Event: MotoGP

  • Kabar Baik! Tribun ‘Murah’ Sirkuit Mandalika Mulai Dipasang Atap

    Kabar Baik! Tribun ‘Murah’ Sirkuit Mandalika Mulai Dipasang Atap

    Jakarta

    Mandalika Grand Prix Association (MGPA) mulai memasang atap di sejumlah tribun ‘murah’ grand stand Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Keputusan tersebut merupakan masukan dari berbagai pihak, termasuk penonton yang tak mau kepanasan saat menyaksikan balapan.

    Priandhi Satria selaku Direktur Utama (Dirut) MGPA mengatakan, sebagai permulaan pihaknya akan memasang atap di empat sektor grand stand. Sebab, pembangunan tersebut memerlukan biaya yang tak sedikit.

    “Jadi menjelang MotoGP dan dipakai MotoGP, Grand Stand A yang sudah ditutup atap. Karena waktunya nggak cukup, kita sekarang selesaikan Grand Stand B, kemudian J dan K juga akan dikerjakan. Nggak semuanya,” ujar Priandhi saat ditemui di kawasan SCBD, Jakarta Selatan.

    “Kita kan juga musti hitung-hitungan dengan budget-nya, nggak semua bisa dikerjakan. Jadi tahun ini, hanya di (sektor) A, B, J dan K,” tambahnya.

    Atap grand stand Sirkuit Mandalika. Foto: Doc. MGPA

    Priandhi memastikan, meski fasilitas tribun ditambah, namun harga tiket musim depan dipastikan sama alias tak ada kenaikan. Sehingga, penonton tak perlu mengeluarkan uang tambahan untuk bisa menyaksikan balapan tanpa kepanasan.

    “Yang kategori itu (grand stand) nggak naik, (harga) tiket grand stand tetap,” ungkapnya.

    Sirkuit Mandalika Lombok. Foto: ANTARA FOTO/AHMAD SUBAIDI

    Lebih jauh, Priandhi menegaskan, keputusan memasang atap atau kanopi di sejumlah tribun grand stand merupakan inisiatif banyak pihak, terutama penonton dan Injourney Tourism Development Corporation atau ITDC. Meski demikian, proses tersebut mau tak mau harus dilakukan bertahap.

    “Inisiatif ITDC menyikapi banyak permintaan. Tapi balik lagi dikerjakan satu-satu karena budget-nya besar untuk atap,” kata dia.

    [Gambas:Instagram]

    (sfn/lth)

  • Hosting Fee MotoGP Mandalika 2024 Belum Lunas!

    Hosting Fee MotoGP Mandalika 2024 Belum Lunas!

    Jakarta

    Mandalika Grand Prix Association (MGPA) memastikan, tunggakan hosting fee MotoGP Mandalika 2024 masih belum lunas. Padahal, perlombaan tersebut sudah digelar dua bulan lalu.

    Kepastian tunggakan hosting fee MotoGP Mandalika 2024 belum lunas disampaikan Priandhi Satria selaku Direktur Utama (Dirut) MGPA. Menurutnya, tanggungan tersebut merupakan wewenang Injourney Tourism Development Corporation atau ITDC.

    “(Hosting fee MotoGP Mandalika 2024) belum 100 persen selesai. Itu porsinya di ITDC, bukan MGPA,” ujar Priandhi Satria saat menjawab pertanyaan detikOto di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Kamis (12/12).

    Direktur Utama MGPA, Priandhi Satria Foto: Direktur Utama MGPA, Priandhi Satria, saat ditemui seusai konferensi pers di KPPBC TMP Mataram, Rabu (3/7/2024). (Ahmad Viqi/detikBali)

    Priandhi menegaskan, Dorna Sport memang memberikan waktu tambahan untuk pelunasan hosting fee MotoGP Mandalika 2024. Sehingga, kata dia, penunggakan tersebut tak mempengaruhi balapan musim depan.

    “Kalau hosting fee biasanya tanggungan ITDC, nanti kita bereskan di belakang. Kalau soal penyelenggaraan (musim depan), insya Allah tetap diselenggarakan,” ungkapnya.

