Event: MotoGP

  • Siapakah GOAT MotoGP Sesungguhnya? Rossi atau Marquez?

    Siapakah GOAT MotoGP Sesungguhnya? Rossi atau Marquez?

    Jakarta

    Greatest of all time (GOAT) atau yang terhebat sepanjang masa selalu menjadi bahan perdebatan di berbagai cabang olahraga. Kalau di sepakbola ada nama Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo yang diperdebatkan. Maka di olahraga otomotif MotoGP, ada nama Valentino Rossi dan Marc Marquez yang selalu dibanding-bandingkan. Jadi siapakah rider yang pantas menyandang gelar GOAT di MotoGP?

    Pebalap Pertamina VR46, Franco Morbidelli, ikut menanggapi perdebatan ini. Menurut dia, faktor yang membedakan Rossi dengan Marquez adalah, dampak besar yang Rossi berikan terhadap perkembangan MotoGP di dunia.

    Rossi punya catatan karier yang impresif. Ia mengoleksi sembilan gelar juara dunia, tujuh di antaranya di kelas utama, dengan total 115 kemenangan Grand Prix. Lebih dari sekadar angka, Rossi juga berperan besar dalam mengangkat popularitas MotoGP ke level global. Tak heran, banyak yang menempatkannya sebagai ikon sekaligus kandidat terkuat GOAT.

    Tapi Marquez juga tak bisa dipandang sebelah mata. Pada musim 2025 ini, Marquez berpeluang menyamai rekor sembilan gelar Rossi. Saat ini, pebalap asal Spanyol itu telah mengantongi delapan gelar dunia dan 72 kemenangan di kelas utama, hanya terpaut dari rekor Rossi yang mencatat 89 kemenangan. Bagi sebagian penggemar, pencapaian tersebut sudah cukup untuk menobatkannya sebagai GOAT.

    Sebagai anak didik Rossi, Morbidelli tentunya memiliki pandangan yang subjektif dan dipastikan dia akan memilih mentornya sebagai satu-satunya pebalap yang layak diberi gelar GOAT MotoGP. Tapi di sisi lain, dia tetap menganggap Marquez sebagai salah satu yang terhebat dalam sejarah MotoGP.

    Rossi diduga tendang Marquez di MotoGP Malaysia 2015. Foto: Motogp.com

    “Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menjawab Anda, dan saya akan mengesampingkan persahabatan saya dengan Valentino untuk melakukannya,” katanya tentang perdebatan ini dalam wawancara dengan AS baru-baru ini.

    “Saat ini, Marc memiliki delapan gelar, dan ketika dia memenangkan kejuaraan dunia ini, dia akan punya sembilan gelar, seperti Vale. Angka-angkanya sama, dan saya pikir Valentino dan Marc dapat dianggap sebagai tiga atau lima yang terhebat dalam sejarah,” tambahnya.

    Meski demikian, Morbidelli menyebut ada satu momen yang membuatnya ragu pada karier Marquez, yakni kontroversi tahun 2015. Saat itu Valentino Rossi menuduh Marquez berkonspirasi untuk menggagalkan peluangnya meraih gelar juara dunia, isu yang masih sering dibicarakan hingga kini.

    Ketika diminta memilih lebih tegas, Morbidelli menegaskan Rossi tetap berada di atas Marquez. “Karena cara dia (Rossi) dalam melakukan perlakukan pendekatan terhadap olahraga ini dan sentuhan yang dia bawa, yang membawanya ke dimensi lain. Marc brutal dan fantastis, tapi dia belum mencapai (level) ini,” tukas Morbidelli.

    (lua/dry)

  • Jadwal MotoGP Catalunya 2025, Sprint Race Digelar Malam Hari

    Jadwal MotoGP Catalunya 2025, Sprint Race Digelar Malam Hari

    Jakarta

    Seri ke-15 MotoGP 2025 akan digelar di Sirkuit Catalunya, Spanyol. Namun, balapan bukan berlangsung pekan ini, melainkan pekan depan. Nah, biar tak ketinggalan serunya kualifikasi, Sprint Race hingga balapan inti, kami bakal rangkum jadwal MotoGP Catalunya 2025 sejak sekarang!

