Event: Ibadah Haji

  • 25.000 Jemaah Haji Nafar Tsani Kembali dari Mina ke Makkah

    25.000 Jemaah Haji Nafar Tsani Kembali dari Mina ke Makkah

    Bisnis.com, MAKKAH — Sekitar 25.000 jemaah haji Indonesia yang memilih melaksanakan nafar tsani dijadwalkan mulai dipindahkan dari tenda-tenda Mina ke hotel di Makkah dari pukul 07.00 Waktu Arab Saudi (WAS) atau sekitar 11.00 WIB.

    Nafar tsani yakni pilihan bagi jemaah haji untuk menyelesaikan seluruh rangkaian lempar jumrah di Mina hingga 13 Dzulhijjah, yang bertepatan dengan Senin (9/6/2025). Jemaah nafar tsani melempar jumrah aqabah pada 10 Dzulhijjah, dilanjutkan dengan melontar jumrah ula, wustha, dan aqabah, masing-masing pada 3 hari tasyrik, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. 

    Adapun, jemaah yang memilih nafar awal, meninggalkan Mina lebih cepat pada 12

    Dzulhijjah setelah melempar jumrah aqabah pada 10 Dzulhijjah dan 3 jumrah pada dua hari tasyrik saja, 11 dan 12 Dzulhijjah. 

    Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief, mengatakan Hilman menyebut evakuasi jemaah akan dilakukan bertahap sesuai jadwal yang dibagi menjadi tiga gelombang.

    Berdasarkan data Kementerian Agama, sebanyak 25.000 jemaah atau sekitar 11,3% dari total 221.000 jemaah memilih skema ini. Sisanya telah meninggalkan Mina sehari sebelumnya dalam skema nafar awal.

    “Alhamdulillah saat ini suasananya sudah lengang, sudah tidak lagi kelihatan hiruk pikuknya. Mereka akan dijemput di maktabnya masing-masing. Untuk jemaah dengan jumlah kecil akan kami kumpulkan dan bawa dengan kendaraan khusus,” ujar dalam keterangannya dari Tenda Misi Haji di Mina, Senin (9/6/2025).

    Sebelumnya, jemaah nafar awal sudah digerakkan dari Mina ke Makkah pada Minggu (8/6/2025), juga dengan skema tiga gelombang. 

    Pantauan di kawasan Mina pada pukul 00.30 WAS, suasana memang sudah sangat lengang. Banyak tenda telah kosong, bahkan jalanan yang biasa dipadati jemaah menuju jamarat melalui terowongan Mina tampak lapang, berbeda dengan kondisi pada Jumat, Sabtu, dan Minggu dini hari yang sangat padat.

    Hilman menambahkan Kementerian Agama juga telah menyiapkan langkah penyisiran untuk memastikan tak ada jemaah yang tertinggal di Mina. 

    “Kami melakukan sweeping ke berbagai sudut di seluruh maktab, termasuk menggunakan mobil golf untuk menyisir maktab-maktab tertentu,” tegas Hilman.

    Selain itu, dia pun mengimbau jemaah agar tidak tergesa-gesa melakukan tawaf ifadah, mengingat kondisi fisik yang sudah sangat lelah setelah perjalanan panjang dari Arafah, Muzdalifah, hingga Mina. 

    “Kami harapkan jamaah bisa menggunakan waktunya untuk istirahat,” ucapnya.

    Diketahui, setelah menyelesaikan rangkaian puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), jemaah masih harus kembali ke Makkah untuk melaksanakan rukun haji lainnya yakni tawaf ifadah, sai, dan ditutup dengan tahalul akhir. 

    Namun, tidak ada batasan waktu untuk pelaksanaan tawaf ifadah. Dengan demikian, jemaah yang belum akan dipulangkan dalam waktu dekat, disarankan untuk menunda pelaksanaan tawaf ifadah sampai kondisi Masjidil Haram sudah agak lengang. 