    Sebelumnya, saat ditemui usai MotoGP Mandalika 2024, Troy Warokka selaku Chairman MotoGP Mandalika menegaskan, pembayaran hosting fee MotoGP Mandalika sudah diselesaikan. Bahkan, dia berharap, kejadian yang sama tak terulang kembali di tahun depan.

    “Hosting sudah selesai, pokoknya sudah selesai. Semua yang terkait hosting sudah beres dan tidak ada isu apa-apa,” ungkap Troy selepas balapan di Sirkuit Mandalika, September lalu.

    Hosting fee MotoGP Mandalika 2024 Foto: InJourney

    Troy mengurai bagaimana skema pembayaran tersebut. Dia menjelaskan, pihaknya menjalin kemitraan atau kerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah. Meski demikian, dia tak mengungkap besaran pembagiannya.

    “Sudah terbayarkan. Kan aman, kalau aman berarti sudah (dilunasi). Pastinya begitu (kerja sama dengan kementerian dan pemerintah daerah. Tahun depan insya Allah (MotoGP Mandalika digelar lagi),” kata Troy.

    (sfn/lth)

  • Masa Lalu Ducati Salah Rekrut Rossi

    Masa Lalu Ducati Salah Rekrut Rossi

    Jakarta

    Ducati mengenang masa-masa sulit, meskipun pernah dibela pebalap sekaliber Valentino Rossi. Kala itu, mengawinkan pebalap dan motor yang sama-sama dari Italia adalah mimpi, namun realisasinya jangankan meraih juara dunia, menang balapan sekalipun sulit.

    Rossi berseragam pabrikan asal Borgo Panigale pada musim 2011 dan 2012. Tapi Pebalap kelahiran Tavullia ini ternyata tidak mampu menunjukkan statusnya sebagai legenda hidup MotoGP.

    Pada musim pertamanya di Ducati, Rossi finis di urutan ketujuh klasemen akhir pebalap dengan 139 poin. Dari 18 seri, pebalap Italia ini cuma naik podium sekali. Lalu Valentino Rossi dan Ducati pun berpisah pada akhir musim 2012. Total selama berseragam Ducati, dia hanya meraih tiga podium.

    Mauro Grassilli, Sporting Director Ducati Corse, mengamini kehadiran Rossi saat itu awalnya dinilai bisa jadi juru selamat Ducati yang bisa meraih kemenangan pasca ditinggal Casey Stoner.

    “Dia (Rossi) datang ke Ducati sebagai fenomena yang dapat menyelamatkan dari situasi tidak sulit, tetapi dapat ditingkatkan,” kata Grassilli.

    Sayangnya motor yang dirancang Ducati tidak nyetel dengan Rossi. Bahkan dia menyebut Rossi ingin mengubah Ducati jadi motor Yamaha.

    “Masalahnya adalah tidak diketahui dengan jelas seperti apa motor itu, kedatangan Valentino dan kebutuhan untuk menyediakan motor yang cukup kompetitif bagi Valentino,” kata Kepala Mekanik Ducati saat itu, Juan Martinez.

    Apalagi permintaan Rossi bahkan tidak sesuai dengan konsep Desmosedici yang telah dikembangkan.

    Akhir pekan bersama Ducati lebih banyak kekecewaan. Masa tinggal Rossi di Borgo Panigale menyisakan noda kegagalan dan keputusasaan bagi Ducati.

    “Sepeda motor yang dirancang oleh Filippo Preziosi adalah sepeda motor yang dirancang, didesain, dan dikonsep untuk tidak memiliki sasis perimeter, dan kedatangan Valentino bahkan mengubah bagian yang sangat penting dari proyek ini, sedikit dengan tujuan mengubah Ducati menjadi Yamaha,” ujar Martinez.

    Ducati sekarang jadi incaran para pebalap. Motornya superior di atas lintasan. Ducati kala itu belum siap menampung Rossi.

    “Memang sebuah kesalahan ketika kami merekrut Valentino ke Ducati, saat itu kami belum siap. Ducati belum siap menangani Valentino Rossi, sedangkan sekarang kami jauh lebih siap. Saya juga mengingatkan bahwa sekarang kami punya dua juara dunia. Saat anda menangani Francesco Bagnaia, saya tidak melihat alasan mengapa Anda tidak mampu menangani Marc Marquez,” ucap Manajer Ducati, Tardozzi.

