Event: MotoGP

  • Indonesia Sport Summit 2025, InJourney Ungkap Upaya Perkuat Ekonomi Kreatif

    Indonesia Sport Summit 2025, InJourney Ungkap Upaya Perkuat Ekonomi Kreatif

    Jakarta

    PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney mendukung penuh penyelenggaraan Indonesia Sport Summit (ISS) 2025. InJourney menilai forum ini penting untuk memperkuat kontribusi olahraga sebagai katalis pengembangan pariwisata nasional sekaligus mendorong kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto mencapai 10 persen pada 2045.

    Direktur Utama InJourney, Maya Watono menjelaskan bahwa ISS 2025 merupakan tonggak awal ekosistem sport tourism Indonesia.

    “Ini pertama kalinya Indonesia memiliki sport summit. Harapannya, ke depan ISS dapat menjadi Sport Summit Internasional, tempat para pemangku kepentingan global bertukar pikiran mengenai bagaimana momentum olahraga mampu memperkuat pariwisata dan menggerakkan ekonomi kreatif di Indonesia,” tutur Maya melalui keterangan tertulis, Senin, (8/12/2025).

    Maya menambahkan, ekosistem pariwisata memiliki potensi besar sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia di masa depan. Event olahraga, menurutnya, terbukti menjadi katalis kuat peningkatan pergerakan wisatawan, eksposur global, dan aktivitas ekonomi daerah.

    Sebagai holding BUMN sektor aviasi dan pariwisata, dalam beberapa tahun terakhir InJourney telah menghadirkan sejumlah event olahraga berskala dunia seperti Grand Prix of Indonesia di Mandalika, F1 Powerboat, Aquabike Jetski World Championship dan beberapa event kolaborasi seperti Borobudur Marathon dan Pocari Sweat Run Lombok. Rangkaian event tersebut tidak hanya menyedot perhatian publik di lebih dari 200 negara, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang terukur.

    Di Mandalika, penyelenggaraan MotoGP Grand Prix of Indonesia pada 3-5 Oktober 2025 mencatat 140.324 pengunjung, melibatkan 3.000 pekerja lokal dan 600 UMKM, serta menghasilkan dampak ekonomi sebesar Rp4,96 triliun. Sementara itu, penyelenggaraan event di kawasan tersebut pada 2024 berkontribusi sekitar Rp4,5 triliun terhadap ekonomi nasional.

    Lebih lanjut, Maya menekankan bahwa keberhasilan penyelenggaraan event global tersebut tidak terlepas dari penguatan ekosistem pariwisata yang terintegrasi, mulai dari infrastruktur, aksesibilitas, hospitality, hingga kesiapan komunitas lokal.

    “Olahraga adalah kekuatan untuk mendorong pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi nasional. Melalui ISS 2025, kami ingin memastikan Indonesia terus bergerak menuju standar global dalam penyelenggaraan sport event dan pengembangan destinasi,” tutup Maya.

    (prf/ega)

  • Vinales Sempat Kepikiran Pensiun Dini

    Vinales Sempat Kepikiran Pensiun Dini

    Jakarta

    Pebalap KTM Maverick Vinales sempat kepikiran untuk pensiun dini dari ajang MotoGP. Pikiran itu menghantui Vinales setelah empat musim berlaga di kelas utama, setelah dia merasa kariernya mentok.

    Vinales debut di MotoGP bersama Suzuki sejak 2015. Setelah konsisten finis di 10 besar, Vinales meraih kemenangan perdananya pada tahun 2016 di Grand Prix Inggris. Kemenangan ini sontak mengantarkannya mendapatkan kursi panas di tim pabrikan Yamaha pada musim 2017, menggantikan Jorge Lorenzo.

    Kepindahannya ke Yamaha langsung membuahkan hasil manis. Vinales sukses memenangkan tiga dari lima balapan pertamanya!

    Namun, tren positif itu tidak berlangsung lama. Hasilnya mulai memburuk seiring dengan masalah yang dialami motor YZR-M1 dengan ban Michelin saat itu.