    Adapun, bagi jemaah yang akan dipulangkan pada kelompok terbang (kloter) awal, diperbolehkan untuk langsung melaksanakan tawaf ifadah begitu kembali dari Mina.

  • Istithaah Jemaah Haji Lansia Jadi Sorotan, Pemeriksaan Harus Jujur dan Bebas Intervensi
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        9 Juni 2025

    Istithaah Jemaah Haji Lansia Jadi Sorotan, Pemeriksaan Harus Jujur dan Bebas Intervensi Nasional 9 Juni 2025

    Istithaah Jemaah Haji Lansia Jadi Sorotan, Pemeriksaan Harus Jujur dan Bebas Intervensi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji RI Dahnil Anzar Simanjuntak, menyoroti masalah istithaah atau kemampuan jemaah untuk menunaikan ibadah haji, khususnya bagi lansia, disabilitas, dan kelompok risiko tinggi (Risti).
    Dahnil mengunjungi
    jemaah lansia
    di
    Hotel Transit Aziziyah
    .
    Hotel ini semestinya dapat menampung sekitar 2.000 jemaah dari berbagai sektor.
    “Namun, kenyataannya hanya bisa menampung sekitar 500 jemaah lansia, disabilitas, dan risti,” ungkap Dahnil, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (9/6/2025).
    Kondisi ini, menurut Dahnil, menunjukkan adanya tantangan besar dalam validasi aspek istithaah kesehatan sejak dari Tanah Air.
    “Pemeriksaan kesehatan bagi jemaah calon haji harus dilakukan secara jujur, akurat, dan bebas dari intervensi yang berpotensi merugikan jemaah,” ujar dia.
    Dahnil mengingatkan, jangan sampai permasalahan ini menimbulkan manipulasi yang dilakukan pihak-pihak tertentu untuk mengambil keuntungan.
    “Ini sangat tidak etis, apalagi sampai memperdaya jemaah lansia yang sebenarnya tidak dalam kondisi siap secara fisik dan mental,” kata Dahnil.
    Ia mengungkapkan keprihatinannya terhadap jemaah yang berangkat dalam kondisi kurang baik secara kesehatan, lalu menjadi sasaran eksploitasi finansial dan pelayanan.
    “Saya minta para pejabat di Badan Penyelenggara Haji betul-betul melihat kondisi riil jemaah di lapangan, bukan hanya di atas kertas. Komitmen kita ke depan adalah membereskan persoalan ini,” ucap dia.
    Dahnil menegaskan bahwa kebijakan istithaah harus dijalankan dengan penuh kehati-hatian dan tanggung jawab moral.
    Jemaah haji yang diberangkatkan wajib memenuhi syarat istithaah secara lahir dan batin, khususnya dari aspek kesehatan fisik dan mental.
    “Jangan sampai keberangkatan jemaah justru menjadi beban yang membahayakan jiwa mereka atau membuka celah eksploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab,” ujar Dahnil.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Istithaah Jemaah Haji Lansia Jadi Sorotan, Pemeriksaan Harus Jujur dan Bebas Intervensi
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        9 Juni 2025

