Event: Perang Dunia II

  • Dunia Kacau Kayak Perang Dunia II, Sri Mulyani: Kita Harus Waspada

    Dunia Kacau Kayak Perang Dunia II, Sri Mulyani: Kita Harus Waspada

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa kondisi global, baik dari sisi ekonomi maupun politik sedang tidak baik-baik saja. Banyaknya persaingan geopolitik menimbulkan fragmentasi dan memberikan imbas yang luar biasa.

    Dari sisi pertumbuhan ekonomi, harga komoditas termasuk pelarangan regulasi ekspor impor yang luar biasa disruptif.

    Bahkan ia membandingkan kondisi saat ini dengan apa yang terjadi pada awal tahun 1930-1940-an, saat terjadinya Perang Dunia II.

    “Sejarah banyak yang menyamakan situasi ini seperti masa-masa awal 1930-1940 an,” ujar Sri Mulyani dalam pelantikan di Kantor Kementerian Keuangan, Jumat (13/6/2025).

    Sri Mulyani menjelaskan kondisi ekonomi politik global dan nasional tidak selalu bisa terkontrol.

    Dengan demikian, ia menegaskan APBN harus menjadi instrumen penting untuk menjaga stabilitas dan keberlanjutan pembangunan nasional.

    “Kita memiliki tanggung jawab agar Indonesia, ekonomi, dan rakyatnya terus bisa melangsungkan pembangunan dalam rangka mencapai kesejahteraan dan perbaikan pemerataan,” tegasnya.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Bank Dunia Pangkas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada 2025 – Page 3

    Bank Dunia Pangkas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada 2025 – Page 3

    Sebelumnya, Bank Dunia memangkas tajam prediksi pertumbuhan ekonomi global pada Selasa, 10 Juni 2025. Bank Dunia menilai gangguan dari ketidakpastian perdagangan mendorongnya memangkas pertumbuhan ekonomi.

    Mengutip CNBC, Rabu (11/6/2025), Bank Dunia kini prediksi ekonomi global akan tumbuh 2,3% pada 2025, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,7%.

    “Ini akan menandai tingkat pertumbuhan global paling lambat sejak 2008, selain dari resesi global secara langsung,” kata Bank Dunia dalam laporan prospek ekonomi globalnya.

    Ketidakpastian perdagangan, khususnya, telah membebani prospek, menurut Bank Dunia.

    “Perselisihan internasional, tentang perdagangan, khususnya telah mengubah banyak kepastian kebijakan yang membantu mengurangi kemiskinan ekstrem dan memperluas kemakmuran setelah berakhirnya Perang Dunia II,” kata Senior Vice President and Chief Economist Bank Dunia, Indermit Gill.

    Bank Dunia juga memangkas perkiraan pertumbuhan 2025 untuk AS sebesar 0,9 poin persentase menjadi 1,4%, dan mengurangi ekspektasi PDB zona euro sebesar 0,3 poin persentase menjadi 0,7%.

    Bank Dunia mencatat eskalasi ketegangan perdagangan dapat menekan pertumbuhan lebih rendah lagi, tetapi gambarannya dapat membaik jika negara-negara ekonomi utama mencapai kesepakatan perdagangan yang langgeng.

    “Analisis kami menunjukkan bahwa jika sengketa perdagangan saat ini diselesaikan dengan kesepakatan yang memangkas separuh tarif relatif terhadap levelnya pada akhir Mei 2025, pertumbuhan global dapat lebih kuat sekitar 0,2 poin persentase rata-rata selama tahun 2025 dan 2026,” kata Gill.

     

  • Google Earth Bisa ‘Time Travel’ ke 80 Tahun yang Lalu, Ini Caranya

    Google Earth Bisa ‘Time Travel’ ke 80 Tahun yang Lalu, Ini Caranya

    Jakarta

    Google Earth belum lama ini memperbarui fitur Timelapse yang memungkinkan pengguna ‘time travel’ ke masa lalu menggunakan foto satelit dan udara. Kini pengguna bisa menjelajahi masa lalu lebih jauh lagi hingga tahun 1930-an.

    Google Earth pertama kali merilis fitur Timelapse pada tahun 2021. Sebelum update terbaru ini dirilis, fitur Timelapse mendukung kilas balik antara tahun 1984 sampai 2022.

    Dalam pengumumannya, Google mengatakan update ini memungkinkan pengguna melihat perubahan dramatis yang terjadi di seluruh dunia selama delapan dekade terakhir. Bahkan pengguna bisa melihat kondisi kota London, Berlin, Warsawa, dan Paris pada awal Perang Dunia II.

