Event: Ibadah Haji

  • Tradisi Nyareh Bektoh, Warisan Spiritual Warga Probolinggo Jelang Keberangkatan Haji

    Tradisi Nyareh Bektoh, Warisan Spiritual Warga Probolinggo Jelang Keberangkatan Haji

    Probolinggo (beritajatim.com) – Warga Pulau Gili Ketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, masih memegang teguh tradisi spiritual jelang keberangkatan ibadah haji. Tradisi yang dikenal dengan sebutan Nyareh Bektoh ini menjadi simbol kuat kearifan lokal yang mengiringi perjalanan menuju Tanah Suci.

    Nyareh Bektoh secara harfiah berarti meminta petunjuk tentang waktu terbaik untuk memulai perjalanan haji. Dalam pelaksanaannya, para calon jamaah haji (CJH) meminta waktu keberangkatan yang dianggap membawa berkah kepada para tokoh agama atau kiai. Waktu yang dipilih melalui tradisi ini diyakini akan memberikan kelancaran dan keselamatan selama menjalani ibadah di tanah suci.

    Sebanyak 14 CJH asal Gili Ketapang telah diberangkatkan menuju Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo. Suasana pelepasan berlangsung khidmat dan penuh suka cita. Kapal-kapal nelayan yang mengantar para jamaah dihias sedemikian rupa sebagai lambang kebahagiaan dan doa restu dari masyarakat.

    Abdurrahman Wahid (28), salah satu CJH, mengaku berangkat bersama ibunya sesuai waktu yang disarankan oleh kiai. “Kami percaya bahwa memulai perjalanan dengan waktu yang tepat membawa berkah dan kelancaran selama ibadah,” ujarnya.

    Ia juga menyampaikan rasa syukurnya karena akhirnya bisa menunaikan ibadah haji setelah menanti selama 13 tahun. “Rasanya haru dan penuh syukur, apalagi bisa berangkat bersama ibu saya,” tambahnya.

    Ungkapan serupa juga disampaikan oleh Taufik Hidayat (45), yang berangkat haji bersama istri dan anaknya. “Ini bukan hanya perjalanan fisik, tapi juga spiritual. Tradisi ‘Nyareh Bektoh’ menjadi awal penting dari perjalanan suci ini,” katanya.

    Sebelum menuju Asrama Haji Sukolilo Surabaya, seluruh CJH dari Kabupaten Probolinggo terlebih dahulu berkumpul di miniatur Ka’bah yang berada di Desa Curahsawo, Kecamatan Gending. Lokasi ini dijadikan titik awal simbolis pelepasan para jamaah.

    Kepala Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag Kabupaten Probolinggo, Ahmad Zaini, menyampaikan bahwa tahun ini terdapat 894 CJH asal Probolinggo yang terbagi ke dalam tiga kelompok terbang (kloter). “Mereka terbagi dalam tiga kloter dengan jadwal masuk asrama berbeda, tergantung zona pemberangkatan,” ujarnya.

    Ia juga memberikan apresiasi terhadap pelestarian tradisi lokal di Gili Ketapang. “Tradisi seperti ini memperkuat nuansa religius dan kebersamaan, sehingga memberikan semangat spiritual lebih bagi para jamaah,” tutup Zaini. [ada/suf]

  • Pemkot Probolinggo Resmi Berangkatkan 214 Calon Jemaah Haji Tahun 2025

    Pemkot Probolinggo Resmi Berangkatkan 214 Calon Jemaah Haji Tahun 2025

    Probolinggo (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Probolinggo secara resmi memberangkatkan 214 calon jemaah haji dalam sebuah upacara pelepasan yang berlangsung khidmat di halaman Kantor Wali Kota, Senin malam (26/5/2025).

    Upacara tersebut dipimpin langsung oleh Wali Kota Probolinggo, dr. Aminuddin, serta dihadiri jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat.