    Puncaknya, musim 2018 menjadi periode yang sulit. Vinales hanya mencatatkan satu podium dalam tujuh seri pembuka. Ia baru bisa kembali meraih kemenangan menjelang akhir musim, yakni di Grand Prix Australia.

    Vinales mengungkapkan dia kepikiran memilih pilih pensiun pada 2018.

    “Ya, pada 2018,” jawabnya ketika ditanya apakah ia pernah mempertimbangkan untuk pensiun.

    “Saya datang dari tahun di mana semuanya berjalan dengan baik, dan kemudian, tiba-tiba, tidak ada yang berhasil,” tambah Vinales.

    “Saya tidak punya motivasi lagi,” jelasnya lagi.

    Hubungan Vinales dengan Yamaha akhirnya memburuk total pada tahun 2021. Pembalap Spanyol itu meminta untuk memutus kontrak dua tahunnya lebih awal.

    Puncaknya, Vinales dikeluarkan dari tim setelah Grand Prix Styria. Ia dituduh sengaja berusaha merusak mesin motor M1-nya dalam insiden yang terjadi selama balapan tersebut.

    Namun itu Vinales yang dulu. Kini Vinales sudah mematok target tertinggi untuk musim 2026. Bukan hanya gelar, Vinales juga mengincar rekor yang belum pernah disentuh pembalap mana pun di MotoGP. Selain gelar juara, Vinales juga punya ambisi unik untuk mencatatkan namanya dalam buku sejarah balap motor sebagai pebalap yang pernah menang dengan empat pabrikan berbeda.

    “Itu tujuan utama saya. Saya akan menjadi satu-satunya yang memenangkan [balapan] dengan empat merek berbeda,” ungkap Vinales.

    Sejauh ini, Vinales telah memenangkan balapan di MotoGP bersama Suzuki (1 kemenangan), Yamaha (8 kemenangan), dan saat ini bersama Aprilia (1 kemenangan). Artinya, ia hanya membutuhkan kemenangan dengan satu merek lagi untuk mewujudkan rekor tersebut.

    “Jika saya bisa memberikan 100% dalam setiap aspek, itu akan mungkin (memenangkan gelar). Bakat dan kecepatan sering membantu saya, tetapi sekarang saya harus fokus pada detail untuk mengambil langkah terakhir,” pungkasnya.

    (riar/rgr)

  • Jangan Dicari! Pebalap Ini Tak Lagi Balapan di MotoGP 2026

    Jangan Dicari! Pebalap Ini Tak Lagi Balapan di MotoGP 2026

    Jakarta

    Jangan dicari-cari lagi ya! Dua pebalap ini dipastikan tak lagi membalap di MotoGP musim 2026.

    Pertama ada Miguel Oliveira yang bakal berlaga di World Superbike musim depan. Karir Miguel Oliveira di MotoGP harus terhenti musim ini. Dia menjalani balapan terakhirnya di Valencia pada November lalu setelah enam tahun adu cepat di balapan motor kelas premier. Oliveira menjalani debutnya di MotoGP dengan Tech3 KTM tahun 2019. Sejatinya dia telah menandatangani kontrak untuk musim 2025-26 dengan tim satelit Yamaha. Namun terdapat klausul kerja untuk melepaskan Oliveira setelah satu musim.

    Masa depan Oliveira makin tidak pasti sejak Pramac mengumumkan bahwa bintang WSBK Toprak Razgatlioglu akan bergabung dengan tim musim 2026. Saat pengumuman muncul, garasi Pramac pun panas. Ini berarti antara Jack Miller ataupun Oliveira harus dilepas. Pada akhirnya Oliviera lah yang tak berlanjut pada musim depan. Ya, performa Oliveira sepanjang musim 2025 memang kurang cemerlang. Terlebih dirinya mengalami cedera bahu. Ini membuatnya makin sulit beradaptasi dengan motor. Mulai musim depan, Oliveira justru akan bertukar posisi dengan Toprak. Oliveira bakal menjalani membalap untuk WSBK musim 2026 bersama BMW.

