Taufik Hidayat Dinilai Layak Jadi Menpora Gantikan Dito Ariotedjo
Editor
KOMPAS.com
– Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI periode 2019–2023 Zainudin Amali menilai, Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga Taufik Hidayat cocok menduduki kursi Menpora menggantikan Dito Ariotedjo yang baru saja diberhentikan.
“Dari pada susah cari lagi (pengganti Menteri Pemuda dan Olahraga), pendapat saya pribadi ya dilanjutkan Taufik (Hidayat),” kata Zainudin, usai mengikuti acara “Puncak Peringatan Hari Olahraga Nasional ke-42 Tahun 2025” di Cibubur Youth Elite Center, Cibubur, Jakarta Timur, seperti dilansir dari Antara, Selasa (9/9/2025).
Ia menilai, Taufik telah memiliki pengalaman birokrasi di kementerian sejak menjabat sebagai Wakil Menpora pada Oktober 2024.
Selain itu, kata dia, latar belakang Taufik sebagai mantan atlet bulu tangkis berprestasi internasional menjadi nilai tambah.
“Dia (Taufik Hidayat) Olympian loh, (meraih) emas Olimpiade,” kata dia.
Amali yang saat ini menjabat Wakil Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menilai pengalaman Taufik Hidayat cukup mendukungnya untuk menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga.
“Tinggal menambah tentang kepemudaan dan itu bisa dibantu oleh deputi-deputi,” kata dia.
Meski demikian, ia menegaskan keputusan akhir tetap berada di tangan Presiden Prabowo Subianto.
Jabatan Menteri Pemuda dan Olahraga saat ini masih kosong setelah Dito Ariotedjo diberhentikan dari jabatan itu, pada Senin (8/9/2025) sore.
Menteri berusia 34 tahun itu dipastikan berhenti dari jabatannya setelah Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengumumkan perombakan kabinet Merah Putih.
Kementerian Pemuda dan Olahraga, yang dipimpin Dito menjadi satu dari lima kementerian di Kabinet Merah Putih yang dirombak bersama Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Kementerian Keuangan, Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, dan Kementerian Koperasi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Event: Olimpiade
-
/data/photo/2025/04/22/6807648d71672.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Taufik Hidayat Dinilai Layak Jadi Menpora Gantikan Dito Ariotedjo Nasional 9 September 2025
-

Djokovic Alami Kekalahan, Alcaraz Melaju ke Final US Open
JAKARTA – Carlos Alcaraz berhasil mengalahkan Novak Djokovic pada semifinal US Open, Jumat, 5 September waktu setempat atau Sabtu WIB, dengan skor 6-4, 7-6(4), 6-2 untuk mencapai final turnamen major ketujuhnya dan yang kedua di New York.
Dalam pertandingan yang berlangsung selama dua jam 25 menit di Stadion Arthur Ashe itu, Alcaraz membalas dendam atas kekalahannya dari Djokovic di Australian Open tahun ini dan Olimpiade Paris 2024 untuk tetap berada di jalurnya meraih gelar Grand Slam keenamnya dan kembali ke perinkat No.1 dunia.
“Rasanya luar biasa. Sekali lagi di final US Open, rasanya luar biasa,” ujar Alcaraz usai pertandingan mengutip Antara.
“Ini sangat berarti bagi saya. Hari ini, saya bisa bilang ini bukan level terbaik turnamen ini bagi saya, tetapi saya tetap menjaga level permainan yang baik dari awal hingga poin terakhir.
“Saya melakukan servis dengan cukup baik, saya pikir itu sangat, sangat penting. Berusaha memainkan pertandingan yang sangat fisik dan saya rasa saya berhasil,” ujar petenis Spanyol tersebut.
“Secara keseluruhan, saya bermain tenis dengan sangat baik dan saya sangat senang bisa bermain di final kedua saya di sini.”
Alcaraz mengalahkan Djokovic dengan menunjukkan semangat juang yang tinggi di set kedua, bangkit dari kedudukan 0-3 untuk memimpin dua set krusial.
Ia kemudian mendominasi tempo dengan pukulannya dan memegang kendali di sebagian besar pertandingan melawan petenis Serbia itu, yang kesulitan secara fisik di set ketiga.