    7 Dugaan Pungli Safari Wukuf, Wakil Kepala BP Haji: Jemaah Sampai Jual Tanah, Kok Tega Diperdaya Nasional

    Dugaan Pungli Safari Wukuf, Wakil Kepala BP Haji: Jemaah Sampai Jual Tanah, Kok Tega Diperdaya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji (
    BP Haji
    ) RI
    Dahnil Anzar Simanjuntak
    menyoroti masalah dugaan
    pungutan liar
    layanan
    safari wukuf
    lansia selama fase puncak ibadah haji 1446 Hijriah atau 2025.
    Dahnil menyayangkan masih adanya oknum-oknum yang mencoba mencari keuntungan pribadi dengan memanfaatkan ketidaktahuan jemaah.
    “Ada yang nabung jual sawah, jual sepeda motor, berjuang bertahun-tahun demi bisa berhaji. Kok tega-teganya memperdaya orang-orang tua kita seperti ini,” ucap Dahnil dalam keterangan pers resmi yang diterima
    Kompas.com
    , Senin (9/6/2025).
    Temuan adanya dugaan
    pungutan liar safari wukuf
    diketahui Dahnil saat melakukan kunjungan khusus ke hotel transit jemaah safari wukuf lansia di wilayah Aziziyah, Mekkah.
    Sejumlah oknum diduga mengambil keuntungan dengan membebankan pungutan liar kepada jemaah untuk layanan safari wukuf dan badal ibadah.
    “Padahal, seluruh layanan semestinya diberikan secara gratis,” tegas Dahnil.
    Sebagai penyelenggara ibadah haji pada 1447 Hijriah atau tahun depan, BP Haji bakal memberantas segala bentuk rente, pungutan liar, dan manipulasi dalam penyelenggaraan ibadah haji.
    “Tahun depan, penyelenggaraan haji harus bebas dari praktik rente. Ini komitmen kami. Kami ingin pelayanan haji semakin bersih, profesional, dan memuliakan jemaah,” ujar Dahnil.
    Kunjungan Dahnil ke hotel transit tersebut sekaligus menjadi bentuk pengawasan langsung terhadap layanan-layanan yang diberikan kepada jemaah.
    BP Haji berkomitmen untuk memastikan layanan untuk haji ramah lansia bukan hanya sekadar rencana, melainkan terimplementasi nyata di lapangan.
    Untuk diketahui, safari wukuf merupakan layanan atau fasilitas yang disiapkan bagi jemaah yang sedang sakit dan dirawat inap di berbagai rumah sakit di Arab Saudi, atau jemaah yang uzur secara fisik.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Update Hari ke-39: Jemaah Haji Indonesia yang Wafat Capai 175 Orang, Sebagian Besar Akibat Jantung!

    Update Hari ke-39: Jemaah Haji Indonesia yang Wafat Capai 175 Orang, Sebagian Besar Akibat Jantung!

    Makkah (beritajatim.com) – Memasuki hari ke-39 operasional ibadah haji 2025 Minggu (8/6/2025), jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia mencapai 175 orang. Adapun mayoritas dari mereka wafat akibat penyakit jantung.

    Melansir situs resmi Kementerian Agama Senin (9/6/2025), Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, dr. Imran, menyampaikan data tersebut dalam keterangannya di Makkah pada Minggu (8/6/2025) lalu.

    “Berdasarkan laporan dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kesehatan, hingga hari ini terdapat 175 jemaah yang wafat,” ujarnya.

    Dari angka tersebut, 170 merupakan jemaah haji reguler, sedangkan lima sisanya berasal dari kelompok haji khusus.

    Penyakit Jantung Jadi Penyebab Utama

    Lebih lanjut, dr. Imran menjelaskan bahwa sebagian besar jemaah wafat karena penyakit jantung. “Tercatat 77 orang meninggal karena penyakit jantung,” ungkapnya. Selain itu, sebanyak 15 jemaah wafat akibat kegagalan organ yang disebabkan oleh infeksi berat.

    Penyakit pernapasan akut dan dehidrasi juga menjadi penyebab kematian. Masing-masing tercatat menyebabkan 11 jemaah meninggal dunia.

    Penurunan Jumlah Kematian Dibanding Tahun Lalu

    Meskipun jumlah jemaah yang wafat cukup signifikan, angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. “Tahun lalu, di hari operasional yang sama, jumlah jemaah yang meninggal mencapai 190 orang,” kata dr. Imran.

