Event: MotoGP

  • Tiap Tahun Lahir Juara Baru, Ini 4 Pemenang MotoGP Mandalika

    Tiap Tahun Lahir Juara Baru, Ini 4 Pemenang MotoGP Mandalika

    Jakarta

    MotoGP Indonesia yang berlangsung di Sirkuit Pertamina Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) melahirkan juara baru setiap tahunnya. Tahun ini, giliran rider Gresini Racing, Fermin Aldeguer, yang menjadi juara MotoGP Mandalika.

    Sirkuit Pertamina Mandlika memiliki karakter tersendiri. Pemenang di lintasan balap yang ada di pinggir pantai itu tak terprediksi.

    “Sirkuit Mandalika ini sulit ditaklukkan pembalap, dan ajang MotoGP Indonesia 2025 di Sirkuit Mandalika ini menghasilkan juara baru,” kata Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Priandi Satria seperti dikutip Antara.

    Menurutnya, prediksi juara di Sirkuit Mandalika selalu meleset atau sulit ditebak. Bahkan, pebalap yang pernah menang di Mandalika justru tidak bisa menang.

    “Seperti pembalap A diprediksi bisa juara, saat race ternyata tidak. Justru balapan di Sirkuit Mandalika ini melahirkan juara baru,” katanya.

    Sirkuit Pertamina Mandalika pertama kali menggelar MotoGP pada tahun 2022. Ketika itu, balapan digelar dalam kondisi lintasan basah. Miguel Oliveira yang masih menjadi rider KTM menang di balapan basah tersebut.

    Setahun kemudian, giliran Francesco Bagnaia yang menjadi pemenang MotoGP Mandalika 2023. Ketika itu, Bagnaia sedang berebut gelar juara dunia bersama Jorge Martin. Nahas, Martin yang sedang memimpin balapan justru terjatuh. Bagnaia akhirnya menjadi juara di MotoGP Mandalika 2023.

    Lalu di tahun 2024, giliran Jorge Martin yang balas dendam. Jorge Martin menjadi juara saat bersama Tim Pramac Ducati.

    Tahun ini, MotoGP Mandalika 2025 melahirkan juara baru. Rookie MotoGP yang masih sangat muda tersebut meraih kemenangan pertamanya di kelas primer di Mandalika. Aldeguer naik podium tertinggi, diikuti pebalap KTM Pedro Acosta di urutan kedua dan Alex Marquez di tempat ketiga.

    (rgr/dry)

  • Aspira Apresiasi Kemenangan Ganda Gresini Racing di MotoGP Mandalika 2025

    Aspira Apresiasi Kemenangan Ganda Gresini Racing di MotoGP Mandalika 2025

    Jakarta

    Aspira, merek komponen otomotif milik PT Astra Otoparts Tbk, mengapresiasi kemenangan tim Gresini Racing MotoGP pada gelaran MotoGP Mandalika 2025. Pada ajang balap ini, Fermin Aldeguer dan Alex Márquez berhasil menorehkan kemenangan ganda bagi tim.

    Fermin tampil dominan sepanjang balapan dan meraih kemenangan Grand Prix perdananya, dengan keunggulan hampir tujuh detik atas Pedro Acosta (Red Bull KTM Factory Racing). Sementara Alex Márquez finis di posisi ketiga, menghadirkan podium ganda bagi Gresini Racing MotoGP.

    Kemenangan ini tak lepas dari sinergi antara performa pembalap, strategi tim, dan dukungan Aspira yang terus mendampingi Gresini Racing di ajang balap dunia. Sejak 2013, Aspira telah menjadi mitra tim Gresini Racing sebagai bentuk dukungan di dunia balap sekaligus memperkuat posisi produk otomotif karya anak bangsa di kancah internasional.

    “Selamat atas kemenangan perdana Fermin di tahun debutnya di MotoGP, serta untuk Alex yang berhasil meraih podium ketiga di Mandalika. Dukungan dari Aspira dan penggemar di Indonesia menjadi motivasi besar bagi tim Gresini memberikan yang terbaik di seri ini,” ujar Direktur Astra Otoparts Martogi Siahaan dalam keterangannya, Selasa (7/10/2025).