    “Dengan Valentino, saat itu timing-nya benar-benar keliru dengan Jorge Lorenzo, menurut saya dia membuat kesalahan karena terburu-buru bergabung dengan Honda. Seandainya dia menunggu beberapa hari, ceritanya akan berbeda,” Tardozzi menambahkan.

    (riar/lth)

  • Keburu Tua, Toprak Bicara Peluang Pindah ke MotoGP

    Keburu Tua, Toprak Bicara Peluang Pindah ke MotoGP

    Jakarta

    Pebalap WSBK Toprak Razgatlioglu bicara peluang dirinya pindah ke MotoGP. Pebalap asal Turki itu memberi sinyal pindah kelas ke MotoGP pada tahun 2026. Saat ini Toprak masih menikmati momen terbaiknya bersama tim BMW WSBK.

    “Tentu saja saya memikirkannya (MotoGP), tapi sekarang saya akan melanjutkan dengan BMW di WSBK. Saya akan memakai nomor 1 pada tahun 2025 di M1000RR, tetapi pada tahun 2026 saya akan menjadi freerider, saya bisa membicarakan (kontrak) dengan merek yang berbeda,” ungkap Toprak dikutip dari Motosan.

    Saat kontraknya habis di WSBK, Toprak sangat ingin pindah ke MotoGP. Apalagi usia dia tak lagi muda. Sudah sejak lama Toprak memiliki keinginan untuk naik kelas MotoGP, terutama saat dirinya membela tim WSBK Yamaha dulu.

    “Saya membutuhkan kontrak yang bagus. Jika saya tidak segera ke MotoGP, tahun 2026 saya akan berusia 30 tahun. Sekarang saya berusia 28 tahun, saya akan bertambah tua, begitu pula semangat saya. Kita lihat saja nanti. Tapi jika saya mendapat kontrak yang memuaskan, saya akan ke MotoGP. Jika tidak, saya akan tetap di SBK,” ungkapnya.

    Sebelumnya saat masih membela tim WSBK Yamaha, Toprak diberi kesempatan menjajal motor MotoGP Yamaha YZR-M1. Tapi hasilnya dinilai kurang memuaskan bagi jajaran manajemen Yamaha. Toprak pun tak jadi dilirik oleh tim MotoGP Yamaha. Tim MotoGP Yamaha lebih memilih pebalap berpengalaman, Alex Rins, buat menggantikan Franco Morbidelli.

    Toprak yang tampak kecewa pun akhirnya tetap bertahan di WSBK, namun berganti tim, dari Yamaha ke BMW. Di musim pertamanya bersama tim WSBK BMW, Toprak pun langsung nyetel dan sukses menyabet gelar juara WSBK 2024.

    (lua/rgr)

  • MGPA Pastikan Persiapan Ajang MotoGP 2025 Lebih Baik

    MGPA Pastikan Persiapan Ajang MotoGP 2025 Lebih Baik

    JABAR EKSPRES – Ajang MotoGP Indonesia 2024 di Sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat telah sukses digelar, sehingga Mandalika Grand Prix Association (MGPA) menjamin persiapan ajang MotoGP Indonesia 2025 lebih baik dari sebelumnya.

    Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandhi Satria di Mataram, mengatakan MotoGP 2024 di Pertamina Mandalika International Circuit terbilang sukses dan mengalami improvisasi serta inovasi ke arah yang lebih setiap tahun sejak diadakan perdana pada 19-20 Maret 2022.

    ‘’Persiapan MotoGP dari tahun ke tahun harus ada perkembangan dan evaluasi dari tahun sebelumnya,’’ katanya.

    BACA JUGA: Jalankan Tiga Tugas Prioritas dari Presiden, Kementerian ATR/BPN Adakan Rapat Penanganan Isu Strategis Bersama BUMN

    Menurutnya, MotoGP 2024 bisa dikatakan sukses tentu tidak terlepas dari keterlibatan berbagai stakeholder dimulai pemerintah, sponsorship hingga antusiasme masyarakat itu sendiri yang terus meningkatkan animo.