    Selain Oliveira, nama Somkiat Chantra juga tak akan mengisi daftar pebalap MotoGP 2026. Honda LCR sudah mengkonfirmasi bahwa Somkiat tak lagi berlaga tahun depan di balap motor kelas premier tersebut. Somkiat mengalami dua cedera yang membuat perkembangannya jadi terbatas. Meski begitu, dia tetap memberikan kemampuan terbaiknya sepanjang musim 2025.

    Senada dengan Oliveira, Somkiat Chantra juga akan berlabuh ke WSBK. Dia bakal membela Honda HRC Team. Kursi kosong yang ditinggal Somkiat akan diganti oleh Diogo Moriera. Diogo naik kelas dari Moto2 dan akan membela LCR Honda di MotoGP 2026.

    Itu tadi dua pebalap yang tak bakal membalap di MotoGP tahun depan. Jadi jangan dicari-cari ya! Di luar dua pebalap tadi, berikut ini daftar pebalap yang bakal berlaga di MotoGP 2026.

    Daftar Pebalap MotoGP 2026

    Ducati Lenovo

    Marc MarquezFrancesco Bagnaia

    Red Bull KTM Factory Racing

    Aprilia Racing

    Jorge MartinMarco Bezzecchi

    Monster Energy Yamaha MotoGP

    Fabio QuartararoAlex Rins

    Honda HRC

    Pertamina Enduro VR46

    Fabio Di GiannantonioFranco Morbidelli

    Gresini Racing MotoGP

    Alex MarquezFermin Aldeguer

    Prima Pramac Racing

    Toprak RazgatliogluJack Miller

    LCR Honda Castrol

    LCR Honda Idemitsu

    Trackhouse MotoGP

    Redbull KTM Tech 3

    Maverick VinalesEnea Bastianini

    (dry/rgr)

  • Marquez Kasih Kode Maafkan Rossi, Tak Lagi Simpan Dendam

    Marquez Kasih Kode Maafkan Rossi, Tak Lagi Simpan Dendam

    Jakarta

    Pebalap Ducati asal Spanyol, Marc Marquez mengaku tak mau menyimpan dendam ke rivalnya di masa lalu. Sebab, menurutnya, rivalitas merupakan situasi biasa dalam sebuah kompetisi. Pernyataan tersebut sangat jelas mengacu ke Valentino Rossi.

    Pesan itu disampaikan Marquez saat menghadiri seremoni penutupan di Valencia, Spanyol. Ketika dia naik ke atas panggung dan panitia memutar klip Rossi, penonton bersorak tak terima. The Baby Alien kemudian berusaha menghentikan keributan tersebut.

    “Ya, salah satu hal yang saya pelajari selama karier olahraga saya adalah untuk menghormati para rival,” jelas Márquez dalam sebuah wawancara dengan El Periódico, dikutip Jumat (5/12).

    “Di lintasan, semua orang berusaha memberikan yang terbaik dan semua situasi atau kecelakaan yang bisa Anda atau orang lain alami selalu tidak disengaja, karena kami semua berusaha sampai batas maksimal,” tambahnya.

    Marc Marquez dan Valentino Rossi. Foto: Mirco Lazzari gp/Getty Images

    Marquez menjelaskan, semua orang seharusnya tahu risiko saat membalap, yakni berbenturan dan terlibat crash. Hal tersebut, kata dia, dinamika yang biasa dalam perlombaan. Itulah mengapa, dia tak mau menyimpan dendam kepada siapapun yang pernah dihadapinya.

    “Para penggemar menghargai tontonan ini, tetapi ada risikonya. Sering kali seorang pembalap, dengan adrenalin yang terpompa, melakukan kesalahan, terkena penalti dan itu saja, selesai,” tuturnya.

    “Salah satu hal yang saya pelajari adalah sulit untuk hidup dengan kebencian, itu tidak mungkin,” kata dia menambahkan.

    Sebagai catatan, retaknya hubungan Marquez dan Rossi bermula di musim 2015. Ketika itu, keduanya beberapa kali terlibat gesekan. Situasinya memburuk saat MotoGP Sepang 10 tahun lalu. Ketika itu, Rossi diduga sengaja mengayunkan tendangan ke Motor Marquez.

