis serangan. Kedalaman luka juga menandakan ia tidak mengenakan baju zirah, mengarah pada pembunuhan terencana sangat brutal.

    “Serangan kemungkinan besar dimulai dari depan, dengan pukulan pertama mengenai kepala dan tubuh bagian atas,” kata Trautmann. Analisis menunjukkan setidaknya dua jenis senjata digunakan, menandakan minimal dua pelaku turut menyerang.

    Adipati itu kemungkinan terhuyung, diserang dari samping, lalu terjatuh keras dan membenturkan kepala. “Ia sangat pusing setelah benturan itu dan berusaha menangkis serangan berikutnya dengan tangan dan kaki,” tambahnya.

    Salah satu pelaku menusuk punggung Bela hingga kemungkinan melumpuhkannya, kemudian ia dihabisi dengan serangan ke kepala. Jumlah luka jauh lebih banyak daripada yang diperlukan untuk membunuh seseorang, menunjukkan kebencian mendalam.

    Catatan sejarah menyebut Bela dibunuh bangsawan lain bernama Henrik Koszegi dan sekutunya. Keduanya awalnya berteman dan Koozegi adalah mentor Bela, namun hubungan memburuk setelah kekalahan dalam sebuah pertempuran.

    Saat itu, faksi-faksi bangsawan memperebutkan kekuasaan, dan Bela, yang punya peluang naik takhta, dianggap ancaman yang harus disingkirkan. “Saya rasa ini sangat personal,” kata Trautmann.

    (fyk/afr)

  • Jepang Harus Memberikan Penjelasan Terkait Tiga Masalah Fundamental kepada Asia dan Masyarakat Internasional

    Jepang Harus Memberikan Penjelasan Terkait Tiga Masalah Fundamental kepada Asia dan Masyarakat Internasional

    Baru-baru ini, Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, secara terbuka di parlemen mengaitkan masalah penanganan Taiwan oleh Tiongkok dengan apa yang disebut sebagai “krisis eksistensi Jepang.” Pernyataan ini tidak hanya secara serius melanggar prinsip-prinsip dasar hubungan internasional, tetapi juga merupakan pelanggaran kasar terhadap semangat prinsip empat dokumen politik Jepang-Tiongkok. Pernyataan semacam ini dengan sengaja mendistorsi fakta dan memperburuk urusan domestik Tiongkok menjadi ancaman terhadap keamanan nasional Jepang. Tingkat absurditasnya sangat mengejutkan, dan sifat jahatnya tidak bisa dianggap enteng. Di baliknya terdapat niat buruk yang patut diwaspadai oleh negara-negara di kawasan serta masyarakat internasional. Ini adalah tantangan terbuka terhadap keadilan internasional serta provokasi tak berdasar terhadap tatanan internasional pasca Perang Dunia II. Tak diragukan lagi, hal ini menambah hambatan besar dalam hubungan Tiongkok-Jepang yang sudah kompleks dan sensitif, menjadi penyebab langsung meningkatnya ketegangan antara kedua negara belakangan ini.

    Namun, perkembangan beberapa hari terakhir menunjukkan bahwa beberapa pihak berusaha mengalihkan perhatian masyarakat internasional dengan cara membingungkan dan mengecilkan pentingnya serta bahaya dari pernyataan Takaichi, dan malah tanpa dasar menuding Tiongkok sebagai pihak yang menyebabkan perburukan hubungan Jepang-Tiongkok. Salah satu taktik yang paling mencolok adalah dengan memperbesar pernyataan di media sosial oleh pejabat diplomatik Tiongkok di Jepang dan reaksi opini publik domestik Tiongkok yang sah. Suara-suara ini dengan sengaja menghindari bahaya ekstrem yang terkandung dalam pernyataan Takaichi serta potensi dampaknya terhadap perdamaian dan stabilitas kawasan, dan sebaliknya berfokus pada tuduhan yang tak berdasar bahwa Tiongkok melakukan “reaksi berlebihan.” Bahkan Menteri Luar Negeri Jepang, Toshimitsu Motegi, mengajukan permintaan yang sama sekali tidak masuk akal, dengan menyatakan bahwa Tiongkok harus “memprioritaskan kepentingan hubungan Jepang-Tiongkok.” Ini jelas merupakan tindakan terbalik yang mengaburkan kenyataan, dan semakin mengonfirmasi bahwa sebagian kekuatan politik di Jepang tidak hanya gagal melakukan refleksi sejarah, tetapi juga memiliki kecenderungan yang cukup meluas. Lebih mengejutkan lagi, beberapa media Barat juga ikut serta, memainkan peran dalam memperburuk keadaan dengan menggembar-gemborkan “teori tanggung jawab Tiongkok,” berusaha menimpakan penyebab eskalasi perselisihan ini kepada Tiongkok.