    MGPA selaku promotor akan mempersiapkan berbagai kebutuhan baik berkaitan dengan regulasi, pengeluaran balapan ataupun non balapan.

    ‘’Hingga fasilitas untuk memberikan pengalaman terbaik bagi masyarakat yang hadir menonton,’’ ucapnya.

    BACA JUGA: Tok!, Pemprov Jabar Resmi Tetapkan UMP 2025 Naik Sebesar 6,5 Persen

    Priandhi Satria menjelaskan secara detail terkait pengeluaran pada bagian yang berkaitan dengan balapan (Race Related Cost) dan non-balapan (Non Race Related Cost).

    Biaya yang berkaitan dengan balapan tersebut seperti pengadaan FIM Homologated Paint yang berkaitan dengan Track, kemudian Race electronic seperti peningkatan Timing system dan race electronic support sesuai standar MotoGp hingga keperluan lain seperti Medical, Pit Building.

    ‘’Hal ini sebagai bentuk perhatian MGPA agar dapat memenuhi standar internasional dalam menyambut MotoGP 2024,’’ kata Priandhi.

    BACA JUGA: Promo 12.12 Super Puas Untuk Kamu Klaim, Cek Apa Saja Promonya!

    Demi kelancaran dan kesuksesan MotoGP 2025 di Pertaminan Mandalika International Circuit, MGPA akan terus berusaha mempersiapkan segala hal yang diperlukan.

    ‘’MGPA tidak akan langsung puas dan berhenti untuk berinovasi dalam meningkatkan pelayanan dan fasilitas bagi penonton. Justru, keberhasilan besar pada tahun 2024 akan menjadi tantangan besar bagi MGPA agar semakin baik lagi untuk ke depannya,’’ kata Priandhi.

  • Jorge Martin Juara MotoGP Bukan karena Balas Dendam dengan Ducati

    Jorge Martin Juara MotoGP Bukan karena Balas Dendam dengan Ducati

    Jakarta

    Jorge Martin sukses menjuarai MotoGP 2024. Martin mengaku keberhasilan tersebut bisa dicapai bukan karena dirinya ingin balas dendam terhadap Ducati yang tidak jadi merekrutnya ke tim pabrikan.

    “Sejujurnya, bagi saya, titik kunci kejuaraan bukanlah di sana,” ungkap Martin, dalam wawancara dengan Marca, dikutip Rabu (11/12/2024). “Ya, jelas, untuk pers, untuk masalah kontrak, ada kekacauan dan itu adalah sebelum dan sesudah dalam sejarah saya dengan Ducati, itu jelas,” sambung Martin.

    Lanjut Martin mengatakan, titik balik di MotoGP sehingga dia termotivasi meraih gelar juara dunia 2024 adalah saat seri kesembilan digelar di Sirkuit Sachsenring, Jerman, bulan Juli silam. Di race utama MotoGP Jerman, Martin terjatuh saat memimpin balapan, padahal balapan menyisakan dua lap. Gara-gara itu juga, posisi dia di puncak klasemen saat itu diambil alih pebalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia.

    “Bagi saya, di level olahraga, titik baliknya mungkin adalah Jerman, saat saya jatuh dengan keunggulan yang sangat besar. Saya pikir itu mungkin jadi titik balik bagi saya untuk membuat perubahan dan berkata, ‘Sejauh ini, saya tidak akan gagal lagi.’ Itu yang memotivasi saya,” tambah pebalap asal Spanyol tersebut.

    “Pada akhirnya, saya melihat bahwa saya tidak perlu membuktikan apa pun dan saya memberikan 100 persen kemampuan saya, seperti yang telah saya lakukan hingga saat itu dan saya berhasil meraih gelar ini,” sambung rider yang kemudian memutuskan pindah ke Aprilia Racing itu.

    Meski begitu, harus diakui keputusan Ducati Lenovo merekrut Marc Marquez pada 2025 telah menjadi pelecut semangat bagi Martin untuk menunjukkan kemampuannya. Apalagi tim Martin, Pramac Racing, yang ikutan kecewa, juga tidak melanjutkan kerja sama dengan Ducati.