    (sfn/dry)

  • Keseringan Ngeluh Mesin V4, Quartararo Disemprot Bos Yamaha

    Keseringan Ngeluh Mesin V4, Quartararo Disemprot Bos Yamaha

    Jakarta

    Bos tim Yamaha MotoGP, Paolo Pavesio, menyoroti keluhan Fabio Quartararo mengenai performa motor Yamaha YZR-M1 bermesin V4. Pavesio menyebut sikap Quartararo tak berdampak baik pada upaya pabrikan Jepang untuk kembali kompetitif di MotoGP.

    Setelah beberapa musim yang berat, Yamaha memang tengah menata ulang arah pengembangan motor mereka. Proyek mesin V4 yang bakal menggantikan mesin 4 silinder segaris diharapkan menjadi titik balik kebangkitan mereka.

    Meski masih dalam tahap penyempurnaan, mesin V4 Yamaha telah tiga kali turun sebagai wildcard lewat Augusto Fernandez, serta beberapa kali diuji para pebalap Yamaha. Kehadiran mesin baru ini juga dianggap krusial untuk meyakinkan Quartararo bertahan setelah kontraknya berakhir pada 2026.

    Quartararo smencatat waktu lebih cepat dengan prototipe V4 pada tes Valencia, meski ia memberi catatan bahwa benchmark terhadap M1 lama tak bisa dijadikan tolok ukur mutlak. Ia mengatakan bahwa ia ‘menyukai cara berkendara mesin V4’, namun sejak pengujian perdana di Misano pada September, ia belum memberikan pujian lagi.

    Kesabaran Paolo Pavesio tampaknya mulai terkikis. Dalam wawancara dengan media Speedweek, ia menegaskan bahwa keluhan dari sang juara dunia 2021 itu tak membantu Yamaha untuk menjadi lebih baik.

    “Dari sudut pandang manusia, saya memahami rasa frustrasi yang terkadang Anda rasakan,” ujar Pavesio.

    “Tapi kami semua profesional dan berada di posisi sama. Kami menawari kesempatan untuk membalap buat Yamaha, dan ia menerimanya. (Tapi) terlalu banyak mengeluh di depan umum tidak akan membantu komitmen perusahaan,” tegas Pavesio.

    Sebagai informasi, Quartararo menutup musim 2025 dengan posisi kesembilan klasemen, unggul sekitar 122 poin dari pebalap Yamaha terbaik berikutnya, Jack Miller dari tim Pramac. Ia mencetak lima pole position dan satu podium di MotoGP Jerez. Sementara itu, masalah pada perangkat ride-height membuatnya gagal meraih kemenangan di GP Inggris, semakin menambah daftar kekesalan Quartararo terhadap paket motor Yamaha musim ini.

    (lua/dry)

  • Kata Miller soal Perbedaan Mesin Inline 4 dan V4 Yamaha M1

    Kata Miller soal Perbedaan Mesin Inline 4 dan V4 Yamaha M1

    Jakarta

    Pebalap Pramac Yamaha Jack Miller bicara soal perbedaan mesin inline 4 dan V4 Yamaha M1. Kata Miller, mesin inline 4 dan V4 memiliki perbedaan dari segi desain. Perbedaan itu akan membuat Yamaha lebih gampang mengatasi masalah akut yang dialaminya selama ini, yaitu minimnya cengkeraman ban belakang.

    Yamaha resmi beralih ke mesin V4 pada MotoGP 2026. Yamaha mengakhiri era M1 bermesin inline 4 yang telah mereka gunakan sejak era MotoGP modern tahun 2002. Sudah banyak prestasi ditorehkan Yamaha M1 inline 4, dengan delapan gelar MotoGP bersama Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, termasuk Fabio Quartararo pada 2021.

    Namun sejak pertengahan 2022, M1 inline 4 tersebut mengalami penurunan performa. Alih-alih bersaing memperebutkan gelar juara dunia, untuk memenangkan seri maupun sekadar naik podium pun sangat sulit. M1 inline 4 kalah saing dengan motor-motor Eropa yang sudah menggunakan mesin V4.