    Rangkaian jadwal MotoGP Catalunya 2025 akan dimulai melalui latihan bebas pertama yang dihelat Jumat (5/9). Kemudian perlombaan dilanjutkan ke sesi kualifikasi pada Sabtu sore dan Sprint Race di Sabtu malam (6/9). Setelah itu, perlombaan ditutup dengan Race atau balapan inti, Minggu malam (7/9).

    Musim lalu, MotoGP Catalunya digelar dua kali, yakni di pertengahan dan akhir musim. Khusus di akhir musim, balapan tersebut bertajuk ‘solidarity race’ setelah menggantikan MotoGP Valencia yang batal digelar akibat banjir.

    Jadwal MotoGP Catalunya 2025. Jangan lupa, Sprint Race digelar malam hari. Foto: Getty Images/Gold & Goose Photography

    MotoGP Catalunya 2024 yang pertama dimenangkan Francesco Bagnaia yang mampu mengalahkan Jorge Martin dan Marc Marquez. Sementara balapan kedua juga dimenangkan Bagnaia dengan mengalahkan dua musuh yang sama.

    Bagnaia agaknya susah mengulang keberhasilan yang sama musim ini. Sebab, pebalap Ducati asal Italia itu sedang berada dalam periode terburuknya di MotoGP. Sementara Marquez yang tak pernah menang di Catalunya sejak musim 2019, diprediksi akan tampil gemilang di balapan pekan depan.

    Berikut Jadwal MotoGP Catalunya 2025

    Jumat (5/9)

    13:30 – 13:45 | MotoE – Free Practice14:00 – 14:35 | Moto3 – Free Practice Nr. 114:50 – 15:30 | Moto2 – Free Practice Nr. 115:45 – 16:30 | MotoGP – Free Practice Nr. 117:35 – 17:50 | MotoE – Practice18:15 – 18:50 | Moto3 – Practice19:05 – 19:45 | Moto2 – Practice20:00 – 21:00 | MotoGP – Practice21:20 – 21:30 | MotoE – Qualifying Nr. 121:40 – 21:50 | MotoE – Qualifying Nr. 2

    Sabtu (6/9)

    13:40 – 14:10 | Moto3 – Free Practice Nr. 214:25 – 14:55 | Moto2 – Free Practice Nr. 215:10 – 15:40 | MotoGP – Free Practice Nr. 215:50 – 16:05 | MotoGP – Qualifying Nr. 116:15 – 16:30 | MotoGP – Qualifying Nr. 217:10 | MotoE – 7 Laps, Race Nr. 117:45 – 18:00 | Moto3 – Qualifying Nr. 118:10 – 18:25 | Moto3 – Qualifying Nr. 218:40 – 18:55 | Moto2 – Qualifying Nr. 119:05 – 19:20 | Moto2 – Qualifying Nr. 220:00 | MotoGP – 12 Laps, Sprint Race21:10 | MotoE – 7 Laps, Race Nr. 2

    Minggu (7/9)

    14:40 – 14:50 | MotoGP – Warm Up15:00 – 15:40 | MotoGP – Rider Parade16:00 | Moto3 – 18 Laps, Race17:15 | Moto2 – 21 Laps, Race19:00 | MotoGP – 24 Laps, Grand Prix.

    (sfn/dry)

  • Sirkuit Balaton Park Disebut Bahaya, Marquez Bilang Begini

    Sirkuit Balaton Park Disebut Bahaya, Marquez Bilang Begini

    Jakarta

    Balapan perdana MotoGP Hungaria 2025 di Sirkuit Balaton Park menuai sorotan terkait aspek keselamatan. Tata letak lintasan yang berlawanan arah jarum jam serta dengan karakter sempit dan berliku membuat aksi menyalip terbatas serta memunculkan sejumlah insiden menegangkan. Apa kata pebalap Ducati Lenovo Marc Marquez?

