Event: MotoGP

  • Dulu Bolak-balik Diskotek, Kini Lebih ‘Alim’

    Dulu Bolak-balik Diskotek, Kini Lebih ‘Alim’

    Jakarta

    Pebalap Aprilia asal Spanyol, Jorge Martin punya kisah kelam di masa lalu. Ketika itu, tepatnya saat masih junior, dia pernah terjebak ‘lingkaran setan’. Dia kecanduan pesta dan menghabiskan uang untuk hura-hura!

    Kisah unik tersebut disampaikan Martin saat menjadi pembicara di siniar berbahasa Spanyol, Tengo un Plan. Pebalap yang kini berusia 27 tahun itu mengisahkan perjalanan hidup saat masih nakal hingga menjadi lebih ‘alim’ seperti sekarang.

    Martin mengatakan, pebalap sudah menerima banyak uang saat masih berjuang di kompetisi junior. Bahkan, di level Moto3, mereka sudah mendapat gaji hingga 40 ribu euro atau hampir Rp 700 juta semusim. Nominal tersebut bisa meroket hingga Rp 1,1 miliar ditambah uang-uang lain.

    Jorge Martin. Foto: REUTERS/Pablo Morano

    Di Moto2, pebalap sekurang-kurangnya menerima 300 ribu euro atau Rp 5 miliar semusim. Martin menegaskan, beberapa nama bisa mendapat jauh lebih banyak. Sementara di level MotoGP, ada yang sampai menerima 12 juta euro atau Rp 200 miliaran semusim!

    “(Di Moto2) mungkin mereka mendapatkan 300 ribu euro atau lebih, Anda bisa menabung dan melakukan hal-hal yang bisa menambah pemasukan. Di MotoGP, Anda bisa mendapatkan 600 ribu euro hingga 12 juta euro per tahun yang selama ini didapat pebalap,” ujar Martin, dikutip Selasa (24/12).

    Kondisi tersebut, kata Martin, membuat para pebalap MotoGP gelap mata. Bahkan, dia mengaku sebagai salah satu korbannya. Dia yang punya banyak uang mulai suka pesta dan bolak-balik diskotek atau tempat hiburan malam.

    “Saya mulai berpesta. Sebelumnya, saya tidak pernah keluar rumah, tapi saya mulai pergi ke Barcelona untuk berpesta,” tuturnya.

    “Saya ingat setelah balapan, saya pergi ke Barcelona untuk berpesta. Saya kemudian berlatih di Andorra dan pada akhir pekan saya balik lagi ke Barcelona untuk berpesta. Balapan lagi, pesta lagi dan seterusnya,” lanjutnya.

    Eks pebalap Pramac Racing tersebut kemudian berkisah, suatu hari dia ‘gila-gilaan’ di suatu diskotek. Kemudian setelah puas berpesta, petugas di lokasi tersebut memberikan struk tagihan dengan nominal yang di luar nalar. Dia harus merogoh koceknya dalam-dalam untuk kesenangan sesaat.

    [Gambas:Youtube]

    Jorge Martin Tobat

    Martin mengaku, setelah sekian lama, dia akhirnya mampu keluar dari ‘dunia hitam’. Hal tersebut bermula setelah dia bertemu kekasihnya, Maria, yang memberikan kesadaran.

    “Itu bukan saya. Saya kembali ke akar saya dan saya pikir saya tidak bisa begitu terus. Saat itulah saya memutuskan berhenti. Beberapa bulan kemudian saya bertemu Maria, pacar saya, dan dia membuat saya lebih tenang,” kata Martin.

    Jorge Martin Foto: (Jorge Martin/Instagram)

    Selain itu, kata Martin, ada peran orang tua dan kakek-neneknya dalam perjalanannya menuju ‘pintu tobat’. Kini, dia merasa jauh lebih baik ketimbang saat masih remaja.

    “Saya pikir saya mendapatkan pendidikan yang sangat baik, dan orang tua serta kakek-nenek saya selalu membuat saya tetap membumi. Anda akhirnya melakukan hal tersebut (memberi isyarat untuk berubah),” ungkapnya.