    Yamaha YZR-M1 terbaru bermesin V4 Foto: Dok. Yamaha Factory Racing

    “Kami punya motor solid di bagian depan, tidak terlalu banyak wheelie, dan jelas bisa berbelok dengan sangat baik,” ungkap Miller dikutip dari Crash. “Dan jika terjadi wheelie atau semacamnya, efeknya tidak terlalu buruk, karena distribusi berat motor kami jauh lebih banyak di bagian depan dibandingkan motor lain,” tambah Miller.

    Namun karakteristik M1 inline 4 yang bertumpu pada bagian depan ini mengorbankan cengkeraman bagian belakang yang sangat penting. Terlebih Michelin mengeluarkan ban generasi terbaru.

    “Keempat silindernya ada di ban depan (dengan mesin inline), jadi di mana pun Anda mengubah posisi tangki bahan bakar, bobotnya akan tetap berada di depan,” jelas Miller. Sementara dengan arsitektur mesin V4, distribusi bobot motor bisa lebih merata, sebab mesin V4 memposisikan dua silinder di depan dan dua silinder di belakang.

    “Rangka silinder (belakang) itu (pada mesin V4) berarti semuanya bergerak sedikit lebih ke belakang. Hanya tata letak dan cara penempatannya saja yang berbeda. Begitulah cara kerjanya antara V4 dan inline,” sambung rider asal Australia itu.

    Miller pun merasa bahwa keputusan Yamaha mengganti mesin dari inline 4 ke V4 adalah keputusan yang tepat. Terutama setelah YZR-M1 V4 mulai menunjukkan potensi yang menjanjikan pada cengkeraman belakangnya.

    “Tentu saja kami mendapatkan sasis yang berbeda. Dan ketika mesin V4 diuji, ada kemajuan dalam mengatasi masalah yang kami alami dengan motor inline 4,” jelas pebalap yang pernah membela KTM dan Ducati itu.

    (lua/rgr)

  • Motor Honda Lebih Ngebut Ketimbang Tahun Lalu

    Motor Honda Lebih Ngebut Ketimbang Tahun Lalu

    Jakarta

    Perkembangan Honda RC213V mulai terlihat. Honda merilis data motornya 57 persen lebih cepat dari tahun lalu.

    Musim MotoGP 2025 menjadi titik balik yang signifikan bagi Honda. Pabrikan ini berhasil bangkit setelah tiga tahun berturut-turut berada di posisi terakhir klasemen konstruktor.

    Honda mengklaim ada peningkatan performa sebesar 57% lebih cepat. Statistik yang dikumpulkan oleh HRC menyebut, rata-rata pebalap terbaik Honda punya selisih 30 detik dari pemenang grand prix pada 2024. Musim ini, rata-rata pebalap Honda finis hanya 13,5 detik di belakang pemenang.

    Honda sudah mengumpulkan poin konstruktor lebih banyak musim ini. Status konsesi Honda naik dari grup terendah (D) ke grup C. Ini menandakan Honda semakin kompetitif. Musim 2025 adalah musim terbaik mereka sejak Marc Marquez meraih gelar pada tahun 2019.

    Tim satelit LCR Honda mencetak kemenangan balapan yang tak terlupakan di MotoGP Prancis berkat pebalap veteran Johann Zarco. Selain kemenangan Zarco, Honda juga meraih podium di Silverstone dan dua podium lagi untuk Joan Mir di Motegi dan Sepang.

    Luca Marini, merupakan pebalap terbaik pabrikan HRC dalam klasemen akhir 2025. Dia mencetak 142 poin, atau lebih dari sepuluh kali lipat dibanding musim sebelumnya. Atas hasil ini Marini bertengger posisi 13 klasemen MotoGP 2025.

    Sementara itu, Johann Zarco mengoleksi lebih banyak poin. Hanya unggul 6 poin dari Luca Marini. Pebalap Prancis ini mengisi pos 12 klasemen akhir.