    Google juga memperlihatkan foto hitam putih yang memperlihatkan pelabuhan di San Francisco pada tahun 1938 yang didominasi oleh industri dan kapal kargo. Kini daerah tersebut diisi oleh restoran dan kapal pesiar yang sedang parkir.

    Fitur Timelapse dapat diakses di website Google Earth serta aplikasi Android dan iOS. Caranya buka web/aplikasi Google Earth, klik menu ‘Layer’ di sudut kanan atas, lalu ketuk toggle ‘Timelapse’.

    Setelah itu kalian bisa memilih kota atau lokasi yang ingin dikunjungi di masa lalu. Sesuai namanya, foto masa lalu ini ditampilkan dalam bentuk timelapse jadi kalian bisa pause videonya untuk melihat foto di tahun tertentu.

    Selain memperluas fitur Timelapse, Google juga merilis lebih banyak foto Street View di hampir 80 negara seperti Australia, Argentina, Brasil, Kosta Rika, Denmark, Prancis, Islandia, Jepang, Meksiko, Selandia Baru, Filipina, Rwanda, Serbia, Spanyol, Swiss, Uruguay, dan masih banyak lagi, seperti dikutip dari Engadget, Selasa (10/6/2025).

    Google mengatakan kamera terbaru yang dipakai untuk mengambil foto Street View kini semakin ringan, dengan bobot di bawah 7 kg dan bisa dipasang di mobil apapun, jadi Street View bisa menjangkau lebih banyak tempat di masa depan. Saat ini Street View memiliki lebih dari 280 miliar foto.

    Google juga melatih model AI CloudScore+ menggunakan jutaan foto untuk mengenali dan menghapus awan, bayangan awan, asap, dan kabut yang ada di foto satelit. Jadi pengguna bisa melihat foto satelit yang lebih jelas di Google Maps dan Earth.

    (fyk/fay)

  • Fasilitas Penyimpanan Bom AS di Okinawa Jepang Meledak, 4 Orang Luka

    Fasilitas Penyimpanan Bom AS di Okinawa Jepang Meledak, 4 Orang Luka

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah ledakan melukai empat orang di fasilitas penyimpanan bom yang belum meledak di pangkalan udara AS di Okinawa, Jepang, Senin (9/6/2025). Menurut laporan petugas pemadam kebakaran, sebagaimana dilansir AFP, mereka tidak berada dalam kondisi kritis.

    Anggota Pasukan Bela Diri Jepang (SDF) di fasilitas di Pangkalan Udara Kadena mencoba membersihkan karat pada barang-barang di fasilitas tersebut untuk menilai kembali apakah itu bom. Demikian pernyataan pejabat pemadam kebakaran setempat Akira Kamiunten.

    Selama proses itu terjadi, ledakan yang melukai empat anggota SDF pria yang dilarikan ke rumah sakit, katanya kepada AFP. Jiji Press dan media lokal lainnya mengatakan tidak ada cedera yang mengancam jiwa.

    Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan juga mengonfirmasi laporan ledakan di Pangkalan Udara Kadena, yang terletak di pulau utama wilayah selatan Okinawa.

    Selama Perang Dunia II, Jepang menggunakan Okinawa sebagai penyangga untuk memperlambat pasukan AS. Lebih dari seperempat penduduk sipil pulau utama tewas dalam Pertempuran Okinawa tahun 1945.

    Pendudukan AS baru berakhir di sana pada tahun 1972, berdasarkan perjanjian bersama yang membiarkan pangkalan-pangkalan AS tetap ada. Saat ini, Okinawa menampung 70 persen lahan yang digunakan untuk pangkalan-pangkalan AS di Jepang, dan lebih dari setengah dari 50.000 pasukan AS yang ada di sana.

    (miq/miq)

  • Fasilitas Penyimpanan Bom AS di Okinawa Jepang Meledak, 4 Orang Luka

    Fasilitas Penyimpanan Bom AS di Okinawa Jepang Meledak, 4 Orang Luka

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah ledakan melukai empat orang di fasilitas penyimpanan bom yang belum meledak di pangkalan udara AS di Okinawa, Jepang, Senin (9/6/2025). Menurut laporan petugas pemadam kebakaran, sebagaimana dilansir AFP, mereka tidak berada dalam kondisi kritis.

    Anggota Pasukan Bela Diri Jepang (SDF) di fasilitas di Pangkalan Udara Kadena mencoba membersihkan karat pada barang-barang di fasilitas tersebut untuk menilai kembali apakah itu bom. Demikian pernyataan pejabat pemadam kebakaran setempat Akira Kamiunten.

    Selama proses itu terjadi, ledakan yang melukai empat anggota SDF pria yang dilarikan ke rumah sakit, katanya kepada AFP. Jiji Press dan media lokal lainnya mengatakan tidak ada cedera yang mengancam jiwa.

    Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan juga mengonfirmasi laporan ledakan di Pangkalan Udara Kadena, yang terletak di pulau utama wilayah selatan Okinawa.

    Selama Perang Dunia II, Jepang menggunakan Okinawa sebagai penyangga untuk memperlambat pasukan AS. Lebih dari seperempat penduduk sipil pulau utama tewas dalam Pertempuran Okinawa tahun 1945.

    Pendudukan AS baru berakhir di sana pada tahun 1972, berdasarkan perjanjian bersama yang membiarkan pangkalan-pangkalan AS tetap ada. Saat ini, Okinawa menampung 70 persen lahan yang digunakan untuk pangkalan-pangkalan AS di Jepang, dan lebih dari setengah dari 50.000 pasukan AS yang ada di sana.

    (miq/miq)

  • Kisah Ilmuwan Bantu China Jadi Negara Adidaya Usai Dideportasi AS

    Kisah Ilmuwan Bantu China Jadi Negara Adidaya Usai Dideportasi AS

    Jakarta

    Di Shanghai, China, berdiri sebuah museum dengan 70.000 artefak yang didedikasikan untuk satu orang: “ilmuwan rakyat” Qian Xuesen.

    Qian adalah bapak program luar angkasa dan rudal China.

    Penelitiannya membuat Beijing mampu mengembangkan roket yang meluncurkan satelit pertamanya ke luar angkasa, serta rudal-rudal lain yang menjadi bagian dari persenjataan nuklir China.

    Atas jasanya, ia dihormati sebagai pahlawan nasional.

    Namun di Amerika Serikat, tempat ia belajar dan bekerja selama lebih dari satu dekade, kontribusi penting Qian jarang diakui.

    Kisah Qian kembali disorot oleh media seperti New York Times dalam beberapa hari terakhir ini, di tengah kebijakan pengusiran imigran oleh Presiden AS Donald Trump.

    Pada 28 Mei, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengumumkan bahwa pemerintah akan “secara agresif mencabut” visa bagi pelajar China, termasuk mereka yang terkait dengan Partai Komunis atau yang belajar di “bidang-bidang yang sensitif.”

    Lalu, apakah AS akan kembali jatuh di lubang yang sama dengan menyingkirkan sosok-sosok jenius seperti ilmuwan China ini dan melakukan salah satu kesalahan terbesar dalam sejarah negara itu?

    Seorang bintang lahir

    Qian lahir pada 1911, saat China beralih dari dinasti kekaisaran ke sistem pemerintahan republik. Ayahnya mendirikan sistem pendidikan nasional China setelah bekerja di Jepang.

    Sejak kecil, Qian sudah menunjukkan bakat luar biasa. Ia lulus dengan peringkat tertinggi dari Universitas Jiao Tong di Shanghai dan meraih beasiswa untuk belajar di Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS.

    Pada 1935, dia tiba di Boston. Qian mungkin menghadapi xenofobia dan rasisme, kata Chris Jespersen, profesor sejarah di University of North Georgia di AS.

    Namun, ada juga “harapan dan keyakinan bahwa China [sedang] mengalami perubahan yang signifikan.”

    Getty ImagesQian Xuesen bersama pengacaranya Grant Cooper di sidang deportasi pada November 1950.

    Dari MIT, Qian melanjutkan pendidikannya ke California Institute of Technology (Caltech) untuk belajar di bawah bimbingan salah seorang insinyur aeronautika paling berpengaruh saat itu, Theodore von Karman, kelahiran Hungaria.

    Di sana, Qian berbagi kantor dengan ilmuwan terkemuka lainnya, Frank Malina, anggota kunci dari kelompok kecil inovator yang dikenal sebagai “Suicide Squad.”

    Julukan itu diberikan karena percobaan mereka untuk membangun roket di kampus, dan juga beberapa eksperimen dengan bahan kimia mudah menguap yang berakhir sangat buruk, jelas Fraser Macdonald, penulis Escape from Earth: A Secret History of the Space Rocket.

    Namun, tidak ada yang benar-benar jadi korban, kata penulis itu.

    Baca juga:

    Suatu hari, Qian terlibat dalam sebuah diskusi tentang matematika yang rumit dengan Malina dan anggota kelompok lainnya. Tak lama kemudian ia menjadi bagian dari tim itu dan menghasilkan penelitian penting tentang propulsi roket.

    Saat itu, ilmu roket dianggap sebagia “pekerjaan orang aneh dan pemimpi,” kata Macdonald.

    “Tidak seorang pun menganggapnya [roket] dengan serius, dan tidak ada insinyur yang ahli matematika akan mempertaruhkan reputasinya dengan mengatakan ini adalah masa depan.”