    Kemenangan ini tidak hanya menjadi kebanggaan tim Gresini Racing, tetapi juga menjadi momen penting bagi penggemar MotoGP di Indonesia. Pasalnya,. keberhasilan ini turut memperkuat citra Indonesia sebagai bagian penting dari ekosistem balap global.

    Kedepan, Aspira terus mendorong kemajuan industri otomotif nasional melalui inovasi dan kolaborasi di dunia balap. Kemenangan ini menjadi bukti sinergi antara merek lokal dan talenta global mampu menghasilkan prestasi membanggakan.

    (ega/ega)

  • Rapor Pertamina Enduro VR46 Racing Team di Mandalika, Amankan Posisi 10 Besar

    Rapor Pertamina Enduro VR46 Racing Team di Mandalika, Amankan Posisi 10 Besar

    Lombok Tengah

    Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 digelar akhir pekan lalu. Rookie dari tim Gresini Racing, Fermin Aldeguer, sukses keluar sebagai juara. Lalu gimana dengan Pertamina Enduro VR46 Racing Team.

    Dua pebalap Pertamina Enduro VR46 Racing Team, Franco Morbidelli dan Fabio Di Giannantonio, masing-masing mengamankan posisi delapan dan sembilan. Hasil itu dianggap sebagai hasil balapan maksimal yang bisa diraih di tengah kondisi balapan yang berjalan cukup sulit.

    Mulai dari baris kelima, Morbidelli langsung bergabung dalam perebutan posisi 10 besar, menunjukkan kecepatan yang kuat terutama di lap-lap terakhir. Franco naik beberapa posisi selama 27 lap dan menyelesaikan balapan di Mandalika di posisi kedelapan. Ia kini berada di posisi keenam klasemen sementara MotoGP 2025 dengan 207 poin.

    Pertamina Enduro VR46 Racing Team Foto: Dok. Pertamina Enduro VR46 Racing Team

    Sementara Di Giannantonio memulai dari baris keempat dan dengan cepat memasuki grup untuk memperebutkan posisi 10 besar. Meski balapan yang sulit karena suhu tinggi, Fabio berhasil mengamankan posisi kesembilan. Ia saat ini berada di posisi ketujuh klasemen sementara MotoGP 2025 dengan 191 poin.

    “Balapan ini sulit. Kami memiliki motor yang bagus, tetapi mulai dari belakang, masalah suhu tinggi ban depan menjadi lebih besar. Saya harus berkendara bukan dengan cara alami saya, tetapi kami terus berupaya meningkatkan performa motor bahkan dalam kondisi sulit ini. Tentu saja, kami selalu memulai akhir pekan dengan target maksimal. Kami akan menganalisis mengapa kami tak dapat tampil seperti yang kami harapkan. Kami belajar lebih banyak untuk balapan berikutnya dan kami akan berusaha buat kembali memimpin di Australia. Terima kasih kepada Indonesia karena telah menyambut kami minggu ini seperti di rumah sendiri, istimewa,” ungkap Diggia.

    Sementara itu Morbidelli juga cukup puas dengan hasil yang didapatkan. “Terlepas dari kesulitan yang ada, kami berhasil mengamankan dua posisi 10 besar dan itu positif. Tim kembali melakukan pekerjaan sangat baik. Di awal balapan, saya mengambil risiko besar di tikungan 13, dan saya senang karena tidak terjatuh. Momen itu membuat saya kehilangan waktu, dan menjelang akhir balapan saya lebih cepat dari rombongan saya, tetapi menyalip itu sulit. Saya ingin berterima kasih kepada para penggemar di Indonesia yang datang untuk mendukung kami – mereka sangat bersemangat, dan senang melihat betapa mereka mencintai balapan,” timpal Morbidelli.

    Team Manager Pertamina Enduro VR46 Racing Team Pablo Nieto mengatakan, akhir pekan ini merupakan momen istimewa bagi timnya. Pablo mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pertamina dan Pertamina Lubricants atas dukungannya. Pablo dan timnya juga merasa seperti di rumah sendiri.