    Secara kolektif, Honda berhasil mengumpulkan lebih banyak poin daripada Yamaha, sehingga Honda finis di atas Yamaha dalam klasemen konstruktor.

    “2025 merupakan musim yang sangat baik, yang terbaik bagi Honda sejak 2019 dalam hal poin Konstruktor,” kata manajer teknis HRC MotoGP, Mikihiko Kawase, yang bekerja bersama direktur teknis Romano Albesiano.

    Meskipun ada kemajuan, ia menekankan tujuan akhir Honda bukan sekadar meraih poin yang lebih baik atau menghindari posisi terakhir. Tujuan Honda kembali berjuang untuk kemenangan di setiap balapan dan memenangkan Kejuaraan Dunia.

    “Honda HRC ada di MotoGP untuk berjuang meraih kemenangan, jadi kami harus terus bekerja dan mendorong hingga kami kembali secara konsisten berjuang di barisan depan balapan dan memperebutkan Kejuaraan Dunia,” tambah Kawase.

    (riar/rgr)

  • Marquez Nilai Ducati Masih Butuh Pecco

    Marquez Nilai Ducati Masih Butuh Pecco

    Jakarta

    Marc Marquez menilai tim pabrikan Ducati masih membutuhkan seorang Francesco ‘Pecco’ Bagnaia. Terlepas buruknya performa Pecco secara keseluruhan pada MotoGP 2025, dia tetap merupakan salah satu pebalap terkencang Ducati di lintasan.

    “Kami membutuhkan Pecco (Francesco Bagnaia) kembali ke levelnya, karena dia sangat sensitif di atas motor, dan itu akan sangat membantu untuk masa depan,” bilang Marc Marquez kepada MotoGP.com, seperti dikutip dari Crash, Minggu (30/11/2025).

    “Bagi saya, kecepatan Pecco ada di sana, kecepatannya ada di sana, dia menunjukkannya di beberapa latihan, di beberapa balapan. Maksud saya, di GP Motegi (Jepang), apa yang dia lakukan? Dia meraih 37 poin, dan saya terus menekan dan saya tidak bisa mengejarnya,” sambung juara MotoGP 2025 itu.

    “Terkadang, hanya dua bulan yang cukup untuk mengatur ulang semuanya, jadi Desember dan Januari akan menjadi waktu terbaik bagi Pecco buat mengatur ulang semuanya dan memulai kembali uji coba di Malaysia,” jelas Marquez.

    Sebagai informasi, pada MotoGP 2025 Pecco hanya finis di posisi kelima klasemen akhir. Pecco kalah 257 poin dari Marquez yang menjuarai MotoGP 2025. Pecco bahkan tidak bisa bersaing dengan pebalap muda macam Alex Marquez, Marco Bezzecchi, dan Pedro Acosta. Maka itu, musim 2026 bisa menjadi momen yang bagus buat Pecco untuk memperbaiki performanya.

    Kontrak Pecco di Ducati sendiri bakal tuntas di akhir musim 2026. Jika dia tidak mau kehilangan tempat di musim 2027, maka Pecco harus menampilkan performa terbaiknya. Pada tahun 2027, MotoGP akan merubah banyak regulasi, seperti peralihan mesin dari 1.000 cc ke 850 cc, hingga pergantian pemasok ban dari Michelin ke Pirelli.

    (lua/riar)

  • Motor MotoGP Makin Bagus, tapi Tidak Kalau Ditonton

    Motor MotoGP Makin Bagus, tapi Tidak Kalau Ditonton

    Jakarta

    Jorge Martin, pebalap Aprilia bersuara terkait regulasi terbaru yang bakal hadir di MotoGP 2027. Salah satu yang banyak disorot adalah kapasitas mesin yang diturunkan dari 1.000 cc menjadi 850 cc.

    Menurut Martin motor MotoGP itu semakin maju dalam hal teknologi, tapi di sisi lain makin kurang asyik buat ditonton. Manuver salip menyalip jarang terjadi.

    “Aneh bagi saya, di satu sisi, rasanya kita benar-benar mundur. Secara teknologi, saya pikir motor MotoGP semakin baik, tetapi dari segi tontonan, mereka tidak jauh lebih baik,” kata Martin dikutip dari Motosan, Minggu (30/11/2025).