    Namun semuanya berubah cepat ketika Perang Dunia II pecah (193945).

    Kelompok Suicide Squad menarik perhatian militer AS, yang kemudian mendanai penelitian pesawat jet, dengan memasang pendorong di sayap pesawat agar bisa lepas landas dari landasan yang pendek.

    Getty ImagesKarena kecerdasannya yang nyata, Qian memenangkan beasiswa untuk belajar di MIT.

    Pendanaan dari militer juga membantu pendirian Laboratorium Propulsi Jet (JPL) pada 1943, di bawah arahan Theodore von Karman.

    Qian, bersama dengan Frank Malina, berada di pusat proyek tersebut.

    Meskipun Qian adalah warga China, saat itu China adalah sekutu AS sehingga “tidak ada kecurigaan nyata terhadap ilmuwan China di pusat proyek luar angkasa Amerika,” kata Macdonald.

    Qian mendapat izin keamanan untuk bekerja pada proyek penelitian senjata rahasia dan bahkan menjabat di Dewan Penasihat Sains pemerintah AS.

    Menjelang perang berakhir, Qian menjadi ahli propulsi jet terkemuka di dunia dan dikirim bersama von Karman dalam misi ke Jerman dengan pangkat sementara letnan kolonel.

    Misinya adalah mewawancarai para insinyur Nazi, termasuk Werner von Braun, ilmuwan roket terkemuka Jerman. AS ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan teknologi roket Jerman.

    Karier yang hancur

    Namun pada akhir dekade itu, karier cemerlang Qian di AS tiba-tiba hancur dan kehidupannya berantakan.

    Pada 1949, Mao Zedong mendeklarasikan berdirinya Republik Rakyat China. Dan dengan cepat, orang China dianggap sebagai “orang jahat,” kata Jespersen dari Universitas Georgia Utara.

    Seorang direktur baru di JPL mencurigai adanya jaringan mata-mata di laboratorium itu dan melaporkan beberapa staf itu ke FBI.

    “Semuanya orang China dan Yahudi,” jelas Macdonald.

    Era Perang Dingin antara AS dan Uni Soviet pun dimulai. Perburuan atas orang-orang yang dianggap komunis di era McCarthy semakin gencar.

    Dalam suasana ini, FBI menuduh Qian, Frank Malina, dan yang lainnya sebagai antek komunis dan menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional.

    Tuduhan ke Qian ini didasarkan pada dokumen Partai Komunis AS pada 1938 yang menunjukkan bahwa ia menghadiri sebuah pertemuan sosial, yang dicurigai FBI sebagai pertemuan Partai Komunis Pasadena.

    Getty ImagesTiga anggota “Suicide Squad”, William Pickering (kiri), Theodore von Krmn (tengah) dan Frank J. Malina (kanan), dalam foto pada1960.

    Meskipun Qian menyangkal menjadi anggota partai, sebuah studi baru menunjukkan bahwa ia bergabung sekitar waktu yang sama dengan Frank Malina, pada 1938. Namun, hal itu tidak serta merta menjadikannnya seorang Marxis.

    Saat itu, menjadi komunis adalah bentuk perlawanan terhadap rasisme, kata Macdonald. Mereka menentang fasisme dan segregasi, seperti memprotes pemisahan kolam renang umum di Pasadena.

    Deportasi

    Zuoyue Wang, profesor sejarah di California Polytechnic State University di AS, mengatakan tidak ada bukti bahwa Qian melakukan spionase untuk China atau menjadi agen intelijen saat berada di AS.

    Namun, Qian kehilangan izin keamanannya dan ditetapkan sebagai tahanan rumah. Rekan-rekannya di Caltech, termasuk Theodore von Karman, menulis surat kepada pemerintah untuk membela Qian, tetapi tidak berhasil.

    Pada 1955, setelah lima tahun menjalani tahanan rumah, Presiden Eisenhower memutuskan untuk mendeportasi Qian ke China.

    Ilmuwan itu pergi dengan kapal bersama istri dan dua anaknya yang lahir di AS, sambil mengatakan kepada wartawan bahwa ia bersumpah tidak akan pernah menginjakkan kaki di AS lagi.

    Dan ia menepati janjinya.

    “Ia adalah salah satu ilmuwan paling terkemuka di AS. Ia telah banyak berkontribusi dan bisa saja berkontribusi lebih banyak lagi bagi AS. Jadi, itu bukan hanya penghinaan, tetapi pengkhianatan,” kata jurnalis dan penulis Tianyu Fang.

    Getty ImagesQian Xuesen dianggap sebagai bapak program rudal nuklir dan antariksa China.