    “Kami juga ingin berterima kasih kepada seluruh penggemar kami di Indonesia yang telah mendukung dan datang untuk menyaksikan kami di sini. Berbicara tentang balapan, kami puas karena kedua pebalap kami finis di 10 besar, tetapi tentu saja, kami selalu mengincar hasil yang lebih baik. Selama jeda ini, kami akan melakukan analisis dan mencoba meningkatkan performa menjelang balapan berikutnya di Australia,” ungkap Pablo.

    (lua/dry)

  • From Hero to Zero, Misteri Melempemnya Pecco Bagnaia di Mandalika

    From Hero to Zero, Misteri Melempemnya Pecco Bagnaia di Mandalika

    Jakarta

    Performa Francesco ‘Pecco’ Bagnaia di MotoGP Mandalika akhir pekan kemarin berbanding terbalik dengan MotoGP Jepang sepekan sebelumnya.

    Di Jepang, Bagnaia menyapu bersih sesi sprint dan race dengan menjadi juara di kedua balap tersebut. Tapi di Mandalika, rider Ducati itu justru melempem. Dia finis di paling belakang saat sprint race dan di balapan utama pun mengalami kecelakaan.

    Dikutip Crash, performa Bagnaia di Jepang sempat membuktikan kembalinya performa terbaik Bagnaia. Dia dilaporkan menggunakan suku cadang 2024 pada motornya saat melakoni balapan di Jepang.

    Namun, sepanjang akhir pekan di Mandalika, Bagnaia mengalami kesulitan. Pebalap Italia itu terpisah hampir 30 detik dari pemenang sprint race dan menempati posisi paling belakang. Bagnaia juga berada di posisi terakhir balapan utama ketika ia mengalami kecelakaan di lap kedelapan. Pada saat itu, Bagnaia mencatatkan lap dua detik lebih lambat dari pemenang Fermin Aldeguer.

    Melempemnya performa motor Ducati tunggangan Bagnaia di MotoGP Mandalika masih menjadi misteri. Bagnaia juga tidak tahu akar masalahnya.

    “Akhir pekan yang sangat mengecewakan, setelah apa yang terjadi minggu lalu, posisi terdepan dan memenangkan kedua balapan. Saya berharap bisa tiba di sini dan… trek ini tidak pernah mudah bagi saya, tetapi saya selalu mendapatkan hasil yang baik. Tahun lalu saya juga memenangkan sprint race dan finis ketiga. Tahun ini, tiba setelah GP Motegi, saya tidak merasakan hal yang sama seperti di Motegi,” kata Bagnaia dikutip Crash.

    “Saya tidak bisa merasakan hal yang sama seperti di Motegi. Saya hanya kesulitan. Kami tidak punya jawaban atas apa yang terjadi akhir pekan ini. Jadi, kami hanya memeriksa data, dan berharap para teknisi akan menemukan solusi untuk GP berikutnya dan mencoba untuk memperebutkan posisi tiga besar di kejuaraan,” sebutnya.

    “Saya ingin meminta maaf kepada tim atas kecelakaan itu. Saya sedang memacu, meskipun saya lebih lambat 1,5 detik, saya minta maaf karena saya ingin memperkecil jarak dengan pembalap kedua terakhir, tetapi saya malah terjatuh,” pungkas Pecco.

    Rekan setimnya, Marc Marquez juga gagal mencuri poin di balapan Mandalika. Marquez kecelakaan setelah ditabrak Marco Bezzecchi dan mengalami cedera tulang selangka.

    (rgr/dry)

  • Belum Pernah Finis, Mandalika Masih ‘Angker’ buat Marc Marquez

    Belum Pernah Finis, Mandalika Masih ‘Angker’ buat Marc Marquez

    Jakarta

    Sirkuit Mandalika masih angker bagi Marc Marquez. Sejak sirkuit ini menggelar balapan MotoGP, Marquez belum pernah finis di balapan utama. Kemarin pun begitu, Marquez lagi-lagi mengalami kecelakaan.