Dengan kemenangannya, Alcaraz memperbaiki catatannya menjadi 4-5 melawan Djokovic dalam head to head mereka, dan memperpanjang catatan kemenangan beruntunnya menjadi 12 pertandingan.
Unggulan kedua tersebut melaju ke final di delapan turnamen terakhir yang diikutinya, sejak Monte Carlo pada April. Kemenangan terakhirnya diraih di Cincinnati, di mana ia mengangkat trofi ATP Masters 1000 kedelapannya bulan lalu.
Setelah mengalahkan Djokovic, Alcaraz berpeluang bertemu Jannik Sinner di pertandingan final. Jika petenis Italia itu mengalahkan Felix Auger-Aliassime pada semifinal, dan melaju ke final, Alcaraz dan Sinner akan menjadi dua petenis putra pertama yang bertemu di tiga final turnamen major dalam satu musim.
Alcaraz mengalahkan Sinner di Roland Garros sebelum petenis berusia 24 tahun itu membalas dendam di Wimbledon untuk mengangkat gelar Grand Slam keempatnya.
Jika Sinner gagal melaju ke final, Alcaraz akan kembali ke peringkat nomor satu dunia pada Senin (8/9), untuk pertama kalinya sejak September 2023.
Jika Sinner mencapai final, juara US Open 2022 Alcaraz, harus mengangkat trofi untuk melampaui petenis Italia tersebut, yang telah menduduki posisi puncak sejak Juni 2024.
Dengan 60 kemenangan dan enam gelar pada 2025, menurut indeks menang/kalah ATP, Alcaraz berada dalam posisi yang baik untuk melampaui rekor terbaiknya, yaitu 65 kemenangan dan enam trofi, pada 2023.
Alcaraz telah memastikan tiketnya ke ATP Finals, yang akan diselenggarakan pada 9-16 November di Turin.
-

Regene Genomics Dorong Lahirnya Generasi Melek Sains Lewat OGI 2025
Jakarta: Regene Genomics menegaskan komitmennya dalam menghadirkan inovasi kesehatan sekaligus mencetak generasi muda yang melek sains melalui dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Olimpiade Genomik Indonesia (OGI) 2025.
Dukungan tersebut tidak hanya diwujudkan melalui penyediaan materi yang berbobot dan inklusif, tetapi juga dengan memberikan pengalaman langsung bagi peserta. Sebanyak 63 finalis OGI 2025 berkesempatan mengunjungi laboratorium Regene Genomics di Jakarta, menyaksikan proses ekstraksi DNA, serta berdiskusi dengan para pakar genetika.
Menurut Head of Laboratory Regene Genomics, Siti Fathurrohmah, M.Sc, kunjungan tersebut menjadi momen penting bagi para siswa.
“Mereka sangat antusias, banyak bertanya hingga detail teknis. Bahkan ada siswa SD yang penasaran mencoba mikropipet, alat yang baru saya kenal ketika kuliah. Itu pengalaman berharga, sekaligus menantang untuk menjelaskan genomik dengan bahasa sederhana,” ujarnya.
Melalui Regene Academy, perusahaan ini berupaya menjembatani ilmu genomik agar lebih mudah dipahami anak-anak, guru, dan orang tua. Sejalan dengan visinya, Regene Genomics ingin melahirkan generasi yang siap berkontribusi dalam bidang kesehatan, pertanian, dan pelestarian hayati di masa depan.
Teknologi Mutakhir Regene
Regene Genomics merupakan perusahaan genetika terkemuka yang mengembangkan layanan berbasis kecerdasan buatan (AI) dan analisis DNA untuk menghadirkan kesehatan personal dan presisi. Laboratorium Regene dilengkapi teknologi terbaru dari Illumina seperti Microarray, Miseq, dan Novaseq yang memungkinkan pembacaan hingga 31 juta penanda genetik dengan presisi tinggi.
“Laboratorium mutakhir kami menjadi fondasi untuk pengembangan layanan kesehatan presisi. Dengan teknologi canggih ini, Regene berada di garis depan industri genetika Indonesia,” ujar Vichi Lestari, CEO Regene Genomics.