    Dalam balapan di Sirkuit Balaton Park akhir pekan lalu terjadi sejumlah insiden kecelakaan. Enea Bastianini mengalami kecelakaan di tikungan 12, ia terjatuh dan tergelincir melewati chicane hingga menyentuh tepi garis sirkuit. Tabrakan beruntun juga terjadi di tikungan 1 yang dikenal sangat sempit, sementara pada sesi kualifikasi, motor KTM Pedro Acosta yang terjatuh bahkan terlempar tiga meter dan menabrak kamera di tikungan 8.

    Kameramen MotoGP nyaris jadi korban motor ‘terbang’ Pedro Acosta di MotoGP Hungaria 2025 Foto: Tangkapan layar X @MotoGP

    Kendati berbagai insiden terjadi, pemimpin klasemen Marc Marquez menilai, sirkuit baru ini masih memenuhi standar keselamatan. “Bagi saya, ini cukup aman dan treknya bagus untuk balapan,” kata Marquez dikutip dari Crash.

    Marquez mengakui trek terasa lebih ketat dibanding sirkuit lain, namun tetap memberi ruang untuk saling overtake. “Tentu saja treknya berbeda. Treknya ketat. Tapi pada akhirnya, seperti yang kita lihat, kalau mau, kita bisa menyalip,” ujarnya.

    “Memang benar Anda perlu memiliki, seperti, tiga, empat persepuluh lebih banyak dari pengendara di depan jika ingin menyalip dengan cara yang bersih,” sambung rider Spanyol.

    Ia pun menyinggung insiden Bastianini. “Kecelakaan Bastianini (memang sudah di ambang batas), tapi kita sudah sering melihatnya di Le Mans, di Austin, dan bahkan saya sendiri tahun ini juga mengalami kecelakaan di tikungan 4 itu,” ucapnya.

    Marquez menekankan pentingnya MotoGP hadir di negara baru meski jumlah penonton GP Hungaria hanya sekitar 33 ribu orang, salah satu yang terendah musim ini. Ia juga menanggapi insiden di sprint race ketika Fabio Quartararo terjatuh di tikungan 1. “Kami tidak membicarakannya. Tapi semua orang tahu apa yang terjadi di tikungan pertama,” kata Marquez.

    Menurutnya, insiden di tikungan pertama bukan hal aneh, bahkan sering terjadi di Catalunya. “Dengan pengalaman yang lebih sedikit, lebih mudah menciptakan insiden. Tapi itu bisa terjadi di balapan,” tambahnya.

    Marquez pun menutup dengan optimisme. “Temboknya cukup aman, (antusiasme) penontonnya juga bagus. Yang terpenting, MotoGP bisa membuka diri di negara baru,” ujar kandidat kuat juara dunia MotoGP 2025 itu.

    (lua/rgr)

  • Sirkuit Balaton Park Disebut Bahaya, Marquez Bilang Begini

    Sudah Berkali-kali Cedera, Marc Marquez Kok Masih Tetap Jago?

    Jakarta

    Pebalap Ducati asal Spanyol, Marc Marquez, makin dekat dengan gelar juara kesembilan di semua kelas kompetisi. The Baby Alien sebentar lagi akan menyamai raihan mantan rivalnya di lintasan, Valentino Rossi.

    Kenyataan Marquez mampu tampil impresif musim ini tentu mengherankan. Sebab, dia pernah benar-benar terpuruk ketika mengalami cedera kambuhan dan harus bolak-balik ke meja operasi. Ketika itu, dia diprediksi akan pensiun muda.