    Dalam sambutannya, Wali Kota Aminuddin memberikan pesan mendalam kepada para jemaah haji agar senantiasa menjaga kekhusyukan dalam beribadah serta menaati segala arahan dari petugas pembimbing.

    “Kami berharap seluruh jamaah menjaga kesehatan, mengikuti bimbingan petugas, serta melaksanakan rukun dan wajib haji dengan baik agar menjadi haji yang mabrur,” ujar Aminuddin.

    Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung kelancaran ibadah para jamaah, Pemerintah Kota Probolinggo turut menugaskan tiga orang petugas pembimbing haji. Ketiganya akan mendampingi rombongan sejak pemberangkatan hingga selama pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci.

    Menariknya, dua pejabat struktural dari lingkungan Pemkot juga tercatat dalam daftar jamaah tahun ini. Mereka adalah Kepala Dinas PUPR PKP Setyo Rini Sayekti dan Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Aries Santoso.

    Keterlibatan mereka menambah semangat dan kekompakan di antara para calon jamaah haji asal Probolinggo. Dari keseluruhan jemaah, sosok Jamilah (81) dari Kelurahan Pilang menjadi perhatian tersendiri. Wanita lansia ini akhirnya mendapat kesempatan berhaji setelah menanti lebih dari satu dekade.

    “Saya menunggu sejak 2012. Alhamdulillah sekarang bisa berangkat. Saya sudah siapkan semuanya termasuk kesehatan dan obat-obatan,” ujarnya penuh rasa syukur.

    Rombongan jamaah haji asal Kota Probolinggo tergabung dalam Kloter 86. Usai pelepasan, mereka dijadwalkan menuju Asrama Haji Sukolilo di Surabaya sebelum terbang ke Tanah Suci pada hari berikutnya. Keberangkatan ini menandai dimulainya perjalanan spiritual penting yang telah lama dinanti oleh para calon tamu Allah tersebut. [ada/suf]

  • 917 Calon Jamaah Haji Asal Pasuruan Diberangkatkan, Bupati Rusdi: Semoga Jadi Haji Mabrur

    917 Calon Jamaah Haji Asal Pasuruan Diberangkatkan, Bupati Rusdi: Semoga Jadi Haji Mabrur

    Pasuruan (beritajatim.com) – Sebanyak 917 calon jamaah haji (CJH) asal Kabupaten Pasuruan resmi diberangkatkan menuju Tanah Suci, Selasa (27/5/2025) pagi. Pemberangkatan dilakukan langsung oleh Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, dari halaman Kantor Bupati.

    CJH yang berangkat terbagi dalam tiga kloter, yakni 87, 88, dan 89. Kloter 87 dan 88 diberangkatkan pukul 04.20 WIB, sedangkan kloter 89 menyusul pada pukul 06.30 WIB.

    Plt Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pasuruan, Rasyidi, menjelaskan bahwa kloter 87 terdiri dari 361 orang. “Jumlahnya 173 laki-laki dan 188 perempuan,” ujarnya saat diwawancarai.

    Sementara itu, kloter 88 berisi 309 jamaah dengan rincian 145 laki-laki dan 164 perempuan. Untuk kloter 89, terdapat 247 orang, yakni 116 laki-laki dan 131 perempuan.

    “Kalau dijumlahkan totalnya ada 917 jamaah yang berangkat dari Kabupaten Pasuruan hari ini. Alhamdulillah semua proses berjalan lancar tanpa hambatan,” jelas Rasyidi.

    Ia menambahkan, sistem syarikah yang diterapkan tahun ini membuat jamaah dari beberapa daerah digabung dalam satu kloter. “Kloter 87 juga terdiri dari jamaah asal Magetan, Bangkalan, Bojonegoro, Sampang, dan Mojokerto,” katanya.

    Begitu pula dengan kloter 88 dan 89 yang turut diisi oleh jamaah dari Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, dan Kota Malang. Hal ini untuk efisiensi dan pemerataan kuota jamaah.