    Sekadar informasi, pada 2027 nanti MotoGP akan melakukan perombakan besar-besaran. Mesin 1.000 cc akan dipangkas jadi 850 cc. Selain itu ban juga akan ganti merek, dari Michelin ke Pirelli.

    Martin optimis tontonan bisa lebih menarik di MotoGP 2027. Pabrikan bisa mengambil keuntungan dari situasi acak yang terjadi pada 2027, di mana semua melakukan riset ulang dengan mesin dan ban baru. Bukan mustahil Aprilia akan bisa lebih sering naik podium MotoGP ketimbang Ducati.

    “Pada akhirnya, motor-motor itu sedikit lebih kecil yang bisa gunakan untuk bersaing; berada di belakang atau di bawah tekanan tidak akan terlalu penting,” kata Martin.

    “Saya pikir motor-motor itu akan menjadi motor di mana bakat akan lebih bersinar, akan lebih baik, karena sekarang sangat sulit untuk menyalip, sangat berisiko, jadi akan ada lebih banyak kegembiraan.”

    “Sejujurnya, Marco mengejutkan saya. Saya telah bersaing dengannya sejak Moto3, di mana kami bersaing memperebutkan gelar juara, lalu di Moto2, dan bahkan di MotoGP pada 2023, di mana kami sedikit bersaing untuk memperebutkan gelar juara.Melihatnya sekarang beradaptasi dengan Aprilia dan memenangkan balapan sungguh mengejutkan saya,” tutup Martin.

    (riar/lua)

  • MotoGP Direset Tahun 2027, Zarco Yakin Honda Bisa Saingi Ducati

    MotoGP Direset Tahun 2027, Zarco Yakin Honda Bisa Saingi Ducati

    Jakarta

    MotoGP akan disetel ulang atau reset pada tahun 2027 dengan pemberlakuan banyak regulasi baru. Pebalap LCR Honda Johann Zarco yakin situasi tersebut akan memberi keuntungan bagi timnya. Zarco percaya dia bisa lebih banyak bersaing di papan atas.

    Sekadar informasi, pada 2027 nanti MotoGP akan melakukan perombakan besar-besaran. Mesin 1.000 cc akan dipangkas jadi 850 cc. Selain itu ban juga akan ganti merek, dari Michelin ke Pirelli. Untung bagi Zarco, dia sudah memperpanjang kontrak dua tahun bersama LCR Honda, dari 2026 hingga 2027. Jadi masa depannya terjamin.

    Zarco pun optimis mampu tampil bagus di MotoGP 2027. Dia bisa mengambil keuntungan dari situasi acak yang terjadi pada 2027, di mana semua pabrikan melakukan riset ulang dengan mesin dan ban baru. Bukan mustahil Honda akan bisa lebih sering naik podium MotoGP ketimbang Ducati.

    “Saya ingin memiliki kesempatan untuk menjalani musim 2027 karena saya yakin dengan regulasi baru dan ban baru, akan ada beberapa situasi acak, dengan pengalaman saya, dapat memberi saya peluang untuk meraih lebih banyak podium, bahkan mungkin lebih banyak kemenangan,” ujar Zarco dikutip dari Crash.

    Pebalap gaek berusia 35 tahun itu kenyang pengalaman di MotoGP. Zarco pernah membalap buat Yamaha, KTM, juga Ducati. Dan kini dia memanfaatkan segala pengalaman yang telah didapat untuk balapan bersama tim satelit Honda.

    “Saya masih yakin bisa bertarung dan menjadi pebalap papan atas. Dan dengan kerja keras yang telah dilakukan, dan rasa percaya diri yang makin tumbuh di atas motor, hal itu justru memberi saya motivasi lebih untuk terus membalap lebih lama,” ungkap rider asal Prancis.

    “Jadi saya langsung meneken kontrak dua tahun, itu sangat penting bagi saya. Saya ingin mengamankan musim 2027,” tukasnya.

    (lua/lth)