    “Sekarang, saya menjadi lebih baik. Namun, Anda harus bersyukur soal apa yang sudah Anda miliki, merasa bahagia dan menikmatinya. Yang terpenting, Anda juga harus membantu orang-orang tercinta, seperti ayah, ibu dan orang lain yang membutuhkan. Saya bangga dengan (perubahan) ini,” kata dia menambahkan.

    (sfn/lua)

  • Max Verstappen Mau Coba Jadi Pebalap MotoGP tapi…

    Max Verstappen Mau Coba Jadi Pebalap MotoGP tapi…

    Jakarta

    Max Verstappen, juara dunia Formula 1 empat kali mengungkap minatnya pada dunia balap sepeda motor. Bahkan dia kepingin mencoba motor balap langsung di lintasan.

    “Saya adalah penggemar berat MotoGP dan saya mencoba untuk menonton setiap balapan. Saya bahkan membawa iPad saya ke sirkuit sehingga saya tidak melewatkan apa pun,” kata Verstappen dikutip dari Todocircuito, Selasa (24/12/2024).

    “Saya ingin sekali mencobanya, tetapi saya pikir akan lebih bijaksana untuk memulai dengan Moto2 atau Moto3 sebelum mencoba MotoGP,” kata dia.

    Bukan tanpa alasan Verstappen menunda keinginannya. Dia juga mengakui bahwa tim dan penasihat Red Bull Motorsport Dr. Helmut Marko dengan tegas dalam melarang pengalaman semacam itu karena risiko yang akan terlibat.

    Verstappen menyadari keterbatasan dan risiko yang dihadapi saat menggeber sepeda motor balap.

    “Saya ingin sekali melakukannya, tetapi saya mengerti kekhawatiran tim saya. Untuk saat ini, saya akan puas menikmatinya sebagai penonton,” pungkas Verstappen.

    Ini bukan pertama kalinya seorang pembalap Formula 1 menunjukkan minat untuk mencoba MotoGP.

    Yang satu adalah pembalap MotoGP dari tim Rizla Suzuki. Yang lain driver F1 tim Toro Rosso. Lalu apa jadinya jika John Hopkins dan Vitantonio Liuzzi bertukar tunggangan pada tahun 2006. Ketika itu Hopkins, yang pembalap motor, mencoba salah satu PS05B bermesin V10, sebaliknya Liuzzi menungganggi Suzuki Rizla berkekuatan 990cc

    Michal Schumacher pernah membuat kejutan pada 2007. Ia pernah kembali ke lintasan, bukan sebagai pembalap F1, melainkan rider tim MotoGP Ducati.

    Kemudian dua legenda balap dari ‘dunia’ berbeda, Valentino Rossi dan Lewis Hamilton, bertukar tunggangan pada 2019.

    (riar/lua)

  • Andai Jadi Pindah ke MotoGP, Toprak Tak Ingin Seperti Marc Marquez

    Andai Jadi Pindah ke MotoGP, Toprak Tak Ingin Seperti Marc Marquez

    Jakarta

    Pebalap BMW WSBK Toprak Razglatioglu membuka peluang naik kelas ke MotoGP setelah kontraknya berakhir di BMW pada musim 2025. Andai nantinya Toprak mempunyai kesempatan pindah ke MotoGP, Toprak ingin kontrak dari pabrikan dan motor spek pabrikan.

    Toprak Razglatioglu menjalani musim WSBK 2024 dengan fenomenal. Menggunakan motor BMW yang tak diunggulkan, Toprak berhasil mengakhiri musim di posisi pertama, sekaligus mempersembahkan gelar juara WSBK 2024 untuk pabrikan motor asal Jerman tersebut, yang mana ini merupakan gelar pertama mereka di WSBK.

    Jorge Martin bersama tim Pramac dengan dukungan motor spek pabrikan Foto: REUTERS/Hasnoor Hussain

    Selain itu, Toprak juga mencatatkan rekor lain, yakni sebagai pebalap WSBK yang menjuarai kompetisi dengan dua pabrikan berbeda. Sebelum juara bersama BMW, pebalap Turki tersebut menjuarai WSBK pada musim 2021 bersama Yamaha.

    Kontrak Toprak bersama BMW akan berakhir pada musim 2025. Setelah mengukir banyak prestasi di WSBK, tentunya Toprak butuh tantangan baru dan satu-satunya tujuan adalah MotoGP. Menurut manajer Toprak, Kenan Sofuoglu, andai kesempatan itu tiba, maka ada satu syarat yang harus dipenuhi, yaitu paket motor spek pabrikan.