    Bukannya menyerah dan pasrah dengan keadaan, Marquez terus bangkit dari keterpurukan. Dia rutin melakukan latihan fisik hingga kondisinya pelan-pelan membaik. Puncaknya, dia pindah dari Repsol Honda ke Gresini Racing untuk memulai tantangan baru.

    Marc Marquez dan Alex Marquez. Foto: Getty Images/Steve Wobser

    Hasilnya, dia finis ketiga di klasemen MotoGP musim lalu. Performanya makin membaik setelah Marquez memutuskan gabung ke tim pabrikan Ducati. Kini, dia memimpin klasemen sementara dan berpeluang mengunci gelar juara di dua seri mendatang.

    Lantas, mengapa Marquez yang sudah berulang kali cedera masih bisa tampil memukau di MotoGP? Adiknya, Alex Marquez punya jawabannya. Menurut Alex, kakaknya makin dewasa secara mental setelah mengalami cedera berjilid-jilid.

    Kini, kata Alex, pebalap 32 tahun itu lebih paham limit atau batasan tubuhnya. Marquez menjadi pebalap yang penuh perhitungan, terukur dan tak serampangan. Itulah mengapa, Marquez belakangan mulai tenang dan jarang mengalami crash.

    “Jika sebelum cedera Marc sangat baik dan hebat, maka sekarang dia justru lebih baik. Dia kini mampu menyeimbangkan segalanya lebih banyak lagi dengan keterbatasan yang mungkin masih dimiliki lengannya,” ujar Alex Marquez, dikutip dari GPOne, Kamis (28/8).

    Marc Marquez. Foto: Getty Images/Klaus Pressberger

    Alex percaya, cedera parah justru mengubah cara berpikir kakaknya menjadi lebih baik. Selain itu, meski masih ada sisa-sisa operasi, Marquez mulai terbiasa dengan kondisi tubuh yang sekarang.

    “Sekarang dia sudah terbiasa dengan itu. Sejak saat itu, dia menjadi lebih kuat, lebih menghargai banyak hal, memperhatikan detail kecil, tidak terbawa inersia kemenangan seperti saat di Honda. Saya tak bisa berkata apa-apa lagi tentangnya,” kata dia.

    (sfn/rgr)

  • Kata Siapa Jorge Martin Lelet? Buktinya Bisa Salip 7 Pebalap dalam 1 Lap

    Kata Siapa Jorge Martin Lelet? Buktinya Bisa Salip 7 Pebalap dalam 1 Lap

    Jakarta

    Pebalap Aprilia asal Spanyol, Jorge Martin, ‘membungkam’ mulut haters yang menyebut dirinya lambat seperti keong. Sebab, pada balapan pekan lalu, The Martinator membuktikan diri mampu tampil kencang dan menyalip banyak kompetitor!

    Pada MotoGP Hungaria pekan lalu, Martin hanya memulai perlombaan dari posisi ke-17. Namun, dia mampu melakukan overtake berkali-kali hingga finis di urutan keempat. Bahkan, dia hanya butuh satu putaran untuk membalap tujuh-delapan pebalap sekaligus.

    “Semua orang bilang saya susah nyalip, tapi saya berhasil melewati tujuh pebalap hanya dalam satu lap,” ujar Jorge Martin, dikutip dari Motosan, Rabu (27/8).

    “Dari tikungan pertama saya sudah yakin bisa menyalip dua atau tiga. Lalu di tikungan ketiga saya lewati satu lagi, di tikungan kelima dua lagi, di tikungan kesembilan satu lagi, dan di tikungan ke-15 satu lagi. Jadi totalnya saya menyalip tujuh-delapan pebalap di lap pertama,” tambahnya.

    Jorge Martin tampil baik di MotoGP Hungaria 2025. Foto: Icon Sportswire via Getty Images/Icon Sportswire

    Martin mengklaim, hasil itu membuktikan dirinya masih mampu bersaing setelah sembuh dari cedera. Sebab, sebelumnya, banyak pihak yang meragukan pebalap 28 tahun tersebut.