    “Saya memanfaatkan kesempatan itu untuk menyatukan tim, menyatukan mereka semua dan memberi tahu mereka: ‘Teman-teman, ini sudah terjadi…Tahun ini, akhirnya, saya lebih memandang segala sesuatunya sebagai sebuah peluang dan bukan sebagai ancaman,” kata dia.

    “Anda berkata pada diri sendiri: ‘Baiklah, begitulah adanya, peluang apa yang ada di depan kita? Nah, tim satelit yang terdiri dari 10-12 orang dapat mengalahkan tim pabrik yang beranggotakan 200 orang. Jadi mari kita bekerja, tidak ada yang akan memberi kita apa pun dan kita akan melakukannya,” bilang Martin.

    “Dan, pada akhirnya, berkat itu, tentu saja, saya bisa menjadi juara dunia,” tukasnya.

    (lua/rgr)

  • Marquez Disebut-sebut Ingin ‘Kuasai’ Garasi Ducati

    Marquez Disebut-sebut Ingin ‘Kuasai’ Garasi Ducati

    Jakarta

    Marc Marquez disebut-sebut ingin menguasai garasi Ducati. Marquez ingin menjadi pebalap utama Ducati Lenovo dan menyingkirkan pengaruh Francesco Bagnaia. Hal itu bisa sangat mungkin terjadi mengingat kehadiran Marquez dan Bagnaia di Ducati ibarat dua matahari kembar.

    “Pecco (Bagnaia) adalah juara dunia MotoGP dua musim berturut-turut dan telah memimpin garasi (Ducati Lenovo) selama beberapa tahun terakhir,” ujar komentator MotoGP dari TNT Sports, Michael Laverty. “Tiba-tiba, duri besar (Marquez) di sisinya muncul. Ya, Marquez ingin menguasai garasi Ducati,” sambung dia.

    Kendati hubungan Marquez dan Bagnaia tampak baik-baik saja di layar kaca, tidak ada yang tahu bagaimana hubungan keduanya di balik layar. Di masa lalu, Marquez menjadi salah satu rival berat Valentino Rossi. Dan Bagnaia adalah anak didik Rossi. Jadi saat ini Bagnaia ibarat representasi Rossi di MotoGP.

    Francesco Bagnaia Foto: Anadolu via Getty Images/Anadolu

    Sebelumnya Bagnaia juga telah mewanti-wanti Marquez agar tidak bikin gaduh garasi Ducati Lenovo yang selama ini harmonis dan solid. Kata Bagnaia, kehadiran Marquez bisa jadi berkah, sekaligus bencana buat tim asal Italia tersebut.

    “Yang pasti dia akan sangat kompetitif. Tahun ini dia sangat cepat dan tahun depan dia akan memiliki materi motor terbaik. Berada di tim merah tentu saja memberi Anda lebih banyak motivasi untuk menjadi yang teratas,” ungkap Bagnaia.

    “Saya pikir (ini) bisa menjadi sangat bagus atau bencana! Jadi kita lihat saja tahun depan. Ini bisa menjadi bencana jika kami mulai berteriak atau kami mulai berdiskusi. Tapi, saya rasa kami berdua sangat cerdas dan dia akan beradaptasi dengan sempurna,” lanjut Bagnaia.

    Tentu bukan hal mustahil bagi Marquez jika dia ingin menjadi pebalap utama yang dipercaya mengembangkan motor Ducati Desmosedici. Sebagai pemegang enam gelar juara dunia MotoGP, Marquez masih memiliki ambisi dan egoisme yang tinggi.

    Contohnya pada pertengahan musim 2024, ketika Marquez diproyeksikan pindah ke tim satelit Ducati Pramac Racing pada 2025, Marquez dengan tegas menolaknya. Marquez pun hanya ingin membalap buat tim pabrikan Ducati Lenovo.

    Ducati pun menyerah. Awalnya mereka ingin merekrut Jorge Martin. Tapi kemudian mereka lebih memilih Marquez, meski dengan risiko besar kehilangan Martin yang pindah ke Aprilia dan Pramac Racing yang pindah ke Yamaha.