    “Kami menginginkan paket (motor) pabrikan dan kontrak dengan pabrikan seperti yang bekerja di Pramac dengan Martin (mendapatkan kontrak dari Ducati dan motor spek pabrikan),” ungkap Kenan dikutip dari Motosan.

    Marc Marquez saat membela tim Gresini pada MotoGP 2024 Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp

    Kenan mengatakan, Toprak tak tertarik jika hanya direkrut oleh tim satelit tanpa dukungan dari pabrikan seperti yang terjadi dengan Marc Marquez dan Gresini saat Marquez pindah dari tim Repsol Honda.

    “Kami tidak tertarik dengan kesepakatan seperti yang dilakukan Marquez dengan Gresini. Saya mengatakan ini, karena Marc memiliki dukungan dan kekuatan yang besar di belakangnya, sementara kami di Turki, tidak memiliki sponsor dan lebih sedikit dukungan,” ungkap Kenan.

    (lua/dry)

  • Sisi Gelap MotoGP, Gaji Tinggi Bikin Pebalap Dibutakan Dunia!

    Sisi Gelap MotoGP, Gaji Tinggi Bikin Pebalap Dibutakan Dunia!

    Jakarta

    Juara dunia musim lalu, Jorge Martin mengungkap ‘sisi gelap’ MotoGP. Dia mengatakan, gaji besar yang diterima setiap tahun, membuat pebalap dibutakan dunia. Bahkan, dia merupakan salah satu korbannya!

    Saat hadir sebagai tamu di siniar Youtube Tengo un Plan, Martin bicara mengenai uang dan kehidupan pribadi sebagai pebalap. Menurutnya, beberapa rider sudah menerima upah besar saat masih berjuang di kompetisi junior.

    “Pada dasarnya di Moto3, saya sudah menghasilkan uang. Segera setelah naik ke Kejuaraan Dunia, dengan Aspar, saya sudah memiliki kontrak, saya tidak ingat tapi mungkin sekitar 30 atau 40 ribu euro (sekira Rp505-674 juta) semusim,” ujar Martin, dikutip Selasa (24/12).

    “Ditambah beberapa sponsor, di usia 17 tahun, saya sudah mendapat upah sekitar 70 ribu euro (Rp 1,1 miliar) semusim. Lalu, ada pembalap Moto3 yang bisa mendapatkan 150 ribu euro (Rp 2,5 miliar) atau lebih,” tambahnya.

    Jorge Martin Foto: (Jorge Martin/Instagram)

    Menurutnya, ketika masih junior, pebalap tak terlalu memikirkan upah, melainkan karier dan pengembangan diri. Namun, di level berikutnya, pebalap mulai menjadikan uang sebagai fokus utama.

    Ketika naik ke Moto2, pebalap bisa menerima upah 300 ribu euro atau Rp 5 miliaran semusim. Bahkan, ada beberapa nama yang menghasilkan lebih banyak uang. Sementara di level MotoGP, ada yang sampai menerima 12 juta euro atau Rp 200 miliaran semusim!

    “(Di Moto2) mungkin mereka mendapatkan 300 ribu euro atau lebih, Anda bisa menabung dan melakukan hal-hal yang bisa menambah pemasukan. Di MotoGP, Anda bisa mendapatkan 600 ribu euro hingga 12 juta euro per tahun yang selama ini didapat pebalap,” ungkapnya.

    Kondisi tersebut, kata Martin, membuat pebalap MotoGP gelap mata. Bahkan, dia salah satu korbannya. Setelah memegang banyak uang di usia muda, dia mulai senang berpesta dan mampir dari satu diskotek ke diskotek lain.

    “Saya mulai berpesta. Sebelumnya, saya tidak pernah keluar rumah, tapi saya mulai pergi ke Barcelona untuk berpesta,” tuturnya.

    “Saya ingat setelah balapan, saya pergi ke Barcelona untuk berpesta. Saya kemudian berlatih di Andorra dan pada akhir pekan saya balik lagi ke Barcelona untuk berpesta. Balapan lagi, pesta lagi dan seterusnya,” lanjutnya.