Salah satu inovasi andalan adalah Polygenic Risk Scores (PRS) yang menggabungkan variasi genetik menjadi prediksi risiko penyakit kronis dengan akurasi hingga 99,98%. Teknologi ini dipadukan dengan microarray untuk menghasilkan pengujian genetik yang lebih akurat dan bermanfaat bagi pencegahan maupun pengobatan.
Tim Ahli di Balik Regene
Regene Genomics diperkuat oleh tim pakar lintas bidang, di antaranya:
– Prof. dr. Amin Soebandrio, Ph.D., SpMK(K) sebagai penasihat,
– Siti Fathurrohmah, M.Sc sebagai Head of Laboratory,
– Valerie Emily sebagai Genomic Scientist.
Prof. Amin, Guru Besar Mikrobiologi Klinik FKUI dan mantan Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, dikenal luas atas kontribusinya dalam riset penyakit infeksi dan perannya saat pandemi COVID-19. Kehadirannya memperkuat posisi Regene sebagai pusat riset genomik dengan wawasan global dan berstandar internasional.
Rahma, sapaan akrab Siti Fathurrohmah, berfokus pada pengembangan analisis DNA/RNA, teknologi microarray, serta diagnostik molekuler. Sementara Valerie Emily berperan dalam pengembangan riset bioinformatika, genotyping, hingga analisis genomik yang menghubungkan hasil laboratorium dengan solusi kesehatan presisi.
Misi Mencerdaskan Generasi
Dukungan terhadap OGI 2025 menjadi bukti nyata komitmen Regene Genomics untuk tidak hanya menghadirkan inovasi laboratorium, tetapi juga berkontribusi dalam pendidikan sains. Melalui kolaborasi dengan Indonesia Mengajar, Regene ingin memastikan lebih banyak anak-anak Indonesia mendapatkan akses pengetahuan genomik sejak dini.
“Ilmu genomik tidak boleh hanya berhenti di laboratorium. Ia harus bisa dipahami, menginspirasi, dan membuka peluang bagi generasi muda untuk berkontribusi,” tutup Vichi.
Dengan semangat itu, Regene Genomics terus meneguhkan langkah sebagai pionir layanan genetika modern di Indonesia, menghadirkan teknologi mutakhir sekaligus menyiapkan masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan.Jakarta: Regene Genomics menegaskan komitmennya dalam menghadirkan inovasi kesehatan sekaligus mencetak generasi muda yang melek sains melalui dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Olimpiade Genomik Indonesia (OGI) 2025.
Dukungan tersebut tidak hanya diwujudkan melalui penyediaan materi yang berbobot dan inklusif, tetapi juga dengan memberikan pengalaman langsung bagi peserta. Sebanyak 63 finalis OGI 2025 berkesempatan mengunjungi laboratorium Regene Genomics di Jakarta, menyaksikan proses ekstraksi DNA, serta berdiskusi dengan para pakar genetika.
Menurut Head of Laboratory Regene Genomics, Siti Fathurrohmah, M.Sc, kunjungan tersebut menjadi momen penting bagi para siswa.
“Mereka sangat antusias, banyak bertanya hingga detail teknis. Bahkan ada siswa SD yang penasaran mencoba mikropipet, alat yang baru saya kenal ketika kuliah. Itu pengalaman berharga, sekaligus menantang untuk menjelaskan genomik dengan bahasa sederhana,” ujarnya.
Melalui Regene Academy, perusahaan ini berupaya menjembatani ilmu genomik agar lebih mudah dipahami anak-anak, guru, dan orang tua. Sejalan dengan visinya, Regene Genomics ingin melahirkan generasi yang siap berkontribusi dalam bidang kesehatan, pertanian, dan pelestarian hayati di masa depan.
Teknologi Mutakhir Regene
Regene Genomics merupakan perusahaan genetika terkemuka yang mengembangkan layanan berbasis kecerdasan buatan (AI) dan analisis DNA untuk menghadirkan kesehatan personal dan presisi. Laboratorium Regene dilengkapi teknologi terbaru dari Illumina seperti Microarray, Miseq, dan Novaseq yang memungkinkan pembacaan hingga 31 juta penanda genetik dengan presisi tinggi.
“Laboratorium mutakhir kami menjadi fondasi untuk pengembangan layanan kesehatan presisi. Dengan teknologi canggih ini, Regene berada di garis depan industri genetika Indonesia,” ujar Vichi Lestari, CEO Regene Genomics.