    (lua/rgr)

  • Pujian Rossi buat Lorenzo yang Pensiun

    Pujian Rossi buat Lorenzo yang Pensiun

    JAKARTA – Jelang Grand Prix Valencia, pada Kamis waktu setempat, Jorge Lorenzo yang didampingi CEO Dorna Sports Carmelo Ezpeleta secara resmi mengumumkan rencana pensiun setelah musim 2019 berakhir. Banyak pihak merasa kehilangan sosok hebat ini. Termasuk Valentino Rossi. 

    Menurut The Doctor, MotoGP kehilangan salah satu bagian terbaiknya, salah satu pebalap MotoGP yang cepat, bertalenta dan penting di era modern.

    “Saya punya banyak kenangan dengan Jorge karena kami menjadi rekan satu tim di banyak musim di Yamaha dan dia selalu menjadi motivasi yang baik sebagai rekan karena dia sangat kuat, penuh konsentrasi dan selalu memberi yang maksimal,” kata Rossi, melansir laman resmi MotoGP.

    “This will be my last race in #MotoGP” 🎙️@lorenzo99 announces his retirement in front of the world’s media in Valencia 💬#ThankYouJorge | #ValenciaGP pic.twitter.com/AmamdnCZeO

    — MotoGP™ 🇪🇸 (@MotoGP) November 14, 2019

    Rossi menjalani tujuh musim bersama Lorenzo di Yamaha (2008, 2009, 2010, 2013, 2014, 2015, 2016) sebagai rekan satu tim sekaligus rival. Hal yang paling berkesan bagi pebalap 40 tahun adalah pertarungannya dengan Lorenzo di Grand Prix Catalunya 2009.

    “Kami bertarung untuk gelar kejuaraan musim itu tapi khususnya kami bertarung di sepanjang akhir pekan untuk memenangi balapan itu. Pada akhirnya saya menang di tikungan terakhir namun pertarungannya epik, salah satu balapan terbaik di sepanjang karier saya,” kata penggemar klub sepak bola Inter Milan itu.

    “Di akhir kami berpelukan, kenangan yang indah. Itu adalah kenangan terbaik yang pernah saya miliki,” sambung dia.

    Selama menjadi rekan satu tim, keduanya berhasil menyumbangkan empat gelar juara, Rossi pada 2008 dan 2009 sedangan Lorenzo pada 2010 dan 2015. Lorenzo menambah satu gelar lagi bagi Yamaha pada 2012 di saat Rossi menjalani tahun keduanya bersama Ducati.

    Sepanjang 18 tahun perjalanan kariernya di atas aspal, Lorenzo meraih gelar juara dunia MotoGP pada 2010, 2012, dan 2015 dengan Yamaha. Dia juga merupakan juara dunia 250cc – sekarang Moto2 – pada 2006 dan 2007.

  • Bos Ducati Nggak Nyangka Motornya Dipakai Pebalap Sehebat Marquez

    Bos Ducati Nggak Nyangka Motornya Dipakai Pebalap Sehebat Marquez

    Jakarta

    Direktur Ducati Corse, Gigi Dall’Igna tak menyangka, motor Ducati Desmosedici 2025 hasil racikan timnya bisa ditunggangi pebalap sehebat Marc Marquez. Dia mengaku, kenyataan tersebut membuatnya sangat emosional!

    Disitat dari Motorsport, Dall’Igna mengatakan, Marquez berstatus sebagai juara dunia delapan kali. Itulah mengapa, suatu kehormatan The Baby Alien bisa mengendarai motor berkelir merah tersebut.

    “Ketika Anda melihat seorang juara dunia (seperti Marquez) mengendarai motor Anda, itu selalu menjadi emosi yang sangat kuat,” ujar Dall’Igna, dikutip Jumat (6/12).

    Marc Marquez naik Ducati. Foto: Getty Images/Eric Alonso

    Kendati begitu, sebelum kedatangan Marquez, tim pabrikan Ducati sudah punya Francesco Bagnaia yang juga berstatus juara dunia. Meski jumlah gelarnya masih kalah jauh dibandingkan Marquez, namun pebalap Italia tersebut tetaplah pebalap hebat.