    Qian tiba di China sebagai pahlawan, tetapi tidak langsung diterima oleh Partai Komunis.

    Rekam jejaknya tidak sepenuhnya bersih. Istrinya adalah putri pemimpin Nasionalis, dan sebelum kejatuhannya, Qian hidup nyaman di AS. Bahkan, dia telah mengajukan permohonan kewarganegaraan Amerika.

    Ia baru resmi bergabung dengan Partai Komunis China pada 1958. Sejak itu berusaha tetap berada di sisi aman. Ia selamat dari pembersihan politik dan Revolusi Kebudayaan, kemudian memiliki karier yang luar biasa.

    Ketika ia tiba di China, pengetahuan tentang ilmu roket nyaris tak dikenal. Namun, 15 tahun kemudian, ia memimpin peluncuran satelit pertama China ke luar angkasa.

    Selama beberapa dekade, ia melatih generasi baru ilmuwan dan meletakkan dasar bagi Program Eksplorasi Bulan China.

    Ironisnya, program rudal yang dikembangkan Qian di China kemudian digunakan untuk menyerang ASseperti rudal Silkworm yang ditembakkan ke AS dalam Perang Teluk 1991 dan serangan terhadap kapal USS Mason pada 2016 oleh pemberontak Houthi di Yaman.

    Dengan mengambil langkah keras terhadap komunisme domestik, Macdonald berpendapat, AS telah mendeportasi “seseorang yang justru digunakan oleh salah satu musuh ideologisnya untuk mengembangkan program rudal dan antariksanya sendiri. Itu adalah kesalahan geopolitik yang luar biasa.”

    “Ada siklus yang aneh. AS mengusir orang yang ahli dan kemudian menjadi bumerang bagi mereka,” katanya.

    Mantan Sekretaris Angkatan Laut AS Dan Kimball, yang kemudian menjadi kepala perusahaan propulsi roket Aerojet, pernah menyebut deportasi Qian sebagai “hal terbodoh yang pernah dilakukan negara ini.”

    Getty ImagesMao memproklamasikan berdirinya Republik Rakyat China pada 1 Oktober 1949.

    Saat ini, sekali lagi terjadi ketegangan besar antara China dan AS. Kini bukan tentang ideologi, tetapi tentang perdagangan, keamanan teknologi dan, menurut Trump, dugaan kegagalan China dalam menangani Covid-19.

    Sebagian besar warga AS mungkin tak mengenal Qian atau perannya di program luar angkasa Amerika, tapi banyak warga dan mahasiswa China di AS yang mendengar kisahnya dan melihat kemiripannya dengan situasi saat ini.

    “Hubungan antara AS dan China telah memburuk sedemikian rupa sehingga mereka tahu bahwa mereka mungkin dicurigai seperti generasi Qian,” sang jurnalis membandingkan.

    Qian Xuesen tidak pernah menginjakkan kaki di Amerika Serikat lagi dan meninggal pada 2009. (Getty Images)

    Menurut Macdonald, kisah Qian merupakan peringatan ketika suatu rezim menyingkirkan pengetahuan.

    “Sejarah ilmu pengetahuan Amerika menunjukkan bahwa sains di AS dibangun oleh para pendatang… Namun di era konservatif seperti sekarang, sejarah itu semakin sulit untuk dirayakan.”

    Kontribusi JPL terhadap program luar angkasa AS, menurut Macdonald, sebagian besar diabaikan, jauh jika dibandingkan dengan kontribusi Wernher von Braun dan ilmuwan asal Jerman lainnya, yang secara diam-diam dibawa ke AS tak lama setelah von Karman dan Qian mengunjungi mereka.

    Braun adalah seorang Nazi dan prestasinya diakui oleh negara, sementara Qian dan ilmuwan lainnya dalam Suicide Squad tersingkirkan, kata Macdonald.

    “Fakta bahwa program luar angkasa AS pertama kali dirintis oleh kaum sosialis lokal entah Yahudi atau China adalah kisah yang sulit diterima oleh Amerika sendiri,” tutupnya.

    Kehidupan Qian berlangsung hampir satu abad. Selama periode ini, China bertransformasi dari negara lemah menjadi adikuasa di Bumi dan di luar angkasa.

    Qian adalah bagian dari transformasi itu. Namun kisahnya juga bisa menjadi kisah besar bagi Amerika jika saja tidak dikhianati.

    Pada tahun 2019, China berhasil mendaratkan wahananya di sisi terjauh Bulan. Lokasi pendaratannya di Kawah Von Karmandinamai dari insinyur aeronautika yang merupakan salah satu mentor Qian.