    “Memang benar ini trek yang harus dipersiapkan dengan matang. Tidak bisa hanya mengandalkan slipstream lalu langsung menyalip, tapi harus dipikirkan dan disiapkan sebelumnya,” tuturnya.

    “Namun balapan ini menjadi ajang pembelajaran bagi saya, start dari belakang dengan tekanan di awal dan lain sebagainya. Hal itu akan membuat saya lebih kuat untuk ke depannya,” kata dia menambahkan.

    Finis keempat di MotoGP Hungaria merupakan hasil terbaik yang diraih Martin sepanjang musim ini. Pencapaian tersebut membuatnya mendapat tambahan 13 poin dan naik ke posisi ke-20 klasemen sementara.

    (sfn/rgr)

  • Tangan Kanan Rossi Ungkap Bagnaia Seperti Kehilangan Motivasi

    Tangan Kanan Rossi Ungkap Bagnaia Seperti Kehilangan Motivasi

    Jakarta

    Tangan kanan Valentino Rossi sekaligus bos tim VR46, Uccio Salucci, menganggap Francesco ‘Pecco’ Bagnaia seperti kehilangan motivasi. Performanya akhir-akhir ini dibilang tidak seperti Bagnaia sesungguhnya.

    Bagnaia sedang menjalani musim terburuknya bersama Ducati. Pecco baru menang sekali di tahun 2025, padahal tahun lalu ia meraih 11 kemenangan.

    Grand Prix Hungaria terbukti menjadi titik terendah bagi Pecco Bagnaia. Murid Valentino Rossi itu tersingkir dari Q1 untuk pertama kalinya di tahun 2025, tidak mencetak poin dalam sprint, dan hanya finis kesembilan di balapan utama. Kini, Bagnaia tertinggal 227 poin dari rekan setimnya, Marc Marquez.

    Kepada TNT Sports, Uccio Salucci membeberkan situasi Bagnaia saat ini. Menurutnya, Bagnaia seakan kehilangan motivasi.

    “Tapi bagaimanapun, saya juga berbicara kemarin (setelah sprint) dengannya dan saya berkata ‘tolong Pecco, Forza’. Karena sekarang terkadang saya memeriksa data: dia tidak mengerem, dia tidak berkendara dengan cara yang benar sekarang,” ujar Uccio.

    “Sepertinya dia sedikit kehilangan motivasi, juga kepercayaan diri dengan motornya,” sebut Uccio.

    “Dan hal pertama adalah membalap kembali seperti Pecco Bagnaia, menikmatinya sedikit.”

    “Saya tahu ini tidak mudah, tapi tolong Pecco, cobalah, cobalah. Karena dia adalah juara MotoGP dua kali dan yang pasti dia adalah pembalap yang fantastis. Tidak menyenangkan melihat Pecco seperti ini. Saya tidak menyukainya.”

    Kepala Teknis Ducati Gigi Dall’Igna mengungkap pihaknya bakal membantu Bagnaia sekaligus menyebut faktor mental juga turut mempengaruhi dalam perjuangan Bagnaia.

    Bagnaia mengaku Ducati Desmosedici GP 25 ini tak cocok dengan gaya balapnya. Dia merasa kesulitan mengendalikan motor dalam beberapa balapan terakhir dan justru terlihat lebih lambat.

    “Bagi mereka ini tidak mudah, bekerja sepanjang hari mencoba memberikan yang terbaik untuk saya. Saya hanya orang yang harus menyelesaikan pekerjaan itu,” sebut Bagnaia.