    Marc Marquez lagi-lagi gagal finis di balapan utama MotoGP Mandalika. Di MotoGP Mandalika 2025 akhir pekan kemarin, Marquez terjatuh usai ditabrak Marco Bezzecchi dari belakang. Dia tersungkur dan terguling di atas kerikil.

    Juara dunia MotoGP 2025 itu terlihat masih bisa bangun. Namun ia memegang bahu kanannya. Marquez lalu dibawa ke ruang medis Sirkuit Mandalika. Dikonfirmasi, Marquez lagi-lagi mengalami cedera.

    “Saya tentu saja sedih karena cederanya lagi-lagi di sisi kanan, dalam kasus ini, tampaknya tulang selangka. Sekembalinya di Madrid, saya akan menjalani pemeriksaan medis lebih lanjut untuk memastikan seberapa parah cederanya. Ini balapan, dan hal-hal seperti ini bisa terjadi. Marco (Bezzecchi) datang untuk meminta maaf. Saya akan berusaha kembali secepat mungkin, sambil sepenuhnya mengikuti proses pemulihan,” kata Marquez dalam siaran pers Ducati, Senin (6/10/2025).

    Ini menjadi kali keempat Marquez gagal finis di balapan utama MotoGP Mandalika. Marquez hanya pernah juara tiga di sesi Sprint Race MotoGP Mandalika 2024 dan finis keenam di Sprint Race MotoGP Mandalika 2025. Di balapan utama atau Race, Marquez belum pernah menyentuh garis finis.

    Pada MotoGP Mandalika 2022, Marquez terjatuh di sesi pemanasan jelang balapan utama. Dia mengalami gegar otak ringan yang membuatnya tak bisa melanjutkan balapan.

    Pada tahun 2023, Marquez terjatuh di sesi balapan utama pada pertengahan lap. Sebelumnya, dia juga gagal di sesi Sprint Race karena terjatuh saat belum menyelesaikan satu putaran.

    Tahun lalu, ketika sudah bergabung dengan tim Gresini Ducati, Marquez juga gagal finis. Saat balapan baru berjalan 12 lap ketika itu, tiba-tiba motor Ducati Desmosedici mengeluarkan asap. Setelah itu motor Marquez mengeluarkan api dari bagian mesinnya. Marquez kemudian menepi dan melihat kondisi motornya. Tak lama kemudian dia menjatuhkan motornya dan meminta kru marshal untuk menyemprotnya dengan alat pemadam api ringan.

    Kutukan Mandalika kembali berlanjut tahun ini. Marquez kecelakaan setelah ditabrak Marco Bezzecchi dan mengalami cedera.

    (rgr/dry)

  • Pertamina Dukung Pebalap Cilik Indonesia Jadi Generasi Balap Berprestasi

    Pertamina Dukung Pebalap Cilik Indonesia Jadi Generasi Balap Berprestasi

    Jakarta

    Di balik kemeriahan Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025, terdapat kisah inspiratif yang turut menghangatkan hati. Bukan tentang para juara dunia yang berlaga di lintasan, melainkan tentang bibit-bibit muda Indonesia yang suatu hari nanti berpotensi untuk berada di posisi yang sama.

    Dua di antaranya adalah Fawwaz Al-Faizi dan Faqih Al Ghifari, pembalap cilik berbakat yang mendapat dukungan Pertamina untuk berkompetisi di FIM MiniGP Indonesia, ajang resmi pembinaan talenta muda menuju dunia balap profesional.

    Sebagai bagian dari program tersebut, para pembalap cilik ini diajak langsung menyaksikan atmosfer Pertamina Mandalika International Circuit. Mereka melihat bagaimana para pembalap dunia beraksi, sekaligus menumbuhkan semangat untuk terus berlatih dan bermimpi menjadi pembalap besar di masa depan.

    Fawwaz Al-Faizi, pembalap berusia delapan tahun asal Kalimantan Selatan, sudah mulai menunggangi motor sejak usia empat tahun. Awalnya, ia hanya berkeliling kompleks dengan motor hadiah ulang tahun. Namun beberapa bulan kemudian, ia meminta baju balap kepada orang tuanya.

    Suatu hari, Fawwaz melihat balapan di televisi dan berkata polos, “Aku juga mau kayak mereka.” Kini, ia telah terbiasa menaklukkan tikungan tajam dengan gaya elbow down seperti idolanya, Marc Márquez.

    “Awalnya masih ragu-ragu waktu nikung, tapi sekarang sudah bisa elbow down,” ujar Fawwaz dalam keterangan tertulis, Senin (6/10/2025).

    Ia menambahkan dirinya semakin bersemangat untuk terus berkembang dan ingin mencoba tantangan di level yang lebih tinggi.

    “Tahun 2024 aku dapat juara Nasional di balapan kelas Pocketbike, dan di 2025 ini naik kelas balapan di FIM MiniGP, semoga nanti beberapa tahun ke depan bisa ikut latihan balap di Spanyol atau Italia dan ikut kejuaraan balap di Eropa,” sambungnya.

    Sementara itu, Faqih Al Ghifari, pembalap 11 tahun asal Tangerang, juga memiliki perjalanan serupa. Dari sekadar balapan sepeda di depan rumah, kini ia sudah menembus level nasional.

    “Bulan lalu saya mewakili Indonesia pada kejuaraan FIM MiniGP Asia di Macau dan masuk top 10 pada balapan tersebut, tahun ini kembali bersiap untuk naik podium pada FIM MiniGP Indonesia” terang Faqih.

    Ia pun mengaku sangat senang bisa melihat langsung lintasan Mandalika dan termotivasi untuk belajar giat agar bisa menjadi juara nantinya.

    “Senang banget bisa lihat langsung Pertamina Mandalika International Circuit, dan ketemu pembalap MotoGP,” tuturnya.

    “Saya mau belajar lebih banyak supaya bisa jadi juara dunia,” sambungnya.

    Dukungan kepada para pembalap muda ini menjadi wujud nyata komitmen Pertamina dalam membangun generasi berprestasi dan mendorong regenerasi balap nasional. Corporate Secretary PT Pertamina (Persero) Arya Dwi Paramita mengatakan, Pertamina berkomitmen mendukung pembalap muda hingga ke kancah internasional.

    “Kami ingin para pembalap muda ini tumbuh dengan karakter tangguh dan nasionalisme tinggi,” tutup Arya.

    Sebagai perusahaan energi nasional, Pertamina juga terus berperan aktif dalam mendukung target Net Zero Emission 2060. Melalui berbagai program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs), Pertamina konsisten menerapkan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasinya.

    (akd/akd)

  • Performa Segar Marc Marquez Jadi Sorotan di MotoGP Mandalika

    Performa Segar Marc Marquez Jadi Sorotan di MotoGP Mandalika

    Jakarta

    MotoGP Mandalika 2025 kembali jadi sorotan dunia. Juara dunia MotoGP asal Spanyol, Marc Márquez, memikat publik dengan aksinya di Sirkuit Mandalika yang terkenal menuntut fisik, sekaligus berkolaborasi dengan brand personal care pria asal Indonesia, Kahf.

    MotoGP Mandalika tak hanya soal adu cepat, tapi juga bagaimana pembalap menjaga performa di luar lintasan. Perawatan wajah dan tubuh menjadi bagian penting agar tetap bugar sepanjang akhir pekan balapan.

    Cuaca tropis Lombok menjadi faktor tambahan yang harus ditaklukkan para pembalap. Dengan indeks UV harian bisa tembus level ekstrem dengan rata-rata (sekitar 7). Selain soal kecepatan dan strategi, stamina hingga perawatan diri juga jadi faktor penentu performa di atas motor.

    Di balik performa gemilangnya, Márquez mendapat dukungan dari brand personal care pria nomor satu asal Indonesia, Kahf. Produk Kahf Amino Gel Face Wash dan Kahf Sunscreen menjadi andalan sang pembalap untuk tetap segar, percaya diri, dan siap menghadapi panas teriknya Mandalika.

    “Kolaborasi dengan Marc Márquez adalah langkah penting bagi Kahf. Bagi kami, ini bukan hanya tentang mendukung olahraga kelas dunia, tetapi juga tentang membawa cerita Indonesia ke panggung internasional,” ujar Kahf Brand Manager Billy Dharmawan G dalam keterangan tertulis, Jumat (3/10/2025).

    Amino Gel Face Wash hadir dengan teknologi AminoGel dan formula low pH 5,5 yang efektif membersihkan sekaligus menjaga skin barrier tanpa mengiritasi, bahkan untuk kulit sensitif. Sementara itu, Kahf Sunscreen menawarkan perlindungan broad spectrum UVA & UVB, dengan tambahan proteksi polusi dan blue light, cocok untuk aktivitas pria hingga kulit acne-prone.

    Momen ini menjadi simbol bahwa karya anak bangsa mampu bersaing di level global. Filosofi Kahf yang mendukung pria tampil segar, percaya diri, dan siap menghadapi tantangan, sejalan dengan semangat pantang menyerah Márquez di lintasan.

    “Kami ingin menunjukkan bahwa brand dan produk lokal bisa tumbuh besar tanpa kehilangan jati dirinya,” tambah Billy.

    Dari Mandalika untuk dunia, kehadiran Kahf bersama Marc Márquez menunjukkan bahwa Indonesia mampu melahirkan brand yang tidak hanya bersaing di kancah global, tetapi juga menjadi sumber kebanggaan bangsa dengan membawa nama baik tanah air di panggung MotoGP.

    (akn/akn)

  • Cerita Juara MotoGP Mandalika Belum Punya SIM, Pernah Bawa Motor di Bali

    Cerita Juara MotoGP Mandalika Belum Punya SIM, Pernah Bawa Motor di Bali

    Jakarta

    Fermin Aldeguer, pebalap rookie yang sukses menaklukkan Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat ternyata belum punya Surat Izin Mengemudi (SIM).

    Fermin mengungkapkan sendiri disela-sela kunjungannya ke Jakarta belum lama ini.

    “Saya tidak mempunyai SIM,” ujar Fermin di Jakarta beberapa waktu yang lalu.

    Meski belum punya SIM untuk berkendara di jalan raya. Rider berusia 20 tahun itu sudah dekat dengan dunia sepeda motor sejak usia balita. Laman resmi MotoGP menyebut Fermin suka menunggangi motor mini yang ia sebut ‘la Bicha’ pada usia dua tahun.

    Sebagai seorang pebalap motor, tentunya mengendarai kendaraan roda dua kemampuan paling dasar sekalipun belum punya SIM. Apalagi Fermin sudah dekat dengan sepeda motor sejak usia dini.

    Dia menceritakan pengalamannya mengendarai motor saat di Bali. Kala itu, dia tengah menikmati liburan bersama Jorge Martin. Meski begitu dia mengatakan dalam waktu dekat untuk membuat SIM di Spanyol.

    “Satu-satunya motor jalanan yang saya pakai adalah skuter saat di Bali. Saya menikmatinya. Saya akan segera melakukan tes untuk mendapatkan SIM,” kata dia.

    Fermin bukan satu-satunya pebalap MotoGP yang belum punya SIM. Pebalap lainnya ada Fabio Quartararo dan Jack Miller.

    Eks pebalap MotoGP, Jorge Lorenzo juga pernah mengaku baru mendapatkan SIM motornya pada usia 23 tahun, lama setelah ia memulai karirnya di MotoGP. Ia bahkan mengaku lebih dulu punya SIM mobil daripada SIM motor.

    Sementara Marc Marquez, pernah menjadi perbincangan karena belum memiliki SIM motor. Ia dilaporkan baru lulus ujian SIM motor pada tahun 2019.

    (riar/dry)

  • Penonton MotoGP Mandalika 2025 Cetak Rekor, Perputaran Ekonomi Tembus Rp 4,8 T

    Penonton MotoGP Mandalika 2025 Cetak Rekor, Perputaran Ekonomi Tembus Rp 4,8 T

    Jakarta

    Ajang Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 (MotoGP Mandalika) pada 3-5 Oktober 2025 sukses digelar. Gelaran internasional itu tidak hanya menghadirkan aksi balap kelas dunia, tetapi juga memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).

    “Ajang MotoGP Mandalika 2025 memberikan dampak ekonomi yang sangat nyata bagi masyarakat NTB,” kata Direktur Utama InJourney Maya Watono dalam keterangan tertulis, Senin (6/10/2025).

    Kementerian Pariwisata bersama Pemerintah Provinsi NTB memperkirakan total perputaran ekonomi selama gelaran MotoGP mencapai sekitar Rp 4,8 triliun. Hal itu meliputi sektor akomodasi, transportasi, kuliner dan penjualan produk kreatif masyarakat.

    Berdasarkan data resmi Mandalika Grand Prix Association (MGPA), jumlah penonton MotoGP Mandalika 2025 mencapai 140.324 orang atau meningkat 15,73% dibandingkan tahun sebelumnya yang berjumlah 121.252 penonton. Angka tersebut juga merupakan rekor tertinggi sejak MotoGP digelar di Mandalika pada 2022.

    Dari jumlah penonton itu, sebanyak 67.905 penonton hadir di hari puncak (race day), naik signifikan dibanding pada 2024 yang mencatat sejumlah 60.709 penonton. Selain peningkatan jumlah penonton, terjadi kenaikan 36% pada kunjungan ke area Paddock dan VIP Village.

    Tenaga Kerja Lokal

    Sebanyak 2.073 tenaga kerja lokal asal NTB disebut berpartisipasi langsung dalam operasional penyelenggaraan acara, baik di sektor hospitality, keamanan, transportasi, maupun logistik.

    Seluruh hotel di kawasan KEK Mandalika terisi penuh dengan okupansi 100%, sementara rata-rata okupansi hotel di wilayah NTB mencapai 93%. Bahkan rumah warga, homestay dan guest house di Lombok Tengah hingga Mataram juga disewa pengunjung yang tidak kebagian akomodasi di kawasan utama.

    Untuk mengakomodasi lonjakan wisatawan, Bandara Internasional Lombok melayani 44 penerbangan tambahan dari berbagai maskapai selama periode balapan. Sementara itu, jumlah pelaku UMKM yang memperoleh izin berjualan di area sirkuit meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun lalu.

    Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku Ketua Tim Pelaksana Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Susiwijono Moegiarso menegaskan kesuksesan penyelenggaraan MotoGP 2025 membuktikan efektivitas KEK Mandalika sebagai katalis pertumbuhan ekonomi daerah.

    “Momentum ini harus dimanfaatkan untuk memperkuat daya saing kawasan dan menarik lebih banyak investasi strategis,” ujar Susiwijono.

    Sampai Juni 2025, KEK Mandalika mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp 5,7 triliun dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 19.010 orang dan 28 pelaku usaha aktif yang beroperasi di dalam kawasan. Pemerintah berkomitmen menjaga keberlanjutan pengembangan Mandalika sebagai pusat kegiatan pariwisata, olahraga dan investasi internasional, sekaligus motor penggerak pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia.

    Lihat juga Video MotoGP Mandalika Dongkrak Ekonomi NTB: Hotel-Penerbangan Penuh

    Halaman 2 dari 2

    (aid/ara)

  • Gravel di Sirkuit Mandalika Dikritik Pebalap, Disebut Bikin Marquez Cedera

    Gravel di Sirkuit Mandalika Dikritik Pebalap, Disebut Bikin Marquez Cedera

    Jakarta

    Keberadaan gravel di Sirkuit Mandalika di tempat Marquez dan Bezzecchi terjatuh menjadi sorotan rider MotoGP. Bahkan gravel itu disebut-sebut bikin cedera Marquez jadi parah.

    Marco Bezzecchi gagal menyempurnakan kemenangannya di MotoGP Mandalika. Setelah menjadi yang tercepat saat sesi Sprint Race pada hari Sabtu, Bezzecchi justru gagal finis pada balapan utama hari Minggu.