    Sebuah pengakuan, disengaja atau tidak, menunjukkan bahwa antikomunisme Amerika lah yang mendorong China menaklukkan luar angkasa.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Zelensky Ngamuk Acak-Acak Rusia, Trump Langsung Telepon Putin

    Zelensky Ngamuk Acak-Acak Rusia, Trump Langsung Telepon Putin

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengadakan panggilan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Rabu (5/5/2025). Panggilan ini diadakan setelah Ukraina, yang disokong Washington, melancarkan ratusan serangan pesawat tanpa awak atau drone ke sejumlah pangkalan militer Moskow di pedalaman Rusia.

    Trump membuat pengumuman telefonnya dalam sebuah posting di Truth Social. Ia menulis bahwa panggilan telepon dengan Putin berlangsung lebih dari satu jam, dan menggambarkannya sebagai “percakapan yang baik.”

    “Kami membahas serangan terhadap pesawat Rusia yang berlabuh, oleh Ukraina, dan juga berbagai serangan lain yang telah terjadi oleh kedua belah pihak,” tulisnya, namun ia mencatat, bahwa itu “bukan pembicaraan yang akan mengarah pada Perdamaian langsung.”

    Mengenai serangan Kyiv ini, Trump menambahkan bahwa Putin akan mengambil langkah tegas. Ini sebagai sinyal reaksi Moskow untuk membalas aksi Ukraina.

    “Presiden Rusia telah mengatakan, dan dengan sangat tegas, bahwa ia harus menanggapi serangan baru-baru ini terhadap lapangan udara tersebut,” ujar Trump.

    Moskow telah mengonfirmasi panggilan telepon Trump-Putin. Yury Ushakov, penasihat kebijakan luar negeri utama presiden Rusia, mengatakan dalam jumpa pers pada hari Rabu bahwa kedua pemimpin sepakat untuk melanjutkan kontak mengenai Ukraina, termasuk di tingkat tertinggi dan melalui saluran lain.

    “Putin memberi tahu Trump bahwa Kiev telah mencoba menyabotase perundingan langsung Rusia-Ukraina dengan meluncurkan serangan terarah ke lokasi sipil Rusia di bawah perintah langsung dari pimpinan Ukraina,” ucapnya.

    Sebelumnya, pesawat nirawak Ukraina menyerang beberapa pangkalan udara Rusia pada hari Minggu dalam sebuah serangan terkoordinasi. Sasarannya berkisar dari Murmansk di Kutub Utara hingga Irkutsk di Siberia.

    Kyiv mengklaim serangan tersebut merusak atau menghancurkan sekitar 40 pesawat militer Rusia. Pesawat yang rusak termasuk bomber jarak jauh Tu-95 dan Tu-22. Laporan menunjukkan serangan itu dilakukan dengan menggunakan pesawat nirawak bermuatan bahan peledak yang diluncurkan dari truk komersial yang secara diam-diam dibawa ke wilayah Rusia.

    Sejumlah ahli menggambarkan serangan itu sebagai sesuatu yang mirip dengan serangan Angkatan Laut Kekaisaran Jepang di Pearl Harbor pada tanggal 7 Desember 1941. Serangan itu akhirnya menyeret Jepang ke dalam pertempuran Perang Dunia II.

    (tps)

  • Ancaman Bom Bekas Perang Dunia Masih Mengintai

    Ancaman Bom Bekas Perang Dunia Masih Mengintai

    Jakarta

    Lima belas pasangan telah menantikan momen spesial untuk mengucapkan janji pernikahan mereka. Namun, pernikahan yang seharusnya berlangsung di balai kota bersejarah Kln, Jerman, pada 4 Juni harus dibatalkan karena gedung tersebut berada tepat di tengah zona evakuasi. Untungnya, mereka tetap bisa menikah di balai kota distrik lain.

    Tiga bom peninggalan Perang Dunia II yang tidak meledak, adalah penyebab dilakukannya evakuasi tersebut. Sedikitnya 20.500 warga dalam radius satu kilometer persegi, harus diungsikan ke tempat aman. Evakuasi ini disebut yang terbesar sejak 1945. Tiga bom ditemukan saat persiapan pembangunan di Jembatan Deutz, Kln. Bom buatan Amerika Serikat (AS) ini terdiri dari satu bom seberat 450 kilogram dan dua bom seberat 900 kilogram.

    Ketiganya menggunakan sumbu pemicu tumbukan sehingga tidak bisa dipindahkan demi alasan keamanan. Oleh sebab itu, bom harus dijinakkan di lokasi, yang membuat beberapa distrik di kota Nordrhein-Westfalen, Jerman Barat, harus dievakuasi.