    Maka, ketika ditanya siapa yang dijagokannya musim depan, Dall’Igna tak bisa menjawabnya. Dia sebagai petinggi tim hanya berharap, keduanya bisa bersaing dalam perebutan gelara juara.

    “Saya tidak mengunggulkan salah satu dari mereka, saya harus mengatakan bahwa setiap kali kami melakukannya, saya merasakan perasaan yang luar biasa,” tuturnya.

    Luigi Dall’Igna Foto: SOPA Images/LightRocket via Gett/SOPA Images

    Dall’Igna juga yakin, meski membela tim yang sama dan berstatus sebagai juara dunia, hubungan Marquez-Bagnaia sejauh ini baik-baik saja. Mereka malah sering komunikasi mengenai performa motornya.

    “Mereka adalah dua juara, dua pembalap yang tentunya memiliki banyak pengalaman, jadi mengapa tidak?” ungkapnya.

    “Pebalap pada akhirnya mengatakan apa yang dia rasakan mengenai motor dan memang perasaannya sangat mirip. Hal ini, seperti yang dikatakan Pecco, membantu pekerjaan kami, karena memberi kami kepastian untuk melangkah ke depan,” tambahnya.

    Dengan perpanjangan kontrak Pecco dan kedatangan Marc, Ducati dipastikan memiliki pasangan juara dunia MotoGP yang saling melengkapi untuk dua tahun ke depan.

    “Saya pikir mereka berdua adalah juara yang hebat dan inilah yang membuat mereka mirip: pengalaman yang banyak. Mereka berdua sangat bertekad, tetapi di sisi lain itulah semangat yang harus dimiliki seorang juara,” kata Dall’Igna.

    (sfn/dry)

  • Marquez Disebut-sebut Ingin ‘Kuasai’ Garasi Ducati

    Sulitnya Dapat Hati Fans Italia

    Jakarta

    Gesekan antara Marc Marquez dan Valentino Rossi juga melibatkan para penggemar. Marquez bahkan curhat dirinya masih sulit merebut hati fans Italia.

    Hubungan antara para penggemar Italia dan Marc Marquez masih belum mencair. Sekalipun Marquez sudah membela tim asal Italia Gresini sekaligus menunggangi motor pabrikan Borgo Panigale, nyatanya tak membuat para penggemar Italia luluh. Sebagai mantan musuh bebuyutan legenda MotoGP Italia, Valentino Rossi, Marquez masih sering dicemooh saat balapan di Mugello maupun Misano.

    “Buat saya tahun ini tak ada yang berubah. Saya selalu berusaha keras dan saya menang balapan di Misano dengan tim Gresini. Mari kita lihat tahun ini apakah saya bisa mendapat hasil bagus di Mugello di hadapan fans Italia,” kata Marquez dikutip Motorsport.

    “Pada akhirnya, hubungan dengan penggemar Italia memang sangat sulit, tapi semakin ke sini kian membaik,” kata Marquez lagi.

    The Baby Aliens menyebut dirinya selalu berusaha untuk bisa profesional dan mengerjakan pekerjaannya dengan baik. Rider kelahiran Cervera itu juga berharap dengan kontraknya bersama tim Italia, bisa membuat hubungannya dengan penggemar makin harmonis.

    Marquez juga menanggapi hubungan dengan beberapa pebalap zaman sekarang. Menurut kekasih Gemma Pinto itu, hubungan antara dia dan para rival itu sangat terjaga dengan baik.

    “Orang-orang yang membalap dengan saya sekarang lebih ramah. Rasanya baru kemarin saya tiba di sini saat usia 20 tahun sebagai pemuda yang minim pengalaman, sementara saat ini saya adalah salah satu yang paling berpengalaman,” tutur Marquez.

    “Saya sangat menyukai hal ini. Setiap orang memiliki karir dan kisahnya masing-masing, tetapi semua anak muda datang ke MotoGP dengan tekad yang kuat dan kami siap bertarung dengan mereka,” sambung dia.

    Mulai musim depan, Marquez masih akan membela tim Italia, Ducati Lenovo. Ditambah lagi, dia juga akan berpasangan dengan rider Italia binaan akademi Valentino Rossi, Francesco Bagnaia.

    (dry/din)