    (rgr/din)

  • Quartararo Ungkap Syarat Yamaha M1 Bermesin V4 Bisa Digunakan di MotoGP

    Quartararo Ungkap Syarat Yamaha M1 Bermesin V4 Bisa Digunakan di MotoGP

    Jakarta

    Fabio Quartararo menaruh harapan besar pada prototipe Yamaha M1 bermesin V4 yang tengah disiapkan untuk menggantikan M1 bermesin inline-4 di MotoGP. Rider Prancis menyebut ada syarat utama sebelum motor anyar tersebut bisa benar-benar siap dipakai di lintasan balap.

    Quartararo mengatakan dirinya akan menilai motor V4 di tes resmi Misano bulan depan. Menurutnya, motor itu setidaknya harus bisa mendekati performa M1 saat ini, yang sudah mendapatkan banyak improvisasi.

    “Saya rasa jika saya mencobanya dan selisih waktu putaran saya kurang dari setengah detik (dari M1 saat ini), saya rasa itu langkah yang bagus,” kata Quartararo saat akhir pekan MotoGP Hungaria, dikutip dari Crash. “Karena ini pertama kalinya saya menggunakannya,” sambung dia.

    Fabio Quartararo Foto: REUTERS/Jon Nazca

    Yamaha memang belum merilis catatan resmi dari uji coba privat V4. Namun pabrikan Jepang itu menegaskan motor anyar ini harus ‘setidaknya sama bagusnya’ dengan M1 mesin inline-4 sebelum benar-benar dipakai pada musim 2026.

    Proyek V4 sendiri masih dalam tahap awal, sementara M1 dengan konfigurasi inline sudah terbukti menjadi motor juara dunia sejak debut pada 2002.

    Tes Misano digelar tepat setelah MotoGP San Marino, 12-14 September. Pada momen itu, rider penguji Augusto Fernandez akan menjajal V4 dalam debut balapan publiknya sebagai wild card. Quartararo sendiri tak menutup kemungkinan ikut mengendarainya di balapan musim ini.

    “Tergantung seberapa bagus motor (V4) kami, tapi bagi saya kami butuh perubahan,” ucapnya.

    Juara dunia MotoGP 2021 itu bahkan mengaku sedikit terkejut karena baru mendapat kesempatan mencoba motor tersebut. “Menurut saya, harusnya saya menguji (mesin V4) sebelumnya, tetapi saya bukanlah orang yang memutuskan,” katanya.

    Meski Yamaha menargetkan peningkatan pada sektor pengereman, Quartararo menegaskan performa mesin adalah kunci. “Kalau mesinnya tidak siap untuk menyalip, Anda tidak akan bisa melakukannya,” tegasnya.

    “Jadi, sekalipun motornya kencang, saya butuh motor yang mampu bersaing saat balapan. Jika saya tidak memiliki tenaga maksimal, itu tidak akan menjadi motor tempur,” sambung juara MotoGP 2021.

    Saat ini Quartararo masih mengandalkan M1 generasi terakhir dengan catatan empat kali start dari posisi depan dan sekali podium, menempati urutan kesepuluh klasemen sementara. Jika semua berjalan sesuai rencana, Yamaha V4 1.000cc akan turun tahun depan, meski hanya semusim sebelum diganti versi 850cc pada 2027.

    (lua/rgr)

  • Pengumuman! Mesin V4 Yamaha Bakal Turun di MotoGP San Marino

    Pengumuman! Mesin V4 Yamaha Bakal Turun di MotoGP San Marino

    Jakarta

    Yamaha akhirnya mengonfirmasi bahwa prototipe mesin V4 yang sudah lama ditunggu-tunggu akan menjalani debut balapan di MotoGP 2025 bulan depan. Yamaha YZR-M1 dengan konfigurasi mesin V4 itu akan turun di MotoGP San Marino 2025, yang berlangsung di Sirkuit Misano, 12-14 September.

    Nantinya Yamaha YZR-M1 V4 akan digunakan pebalap penguji mereka, Augusto Fernandez, memanfaatkan jatah wildcard. Direktur pelaksana Yamaha Racing Paolo Pavesio menegaskan, langkah ini adalah bagian dari strategi besar pabrikan asal Jepang tersebut untuk kembali kompetitif di ajang MotoGP.