Salah satu inovasi andalan adalah Polygenic Risk Scores (PRS) yang menggabungkan variasi genetik menjadi prediksi risiko penyakit kronis dengan akurasi hingga 99,98%. Teknologi ini dipadukan dengan microarray untuk menghasilkan pengujian genetik yang lebih akurat dan bermanfaat bagi pencegahan maupun pengobatan.
Tim Ahli di Balik Regene
Regene Genomics diperkuat oleh tim pakar lintas bidang, di antaranya:
– Prof. dr. Amin Soebandrio, Ph.D., SpMK(K) sebagai penasihat,
– Siti Fathurrohmah, M.Sc sebagai Head of Laboratory,
– Valerie Emily sebagai Genomic Scientist.
Prof. Amin, Guru Besar Mikrobiologi Klinik FKUI dan mantan Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, dikenal luas atas kontribusinya dalam riset penyakit infeksi dan perannya saat pandemi COVID-19. Kehadirannya memperkuat posisi Regene sebagai pusat riset genomik dengan wawasan global dan berstandar internasional.
Rahma, sapaan akrab Siti Fathurrohmah, berfokus pada pengembangan analisis DNA/RNA, teknologi microarray, serta diagnostik molekuler. Sementara Valerie Emily berperan dalam pengembangan riset bioinformatika, genotyping, hingga analisis genomik yang menghubungkan hasil laboratorium dengan solusi kesehatan presisi.
Misi Mencerdaskan Generasi
Dukungan terhadap OGI 2025 menjadi bukti nyata komitmen Regene Genomics untuk tidak hanya menghadirkan inovasi laboratorium, tetapi juga berkontribusi dalam pendidikan sains. Melalui kolaborasi dengan Indonesia Mengajar, Regene ingin memastikan lebih banyak anak-anak Indonesia mendapatkan akses pengetahuan genomik sejak dini.
“Ilmu genomik tidak boleh hanya berhenti di laboratorium. Ia harus bisa dipahami, menginspirasi, dan membuka peluang bagi generasi muda untuk berkontribusi,” tutup Vichi.
Dengan semangat itu, Regene Genomics terus meneguhkan langkah sebagai pionir layanan genetika modern di Indonesia, menghadirkan teknologi mutakhir sekaligus menyiapkan masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)
-

Tes Gen Picu Kehebohan Jelang Kejuaraan Dunia Atletik
Jakarta –
“Filosofi kami di World Athletics adalah melindungi dan menjaga integritas olahraga perempuan,” jelas Presiden Federasi Atletik Dunia, Sebastian Coe. “Kami mengatakan: Di level elite, seseorang hanya boleh bertanding di kategori perempuan jika secara biologis adalah perempuan.”
Federasi dunia menjelaskan bahwa itulah alasan diberlakukannya tes jenis kelamin wajib bagi atlet perempuan. Atlet-atlet ini harus menjalani tes untuk gen SRY, yang bertujuan memverifikasi jenis kelamin biologis dan dilakukan melalui pengambilan sampel dari bagian dalam pipi menggunakan kapas swab pada pipi atau pengambilan darah.
Aturan ini mulai berlaku pada 1 September dan mencakup semua kompetisi yang masuk dalam peringkat dunia, termasuk Kejuaraan Dunia di Tokyo, Jepang (13–21 September).
Mihambo: “Sumber daya besar untuk masalah yang sangat kecil”
Penerapan mendadak tes genetik ini, hanya sekitar tiga minggu sebelum Kejuaraan Dunia, menimbulkan kegaduhan besar di dunia atletik — dan kritik dari para atlet.
“Saya melihat kebijakan ini secara kritis,” kata pelompat jauh Malaika Mihambo kepada Sport-Informations-Dienst (SID). Peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2021 dan juara dunia dua kali itu merasa kebijakan yang diumumkan pada akhir Juli ini tidak proporsional.
“Untuk masalah yang sangat kecil, digunakan sumber daya yang sangat besar, sementara isu-isu penting seperti doping, pelecehan, dan kekerasan dalam olahraga masih terus terjadi. Jika kita berbicara tentang integritas, maka kita juga harus bertindak tegas terhadap masalah-masalah tersebut,” ujar atlet berusia 31 tahun itu.