    Ia pun berharap kondisi kesehatan jemaah semakin baik hingga puncak ibadah haji selesai. “Kami terus berikhtiar menjaga kesehatan jemaah dan memohon kepada Allah agar seluruh jemaah dapat kembali ke Tanah Air dengan selamat,” pungkasnya. [aje]

  • Metro Sepekan: Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Cegah Pemberangkatan 719 Calon Haji Ilegal – Page 3

    Metro Sepekan: Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta Cegah Pemberangkatan 719 Calon Haji Ilegal – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno-Hatta (Soetta) telah mencegah keberangkatan 719 orang calon jemaah haji ke Tanah Suci menggunakan jalur non-prosedural.

    Ratusan orang itu diketahui tidak mengantongi visa haji. Hal tersebut seperti disampaikan Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno Hatta Johanes Fanny Satria Cahya Aprianto dalam keterangan tertulis, Selasa 3 Juni 2025.

    Menurut Fanny, selama musim haji tahun ini, TPI Bandara Soetta telah melayani 55.870 calon jemaah di jalur haji reguler sejak 2 Mei-31 Mei 2025. Puluhan ribu jemaah haji reguler itu berasal dari empat embarkasi yaitu Pondok Gede, Bekasi, Lampung, dan Banten.

    Sementara itu, aksi kebut-kebutan antara mobil BMW dengan kereta Whoosh viral di media sosial. Dari video yang viral di media sosial itu, mobil BMW M4 nekat melaju kencang sambil menyalip kendaraan mobil lainnya di jalan layang tol MBZ. Mobil BMW itu tampak mengejar kereta Whoosh yang melaju tepat di seberangnya.

    Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Komarudin mengatakan pihaknya telah mendapatkan data pemilik kendaraan tersebut. Rupanya mobil sport itu telah berpindah tangan.

    Namun demikian, pihaknya juga telah mendapatkan data pemilik baru mobil mewah itu dan sudah melayangkan surat klarifikasi atas peristiwa viral itu.

    Berita lain yang terpopuler dalam sepekan terakhir dalam sub kanal Megapolitan, News Liputan6.com adalah terkait PT KAI Commuter resmi mengoperasikan kereta rel listrik (KRL) baru tipe CLI-125 mulai Minggu, 1 Juni 2025.

    Tiga Train set yang diimpor dari China ini dioperasikan di lintas Bogor dan lintas Bekasi. KRL baru buatan China ini disebut-sebut memiliki fitur lebih canggih ketimbang rangkaian commuter line yang selama ini beroperasi.

    Annisa, salah satu penumpang di Bekasi memuji perbedaan yang mencolok saat pertama kali menjajal menaiki KRL baru China. Perempuan 28 tahun ini menyebut, gerbong KRL baru lebih nyaman, bahkan mirip dua moda transportasi mutakhir di Jakarta, yakni MRT dan LRT.

    Berikut deretan berita metro yang paling banyak dicari pembaca Liputan6.com dalam sepekan terakhir:

    Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas bersama Kedutaan Arab Saudi melepas ratusan jemaah calon haji kloter pertama di Terminal Internasional Bandara Soekarno-Hatta. Dalam ibadah haji tahun ini, jemaah lebih cepat melakukan pemeriksaan dokumen keimigrasi…

  • 183 Jemaah Haji Indonesia Meninggal di Tanah Suci, Ini Pemicu Paling Banyak – Page 3

    183 Jemaah Haji Indonesia Meninggal di Tanah Suci, Ini Pemicu Paling Banyak – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Kabar duka turut menyelimuti pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Pemerintah melaporkan bahwa kasus kematian jemaah haji Indonesia selama periode operasional ibadah haji di Tanah Suci 1446 H/2025 M telah melebihi 150 orang.

    Kepala Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Mohammad Imran melaporkan, ada 175 jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia selama periode operasional haji 2025. Data tersebut terhitung hingga Minggu, 8 Juni 2025 kemarin.  