    Jorge Martin Foto: (Jorge Martin/Instagram)

    Eks Pebalap Pramac Racing itu kemudian berkisah, suatu hari dia ‘gila-gilaan’ di suatu diskotek. Kemudian setelah puas berpesta, petugas di lokasi memberikan struk tagihan dengan nominal yang di luar nalar. Dia harus merogoh kocek dalam-dalam untuk kesenangan sesaat tersebut.

    “Itu bukan saya. Saya kembali ke akar saya dan saya pikir saya tidak bisa begitu terus. Saat itulah saya memutuskan berhenti. Beberapa bulan kemudian saya bertemu Maria, pacar saya, dan dia membuat saya lebih tenang,” kata Martin.

    [Gambas:Youtube]

    (sfn/dry)

  • Pujian Buat Marc Marquez dari Tangan Kanan Valentino Rossi

    Pujian Buat Marc Marquez dari Tangan Kanan Valentino Rossi

    Jakarta

    Meski baru menjajal motor Ducati, performa Marc Marquez jadi yang terbaik menggeber Desmosidici GP23 tak bisa dibantah lagi. Hasil ini juga diamini tangan kanan Valentino Rossi, sekaligus sahabat The Doctor, Alessio Salucci.

    Uccio merupakan sahabat Rossi sedari bocah. Keduanya sama-sama berasal dari Tavullia, Urbino, Italia. Pria kelahiran 1979 itu menyebut sudah dipertemukan dengan Rossi sejak keduanya masih masih berada di atas stroller.

    Salucci telah menikmati pengalaman unik untuk tetap berdampingan dengan teman masa kecilnya yang menjadi ikon olahraga dunia. Bahkan setelah Rossi pensiun, hubungan mereka tetap ketat.

    Kini saking dekatnya, sahabat kental Rossi itu kini dipercaya mengemban jabatan direktur di tim balap VR46. Para pebalapnya mendapat motor Ducati Desmosedici GP23 pada musim 2024, mereka di antaranya Fabio Di Giannantonio dan Marco Bezzecchi.

    Team Director Pertamina Enduro VR46 Racing Team Alessio Salucci Foto: Dok. Pertamina Enduro VR46 Racing Team

    Namun faktanya, Marquez merupakan pebalap terbaik Desmosedici GP23. Marc Mampu menang tiga balapan dan 10 kali naik podium dengan Desmosedici GP23. Atas hasil itu, Marquez menempati peringkat tiga klasemen akhir MotoGP 2024.

    Uccio tidak punya masalah dalam memuji Marc Marquez, meski hubungan The Baby Aliens dan Rossi belum membaik. Tangan kanan alias orang kepercayaan Rossi itu sadar betul Marquez merupakan pebalap jempolan.

    “Márquez adalah Marquez. Kami mengenalnya dengan sangat baik. Dia tidak memenangkan delapan gelar dunia secara kebetulan. Apa yang dia lakukan dengan motor selalu mengesankan,” kata orang Italia itu dikutip dari Marca.

    Namun keputusan Ducati dalam merekrut Marquez untuk naik ke tim pabrikan juga tidak lepas dari kritikan Uccio. Menurutnya, Jorge Martin lebih pantas menemani Francesco Bagnaia untuk membela Ducati merah.

    “Saya lebih suka mereka memilih Jorge Martin, namun keputusan ini adalah milik Dall’Igna dan Domenicali,” terang Uccio.

    (riar/dry)

  • Mesin V4 Yamaha Batal Diuji Coba, Ini Sebabnya

    Mesin V4 Yamaha Batal Diuji Coba, Ini Sebabnya

    Jakarta

    Pebalap Monster Energy Yamaha Alex Rins mengatakan, mesin V4 Yamaha batal diuji coba. Sebab mesin V4 tersebut belum benar-benar siap. Yamaha sedianya berencana melakukan tes terhadap mesin V4 itu di Sirkuit Jerez, Spanyol, bulan ini.

    “Idenya adalah untuk mengujinya dalam uji coba (seperti) yang dilakukan KTM di Jerez,” jelas Rins dikutip dari Crash. Pada awal Desember 2024, KTM melakukan uji coba secara privat selama dua hari. Andai mesin V4-nya sudah siap, Yamaha seharusnya juga melakukan hal itu.