    Rasyidi menyebutkan, keberangkatan ke Asrama Haji Sukolilo Surabaya dibagi dua sesi agar tidak menumpuk. “Asrama hanya mampu menampung dua kloter sekaligus karena keterbatasan hall yang tersedia,” jelasnya.

    Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, dalam sambutannya mendoakan agar seluruh jamaah dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan kembali ke tanah air dalam keadaan sehat. “Semoga seluruh rukun haji dilaksanakan dengan sempurna dan pulang sebagai haji mabrur,” ucapnya.

    Di akhir sambutan, Mas Rusdi juga berpesan agar para jamaah saling tolong-menolong selama di Tanah Suci. “Tantangan ibadah haji tahun ini cukup berat, maka mari saling membantu tanpa memandang asal kelompok bimbingan,” pesannya. [ada/aje]

  • Aneka Teknologi Haji 2025, dari Aplikasi Sampai AI

    Aneka Teknologi Haji 2025, dari Aplikasi Sampai AI

    Jakarta

    Otoritas Arab Saudi memanfaatkan inovasi teknologi baru untuk meningkatkan pengalaman dan kenyamanan ibadah jemaah Haji 2025. Mulai dari aplikasi pintar sampai platform berbasis AI, semuanya disiapkan untuk mendukung kelancaran ibadah Haji tahun ini.

    Berikut deretan teknologi yang dikerahkan Arab Saudi untuk menjamin kelancaran ibadah Haji 2025, seperti dikutip dari Gulf Business, Senin (26/5/2025).

    Aplikasi pintar

    Di Madinah, sejumlah platform digital menyediakan panduan dan dukungan real-tome untuk jemaah Haji. Salah satunya adalah aplikasi Nusuk dengan fitur unggulannya yang memungkinkan pengguna mengatur jadwal untuk mengunjungi Masjid Nabawi.

    Ada juga aplikasi Tawakkalna yang menyediakan akses langsung ke layanan kesehatan untuk jemaah Haji. Peta digital dan panduan interaktif juga tersedia untuk membantu jemaah menjelajahi tempat-tempat penting dan fasilitas umum di Madinah.

    Asisten berbasis AI

    Agency fot Religious Affairs di Masjid Nabawi belum lama ini meluncurkan ‘Smart Enrichment Assistant’, aplikasi inovatif yang dirancang untuk membantu jemaah selama musim Haji.

    Asisten pintar ini mengandalkan AI untuk memberikan informasi penting seperti waktu salat, jadwal imam, dan lokasi kelas agama dalam berbagai bahasa. Aplikasi ini diluncurkan untuk memperkuat integrasi teknologi di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.

    Sistem transportasi terpadu

    Jemaah haji di Mekah dapat memanfaatkan layanan Makkah Bus Guidance Center yang dilengkapi teknologi pintar. Pusat panduan ini menawarkan platform ‘Arshidni’ yang terintegrasi dengan aplikasi Nusuk Masar, dan menyediakan informasi rute bus yang akurat dan memastikan perjalanan yang tepat waktu.

    Pemandu di bus juga dilengkapi dengan tablet untuk menerima informasi secara real-tine, sehingga pusat kontrol dapat memonitor rute bus secara langsung dan mengelola penugasan pemandu.

    Makkah Route Initiative

    Makkah Route Initiative adalah program untuk memastikan kelancaran perjalanan jemaah Haji bahkan sebelum tiba di Arab Saudi. Sebagai bagian dari insiatif ini, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi memperkenalkan sistem kode dan penyortiran bagasi.

    Bagasi jemaah diberi stiker dengan kode khusus di bandara keberangkatan, seperti Bandara Ankara Esenboğa di Turki, yang berisi informasi penting tentang perjalanan dan akomodasi jemaah.

    Begitu sampai di Arab Saudi, bagasi akan langsung dibawa ke akomodasi di Mekah dan Madinah, sehingga jemaah tidak perlu repot mengatur bawaannya dan dapat fokus beribadah.