Mihambo menyebut kebijakan yang diumumkan itu “diragukan secara hukum, rumit secara etika, dan disederhanakan secara ilmiah.” Atlet-atlet lain dari Asosiasi Atletik Jerman (DLV) juga mengungkapkan kebingungannya.
Tantangan moral, etika, dan logistik
Asosiasi Atletik Jerman (DLV) juga menyatakan sikap kritis terhadap kebijakan ini. “Isu tes genetik untuk verifikasi jenis kelamin sangatlah sensitif, terutama di olahraga profesional. Penerapannya yang begitu mendadak menimbulkan tantangan besar — secara moral, etika, dan logistik — bagi para atlet maupun federasi,” kata dokter kepala DLV, Karsten Hollander.
Pemicu dari diskusi ini adalah kasus seperti atlet Caster Semenya, peraih emas Olimpiade dua kali, yang diklasifikasikan sebagai orang dengan “perbedaan perkembangan seksual (DSD)”.
Perhatian juga tertuju pada juara tinju Olimpiade Paris, Imane Khelif, dari Aljazair. Partisipasinya di Olimpiade memicu perdebatan sengit. Federasi Tinju Dunia kini juga memberlakukan tes jenis kelamin wajib dalam cabang tinju.
Caster Semenya menang sebagian
World Athletics sebelumnya juga sudah mewajibkan para atlet perempuan untuk menurunkan kadar testosteron mereka melalui obat-obatan agar bisa bertanding di kompetisi internasional.
Semenya menggugat aturan testosteron ini hingga ke Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR), dan pada akhirnya hanya dikabulkan sebagian pada putusan pertengahan Juli lalu.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman
Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
Editor: Rizki Nugraha
(ita/ita)
-

Trump Kecolongan, Rusia Lancarkan Serangan Diam-diam
Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah kelompok propaganda pro-Rusia dilaporkan diam-diam menyebarkan konten palsu dengan menyamar sebagai organisasi berita dan lembaga resmi di Amerika Serikat (AS).
Menurut pemantau misinformasi NewsGuard, kelompok yang dilacak Microsoft dengan nama Storm-1679 sejak 2022 itu memanfaatkan peristiwa besar untuk memproduksi konten disinformasi. Mereka meniru media ternama seperti ABC News, BBC, Politico, hingga E! News.
McKenzie Sadeghi, editor AI dan pengaruh asing di NewsGuard, mengatakan sejak awal 2024 kelompok itu menerbitkan konten pro-Kremlin dalam jumlah besar berbentuk video yang meniru organisasi-organisasi tersebut.
“Jika hanya satu atau beberapa video palsu mereka menjadi viral setiap tahun, itu sudah membuat semua video lain yang mereka buat menjadi sepadan,” ujarnya, dikutip dari Politico, dikutip Selasa (19/8/2025).
Meski operasi pengaruh Rusia secara daring sudah ada sejak lama, para pakar keamanan menilai kehadiran kecerdasan buatan (AI) membuat masyarakat semakin sulit membedakan mana yang asli dan mana yang palsu.
Storm-1679 diketahui menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memalsukan suara selebritas dan pakar. Salah satu contohnya adalah video dokumenter palsu dengan logo Netflix yang menampilkan suara deepfake aktor Tom Cruise sebagai narator, yang muncul menjelang Olimpiade Paris 2024.
Pada Desember 2024, kelompok itu juga membuat video palsu yang menirukan jurnalis, profesor, hingga aparat penegak hukum untuk menebar ketidakpercayaan terhadap NATO dan Ukraina.
“Mereka seperti melempar spaghetti ke dinding untuk melihat mana yang menempel,” kata Ivana Stradner, peneliti Rusia di Foundation for Defense of Democracies, sebuah lembaga kajian di Washington.
Meski sebagian besar video cepat terungkap sebagai hoaks, ada yang sempat viral. Pada Februari lalu, Storm-1679 membuat video palsu bergaya E! News yang mengklaim Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) membayar selebritas untuk berkunjung ke Ukraina. Video ini bahkan sempat dibagikan Donald Trump Jr. dan Elon Musk ke jutaan pengikut mereka di platform X sebelum terbukti palsu.