    Alex Rins Foto: Getty Images/Mirco Lazzari gp

    “Namun pada akhirnya, (mesin V4) itu belum siap dan tidak dapat diuji,” ungkap Rins. Karena tak ada lagi pengujian MotoGP hingga akhir Januari 2025, maka kesempatan berikutnya bagi Yamaha untuk mencoba V4 barunya adalah di Sepang, Malaysia, pada Februari 2025.

    Sebagai informasi, Yamaha sedang dalam proses untuk beralih dari mesin In-line ke mesin V4. Hal itu dilakukan setelah motor MotoGP Yamaha YZR-M1 tak lagi bisa tampil kompetitif di ajang MotoGP dalam kurun tiga tahun terakhir ini. Kali terakhir mesin In-line Yamaha menjuarai MotoGP adalah pada tahun 2021 melalui Fabio Quartararo.

    “Sejujurnya, membuat mesin (V4) itu sulit, tapi menurut saya sangat penting dilakukan,” bilang Kepala Teknis Yamaha Max Bartolini. Kata Bartolini, mesin V4 memberikan keuntungan dengan tata letaknya.

    Mesin V4 disebut sangat cocok dengan ban Michelin yang digunakan di MotoGP saat ini, di mana ban Michelin lebih banyak menggunakan ban belakang daripada ban depan. Itulah alasan mengapa motor Ducati begitu superior di MotoGP, karena motor mereka bisa memaksimalkan keunggulan ban Michelin.

    “Tata letak mesin (V4) dapat membantu, membangun motor di sekitar mesin ke arah (ban belakang) itu,” sambung Bartolini.

    (lua/dry)

  • Bukan Jorge Martin, Ini Pebalap MotoGP dengan Gaji Tertinggi Tahun 2024

    Bukan Jorge Martin, Ini Pebalap MotoGP dengan Gaji Tertinggi Tahun 2024

    Jakarta

    MotoGP 2024 telah berakhir dengan Jorge Martin keluar sebagai juaranya. Selain dinamika yang terjadi di lintasan sirkuit, maupun drama perpindahan pebalap ke tim baru, menarik juga disimak besaran gaji pebalap MotoGP 2024. Siapakah rider yang mendapat bayaran tertinggi tahun ini?

    Mengutip laman Motosan, di urutan ketujuh pebalap dengan gaji pokok sebesar 1 juta euro (Rp 16,9 miliar) ada tiga nama, yakni Brad Binder (KTM) dan 2 pebalap Pramac Racing Ducati, Franco Morbidelli dan Jorge Martin.

    Selanjutnya di posisi keenam ada pebalap dengan gaji pokok sebesar 2 juta euro (Rp 33,8 miliar) yakni Aleix Espargaro (Aprilia Racing). Selanjutnya ada rider dari Yamaha Monster Energy, Alex Rins, yang mengantongi gaji pokok sebesar 2,2 juta euro per tahun atau setara Rp 37,2 miliar.

    Kemudian di posisi keempat, ada dua pebalap MotoGP dengan besaran gaji pokok sebesar 3 juta euro (Rp 50,7 miliar), yakni Joan Mir (Repsol Honda) dan Jack Miller (KTM). Khusus untuk Mir, dia mengalami penurunan gaji signifikan saat pindah dari Suzuki ke Honda pada akhir 2022. Mir sempat mendapatkan gaji fantastis senilai 6 juta euro per tahun (Rp 101 miliar) pada tahun 2021 setelah dia memenangi MotoGP 2020 bersama Suzuki.

    Kembali ke jajaran pebalap dengan gaji tertinggi di tahun 2024, ada nama Johann Zarco di urutan ketiga yang menerima gaji pokok sebesar 4 juta euro (Rp 67,6 miliar) dari timnya, LCR Honda. Selain Zarco, Vinales juga mendapatkan besaran gaji serupa bersama tim Aprilia Racing.

    Di posisi kedua ada nama Fabio Quartararo yang menerima gaji sebesar 6 juta euro per musim dari tim Yamaha Monster Energy. Rider yang menjuarai MotoGP 2021 tersebut mendapatkan kenaikan gaji yang signifikan usai memperpanjang kontrak dengan Yamaha.