    “Akhirnya, saya punya beberapa berita penting buat dibagikan. Untuk Misano, kami menargetkan untuk melihat Augusto Fernandez membalap buat pertama kalinya dengan prototipe M1 baru kami yang bermesin V4. Ini adalah tanda nyata komitmen kami terhadap masa depan. Kami terus berjuang dengan tekad buat memberikan yang terbaik di setiap akhir pekan balapan. Terima kasih kepada semua orang yang terus mendukung kami dan kami berharap dapat bertemu Anda (di lain waktu), di Barcelona,” ujar Pavesio dikutip dari laman Crash.

    Debut V4 di Misano datang lebih cepat dari perkiraan banyak orang. Awalnya, publik menduga Yamaha baru akan menurunkan mesin ini saat MotoGP Jepang di Motegi, yang merupakan kandang mereka sendiri. Namun, Yamaha memilih Misano sebagai panggung perkenalan pertama, sekaligus menjadi ajang pembuktian arah pengembangan motor masa depan.

    Sementara itu, Fabio Quartararo juga sudah memastikan dirinya akan mencoba V4 anyar tersebut dalam sesi tes pasca-balapan di Misano pada Senin usai GP. Momen itu akan menjadi kesempatan perdana bagi juara dunia 2021 tersebut untuk merasakan langsung potensi motor baru Yamaha.

    Hingga kini, Yamaha belum merilis data catatan waktu resmi dari prototipe V4. Pabrikan hanya menyebut bahwa motor tersebut dirancang untuk menggantikan mesin inline-four saat ini dengan target penerapan penuh mulai musim 2026, jika performanya terbukti cukup cepat dan kompetitif.

    Dengan langkah besar ini, Yamaha menegaskan keseriusannya dalam menantang dominasi Ducati juga pabrikan lain yang telah lebih dulu sukses dengan mesin V4. MotoGP San Marino pun dipastikan akan menjadi sorotan utama, bukan hanya karena persaingan perebutan gelar, tetapi juga karena debut historis motor anyar Yamaha.

    Jika nantinya Yamaha resmi menggunakan mesin V4, maka sejarah mesin inline-four di MotoGP akan berakhir sudah.

    (lua/din)

  • End of an Era! Jonathan Rea Pensiun dari WSBK

    End of an Era! Jonathan Rea Pensiun dari WSBK

    Jakarta

    Pebalap fenomenal asal Irlandia, Jonathan Rea bakal pensiun dari World Superbike (WSBK) di akhir musim ini. Kabar itu menjadi pertanda berakhirnya era peraih enam juara dunia tersebut.

    Pengumuman pensiun yang cukup menggemparkan itu disampaikan langsung Jonathan Rea melalui akun Instagram resminya. Rea yang saat ini telah menginjak umur 38 tahun mengaku sudah lama memikirkan rencana tersebut.

    “Saya telah memikirkan hal ini sejak lama, dan pada akhirnya saya mantap memutuskan untuk berhenti balapan dan pensiun. Kejuaraan ini telah memberikan banyak hal untuk saya,” ujar Jonathan Rea, dikutip Selasa (26/8).

    Jonathan Rea pensiun dari WSBK. Foto: Graeme Brown/Pata Yamaha

    Selama 17 tahun berkarier di WSBK, Jonathan Rea telah meraih enam gelar juara. Dia juga sukses mengoleksi 119 kemenangan dan 264 podium. Catatan itu membuatnya dijuluki sebagai the greatest of all time atau GOAT di kejuaraan tersebut.

    Ketika usianya mulai menua, performanya memang perlahan menurun. Rea belakangan mulai jarang menang. Bahkan, untuk meraih podium saja, dia terlihat sangat kesulitan.