    Ribuan orang dievakuasi

    Sekitar 20.500 orang terpaksa meninggalkan rumah mereka pada hari Rabu (04/06). Pasien satu rumah sakit dan dua panti wreda juga dievakuasi, di mana para pasien serta penghuni dipindahkan ke fasilitas lain. Hampir 60 hotel ditutup sementara dan tamu-tamunya dipindahkan ke tempat lain.

    Penjinakan bom adalah tugas yang sangat kompleks dan rumit, tapi Jerman sudah sangat terbiasa dengan hal ini. Tahun 2024 lalu, lebih dari 1.600 bom berhasil dijinakkan hanya di negara bagian Nordrhein-Westfalen saja. Saat proyek pembangunan terus berlangsung, seperti pemasangan kabel serat optik baru, renovasi jembatan, atau perbaikan jalan, penggalian sering kali menemukan bom yang belum meledak dari era tahun 1930-an dan 1940-an.

    Masalah serupa di Prancis, Belgia dan Polandia

    Kawasan metropolitan seperti Hamburg dan Berlin adalah target utama pengeboman Sekutu selama Perang Dunia II. Infrastruktur sipil juga menjadi sasaran, sehingga daerah-daerah ini sangat terpengaruh. Selain negara bagian Nordrhein-Westfalen, negara bagian Brandenburg juga sangat terkontaminasi bom peninggalan perang Dunia Kedua. Pada tahun 2024, tim penjinak bom menemukan 90 ranjau, 48.000 granat, 500 bom api, 450 bom seberat lebih dari 5 kilogram, dan sekitar 330.000 peluru artileri yang tidak meledak dari PD II.

    Masalah ini juga ada di negara tetangga seperti Prancis dan Belgia, terutama bom sisa dari Perang Dunia I di wilayah Verdun dan Somme. Tiga tahun lalu, kekeringan di Lembah Po, Italia, mengungkap sejumlah bom yang belum meledak. Di Inggris pada 2021, sebuah bom udara Jerman seberat 1.000 kilogram diledakkan secara terkendali di Exeter, dan lebih dari 250 bangunan mengalami kerusakan.

    Bahaya mematikan di Vietnam, Laos, dan Gaza

    Di Asia, situasinya juga mengkhawatirkan. Di Vietnam, Laos, dan Kamboja, orang-orang masih menjadi korban bom cluster buatan AS yang digunakan pada tahun 1960-an dan 1970-an. Menurut PBB, ada sekitar 80 juta bom yang belum meledak di Laos akibat 500.000 serangan AS yang dilakukan secara rahasia antara tahun 1964 hingga 1973.

    Masih banyak juga bom yang belum meledak dan mengancam keselamatan wargai di Suriah dan Irak. Namun, kedua negara ini belum memiliki sistem penjinakan bom yang memadai.

    PBB juga menyatakan bahwa bom yang belum meledak di wilayah Gaza, Palestina, telah menimbulkan bahaya mematikan, meskipun Israel terus melakukan pengeboman di wilayah tersebut.

    Seperempat wilayah Ukraina terkontaminasi

    Situasi di Ukraina pun sangat dramatis. Sejak invasi besar-besaran Rusia pada tahun 2022, sekitar seperempat wilayah Ukraina diduga tercemar ranjau, bom kluster, dan alat peledak lainnya.

    Lebih dari setengah juta alat peledak sudah berhasil dijinakkan, tapi jutaan lainnya masih tersisa. Konsekuensi kemanusiaan dan ekonomi sangat besar: Ratusan warga sipil meninggal, lahan pertanian luas menjadi tidak bisa digunakan, dan gagal panen semakin memperparah krisis ekonomi.

    Saat perang berakhir, penjinakan ranjau akan menjadi salah satu tugas utama selama bertahun-tahun ke depan.

    Jerman menanggung biaya terbesar

    Di Jerman, sebagian besar bom yang dijinakkan adalah peninggalan Perang Dunia II dan dibuat oleh Sekutu. Negara-negara bagian di Jerman menanggung sebagian besar biaya penjinakan bom ini. Jerman sendiri bertanggung jawab atas bom-bom buatannya dari era Kekaisaran Jerman (1871-1945). Upaya untuk membuat pemerintah bertanggung jawab atas semua bom yang belum meledak di Jerman sejauh ini belum berhasil. Tahun lalu, biaya penjinakan bom di negara bagian Nordrhein-Westfalen saja mencapai 20 juta euro (sekitar Rp320 miliar).

    Sementara biaya terus naik, teknologi penjinakan bom juga berkembang. Jika dulu pada tahun 1990-an petugas menggunakan tangan, palu, dan pahat, dan tang air, sekarang mereka memakai alat pemotong air bertekanan tinggi yang dapat memotong bom dari jarak aman dan menmbuat sumbu pemicunya tidak berfungsi.