    Dan pebalap MotoGP tahun 2024 yang mendapatkan gaji tertinggi adalah Francesco Bagnaia. Pebalap Ducati Lenovo tersebut mengantongi sebanyak 7 juta euro per tahunnya atau setara Rp 118,4 miliar. Tentu wajar bila Pecco Bagnaia mendapatkan bayaran tinggi. Sebab dia adalah pebalap utama Ducati dengan gelar juara dunia 2022 dan 2023. Pada musim 2024 pun Bagnaia tampil konsisten, meski kalah dari Martin di perebutan gelar juara dunia.

    Lantas di manakah posisi Marquez? Besaran gaji Marc Marquez di tim Gresini Racing Ducati belum diketahui pasti. Namun kabarnya, Marquez mengalami penurunan gaji yang signifikan saat memutuskan pindah dari Honda ke Gresini pada akhir 2023 lalu.

    (lua/rgr)

  • Terungkap Alasan Marc Marquez Cerai dengan Red Bull Mulai 2025

    Terungkap Alasan Marc Marquez Cerai dengan Red Bull Mulai 2025

    Jakarta

    Marc Marquez tak lagi disponsori Red Bull. Marquez dan Red Bull bercerai saat rider Spanyol itu membela Ducati merah mulai musim depan.

    Marc Marquez mengungkap dirinya tak akan lagi disponsori Red Bull mulai musim depan saat mulai membela Ducati merah. Padahal Marquez sudah menjadi atlet Red Bull sepanjang kariernya di MotoGP. Logo Red Bull bahkan juga masih tersemat saat dirinya pindah ke Gresini Racing sejak awal musim 2024.

    Perceraian Marquez dan Red Bull ini diduga kuat ada kaitan antara hubungan Ducati dan Monster Energy. Sinyal perpisahan keduanya juga sudah terasa sejak tes pascamusim di Barcelona bulan lalu. Saat menunggangi Ducati Desmosedici GP25, tak ada lagi logo Red Bull di baju balap, helm, maupun motornya.

    Mantan rider Repsol Honda itu sepenuhnya menggunakan warna merah di motor maupun di baju balapnya. Terbaru, Marquez mengkonfirmasi bahwa tak lagi membawa Red Bull sebagai sponsornya.

    “Ducati punya sponsor lain, jadi kami tidak bisa melanjutkannya. Untuk menghormati Red Bull, saya tidak akan memiliki sponsor pribadi,” ungkap Marquez dilansir Crash.

    “Saya ingin berterima kasih ke keluarga Red Bull dan saya harap kami masih berteman,” lanjutnya lagi.

    Belum diketahui apakah Marquez nantinya bakal mendapat sponsor dari Monster Energy. Sekalipun iya, itu jelas bukan sponsor untuk dirinya pribadi. Pada kesempatan yang sama, rider kelahiran Cervera itu juga menegaskan bahwa kedatangannya ke Ducati bukan untuk jadi pebalap nomor satu.

    “Saya datang ke tim juara dunia. Saya juga sudah merasakan tekanan, tapi memang menginginkannya. Saya sudah bilang saya harus meninggalkan zona nyaman di Honda,” ujarnya.

    “Saya punya kesempatan sekarang dan mengambil kesempatan itu. Tahun depan pendekatannya akan berbeda. Di Honda, saya memang nomor satu. Ada pebalap baru selalu datang dan berusaha klop dengan saya. Tapi sekarang saya baru di tim dan Pecco meraih kemenangan lebih banyak di sana (Ducati) dalam beberapa tahun terakhir,” tutur Marquez.

    (dry/din)

  • Wajar Ducati Lebih Pilih Marquez Ketimbang Martin, Ini Sebabnya

    Wajar Ducati Lebih Pilih Marquez Ketimbang Martin, Ini Sebabnya

    Jakarta

    Keputusan tim pabrikan Ducati lebih memilih Marc Marquez ketimbang Jorge Martin sempat mendapat protes dari berbagai pihak. Sebab, The Baby Alien dinilai tak lebih baik dibandingkan rivalnya tersebut di musim lalu.

    Disitat dari Motosan, ayah Jorge Lorenzo, Chicho Lorenzo mengatakan, MotoGP bukan hanya soal kompetisi, melainkan juga ajang promosi suatu merek. Menurutnya, secara exposure, Marquez jauh lebih baik ketimbang Martin.