    Pada video yang sama, dia mengatakan, kondisi fisik dan instingnya saat ini memang tak sebaik dulu. Itulah mengapa, dia tak mau memaksakan diri untuk terus membalap. Rea janji, sekalipun sudah gantung helm, dia tetap akan mengikuti kejuaraan WSBK. Sebab, separuh hidupnya berada di sana.

    “Saya sangat bangga dengan apa yang telah saya capai selama karier panjang saya di WSBK,” kata dia.

    Keputusan Rea pensiun langsung mendapat respons dari para kompetitornya di WSBK, seperti Toprak Razgatlioglu dan Alex Lowes. Bahkan, sejumlah pebalap MotoGP juga turut memberikan ucapan, di antaranya Marc Marquez, Francesco Bagnaia, Joan Mir dan masih banyak lagi.

    (sfn/din)

  • Ogah di Kampung Rossi, Marquez Pilih Kunci Juara Dunia di Mandalika

    Ogah di Kampung Rossi, Marquez Pilih Kunci Juara Dunia di Mandalika

    Jakarta

    Pebalap Ducati asal Spanyol, Marc Marquez berpeluang mengunci juara dunia di Misano, Italia. Namun, ketimbang merayakan gelar di kampung halaman Valentino Rossi, The Baby Alien lebih memilih melakukannya di Mandalika, Lombok.

    Disitat dari Crash, Marc Marquez punya peluang besar meraih juara dunia kesembilan di seri ke-16 yang berlokasi di Misano. Sebab, kini dia telah mengumpulkan 455 poin atau unggul 175 poin dari adiknya, Alex Marquez di peringkat kedua.

    “Tentu saja, sekarang sudah semakin dekat, namun kami harus mempertahankan mentalitas dan fokus yang sama,” ujar Marc Marquez, dikutip Senin (25/8).

    Marc Marquez tak mau juara di Misano. Foto: Getty Images/Klaus Pressberger

    Meski secara hitung-hitungan, Marquez berkesempatan meraih juara dunia lebih awal, namun dia memilih untuk tak melakukannya. Dia berharap bisa mengamankan gelar di Motegi, Jepang atau Mandalika, Indonesia. Sebab, jika Marquez mengunci gelar lebih awal, maka sama saja dia berharap adiknya tampil buruk sepanjang dua seri ke depan.

    “Kemarin (Sabtu), kami sedikit berbincang dengan sejumlah wartawan Spanyol, dan mereka mencecar saya, mereka memberi saya hitung-hitungannya,” tuturnya.

    “Dan saya harus bilang, saya maunya mendapat kans pertama mengunci gelar juara di Jepang atau Mandalika, karena jika saya mendapatkannya di Misano, itu berarti adik saya menjalani akhir pekan yang buruk di Catalunya dan saya ingin yang terbaik untuknya,” kata dia menambahkan.

    Berikut Klasemen Sementara MotoGP 2025

    1. Marc Marquez – 455

    2. Alex Marquez – 280

    3. Francesco Bagnaia – 228

    4. Marco Bezzecchi – 197

    5. Pedro Acosta – 164

    6. Franco Morbidelli – 161

    7. Fabio Di Giannantonio – 154

    8. Fermin Aldeguer – 126

    9. Johann Zarco – 114

    10. Fabio Quartararo – 109

    11. Brad Binder – 91

    12. Raul Fernandez – 73

    13. Luca Marini – 72

    14. Maverick Vinales – 69

    15. Enea Bastianini – 63

    16. Ai Ogura – 58

    17. Jack Miller – 52

    18. Joan Mir – 46

    19. Alex Rins – 45

    20. Jorge Martin – 23

    21. Pol Espargaro – 16

    22. Miguel Oliveira – 10

    23. Takaaki Nakagami – 10

    24. Lorenzo Savadori – 8

    25. Augusto Fernandez – 6

    26. Somkiat Chantra – 1.

    (sfn/dry)