    Bez menyundul Marc Marquez saat balapan putaran pertama belum rampung. Insiden itu terjadi di tikungan tujuh pada lap pembuka. Kala itu Bezzecchi mencoba masuk ke dalam tikungan tujuh, namun saat bermanuver justru dia menabrak bagian belakang motor Ducati nomor 93.

    Marquez langsung ndelosor dan terseret ke gravel. Begitu pun Bezzecchi juga ikut terseret ke gravel, kehilangan kendali, dan pada akhirnya terjatuh. Usai insiden, keduanya sama-sama berdiri. Namun Marquez terlihat sedikit kesulitan sembari memegang lengan kanan dan memutar bahunya. Dia juga terlihat meminta tolong bantuan marshal untuk membuka helm lantaran tangan kanannya kesakitan. Bezzecchi pun langsung mendatangi Marquez untuk meminta maaf atas insiden tersebut.

    Adapun insiden yang melibatkan Bezzecchi dan Marquez itu membuat gravel di Sirkuit Mandalika jadi sorotan. Sebab ada perbedaan permukaan antara aspal dan gravel. Rider Honda Joan Mir bahkan menyebut, perbedaan permukaan antara aspal dan gravel itu yang membuat Marquez yang terpelanting. Kalau diperhatikan dalam tayangan ulang, memang ada permukaan aspal yang kemudian diikuti batu kerikil.

    “Saya tepat berada di belakang Marco dan Marc ketika insiden tersebut terjadi. Tidak ada yang terjatuh pada titik itu akhir pekan ini, kecuali mereka yang mengalami high side. Situasinya berbeda bagi mereka. Menurut saya titik itu berbahaya,” ujar Mir dilansir Motosan.

    “Saya khawatir dengan Marc karena saya melihat betapa kerasnya dia jatuh dan menyadari harusnya ada sesuatu yang bisa dilakukan, tapi saya lebih khawatir dengan Bezzecchi. Saat dia keluar dari lintasan, dia menabrak step (beda permukaan aspal dan gravel) di pinggir lintasan dan masuk ke kerikil dengan kecepatan tinggi. Saya tidak mengerti kenapa ada kerikil di sana, jika hanya ada aspal, itu akan lebih aman bagi kami,” sambung Mir.

    Mir menyayangkan insiden tersebut. Namun dia mengamini bahwa tak ada pebalap yang menginginkan insiden serupa terjadi dan itu sangat-sangat berbahaya.

    “Mungkin Marco tak menyangka kecepatan Marc dan menabraknya. Kejadian seperti ini sudah beberapa kali terjadi, tapi yang kali ini sangat berbahaya,” tutur Mir.

    Kritikan soal gravel juga dilontarkan oleh rider Honda lainnya yaitu Luca Marini. Marini menyoroti adanya perbedaan permukaan antara aspal dan gravel. Adik Valentino Rossi itu juga menduga, perbedaan permukaan itu justru memperparah kondisi Marquez.

    “Saya kira ya itu seperti kecelakaan biasa, tapi kemudian Marc dan Bezzecchi terjatuh dengan keras dan berguling-guling karena kerikilnya ditempatkan dengan buruk,” ujar Marini.

    “Saya pikir cedera Marc disebabkan oleh benturan dengan kerikil. Kita harus sangat berhati-hati, ini bukan hanya masalah di Mandalika, hal serupa juga terjadi di sirkuit lain. Untuk tahun depan, kita harus melakukan perubahan, tapi masalahnya sudah terlambat untuk Marc. Selalu menyedihkan ketika seorang pebalap mengalami cedera,” lanjut Marini.

    Alex Marquez juga melontarkan pendapatnya soal kondisi gravel tersebut. Perbedaan permukaan itu menurutnya sangat membahayakan para pebalap.

    “Saya panik karena sedang membalap tepat di belakangnya dan melihatnya terjatuh. Anda lihat kerikilnya? Itu seperti bencana. Ada tanjakan, selalu sama. Sampai terjadi sesuatu yang serius, mereka tidak memperbaikinya. Kalau Anda menabrak permukaan itu, tidak ada cara untuk lolos tanpa cedera,” urai Alex dilansir Motorcyclesport.

    (dry/rgr)