Juru bicara BBC juga mengonfirmasi bahwa Storm-1679 kerap meniru BBC News dan jurnalisnya, sembari mengingatkan publik agar selalu memastikan konten yang mengatasnamakan BBC memang berasal dari platform resmi BBC News.
ABC News, E! News, dan Netflix belum memberikan tanggapan terkait insiden tersebut.
Seiring meningkatnya operasi disinformasi dan semakin canggihnya teknologi AI, pemerintahan Trump justru memangkas anggaran lembaga federal yang sebelumnya bertugas menangani disinformasi.
Awal tahun ini, Menteri Luar Negeri Marco Rubio menutup kantor utama Departemen Luar Negeri yang fokus melawan kampanye disinformasi asing.
Rubio menuding Counter Foreign Information Manipulation and Interference Office, yang sebelumnya dikenal sebagai Global Engagement Center, telah menghabiskan jutaan dolar untuk “membungkam dan menyensor suara rakyat Amerika yang seharusnya mereka layani.”
Di Departemen Keamanan Dalam Negeri, Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA) juga menghentikan upayanya menangani misinformasi dalam negeri terkait pemilu AS.
“Keputusan Washington untuk memangkas operasi melawan disinformasi adalah mimpi yang menjadi kenyataan bagi Putin,” kata Stradner.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
-

Pertama di Dunia, Potret Unik Robot Ikuti Olimpiade di China
HOME
MARKET
MY MONEY
NEWS
TECH
LIFESTYLE
SHARIA
ENTREPRENEUR
CUAP CUAP CUAN
CNBC TV
Loading…
`
$(‘#loaderAuth’).remove()
const dcUrl=”https://connect.detik.com/dashboard/”;if (data.is_login) {
$(‘#connectDetikAvatar’).html(``);
$(‘#UserMenu’).append(`
${prefix}My Profile
Logout
${suffix}
`);$(“#alloCardIframe”).iFrameResize();
} else {
prefix = “$(‘#connectDetikAvatar’).html(`
`);
$(‘#UserMenu’).append(`
${prefix}REGISTER
LOGIN
${suffix}
`);
}
} -

Lima Cabang Olahraga Ramaikan Olympic Movement in Action 2025 di GBK
JAKARTA – Sebanyak lima cabang olahraga (cabor) meramaikan acara Olympic Movement in Action (MOIA) yang diselenggarakan oleh Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia).
Olympic Movement in Action (OMIA) 2025 berlangsung di Stadion Madya Gelora Bung Karno Senayan dan Plaza Barat GBK, Senayan, Jakarta, pada Jumat, 15 Agustus 2025.
OMIA merupakan ajang tahunan arahan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) yang bertujuan, mendorong gaya hidup aktif dan sehat, memasyarakatkan nilai-nilai Olimpiade, serta memperluas partisipasi olahraga di semua kalangan.
“Hari ini NOC Indonesia bersama pemangku kepentingan hadir di sini untuk meluncurkan kegiatan Olympic Day ini,” kata Anggota Komite Eksekutif NOC Indonesia, Harry Warganegara.
Lima cabor yang dihadirkan dalam kegiatan ini ialah panahan, atletik, basket 3X3, skateboard, serta padel, cabang olahraga baru yang sedang mendapatkan banyak sambutan dari masyarakat Indonesia.
Adapun kegiatan Olympic Day ini mencakup coaching dan ekshibisi dari lima capang olahraga yang berpartisipasi. Semuanya terbuka untuk umum serta ada kehadiran atlet-atlet nasional.
Harry menjelaskan bahwa OMIA merupakan salah satu program strategis NOC Indonesia untuk menggaungkan serta mempromosikan olahraga dan nilai-nilai Olimpiade kepada masyarakat.
“Tentunya ini bukan hanya sekadar membuat acara seremoni, tetapi di sini sebagai pembelajaran daripada Olimpiade itu sendiri. Selain itu, kami juga sudah punya program yang sampai masuk ke sekolah-sekolah,” kata dia.
OMIA juga bukan hanya tentang olahraga, tapi tentang menginspirasi dan mengajak masyarakat untuk merasakan langsung energi Olimpiade dengan tujuannya sederhana, yakni membuat olahraga menjadi bagian dari gaya hidup, membangun karakter, dan mempererat persatuan.