    Para ahli memperkirakan, ada puluhan ribu bahan peledak yang belum meledak di Jerman, dengan total berat mencapai 100.000 ton.

    Meskipun teknik pendeteksian modern dan foto udara digital bisa mengurangi risiko, setiap operasi penjinakan bom adalah perlombaan melawan waktu. Semakin tua bom, semakin tinggi risiko korosi dan ledakan tidak terkendali. Menjinakkan bom yang lebih tua juga lebih sulit karena perubahan kimia dalam bom antara selongsong dan sumbu pemicunya.

    Penjinakan tiga bom di Kln bukan hanya soal gangguan pernikahan dan aktivitas warga, tapi juga menjadi pengingat nyata akan kehancuran perang — baik di Jerman, Prancis, Vietnam, Laos, Suriah, Ukraina, maupun Gaza.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Melisa Lolindu

    Editor: Agus Setiawan

    Tonton juga “Detik-detik Setelah Bom Meledak di Klinik California, FBI: Terorisme!” di sini:

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Indonesia dan Australia Akan Gelar Latihan Militer Bersama di Morotai

    Indonesia dan Australia Akan Gelar Latihan Militer Bersama di Morotai

    Jakarta, Beritasatu.com – Militer Indonesia dan Australia berencana menggelar latihan bersama di Morotai, Maluku Utara. Hal ini diungkapkan Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin saat kedatangan Wakil Perdana Menteri Australia, Richard Marles di Kementerian Pertahanan, Jakarta. Kamis (5/6/2025).

    Rencana latihan militer bersama ini merupakan bagian dari penguatan kerja sama pertahanan kedua negara di kawasan Indo-Pasifik.

    “Yang pertama, kita akan menggunakan daerah latihan Morotai yang ada di Maluku untuk latihan antara Angkatan Udara dan Angkatan Udara Australia,” ujar Sjafrie.

    Latihan bersama ini juga terbuka untuk melibatkan negara sahabat lainnya seperti Amerika Serikat, mengingat Morotai pernah menjadi pangkalan penting sekutu saat Perang Dunia II. 

    “Teman-teman dari negara-negara sahabat bahkan kita juga bisa nanti latihan bersama Amerika, karena Morotai itu dahulunya peninggalan dari perang dunia kedua,” kata Sjafrie.

  • 3 Bom Era Perang Dunia II Picu Evakuasi Besar-besaran di Jerman

    3 Bom Era Perang Dunia II Picu Evakuasi Besar-besaran di Jerman

    Berlin

    Tiga bom bekas Perang Dunia II yang belum meledak ditemukan di pusat kota Cologne, Jerman. Temuan bom bekas perang ini memicu evakuasi besar-besaran terhadap sekitar 20.000 orang di kota tersebut.

    Para teknisi regu penjinak bom, seperti dilansir AFP, Rabu (4/6/2025), berencana untuk menjinakkan tiga bom perang buatan Amerika tersebut, yang ditemukan saat pekerjaan pembangunan di area Deutz, tepi timur Sungai Rhine, pada Senin (2/6) waktu setempat.

    Dua bom di antaranya berbobot hingga 1.000 kilogram dan satu bom lainnya berbobot 500 kilogram.

    Ini akan menjadi operasi penjinakan bom terbesar di kota Cologne sejak berakhirnya perang.

    Ruas jalanan dan jalur kereta api ditutup sementara, dengan para pejabat kota Cologne mendatangi rumah-rumah untuk membersihkan zona evakuasi yang luasnya mencapai sekitar 10.000 meter persegi, yang mencakup tiga jembatan di atas Sungai Rhine.

    Evakuasi besar-besaran itu membuat jantung kota Cologne menjadi kosong, dengan sebuah rumah sakit, dua panti jompo, sembilan sekolah, sebuah studio TV dan puluhan hotel terkena dampak evakuasi.

    Pekerjaan pembangunan di wilayah Jerman cukup sering berujung temuan persenjataan era Perang Dunia II yang belum meledak.

    Temuan bom terbesar terjadi di kota Frankfurt tahun 2017 lalu, ketika bom bekas prang seberat 1,4 ton memaksa evakuasi besar-besaran sebanyak 65.000 orang. Itu tercatat sebagai evakuasi terbesar di Eropa sejak perang berakhir tahun 1945 silam.

    Tahun 2021 lalu, sedikitnya empat orang mengalami luka-luka ketika sebuah bom bekas Perang Dunia II meledak di sebuah lokasi pembangunan di dekat stasiun kereta api utama di Munich, yang menyebarkan puing-puing hingga sejauh ratusan meter.

    Lihat juga Video ‘Horor Penikaman di Stasiun Jerman Buat Belasan Orang Terluka’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini