Event: MotoGP

  • Resmi! Jorge Martin Bertahan di Aprilia

    Resmi! Jorge Martin Bertahan di Aprilia

    Jakarta

    Pebalap Aprilia Racing Jorge Martin telah mengonfirmasi bahwa dia akan tetap bersama Aprilia Racing pada 2026. Sebelumnya Martin menyatakan dirinya akan pindah tim pada 2026, mengakhiri kontrak dengan Aprilia setahun lebih cepat.

    “Saya sangat senang bisa kembali ke sini. Enam atau tujuh bulan yang sangat sulit, menderita banyak cedera, tapi akhirnya, saya senang bisa kembali ke sini dan kembali ke MotoGP. Akhirnya, saya senang bisa mengatakan bahwa saya akan tetap bersama Aprilia hingga tahun 2026,” ungkap Martin dalam konferensi pers menjelang MotoGP Ceko 2025, di Sirkuit Brno, Kamis (17/7/2025).

    Sebelumnya Martin membuat pernyataan di sosial media bahwa dia menggunakan klausul dalam kontraknya supaya bisa hengkang di akhir musim. Klausul yang dimaksud adalah, jika Martin tidak berada dalam posisi lima besar klasemen setelah MotoGP 2025 berlangsung enam seri, maka Martin berhak membatalkan kontrak di tahun 2026.

    Aprilia pun menolak keinginan Martin tersebut dengan alasan, Martin absen sejak awal musim karena cedera, sehingga sulit mengukur performa dia bersama motor Aprilia di lintasan. Aprilia bahkan bisa membuktikan motornya kompetitif di MotoGP 2025, terbukti dengan kemenangan di MotoGP Inggris 2025 melalui Marco Bezzecchi.

    Pihak Aprilia pun bersikeras mempertahankan Jorge Martin sesuai kontrak yang disepakati. Dan akhirnya pihak Martin melunak dan tidak lagi ngotot ingin hengkang dari tim Italia tersebut.

    Martin sendiri untuk pertama kalinya akan kembali ke MotoGP 2025 setelah absen di sepanjang separuh musim 2025. Martin akan memulai balapan lagi di seri Ceko, Sirkuit Brno. Ini menjadi kesempatan bagi Martin untuk beradaptasi dengan Aprilia RS-GP di laga kompetitif.

    (lua/din)

  • Comeback ke MotoGP, Martin Diminta Belajar ke Bezzecchi

    Comeback ke MotoGP, Martin Diminta Belajar ke Bezzecchi

    Jakarta

    Usai absen pada 10 seri MotoGP 2025 karena cedera, Jorge Martin akan kembali balapan di MotoGP akhir pekan ini di Sirkuit Brno, Ceko. Aprilia pun menyarankan Martin agar belajar ke rekan satu paddock-nya, Marco Bezzecchi, yang sekarang menjadi pebalap referensi Aprilia.

    “Marco (Bezzecchi) tentu saja yang menjadi referensi (bagi pebalap Aprilia lainnya). Tidak ada rider pertama atau kedua. Stopwatch-lah yang berbicara dan peringkatnya. Jadi, saya tidak suka membicarakan pebalap pertama atau kedua,” ungkap CEO Aprilia Massimo Rivola dikutip dari Crash.

    Secara statistik, dari 11 seri MotoGP 2025 yang sudah digelar, Bezzecchi memang menjadi pebalap terbaik Aprilia. Saat ini Bezzecchi menempati urutan keenam klasemen MotoGP 2025 dengan 130 poin. Pebalap berjuluk Bezz tersebut juga telah memenangkan seri MotoGP Inggris 2025.

    Sementara Martin yang absen di separuh musim 2025, tentunya harus mulai beradaptasi lagi dengan motor balap Aprilia RS-GP. Kata Rivola, Martin baru bisa beradaptasi setelah melakoni tiga seri balapan.

    “Jelas Jorge akan lebih kesulitan di awal karena dia kurang pengalaman. Saya harap dia bisa segera menghubungi Marco. Saya rasa Marco benar-benar menguasai motor dalam pengendaliannya saat ini,” ungkap Rivola.

    “Jorge butuh setidaknya tiga balapan untuk memperbaiki performanya, saya prediksi dia akan berada di depan bersama Marco dan mari kita lihat bagaimana performanya nanti. Tapi saya rasa paruh kedua musim Aprilia akan sangat menarik,” sambung Rivola.

    Meski saat ini Martin dan Aprilia hubungannya sedang memanas lantaran Martin mendesak mengakhiri kontrak lebih cepat, Rivola menilai Martin tetap merupakan pebalap penting. Kembalinya dia ke lintasan menjadi kabar baik bagi tim Aprilia Racing untuk mengimbangi dominasi Ducati.

    (lua/rgr)

  • Kok Bisa Baju Balap Morbidelli Terbuka saat Kecelakaan?

    Kok Bisa Baju Balap Morbidelli Terbuka saat Kecelakaan?

    Jakarta

    Franco Morbidelli terlibat kecelakaan hebat di Sprint Race MotoGP Jerman akhir pekan kemarin. Dalam kecelakaan itu, yang menjadi sorotan adalah terbukanya wearpack atau baju balap Morbidelli.

    Morbidelli crash saat melakoni Sprint Race MotoGP Jerman 2025 di Sirkuit Sachsenring. Padahal Morbidelli sempat memimpin jalannya balapan.

    Petaka itu datang pada lap ketiga di tikungan delapan. Morbidelli terjatuh, dia terpelanting dari motornya.

    Belum usai, Morbidelli bergulingan di atas gravel, bahkan wearpack-nya sampai terbuka. Morbidelli sempat tidak bergerak setelahnya.

    Produsen baju balap yang dipakai Morbidelli, Dainese, melakukan investigasi tentang penyebab baju balap Morbidelli terbuka saat kecelakaan. Untungnya saat kecelakaan itu airbag di baju balap Morbidelli berfungsi dengan baik sehingga dapat membatasi kekuatan benturan saat kecelakaan.

    Dikutip GPOne, Racing Service Manager Dainese Pietro Mastrapasqua, mengatakan pihaknya membawa baju balap Morbidelli untuk dilakukan investigasi.

    “Kami akan membawa baju balap itu ke perusahaan untuk dianalisis, karena ini merupakan hal anomali yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kami harus menganalisis data untuk memahami kekuatan benturan, karena baju balap itu mengalami pergerakan yang sangat signifikan. Kami tentu harus bekerja untuk masa depan, karena kecelakaan-kecelakaan ini semakin brutal,” kata Pietro Mastrapasqua.

    “Kami harus menganalisis materialnya, karena sekilas, baik kami maupun IRTA (Asosiasi Tim Balap Internasional) tidak menemukan kelainan. Sesuatu pasti terjadi, meskipun baju balap itu lulus semua uji sebelumnya. Material kami telah diuji secara super dengan ritsleting yang dapat mengunci sendiri. Semuanya sangat aneh,” sebutnya.

    Wearpack atau baju balap itu berperan penting dalam melindungi pebalap MotoGP. Baju balap MotoGP kini sudah semakin canggih dan dilengkapi dengan airbag untuk melindungi pebalap saat terjadi kecelakaan. Apalagi kecepatan motor MotoGP saat ini semakin tinggi, bahkan lebih dari 350 km/jam sehingga dibutuhkan peralatan keselamatan yang maksimal.

    (rgr/din)

  • Soal Berdamai dengan Valentino Rossi, Marc Marquez Bilang Begini

    Soal Berdamai dengan Valentino Rossi, Marc Marquez Bilang Begini

    Jakarta

    Marc Marquez ditanya soal kemungkinan berdamai dengan Valentino Rossi. Begini jawaban juara dunia delapan kali tersebut.

    Hubungan Valentino Rossi dan Marc Marquez belum membaik. Sekalipun Rossi tak lagi berkompetisi di MotoGP, namun rivalitas keduanya masih terasa. Misalnya saat Marquez menjadi juara di Mugello, dia banyak disoraki penonton. Tapi Marquez tak ambil pusing soal hal itu. Menurutnya mereka yang bersorak bukanlah penggemar MotoGP sesungguhnya.

    Asa untuk memperbaiki hubungan antara keduanya masih tetap ada. Kendati demikian dalam wawancara dengan DAZN, juara dunia delapan kali itu menyebut tidak bisa hanya datang dari satu pihak.

    “Ketika sesuatu tidak bergantung sepenuhnya pada satu orang, kamu tidak bisa mengatakan, ‘tidak, saya tidak tertarik,” ucap Marquez dilansir Crash.

    Sebelumnya, menyoal Rossi dan Marquez berdamai ini sudah disuarakan oleh Bos Ducati Davide Tardozzi. Baik Marquez ataupun Rossi sebaiknya berjabat tangan dan mengakhiri perseteruan keduanya. Tak cuma itu, Tardozzi juga meminta para penggemar melupakan kejadian tahun 2015 tersebut.

    “Saya rasa perilaku tidak sportif tidak lagi bisa dibenarkan jika berkaitan dengan peristiwa 10 tahun yang lalu. Saatnya untuk melupakan masa lalu dan melihat ke depan, terutama bagi Marc dan Valentino agar bisa memberikan pesan positif,” kata Tardozzi.

    Di sisi lain, dengan kepindahannya ke tim pabrikan Ducati membuat Marquez lebih dekat untuk menyamai tujuh gelar juara dunia di kelas utama Valentino Rossi. Namun, 89 rekor kemenangan Rossi masih sulit untuk dikejar.

    “Saya tidak tahu berapa banyak kemenangan yang dimiliki Agostini dan Valentino. Mencapai 89? Saya melihatnya sebagai hal yang sulit. Mencapai tujuh gelar juara dunia MotoGP? Saya melihatnya sebagai hal yang lebih mudah,” tutur Marquez.

    Marquez memiliki kontrak dengan Ducati hingga akhir musim 2026. Kemungkinan untuk mengejar rekor yang ditorehkan Rossi selama di MotoGP pun masih bisa diraih.

    (dry/rgr)

  • Kok Bisa Baju Balap Morbidelli Terbuka saat Kecelakaan?

    Dianggap ‘Angker’, Pebalap Kompak Minta Sirkuit Sachsenring Dirombak

    Jakarta

    Sejumlah pebalap MotoGP mendesak agar Sirkuit Sachsering, Jerman, segera dirombak. Permintaan tersebut menyusul banyaknya rider yang mengalami kecelakaan parah saat balapan pekan lalu.

    Sebagai gambaran, hanya ada 10 dari 18 pebalap yang mampu menuntaskan perlombaan di MotoGP Jerman 2025. Artinya, ada delapan pebalap yang mengalami crash atau kecelakaan saat balapan pekan lalu.

    Lima pebalap mengalami crash di tikungan pertama, sementara sisanya tersebar di tikungan lainnya. Catatan tersebut membuat MotoGP Jerman 2025 masuk daftar hitam sebagai seri dengan sisa pebalap paling sedikit sepanjang sejarah.

    Sirkuit Sachsenring makan banyak korban. Foto: Getty Images/Gold & Goose Photography

    Pebalap Ducati asal Spanyol, Marc Marquez mengatakan, meski masuk salah satu lintasan favoritnya, namun Sirkuit Sachsering tetap perlu dirombak. Sebab, menurutnya, keselamatan pebalap merupakan prioritas utama.

    “Ya, tentu saja ini adalah salah satu trek balap yang saya sukai. Tetapi beberapa dinding berada terlalu dekat, terutama dalam kondisi basah. Sebab, dalam kondisi basah, ketika Anda menabrak, Anda bahkan meningkatkan kecepatan ketika menyentuh landasan,” ujar Marquez, dikutip dari Crash, Rabu (16/7).

    “Jelas bahwa itu bukan trek balap seperti Qatar, di mana Anda tidak pernah sampai ke dinding. Tetapi mereka sedang mengerjakan itu,” tambahnya.

    Alex Marquez Foto: dok.Istimewa/Gresini Racing

    Senada dengan kakaknya, Alex Marquez juga meminta pengelola merombak Sirkuit Sachsenring. Sebab, lintasan tersebut akan menggelar balapan hingga musim 2031.

    “Seperti yang dikatakan Marc, mereka perlu memodifikasi beberapa hal untuk meningkatkan sedikit (keamanan), seperti di tikungan 5 atau tikungan 8. Tapi mereka bekerja, apalagi mereka baru perpanjang kontrak, pasti akan ada modifikasi,” tuturnya.

    Bukan hanya duo Marquez, keresahan yang sama juga dirasakan Francesco Bagnaia. Pebalap asal Italia itu menyoroti posisi dinding pembatas yang terlalu dekat dengan trek. Dia berharap, pengelola Sirkuit Sachsenring bisa berkaca dari Sirkuit Jerez, Spanyol.

    “Memang benar mereka bekerja keras (melakukan perbaikan) di Sirkuit Jerez, yang sebelumnya sangat dekat dengan dinding pembatas. Nah, jika mereka melakukan hal yang sama di semua trek lama (seperti Sachsenring), itu akan jauh lebih aman,” kata Bagnaia.

    (sfn/rgr)

  • Ada Pebalap MotoGP yang Nggak Mau Start Terdepan, Siapa Ya?

    Ada Pebalap MotoGP yang Nggak Mau Start Terdepan, Siapa Ya?

    Jakarta

    Umumnya, pebalap MotoGP akan berlomba-lomba di sesi kualifikasi untuk mengamankan posisi terdepan atau pole position. Sebab, kondisi tersebut lebih memudahkan mereka meraih kemenangan.

    Menariknya, ada pebalap yang justru tak mau mengawali perlombaan dari depan. Dia merupakan rider Yamaha asal Prancis, yakni Fabio Quartararo. Kira-kira apa alasannya, ya?

    Disitat dari Crash, Senin (14/7), Quartararo sadar performa motor Yamaha tak mampu bersaing dengan motor-motor lain, terutama dari pabrikan Eropa. Ketika start pertama atau pole position, dia tahu tak akan mampu mempertahankan posisinya hingga finis.

    Fabio Quartararo tak suka start dari urutan terdepan. Foto: AFP/LLUIS GENE

    Itulah mengapa, ketimbang ‘terlihat jomplang’, pebalap 27 tahun itu memilih start agak ke belakang. Kondisi tersebut juga membuat gairahnya dalam membalap rider lain meningkat.

    “Meraih pole position itu bagus karena membantu balapan. Tapi saya justru lebih suka tak start dari posisi itu, karena pada akhirnya saya tidak memiliki potensi apa pun dalam balapan. Cengkeramannya sangat rendah,” ujar Quartararo.

    Musim ini, Quartararo sudah empat kali meraih pole position. Namun, tak satu pun dari keempatnya yang berakhir kemenangan.

    “Itu memberi harapan. Tapi, pada akhirnya, Anda tahu bahwa Anda tidak akan berada di depan,” ungkapnya.

    Menariknya, Quartararo justru tampil lebih lepas ketika memulainya tak dari urutan terdepan. Bahkan, dia beberapa kali meraih podium atau peringkat keempat. Hal ini yang membuatnya tak terlalu suka pole position.

    “Mendapatkan pole position itu luar biasa, ada kebahagiaan dalam tim. Tapi kami senang karena tahu bahwa kami akan sangat kesulitan mempertahankan posisi. Itu selalu menjadi hal tersulit (saat balapan) musim ini,” kata dia.

    (sfn/rgr)

  • Cerita Unik di Balik Selebrasi ‘Aura Farming’ Marquez di MotoGP Jerman

    Cerita Unik di Balik Selebrasi ‘Aura Farming’ Marquez di MotoGP Jerman

    Jakarta – Pebalap Ducati asal Spanyol, Marc Marquez merayakan kemenangan di MotoGP Jerman, akhir pekan kemarin, dengan cara unik. Dia melakukan selebrasi pacu jalur atau aura farming sebelum motornya menyentuh garis finis.

    Menariknya, ada kisah unik di balik selebrasi khas Indonesia tersebut. Marquez mengaku, dia harus ngebut dan membuat gap-nya jauh dari pebalap di posisi kedua. Maka, dengan begitu, dia punya cukup waktu untuk berdiri di motor dan melakukan gerakan ‘aura farming’.

    “Itulah alasan saya menambah kecepatan, biar saya punya jarak sekian detik untuk melakukan (selebrasi) itu,” ujar Marquez kepada adiknya sesaat setelah selesai balapan, dikutip dari akun Instagram MotoGP, Senin (14/7).

    Marc Marquez Aura Farming Foto: Instagram Marc Marquez

    Dengan nada bercanda, Alex Marquez menegur Marc Marquez yang selalu ‘show off’ di depan banyak penonton. Menurutnya, selebrasi tersebut bisa saja membahayakan kakaknya. Namun, The Baby Alien hanya membalasnya dengan tawa.

    Sejak beberapa pekan terakhir, sejumlah atlet di dunia ‘keranjingan’ selebrasi aura farming. Bukan hanya Marquez, pebalap-pebalap besar seperti Toprak Razgatlioglu, Deniz Oncu dan Alex Albon juga pernah melakukan gerakan unik tersebut.

    Sebagai catatan, Marc Marquez tampil sempurna di MotoGP Jerman 2025. Selain di balapan inti atau race, dia juga menang di balapan pendek atau sprint race. Kondisi tersebut membuatnya makin kokoh di klasemen sementara.

    Berikut Klasemen MotoGP Usai Balapan Jerman

    1. Marc Marquez – 319

    2. Alex Marquez – 241

    3. Francesco Bagnaia – 181

    4. Fabio Di Giannantonio – 142

    5. Franco Morbidelli – 139

    6. Marco Bezzecchi – 130

    7. Johann Zarco – 104

    8. Pedro Acosta – 99

    9. Fermin Aldeguer – 81

    10. Fabio Quartararo – 74

    11. Brad Binder – 51

    12. Ai Ogura – 49

    13. Raul Fernandez – 44

    14. Jack Miller – 38

    15. Luca Marini – 38

    16. Alex Rins – 35

    17. Joan Mir – 32

    18. Lorenzo Savadori – 8

    19. Miguel Oliveira – 8.

    (sfn/rgr)

  • Sederet Pebalap Dunia yang Selebrasi ‘Aura Farming’ di Lintasan

    Sederet Pebalap Dunia yang Selebrasi ‘Aura Farming’ di Lintasan

    Jakarta

    Selebrasi pacu jalur atau ‘aura farming’ khas Indonesia belakangan mendunia. Bahkan, ada sejumlah pebalap kenamaan yang melakukan gerakan tersebut di lintasan. Siapa saja nama-namanya?

    Paling terbaru, ada pebalap MotoGP asal Spanyol, Marc Marquez yang menunjukkan selebrasi ‘aura farming’ setelah memenangkan balapan di Sirkuit Sachsenring, Jerman. Dia mengaku harus berusaha memperlebar gap dengan pebalap lain di belakang demi melakukan gerakan tersebut.

    “Itulah alasan saya menambah kecepatan, biar saya punya jarak sekian detik untuk melakukan (selebrasi) itu,” ujar Marquez kepada adiknya sesaat setelah selesai balapan, dikutip dari akun Instagram MotoGP, Senin (14/7).

    Marc Marquez selebrasi pacu jalur atau aura farming. Foto: Michellin Sport.

    Sebelum Marquez, pebalap muda di Moto2, Deniz Oncu juga menunjukkan selebrasi yang sama saat memenangkan balapan di Jerman. Hanya saja, dia tak melakukannya persis di lintasan, melainkan di Parc Ferme atau tempat parkir untuk para pemenang.

    Menariknya, selebrasi Oncu mendapat kritikan. Sebab, beberapa gerakannya dianggap salah dan tak sesuai aslinya. Bahkan, dia menggelengkan kepala seakan-akan menyadari kesalahannya.

    Selain Marquez dan Oncu, pebalap World Superbike (WSBK) asal Turki, Toprak Razgatlioglu juga memilih selebrasi yang sama. Dia melakukan gerakan pacu jalur setelah memenangkan perlombaan di Donington Park, Inggris.

    Toprak Razgatlioglu selebrasi aura farming. Foto: Doc. WSBK

    Bukan hanya balap motor, balap mobil seperti F1 juga tak mau ketinggalan tren. Tarian aura farming ditunjukkan pebalap William Racing blasteran Inggris-Thailand, Alex Albon. Namun, berbeda dengan pebalap lain, gerakan tersebut dilakukan bukan sebagai selebrasi kemenangan, melainkan sekadar konten.

    Sebenarnya, selain nama-nama tenar barusan, masih banyak pebalap lain yang melakukan aura farming setelah perlombaan. Misalnya seperti IndyCar Racing, Motocross dan lainnya.

    (sfn/din)

  • Profil Veda, Pebalap Gunung Kidul yang Bikin Indonesia Raya Bergema di Eropa

    Profil Veda, Pebalap Gunung Kidul yang Bikin Indonesia Raya Bergema di Eropa

    Jakarta

    Veda Ega Pratama kembali membuat lagu Indonesia Raya bergema di Eropa. Pebalap asal Gunung Kidul, Yogyakarta, itu menjadi juara di balap junior RedBull MotoGP Rookies Cup di Sachsenring, Jerman.

    Veda tak sendirian sebagai perwakilan Indonesia di RedBull MotoGP Rookies Cup. Di ajang yang sama, pebalap asal Sleman, Yogyakarta, Kiandra Ramadhipa juga turut bikin bangga Indonesia di kancah internasional. Keduanya adalah pebalap binaan Astra Honda Motor (AHM) yang tergabung dalam Astra Honda Racing Team (AHRT).

    Veda Ega Pratama jadi juara di Race 2 RedBull MotoGP Rookies Cup Sachsenring pada hari Minggu (13/7/2025) kemarin. Sedangkan Kiandra Ramadhipa mengisi podium kedua di Race 1 sehari sebelumnya.

    Di Race 2, Veda berhasil mengumandangkan Indonesia Raya di sirkuit Sachsenring, Jerman, sirkuit yang juga digunakan MotoGP di hari yang sama. Veda juga di seri sebelumnya di Mugello berhasil menyapu bersih podium tertinggi di dua race sekaligus.

    Profil Veda Ega Pratama

    Veda merupakan pebalap berbakat Indonesia. Rider berusia 16 tahun itu sudah melakoni beberapa balapan internasional. Bahkan, ia jadi juara di ajang Asia Talent Cup 2023.

    Dikutip dari situs resmi RedBull Rookies Cup, Veda mulai mencintai dunia balap saat berusia 6 tahun. Kecintaannya terhadap dunia balap tak lepas dari peran sang ayah, Sudarmono, yang juga mantan pebalap nasional. Veda mendapat dukungan penuh dari keluarga untuk balapan.

    Tahun 2019 pertama kali mencicipi sirkuit besar dengan menunggangi Honda CBR150R bersama Astra Honda Racing School. Veda melanjutkan karier balapannya di ajang internasional. Pebalap kelahiran tahun 2008 itu berkompetisi di ajang Asia Talent Cup pada 2021 dengan menggunakan motor Honda NSF 250R.

    Kariernya di Asia Talent Cup makin moncer. Di tahun keduanya di Asia Talent Cup, Veda menjadi juara 3 secara keseluruhan dengan tiga kali naik podium tertinggi. Aksinya di Asia Talent Cup sempat memukau banyak orang. Salah satunya adalah aksi penyelematan yang luar biasa dan mirip aksi Marc Marquez.

    Di tahun 2023, Veda mengikuti 2 ajang internasional. Pertama adalah Asia Talent Cup. Di ajang itu, Veda menjadi pebalap Indonesia pertama yang menjadi juara Asia Talent Cup 2023 dengan 9 kali menang dari 12 balapan yang diselenggarakan sepanjang tahun 2023. Di tahun yang sama, Veda juga ikut balap Asia Road Racing Championship menggunakan Honda CBR250RR dan finis di tempat ketiga.

    Veda Ega Pratama Juara Asia Talent Cup 2023 Foto: Dok. AHM

    Tahun 2024, Veda bertarung di Eropa di ajang RedBull MotoGP Rookies Cup. Tahun lalu, Veda finis di urutan kedelapan dengan torehan terbaik podium ketiga di Race 2 Spielberg, Austria.

    Kini, di tahun 2025 Veda kembali bertarung di RedBull MotoGP Rookies Cup. Dari 10 balapan yang telah dilewatinya, tiga di antaranya Veda berhasil memijak podium tertinggi. Seri sebelumnya di Mugello, Veda jadi pebalap tercepat di dua race sekaligus dan sukses mengibarkan bendera Merah Putih di podium tertinggi. Kemudian di Sachsenring juga jadi juara di Race 2.

    Kini, Veda telah mengumpulkan 130 poin di RedBull MotoGP Rookies Cup 2025, hanya terpaut 24 poin dari pemuncak klasemen Hakim Danish dari Malaysia. Sementara itu, RedBull MotoGP Rookies Cup 2025 masih menyisakan 2 seri dengan 4 balapan lagi, yaitu di Spielberg, Austria, dan Misano, Italia. Artinya, masih ada kesempatan bagi pebalap Astra Honda Racing Team (AHRT) itu untuk menjadi juara RedBull MotoGP Rookies Cup 2025.

    (rgr/din)

  • Indonesia Raya Berkumandang, Pebalap Gunung Kidul Juara di Sachsenring

    Indonesia Raya Berkumandang, Pebalap Gunung Kidul Juara di Sachsenring

    Jakarta

    Lagu Indonesia Raya kembali berkumandang di Eropa. Kali ini, pebalap muda kelahiran Gunung Kidul, Yogyakarta, Veda Ega Pratama lagi-lagi jadi juara di balap junior RedBull MotoGP Rookies Cup di Sachsenring, Jerman.

    Dua pebalap Indonesia di ajang Red Bull Rookies Cup bikin bangga. Veda Ega Pratama jadi juara di Race 2 pada hari Minggu. Sedangkan Kiandra Ramadhipa mengisi podium di Race 1 hari Sabtu.

    Di Race 2, Veda kembali berhasil mengumandangkan Indonesia Raya di sirkuit Sachsenring, Jerman, sirkuit yang juga digunakan MotoGP di hari yang sama. Veda juga di seri sebelumnya di Mugello berhasil menyapu bersih podium tertinggi di dua race.

    Di Sachsenring, Veda mengawali balapan dengan start dari grid ketujuh. Pebalap asal Gunung Kidul berusia 16 tahun itu memacu tunggangannya di tengah-tengah pertarungan dengan 15 motor KTM lainnya.

    Pemimpin klasemen sementara Red Bull MotoGP Rookies Cup Hakim Danish dan Brian Uriarte terjatuh dan tidak mendapatkan poin. Jadi, Veda kini sangat berpeluang untuk meraih kemenangan.

    “Saya tidak berharap menang hari ini, tidak, tapi selalu, saya yakin. Sejak awal, saya mencoba untuk berada di depan, tetapi semua orang menyalip di mana-mana, jadi setelah putaran kedua, saya berganti posisi, saya mencoba untuk tetap tenang dan tetap berada di grup terdepan,” kata Veda dikutip dari situs resmi Red Bull Rookies Cup.

    “Itu berhasil karena ketika saya ingin memacu di akhir, ban saya masih tersisa. Dengan 3 putaran tersisa, saya memacu dan berhasil mencapai posisi terdepan.”

    “Lalu saya unggul dan saya melihat di layar TV besar bahwa beberapa pembalap mengalami kecelakaan dan saya sempat memimpin sedikit di putaran terakhir.”

    “Jadi saya hanya mencoba untuk fokus ke depan, terus memacu dan mempertahankan keunggulan,” sebut Veda.

    Di Race 1 sehari sebelumnya, Veda juga hampir meraih podium dengan berjuang di grup terdepan. Namun, Veda saat itu finis di urutan keempat.

    Sementara itu, pebalap Indonesia lainnya Kiandra Ramadhipa juga turut bikin bangga. Pada Race 1, Kiandra hampir jadi juara, tapi tetap mengisi podium kedua. Sedangkan di Race 2, Kiandra finis di urutan keempat, hampir meraih podium bareng Veda.

    “Saya merasa balapannya tidak terlalu cepat. Saya bisa mengikuti rombongan depan dan mencoba mengendalikan ban saya. Di dua lap terakhir, saya melihat Brian terjatuh dan Veda mulai memperlebar jarak. Saya ingin mencoba mengejar yang lain, tetapi saya membuat kesalahan di lap terakhir. Saya sempat tergelincir, tetapi saya pikir saya masih bisa naik podium. Lalu ada pembalap lain yang membuat kejutan di tikungan terakhir, jadi saya finis di posisi ke-4. Meski begitu, saya rasa ini akhir pekan yang sangat bagus. Saya telah belajar banyak dan akan terus belajar di balapan berikutnya,” ujar Kiandra.

    (rgr/din)