    Pernyataan-pernyataan yang penuh maksud tersembunyi ini pada dasarnya mencoba mereduksi sebuah masalah prinsipil yang sangat serius, yang berkaitan dengan kepentingan inti Tiongkok, arah perkembangan masa depan Jepang, dan integritas tatanan internasional pasca perang, menjadi perdebatan permukaan seputar “apakah diplomasi itu tepat.” Apa yang dipicu oleh pernyataan berbahaya Takaichi ini bukan sekadar gesekan diplomatik biasa atau “perang kata-kata” yang sepele, tetapi tiga masalah fundamental yang sangat menentukan masa depan kawasan, yaitu: pertama, apakah Jepang akan terus mempertahankan jalur perdamaian dan pembangunan yang telah diikuti sejak perang dunia kedua, ataukah sengaja berniat kembali ke jalur ekspansi militer? Kedua, apakah Jepang benar-benar berkomitmen untuk menjaga kerangka kerja sama damai dan persahabatan yang telah dibangun dengan susah payah antara Jepang dan Tiongkok, ataukah berusaha mendorong hubungan kedua negara ke jurang konfrontasi dan konflik? Ketiga, apakah Jepang ingin menjadi kekuatan konstruktif yang mendukung perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Timur, ataukah akan berperan sebagai pihak yang membahayakan kawasan dengan memicu risiko perang? Tiga masalah mendasar ini jelas perlu dijelaskan dan diterangkan dengan tegas oleh pihak Tokyo kepada Tiongkok dan masyarakat internasional.

    Mengenang sejarah, Jepang telah berulang kali menggunakan alasan “keberlangsungan negara” untuk melancarkan perang agresi terhadap negara lain. Misalnya, saat merencanakan Insiden 18 September, kekuatan militer Jepang secara besar-besaran mengangkat propaganda bahwa “Manchuria dan Mongolia adalah garis hidup Jepang.” Ketika Jepang memulai Perang Pasifik dan menyerang Pearl Harbor, mereka dengan pura-pura mengklaim bahwa “membangun Greater East Asia Co-Prosperity Sphere adalah kunci untuk kelangsungan hidup Jepang.” Slogan-slogan yang memikat ini pada waktu itu digunakan secara sistematis oleh militer, pemerintah, dan alat propaganda Jepang untuk menciptakan ilusi bahwa “Jepang tidak dapat bertahan hidup tanpa ekspansi ke luar,” guna menutupi sifat imperialisme mereka yang agresif. Kini, pernyataan Perdana Menteri Takaichi yang mengaitkan masalah Taiwan, yang sepenuhnya merupakan urusan dalam negeri Tiongkok, dengan “krisis eksistensi” Jepang, pada dasarnya adalah pengulangan taktik lama yang menyalahgunakan alasan “keberlangsungan negara” untuk menipu. Hal ini jelas mencerminkan adanya kekuatan politik di dalam negeri Jepang yang berusaha menggunakan isu Taiwan sebagai celah untuk menghindari pembatasan konstitusi damai Jepang, dan dengan berbahaya berusaha kembali ke jalan ekspansi militer.

    Argumen yang sering ditekankan oleh beberapa kekuatan dalam negeri Jepang mengenai “krisis eksistensi” ini sebenarnya sangat mirip dengan alasan yang digunakan oleh militerisme Jepang saat melancarkan perang agresi. Namun, zaman telah berubah secara fundamental. Jika Jepang berusaha mengulang taktik lama ini, mereka pasti akan menghadapi penolakan yang meluas dan perlawanan keras dari seluruh kawasan Asia, dan akan terisolasi sepenuhnya.

  • China Minta Jepang Berhenti Ikut Campur Urusan Taiwan

    China Minta Jepang Berhenti Ikut Campur Urusan Taiwan

    JAKARTA  – Pemerintah China meminta Jepang agar berhenti mencampuri hal-hal terkait Taiwan karena dapat berdampak buruk bagi hubungan kedua negara.

    “Beberapa hari yang lalu, pemimpin Jepang secara terang-terangan membuat pernyataan yang salah tentang Taiwan yang menyiratkan kemungkinan intervensi bersenjata di Selat Taiwan,”  kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers di Beijing dilansir ANTARA, Selasa, 11 November.

    “Hal ini merupakan campur tangan besar-besaran dalam urusan internal China dan melanggar prinsip satu China,” kata Lin Jian melanjutkan.

    Perdana Menteri (PM) Jepang Sanae Takaichi pekan lalu menyampaikan penggunaan kekuatan militer China terhadap Taiwan, dapat menimbulkan situasi yang mengancam kelangsungan hidup bagi Jepang.

    Sebagai gambaran, pasca Perang Dunia II, konstitusi Jepang mempertahankan kontrol ketat atas operasi militer. Namun, mantan PM Shinzo Abe pada 2015 mengubah undang-undang keamanan nasional sehingga mengizinkan penggunaan kekuatan militer untuk membela diri kolektif ketika ada situasi mengancam.

    “Hal tersebut sangat tidak konsisten dengan komitmen politik yang telah dibuat oleh pemerintah Jepang sejauh ini dan sangat buruk baik dari segi sifat maupun dampaknya. China menyesalkan dan menentang hal tersebut dan telah melakukan ‘démarche’ dan protes serius terhadap Jepang,” tambah Lin Jian.

    Lin Jian menyebut Taiwan adalah bagian dari China dan cara menyelesaikan masalah Taiwan dan mencapai reunifikasi merupakan urusan China sendiri yang tidak menoleransi campur tangan asing.

    “Sinyal apa yang ingin dikirimkan pemimpin Jepang kepada pasukan separatis ‘kemerdekaan Taiwan’? Apakah Jepang siap menantang kepentingan utama China dan menghentikan reunifikasi? Ke mana sebenarnya Jepang ingin membawa hubungannya dengan China?” ungkap Lin Jian.

    Jepang, kata Lin Jian, telah melakukan banyak kejahatan selama penjajahannya atas Taiwan.

    “Upaya pemimpin Jepang untuk ikut campur dalam urusan lintas Selat merupakan penghinaan terhadap keadilan internasional, provokasi terhadap tatanan pasca-Perang Dunia II, dan pukulan telak bagi hubungan China-Jepang. China harus dan akan mencapai reunifikasi,” tegas Lin Jian.

    Lin Jian menyebut rakyat China memiliki tekad, kemauan, dan keyakinan penuh untuk menggagalkan segala campur tangan dan hambatan eksternal terhadap reunifikasi China.

    “China mendesak Jepang untuk segera berhenti mencampuri urusan dalam negeri China, berhenti melakukan provokasi dan melewati batas, serta berhenti melangkah lebih jauh ke jalan yang salah,” kata Lin Jian.

  • Ilmuwan Sebut Alien Tahu Gerak-gerik Manusia di Bumi, Kok Bisa?

    Ilmuwan Sebut Alien Tahu Gerak-gerik Manusia di Bumi, Kok Bisa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bukti keberadaan alien masih menjadi tanda tanya besar. Ilmuwan terus mencari bukti jejak kehidupan di luar Bumi, namun belum bisa memastikan 100% keberadaan mereka.

    Kendati demikian, ada kemungkinan bahwa alien sebenarnya sudah mengetahui kehidupan di Bumi. Sebab, berbagai aktivitas manusia, baik secara sengaja maupun tidak, telah meninggalkan jejak yang menunjukkan adanya peradaban maju.

    Menurut laporan BBC, sejauh ini manusia telah berhasil menemukan lebih dari 5.500 planet di galaksi yang sama dengan Bumi. Para astronom memperkirakan masih ada triliunan planet lain di luar galaksi Bima Sakti.

    Meski begitu, hingga kini para peneliti di Bumi belum mendapatkan bukti nyata adanya kehidupan cerdas di planet lain.

    Untuk mencari keberadaan alien, para astronom menggunakan berbagai metode, mulai dari mendeteksi sinyal kimia di atmosfer hingga mencari sinyal teknologi seperti gelombang radio.

    Jika alien di planet lain menggunakan metode yang sama dengan manusia di Bumi, seharusnya mereka sudah lama tahu bahwa ada kehidupan cerdas di Bumi.

    Tanda-tanda kehidupan di Bumi sudah tersiar lama ke seluruh penjuru galaksi. Bahkan, sinyal tersiar lebih intens dan luas pada 1900-an hingga era Perang Dunia II.

    “[Mereka dari zaman Perang Dunia] membutuhkan sinyal yang lebih kuat karena radio yang digunakan oleh masyarakat saat itu tidak memiliki antena radio yang sensitif,” kata Howard Isaacson dari UC Berkeley dikutip dari Futurism, Selasa (11/11/2025).

    Hingga saat ini, gelombang radio masih memancar dari dan ke seluruh penjuru Bumi dalam bentuk sinyal seluler hingga televisi, meskipun lebih sulit terdeteksi. “Stasiun radio tentunya tidak bertujuan mengirim sinyal ke luar angkasa, tetapi ke permukaan Bumi,” kata Thomas Beatty dari University of Wisconsin.

    Manusia juga telah menerbangkan sejumlah wahana ke segala penjuru Tata Surya, bahkan lebih jauh ke wilayah lain di antariksa. Setiap wahana luar angkasa tersebut dilengkapi oleh transmisi gelombang sendiri.

    Menurut Isaacson, misi Voyager paling tidak akan mengirim sinyal ke lebih dari 1.000 bintang pada 2030. “Sinyal yang diterima akan tampak jelas sebagai sinyal buatan,” katanya kepada BBC. Isaacson menambahkan, alien yang tinggal di sekitar yang bintang terdekat dari Bumi sudah punya waktu untuk menerima dan mengirim sinyal balasan dalam 8 tahun ke depan.

    Tidak hanya gelombang radio. Pengamat dari planet lain juga bisa menerka ada kehidupan di Bumi dengan mengamati atmosfer Bumi. Cahaya lampu yang memancarkan sodium juga bisa jadi tanda peradaban yang sudah maju.

    Menrut Paul Rimmer, ahli astrokimia dari University of Cambridge, indikator terbaik dari kehidupan di Bumi adalah oksigen, nitrogen, dan uap air. “Ketiganya adalah indikasi samudra berisi cairan yang stabil.”

    Perlu dicatat, analisa dan hipotesis ini masih membutuhkan penelitian dan eksplorasi lebih lanjut. Kita tunggu saja!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Mengenal Zainal Abidin Syah, Tokoh Penjaga Keutuhan Indonesia Timur yang Dapat Gelar Pahlawan Nasional

    Mengenal Zainal Abidin Syah, Tokoh Penjaga Keutuhan Indonesia Timur yang Dapat Gelar Pahlawan Nasional

    Zainal Abidin Syah tercatat pernah bertugas di Sorong dan Manokwari antara tahun 1937 hingga 1940. Meski berada dalam struktur pemerintahan kolonial Belanda, kehadirannya di Papua justru mempererat hubungan antara rakyat Papua dan Kesultanan Tidore.

    Baginya, Papua bukan sekadar wilayah pinggiran, melainkan bagian tak terpisahkan dari identitas dan kehormatan bangsa. Ia meyakini bahwa penguatan hubungan historis dan budaya antara Tidore dan Papua adalah kunci untuk menjaga keutuhan wilayah Indonesia Timur.

    Peran penting Zainal Abidin Syah muncul pada masa pasca-Perang Dunia II, ketika Belanda mencoba membentuk Negara Indonesia Timur (NIT) melalui Konferensi Denpasar tahun 1946.

    Dalam forum tersebut, Zainal dengan tegas menolak upaya pemisahan Papua dari wilayah Republik Indonesia. Ia menegaskan bahwa Papua merupakan bagian dari Kesultanan Tidore dan secara historis berada dalam lingkup kedaulatan Nusantara.

    Sikap politiknya yang tegas menjadi rujukan penting dalam diplomasi Indonesia di kemudian hari, khususnya saat mempertahankan Papua di forum internasional. Keteguhan Zainal Abidin Syah menjadikannya tokoh penting dalam sejarah integrasi nasional Indonesia bagian timur.

    Sebagai Gubernur pertama Papua, Zainal Abidin Syah dikenal sebagai tokoh yang memadukan kepemimpinan adat, diplomasi politik, dan semangat kebangsaan. Perjuangannya melampaui batas geografis dan memperkuat fondasi kebangsaan yang inklusif.

    Dengan penetapan gelar Pahlawan Nasional, pemerintah menegaskan bahwa perjuangan Zainal Abidin Syah bukan hanya milik Maluku Utara, tetapi juga bagian dari sejarah besar Indonesia dalam menjaga keutuhan wilayah dan persatuan bangsa.

  • Peringatan Hari Pahlawan, Prabowo: Jangan Sekali-sekali Melupakan Jasa Mereka

    Peringatan Hari Pahlawan, Prabowo: Jangan Sekali-sekali Melupakan Jasa Mereka

    Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto memimpin Upacara Ziarah Nasional dan Renungan Suci dalam rangka memperingati Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Nasional Kalibata, Jakarta, Senin dini hari, (10/11/2025).

    Prabowo tiba pada pukul 23.44 WIB sebelumnya Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka tiba di lokasi upacara sekitar pukul 23.40 WIB, Minggu, 9 November 2025.

    Setelah upacara dimulai, Presiden Ke-8 RI itu melakukan peletakan karangan bunga sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah gugur membela bangsa.

    Karangan bunga yang diletakkan Prabowo bertulis Pahlawan Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan.

    Selanjutnya, Presiden memimpin prosesi mengheningkan cipta. Dalam suasana hening yang khidmat, Prabowo menyampaikan pesan renungan yang menegaskan kembali makna perjuangan dan pengorbanan para pahlawan.

    “Kita mengenang arwah dan jasa para pahlawan yang telah gugur membela kemerdekaan kedaulatan dan kehormatan bangsa Indonesia. khususnya mereka-mereka yang gugur dalam perlawanan terhadap kekuatan asing yang mendukung penjajahan kembali bangsa Indonesia oleh bangsa asing,” ucap Prabowo saat memimpin renungan suci.

    Prosesi renungan suci berlangsung tenang dan penuh penghormatan. Para peserta, termasuk pejabat negara anggota kabinet merah putih, perwira tinggi TNI-Polri, menundukkan kepala dalam keheningan, mengenang perjuangan yang menjadi fondasi kemerdekaan Indonesia.

    Dia kemudian menegaskan kembali nilai historis Hari Pahlawan yang bersumber dari keberanian rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1945.

    “Pada tahun 1945, 10 November, para pahlawan telah dengan berani melawan kekuatan asing yang begitu besar, terutama kekuatan Inggris, pemenang Perang Dunia II. Mereka dengan perlawanan pengorbanan yang begitu besar, mereka telah mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia. Janganlah kita sekali-sekali melupakan jasa mereka, kepahlawan mereka. Mengheningkan cipta mulai,” tandas Prabowo.

  • Setelah GTA 6, Marvel 1943: Rise of Hydra Ikut Ditunda

    Setelah GTA 6, Marvel 1943: Rise of Hydra Ikut Ditunda

    Lewat trailer ini, kita mendapatkan detail tambahan mengenai gim ini. Dan mengingat betapa kuat dan rumitnya premis gim besutan Marvel ini, sangat menarik untuk melihat gim ini akan memberikan gameplay dan cerita yang berbeda dengan gim-gim superhero lainnya.

    Berikut beberapa hal menarik dalam trailer gim Marvel 1943: Rise of Hydra:

    1. Trailer pertama

    Melansir dari Digitaltrends, Selasa (26/3/2024), trailer tersebut menunjukkan latar cerita dan para karakter yang akan hadir di gim ini. Dan kita sudah tahu bahwa gim ini berlatar belakang Perang Dunia II, tepatnya pada tahun 1943.

    Cerita akan berfokus pada Captain America, alias Steve Rogers, dan Azzuri, Black Pantheryang aktif pada tahun 1940-an, serta dua karakter tambahan: Gabriel Jones, anggotaHowling Commandoes, dan mata-mata Wakanda, Nanali.

    Masing-masing tampaknya memiliki alasan tersendiri untuk mengejar Hydra, namun trailerini memperjelas bahwa belum ada aliasnsi di antara Captain dan Black Panther karena tampaknya mereka baru pertama kali bertemu.

    Trailer ini diakhiri dengan kedua karakter tersebut beradu argumen lalu ditutup dengan Black Panther menyerang Captain dengan cakarnya, tetapi Captain dapat menahan serangan itu dengan tamengnya.