    Makkah Route Initiative juga mengandalkan teknologi AI untuk mempercepat pemrosesan jemaah di bandara keberangkatan agar tidak perlu menunggu lama.

    (vmp/afr)

  • Sebanyak 107 Calon Jemaah Haji Kloter 86 Asal Tuban Diberangkatkan

    Sebanyak 107 Calon Jemaah Haji Kloter 86 Asal Tuban Diberangkatkan

    Tuban (beritajatim.com) – Sebanyak 107 calon jemaah haji (CJH) asal Kabupaten Tuban yang tergabung dalam Kloter 86 resmi diberangkatkan dari Pendapa Kridha Manunggal, Selasa (27/5/2025).

    Prosesi pemberangkatan ini dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Tuban, Joko Sarwono, sebagai penanda rombongan terakhir jemaah haji dari daerah tersebut untuk musim haji tahun ini.

    Kloter 86 ini merupakan gabungan antara jemaah dari Kabupaten Tuban dan Kota Probolinggo, yang selanjutnya akan menuju Embarkasi Surabaya sebelum diterbangkan ke Tanah Suci. Dengan keberangkatan kloter ini, total jemaah haji asal Kabupaten Tuban yang telah diberangkatkan mencapai 1.256 orang.

    “Alhamulilah calon jemaah haji mulai dari kloter 66, 68, 69, 70, dan 86 berlangsung lancar,” ujar Joko Sarwono dalam sambutannya.

    Ia menyampaikan apresiasi atas kerja sama seluruh pihak yang telah mendukung kelancaran proses keberangkatan jemaah haji tahun ini. Menurutnya, sinergi antara Pemerintah Kabupaten Tuban, Kantor Kemenag Tuban, Polres, TNI, KBIH, dan unsur lainnya menjadi kunci suksesnya pelaksanaan ibadah haji.

    “Kami sampaikan terima kasih dan apresiasi atas kolaborasi bersama lintas sektor ini,” imbuhnya.

    Joko Sarwono juga mengajak masyarakat untuk turut mendoakan seluruh calon jemaah haji agar diberikan kelancaran dan kekuatan dalam menjalankan rangkaian ibadah, serta bisa kembali ke tanah air dalam keadaan sehat dan menjadi haji yang mabrur.

    “Mudah-mudahan seluruh jemaah senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan baik jasmani maupun rohani,” katanya.

    Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa pihaknya bersama Kemenag Tuban akan terus memantau kondisi para jemaah, termasuk kinerja petugas haji, tim kesehatan, serta KBIH selama di Tanah Suci.

    Informasi perkembangan kondisi jemaah juga akan terus disampaikan kepada panitia haji di Kabupaten Tuban. “Jika seluruh proses telah selesai, akan dilakukan penjemputan jemaaah haji, dari Surabaya menuju Kabupaten Tuban,” tambahnya.

    Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Tuban, Umi Kulsum, mengingatkan pentingnya menjaga keharmonisan antar jemaah, mengingat kloter 86 ini merupakan gabungan dari dua daerah berbeda.

    Ia juga menjelaskan bahwa jemaah dari kloter-kloter sebelumnya yang telah diberangkatkan dari Tuban, saat ini telah tiba di Makkah dan sedang melaksanakan ibadah umrah sebelum menunaikan haji.

    “Saat ini, seluruh rangkaian keberangkatan haji sudah selesai, dan jemaah yang kemarin diberangkatkan tengah melakukan umrah sebelum wajib haji,” pungkasnya. [dya/suf]

  • Jemaah Haji asal Sidoarjo Dirampok Sopir Taksi di Arab, Begini Penjelasan Panitia

    Jemaah Haji asal Sidoarjo Dirampok Sopir Taksi di Arab, Begini Penjelasan Panitia

    Surabaya (beritajatim.com) – Jemaah haji asal Sidoarjo diduga menjadi korban perampokan sopir taksi di Arab Saudi, hari Selasa (20/5/25) lalu. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya menyarankan supaya jamaah haji lain membantu, dan waspada dengan kasus serupa.

    Korban perampokan itu diketahui berinisial MU, laki-laki, ia dilaporkan kehilangan uang sekitar Rp16 juta dan SAR 350 (mata uang Saudi Riyal), senilai Rp1.5 juta.

    Plh. Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya, Sugiyo mengatakan, dirinya baru saja mengetahui kabar tersebut hari ini. Serta mengaku belum menerima laporan itu.

    “Kalau beritanya ke saya belum sampai, mungkin teman-teman tahu dari media media. Mungkin ini bisa dibenarkan kalau informasi itu valid,” ungkap Sugiyo di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, pada Senin (26/5).

    Sugiyo juga mengatakan, jamaah haji yang sudah tiba di Arab Saudi diimbau berhati-hati membawa barang berharga ataupun uang pecahan. Ia bilang sebaiknya uang pecahan besar disimpan di kartu ATM.

    “Aktivitas di mana pun tetap menjaga apa yang dimiliki, termasuk harta yang dimiliki. Jamaah tidak boleh membawa uang banyak banyak, dimohon bawa uang secukupnya dan bisa ditaruh di ATM,” urainya.

    Selanjutnya, kepada korban yang telah kehilangan harta atau barang bawaan, Sugiyo memberi saran agar jemaah lain membantu. Dan dirinya menyebut, ketika hal itu terjadi menimpa seorang jamaah, sudah secara otomatis jemaah lain turut membantu.

    “Jamaah jamaah seperti itu biasanya, teman-teman ketika jamaahnya kehilangan uang, tidak punya biaya. Teman-teman itu patungan membantu jamaah yang kekurangan uang living kos itu tadi,” rinci Sugiyo.

    Kadang kala juga, lanjut Sugiyo, para jamaah haji yang berusia lanjut ini sulit membedakan besaran nominal uang Arab. Oleh sebab itu, teruntuk jamaah yang paham diimbau untuk mendampingi membantu.

    “Kemudian bapak ibu jamaah yang sepuh sepuh kadang kala tidak memahami tentang real atau nilai real. Jadi ketika ada lembaran yang tertulis 500 real itu satu lembar, satu lembar itu kalau di Indonesiakan sekitar Rp2 juta. Mereka kadang-kadang tidak paham bahwa uang itu Rp2 juta,” jelas dia.

    “Nah ini tentu harus didampingi oleh teman-teman yang paham, agar jamaah yang kurang memahami terkait hal itu tidak tertipu,” ucap Sugiyo.

    Untuk diketahui, kasus perampokan yang menimpa seorang jamaah haji asal Sidoarjo, MU, laki-laki itu mencuat, setelah viral kejadiannya diungkapkan oleh pemilik akun Tiktok @brodenishow, pada Selasa (20/5) lalu.

    Pemilik akun Tiktok tersebut mengungkapkan, MU dirampok seorang sopir taksi dengan cara dipaksa masuk ke dalam mobil taksi dan menyerahkan barang berharga miliknya, uang sekitar Rp16 juta dan SAR 350. [ram/ian]

  • Ini Skema Ibadah Haji untuk Jemaah Sakit, Tetap Sah dan Bermakna

    Ini Skema Ibadah Haji untuk Jemaah Sakit, Tetap Sah dan Bermakna

    Bisnis.com, MADINAH – Jemaah calon haji yang mengalami keterbatasan fisik atau sakit tetap memiliki kesempatan untuk menyelesaikan ibadah dengan metode yang telah disesuaikan, seperti safari wukuf, murur, dan tanazul. 

    Konsultan Ibadah Haji Kementerian Agama RI, Aswadi Syuhadak mengatakan ketiga metode itu ditempuh berdasarkan kondisi medis, disertai fatwa fikih yang sah. 

    “Jemaah haji harus menerima realitas dengan penuh syukur. Manusia punya rencana, tapi Allah yang menentukan,” ujar Aswadi saat ditemui di Klik Kesehatan Haji Indonesia, Sabtu (24/5/2025).

    Dengan safari wukuf, jemaah akan diperjalankan dengan kendaraan baik ambulans atau bus, yang melintasi Padang Arafah dan tetap berada di dalam kendaraan selama waktu wukuf berlangsung. Jemaah tidak perlu menempati tenda di Arafah tetapi tetap dapat memenuhi kewajiban wukuf. 

    Adapun murur adalah skema yang dilakukan setelah wukuf di Arafah, yaitu dengan melewati Muzdalifah tanpa turun dari kendaraan dan kemudian langsung menuju Mina. 

    Sedangkan konsep tanazul memungkinkan jemaah yang tinggal di hotel dekat area Jamarat atau lokasi lontar jumrah untuk kembali ke hotel setelah melempar Jumrah Aqabah. Dengan demikian, jemaah tidak perlu menempati tenda di Mina tetapi tetap menjalankan kewajiban bermalam sesuai ketentuan.

    Selain itu, bagi jemaah yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan umrah wajib karena sakit, disarankan untuk mengubah niat ihram dari haji tamattu’ menjadi haji qiran.

    “Kalau dokter belum bisa memastikan untuk melaksanakan umrah wajib, sedang waktu wukuf sudah tiba, maka disarankan mengubah niat dari tamattu’ menjadi qiran,” jelas Prof. Aswadi.

    Dengan haji qiran, jemaah berniat untuk haji dan umrah sekaligus, sehingga tidak perlu melaksanakan umrah secara terpisah. Ini menjadi solusi fikih yang memungkinkan jemaah melanjutkan tahapan ibadah haji berikutnya meskipun dalam kondisi terbatas.

    Lebih lanjut, untuk jemaah yang tidak mampu melaksanakan lempar jumrah, ibadah tersebut bisa diwakilkan. Semua skema ini disusun untuk menjaga kelangsungan hidup tanpa mengurangi nilai ibadah.

    “Semua langkah ini demi kepentingan kelangsungan hidup jemaah haji,” tambahnya.

  • Komnas Disabilitas: Penanganan Jemaah Haji Difabel dan Lansia Membaik

    Komnas Disabilitas: Penanganan Jemaah Haji Difabel dan Lansia Membaik

    Bisnis.com, MADINAH — Penanganan jemaah calon haji Indonesia pada kelompok difabel dan lanjut usia (lansia) dinyatakan berangsur membaik seiring pemberangkatan gelombang kedua dan sejumlah evaluasi serta langkah taktis Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi di Madinah. 

    Wakil Ketua Komnas Disabilitas Deka Kurniawan yang ikut mendampingi pelayanan jemaah calon haji difabel dan lansia di Madinah mengatakan bahwa tantangannya sejak awal adalah pemberlakuan sistem layanan berbasis syarikah, yang memungkinkan jemaah terpisah dengan anggota keluarga di satu kelompok terbang (kloter). 

    Pada perkembangannya, PPIH Arab Saudi mengupayakan agar jemaah yang terpisah dengan anggota keluarganya di Madinah, dapat bergabung kembali di Makkah. 

    “Kemarin sempat muncul banyak kejadian yang seolah-olah menunjukkan mereka ini tidak tertangani dengan baik. Padahal ini sebetulnya adalah merupakan dampak dari sistem yang dibuat oleh syarikah yang terpisah-pisah. Dimana jumlah anggota kloter itu bisa berbeda-beda dengan jumlah syarikah yang menanganinya,” jelas Deka di Madinah, baru-baru ini.

    Deka melanjutkan, yang menjadi persoalan kemudian adalah banyak penyandang disabilitas mental, termasuk demensia, dan lansia telah mengalami masalah pemicu stress di awal saat mereka dipisahkan dengan anggota keluarga atau pendampingnya. 

    “Itu yang menyebabkan banyak sekali kasus kejadian. Ini belum termasuk dampak yang banyak terjadi mayoritas adalah jamaah yang hilang, mereka linglung, tidak kenal siapa temannya karena terpisah. Ditambah lagi ada variabel pemicu yang lain, yaitu terpisah koper, terpisah hotel dan seterusnya,” jelas Deka. 

    PPIH Arab Saudi Daerah Kerja Madinah kemudian menugaskan pendamping bagi jemaah calon haji yang butuh penanganan khusus ini, melobi syarikah untuk mengeluarkan mereka dari rombongan, dan bahkan dikumpulkan di satu hotel transit untuk mempermudah pendampingan. 

    “Ini kan tidak ada dalam SOP kan, tapi ini langkah berani inovasi. Kenapa? Ada rasa kemanusiaan yang memang diwujudkan secara nyata untuk bisa meminimalisir [dampak dari sistem berbasis syarikah],” katanya. 

    Selanjutnya, pergerakan sisa jemaah calon haji yang masih berada di Madinah ke Makkah, akan dilakukan dengan pola yang sama. 

    Menurut data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga Rabu (21/5/2025) pukul 11:15 Waktu Arab Saudi (WAS), telah tiba di Tanah Suci sebanyak 132.806 jemaah calon haji asal Indonesia. Jumlah itu mencakup 64,95% dari total rencana kedatangan haji reguler sebesar 203.320. 

    Dari jumlah tersebut, 101.517 jemaah calon haji telah tiba di Makkah, terdiri atas 76.491 dari Madinah dan 25.026 dari Jeddah. Sebanyak 8.571 jemaah calon haji lainnya sedang dalam perjalanan ke Makkah. 

  • Lebih dari 170 Ribu Jemaah Haji Indonesia Sudah Pegang Kartu Nusuk, Ini Langkah Percepatannya

    Lebih dari 170 Ribu Jemaah Haji Indonesia Sudah Pegang Kartu Nusuk, Ini Langkah Percepatannya

    Mekah (beritajatim.com)– Distribusi Kartu Nusuk bagi jemaah haji Indonesia terus menunjukkan kemajuan pesat. Hingga Minggu (25/5/2025), lebih dari 170 ribu jemaah asal Indonesia telah menerima kartu identitas penting ini setelah tiba di Arab Saudi.

    Melansir situs resmi Kementerian Agama (Kemenag) Senin (26/5/2025), Konsul Haji KJRI Jeddah, Nasrullah Jasam, menyebutkan bahwa jumlah jemaah haji Indonesia yang telah mendarat di Tanah Suci mencapai 180.092 orang, terdiri dari peserta haji reguler maupun haji khusus. Dari angka tersebut, sebanyak 170.018 orang sudah menerima Kartu Nusuk, atau sekitar 94% dari total jemaah yang telah tiba.

    Kartu Nusuk merupakan kartu resmi yang diterbitkan oleh pihak penyedia layanan (syarikah) di Arab Saudi, dan menjadi syarat penting untuk mendukung kelancaran pelaksanaan ibadah haji. Untuk tahun ini, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bekerja sama dengan delapan syarikah, yaitu:

    Rifadah

    Rawaf Mina

    Mashariq Dzahabiyah (Sana Mashariq)

    Rifad

    Mashariq Mutamayyizah (Rakeen Mashariq)

    Dluyuful Bait

    Rehlat wa Manafea

    MCDC

    Langkah Percepatan Distribusi

    Untuk mempercepat proses distribusi kartu ini, PPIH Arab Saudi telah menyiapkan strategi khusus, seperti:

    Mendirikan operation room untuk mengawasi dan mengakselerasi distribusi Kartu Nusuk

    Menunjuk penanggung jawab distribusi di setiap sektor dan daerah kerja (daker)

    Menerapkan sistem pelaporan berbasis kloter secara digital

    Dengan strategi ini, diharapkan seluruh jemaah bisa menerima kartu sebelum rangkaian puncak haji dimulai.

    Fokus Operasi Berpindah ke Makkah

    Saat ini, pusat operasional haji sudah berpindah ke Makkah Al-Mukarramah. Seluruh jemaah yang sebelumnya berada di Madinah telah diberangkatkan ke Makkah untuk bersiap menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina — lokasi utama pelaksanaan puncak ibadah haji.

    Sementara itu, gelombang kedatangan jemaah haji Indonesia ke Jeddah dan kemudian menuju Makkah masih terus berlangsung dan diperkirakan selesai pada 31 Mei 2025. [aje]

  • Sapi Peternak Blitar Dibeli Presiden Prabowo, Uangnya untuk Biaya Haji Ibu dan Mertua

    Sapi Peternak Blitar Dibeli Presiden Prabowo, Uangnya untuk Biaya Haji Ibu dan Mertua

    Blitar (beritajatim.com) – Sapi jenis Limosin milik Mansur, warga Desa Gadungan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, menarik perhatian Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Hewan ternak seberat 970 kilogram tersebut resmi dibeli Presiden untuk dijadikan hewan kurban pada Hari Raya Iduladha 2025 mendatang, dengan nilai transaksi mencapai Rp125 juta.

    Namun yang membuat kisah ini mengharukan bukan hanya karena pembelinya seorang kepala negara, melainkan sikap tulus Mansur yang mengikhlaskan seluruh hasil penjualan sapinya untuk biaya keberangkatan haji sang ibu dan ibu mertuanya. Pria berusia 56 tahun tersebut bahkan tak mampu menahan air mata ketika menceritakan bahwa harapannya sejak lama akhirnya menjadi kenyataan.

    “Bahagia sekali, seakan-akan saya tidak percaya sapi saya dibeli oleh pak presiden karena niat saya hanya satu ingin memuliakan ibu dan ibu mertua, sehingga saya tidak menyangka kalau sapi ini benar-benar dibeli pak presiden,” ucap Mansur, Minggu (25/5/2025).

    Sapi yang diberi nama ‘Jihad’ itu telah dipelihara dengan penuh dedikasi oleh Mansur sejak kecil. Ia mengaku tidak pernah memperhitungkan laba ataupun keuntungan. Setiap doa yang dipanjatkannya selalu mengandung satu harapan besar—agar ternaknya ini menjadi jalan berbakti kepada orang tua dan mertua dengan memberangkatkan mereka ke tanah suci.

    “Ketika ditelepon pak Presiden terus didealkan harganya saya itu menangis bahagia karena apa yang saya cita-citakan dikabulkan oleh Allah. Kemarin saya itu mintanya Rp125 juta terus beliaunya nawar Rp100 juta. Nah waktu hari H kemarin ternyata dibelinya Rp125 juta tanpa dikurangi, ketika beliau tahu niat saya seperti itu,” ceritanya sembari meneteskan air mata.

    Mansur bukan sosok baru dalam dunia peternakan. Sejak remaja, ia telah akrab dengan pekerjaan memelihara sapi di desa. Namun tak pernah sedikit pun terlintas dalam benaknya bahwa dari pekerjaan sederhana itu, ia bisa mendapat perhatian langsung dari Presiden sekaligus mewujudkan impian keluarganya.

    Seluruh uang hasil penjualan sapi ‘Jihad’ kini telah diberikan kepada sang ibu dan mertuanya sebagai biaya pendaftaran ibadah haji. Baginya, keberkahan terbesar dalam hidup adalah bisa memuliakan orang tua.

    “Harapan saya di sisa umur yang sudah tua ini saya tetap ingin berbakti kepada orang tua sebisa saya,” harapnya tulus.

    Cerita Mansur menjadi contoh nyata bahwa ketulusan hati dalam berbakti kepada orang tua bisa membuka jalan rezeki dari arah yang tak terduga. Dari kandang sederhana di pelosok Blitar, harapan Mansur mengudara hingga ke istana negara, menyentuh hati Presiden, dan menjadi kisah inspiratif menjelang Idul Adha 2025. [owi/suf]