    “Merek-merek itu ikut MotoGP untuk memasarkan motornya. Mereka ada di balapan karena kejayaan tim membuat motor mereka laku. Alasan itu membuat saya merasa, langkah Ducati merekrut Marquez merupakan keputusan yang wajar,” ujar Chicho Lorenzo, dikutip Jumat (20/12).

    Marc Marquez dan bos Ducati Gigi Dall’Igna tahun 2024. Foto: Doc. Motorsport

    Chicho menjelaskan, Marquez merupakan bintang media. Itulah mengapa, sorotan terhadap pebalap 31 tahun tersebut akan berdampak langsung untuk tim pabrikan Ducati.

    “Tentu mereka tahu bahwa itu akan menghasilkan banyak berita, keuntungan, dan publisitas. Di tingkat olahraga, menurut saya memang tak adil untuk Martin. Tapi ini bukan sekadar olahraga, melainkan juga bisnis,” ungkapnya.

    Meski Marquez tak sebaik Martin musim lalu, namun Chicho yakin, performa pebalap Spanyol itu akan membaik musim depan. Sebab, selain mendapat motor terbaru, daya juang Marquez di lintasan juga masih tinggi.

    “Saya pikir Marc Márquez telah berusaha menemukan jati dirinya, dia telah membuat perubahan yang luar biasa. Ada juga upaya luar biasa untuk mencapainya. Kita lihat saja apa yang akan dia tunjukkan di lintasan,” kata Chicho.

    (sfn/dry)

  • Begini Momen Bos Ducati Marahi Bagnaia karena Terlalu Sopan ke Martin

    Begini Momen Bos Ducati Marahi Bagnaia karena Terlalu Sopan ke Martin

    Jakarta

    Manager Ducati Davide Tardozzi memarahi Francesco ‘Pecco’ Bagnaia usai Sprint Race MotoGP Thailand. Sebab, Bagnaia dinilai terlalu sopan saat kompetitornya berusaha menjatuhkannya.

    Saat itu, Pecco Bagnaia dan Jorge Martin memang tengah berebut poin untuk menjadi juara dunia MotoGP 2024. Di sesi Sprint Race, Bagnaia yang start dari grid terdepan harus finis ketiga di belakang Enea Bastianini dan Jorge Martin.

    Setelah Sprint Race MotoGP Thailand, tim Ducati meletakkan kamera di ‘kantornya’ Bagnaia. Di sana terekam momen Tardozzi sedang marah-marah ke Bagnaia. Ketika itu, Bagnaia sedang berargumen, tapi Tardozzi seakan meminta Pecco untuk diam dulu. Momen itu diunggah kanal YouTube Ducati.

    “Pecco, Pecco, Pecco! Hari ini, hari ini, hari ini, Martin memiliki nyali untuk menjatuhkanmu,” kata Tardozzi memotong pembicaraan Pecco yang sedang berargumen. Seketika Pecco hanya diam mendengarkan.

    “Dia memutuskan akan mengganggumu. Karena dia sudah memposisikan seperti ini di grid. Dia sudah memutuskan bahwa dia akan mengganggumu. Dia melakukan apa yang harus dia lakukan! Itulah yang harus kamu lakukan besok. Kamu tidak bisa selalu menjadi pria sejati. Kamu tidak bisa! Karena orang-orang ini sudah menendang bokongmu. Dia menargetkan kamu di tikungan pertama. Dia sudah memutuskan bahwa dia akan menabrakmu. Tidak diragukan lagi. Jadi kamu harus berhenti (bersikap seperti) pria sejati, karena orang-orang ini akan mencabik-cabik kamu,” ujar Tardozzi berapi-api.

    “Ayo, ini belum berakhir sampai semuanya berakhir. Besok kita akan berada di depannya. Kita akan berada di depannya,” lanjut Tardozzi seraya meninggalkan Pecco Bagnaia.

    [Gambas:Youtube]

    Pada akhirnya, Bagnaia bisa ‘membalas dendam’ di sesi balap utama MotoGP Thailand 2024. Bagnaia jadi juara di MotoGP Thailand 2024 diikuti Martin di posisi kedua dengan jarak hampir 3 detik.

    (rgr/dry)