Peran NOC Indonesia dalam OMIA meliputi koordinasi dengan IOC, menghadirkan cabang olahraga Olimpiade dan baru yang potensial berkembang di Indonesia, serta mendekatkan atlet dengan masyarakat melalui coaching clinic, pertandingan persahabatan, dan sesi interaktif.
Selain menonton, pengunjung dapat mencoba langsung cabang olahraga favorit, berinteraksi dengan atlet nasional, dan menikmati hiburan olahraga di Plaza Barat Senayan.
OMIA sejalan dengan inisiatif IOC untuk mendorong National Olympic Committee (NOC) di seluruh dunia agar menggelar kegiatan inklusif yang menghidupkan nilai-nilai Excellence, Friendship, dan Respect.
Kegiatan ini terselenggara berkat kolaborasi NOC Indonesia dengan federasi nasional masing-masing cabang olahraga dan dukungan penuh Pusat Pengelola Kawasan Gelora Bung Karno (PPK GBK) serta sponsor seperti Mills, TikTok, Aice, Baic, dan Kings Travel.
-

Siswa Indonesia Borong 4 Medali pada Ajang Olimpiade AI 2025 di China
Bisnis.com, JAKARTA— Empat pelajar Indonesia mencatat sejarah pada debutnya di International Olympiad in Artificial Intelligence (IOAI) 2025 dengan meraih tiga medali perak dan satu medali perunggu. Ajang bergengsi di bidang kecerdasan buatan ini digelar di Beijing, China, pada 2–9 Agustus 2025 dan diikuti peserta dari lebih dari 60 negara.
Medali perak diraih oleh Faiz Rizki Ramadhan (MAN Insan Cendekia Serpong), Matthew Hutama Pramana (SMA Kolese Loyola Semarang), dan Luvidi Pranawa Alghari (SMP Pribadi Depok). Sementara medali perunggu disumbangkan oleh Jayden Jurianto (SMAK 1 Kristen BPK Penabur Jakarta).
Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Maria Veronica Irene Herdjiono, menyebut pencapaian ini sebagai prestasi membanggakan sekaligus tonggak sejarah.
“Prestasi yang sangat membanggakan. Di tengah gempuran teknologi AI di sekitar kita, anak-anak muda ini menoreh sejarah sebagai para peraih medali pertama di bidang AI. Ini bisa menjadi sebuah tren positif terhadap perkembangan teknologi di tanah air” kata Irene dikutip dari laman resmi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) pada Rabu (13/8/2025).
Irene berharap keberhasilan ini memicu minat pelajar lain untuk mempelajari kecerdasan buatan, sehingga tidak tertinggal dengan negara-negara lain di masa depan.
Keempat siswa ini dipilih melalui proses seleksi dan pembinaan yang dilakukan Puspresnas bekerja sama dengan Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI).
Karena belum ada sistem seleksi khusus seperti Olimpiade Sains Nasional untuk AI, peserta tim perdana ini berasal dari anggota pembinaan TOKI dan Tim Olimpiade Matematika Indonesia (TOMI).
Tim Indonesia didampingi oleh Mushthofa dari IPB University dan Nyoo Steven Christopher dari Ikatan Alumni Tim Olimpiade Komputer Indonesia (IA TOKI).
Mushthofa menyebut keberhasilan ini menjadi bekal berharga untuk keikutsertaan berikutnya.
“Menurut saya ini membanggakan sekali. Keikutsertaan pertama berbuah empat medali, tentunya menjadi bekal untuk keikutsertaan berikutnya,” kata Mushthofa selaku Koordinator Pembina IOAI.
Sementara Nyoo Steven mengungkapkan ini merupakan langkah pertama yang sangat bagus. Dia berharap target setiap tahunnya bisa naik.
“Bahkan bisa mengirimkan lebih dari satu tim ke depannya,” ungkapnya.
Sebagai informasi, IOAI merupakan kompetisi internasional yang baru digelar untuk kedua kalinya, menghadirkan siswa SMA dari berbagai negara untuk beradu kemampuan dalam teknologi dan pemrograman kecerdasan buatan.