    “Berdasarkan data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kesehatan, sampai hari ini, ada 175 jemaah haji Indonesia yang wafat,” terang dr Imran di Makkah, Minggu (8/6/2025), seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Agama, kemenag.go.id.

    “Sebanyak 170 orang jemaah haji reguler, lima orang jemaah haji khusus,” sambungnya.

    Imran menjelaskan, ada tiga penyakit yang umum diderita jemaah haji Indonesia yang wafat. Ketiga penyakit itu adalah jantung, pernafasan akut, dehidrasi, dan kegagalan organ akibat infeksi yang berat.

    “Data kami mencatat, 77 jemaah yang wafat menderita penyakit jantung. Sebanyak 15 jemaah wafat karena mengalami kegagalan organ akibat infeksi yang berat,” sebut dr. Imran.

    Selain itu, masing-masing ada 11 jemaah yang wafat karena masalah pernafasan akut dan dehidrasi.

     

  • Masjidil Haram Padat, Jamaah Haji Diminta Tunda Thawaf Ifadhah dan Tetap di Hotel

    Masjidil Haram Padat, Jamaah Haji Diminta Tunda Thawaf Ifadhah dan Tetap di Hotel

    Makkah – Ribuan jamaah haji dari berbagai negara, termasuk Indonesia, mulai meninggalkan Mina kemarin, Minggu (8/6/2025), usai menyelesaikan prosesi melontar jumrah.

    Mereka yang memilih Nafar Awal—yakni kembali ke Makkah pada 12 Dzulhijjah sebelum matahari terbenam—telah bergerak menuju hotel masing-masing di Makkah.

    Seiring dengan kepulangan jamaah dari Mina, Masjidil Haram diprediksi akan mengalami lonjakan jumlah pengunjung, khususnya untuk pelaksanaan Thawaf Ifadhah, yang menjadi salah satu rukun haji.

    Melansir portal resmi Kementerian Agama (Kemenag) Senin (9/6/2025), Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1446 H, Muchlis M Hanafi, mengimbau jamaah asal Indonesia untuk tidak memaksakan diri ke Masjidil Haram selama dua hari ke depan, yakni 12 dan 13 Dzulhijjah.

    “Dalam dua hari ini, kondisi Masjidil Haram sangat padat. Demi keselamatan, kami minta jamaah tetap berada di hotel,” ujar Muchlis di Makkah.

    Imbauan Resmi PPIH untuk Jamaah Haji Indonesia

    Mengacu pada arahan dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, PPIH Arab Saudi mengeluarkan sejumlah imbauan penting:

    Segera kembali ke hotel setelah melontar jumrah, jangan langsung menuju Masjidil Haram.
    Tetap berada di hotel pada 12 dan 13 Dzulhijjah 1446 H untuk menghindari potensi risiko akibat kepadatan ekstrem.
    Laksanakan shalat di musala hotel atau masjid terdekat, bukan di Masjidil Haram.

    Ketua kloter, rombongan, dan petugas diminta aktif mengingatkan jamaah secara persuasif agar menaati imbauan.

    Muchlis menegaskan bahwa keselamatan jamaah adalah prioritas utama. “Kami harap seluruh jamaah dan petugas bekerja sama. Masjidil Haram sangat padat, dan kita harus mengutamakan keselamatan bersama,” ujarnya.

    Perbedaan Nafar Awal dan Nafar Tsani

    Sebagai informasi, Nafar Awal adalah pilihan bagi jamaah yang meninggalkan Mina pada 12 Dzulhijjah sebelum terbenamnya matahari.

    Sementara itu, jamaah yang memilih Nafar Tsani baru akan kembali ke Makkah pada 13 Dzulhijjah. Setelah kembali ke Makkah, para jamaah akan melanjutkan ibadah haji dengan melakukan Thawaf Ifadhah.

    Dengan kondisi Masjidil Haram yang padat, imbauan untuk menunda pelaksanaan Thawaf Ifadhah diharapkan bisa mengurangi risiko desak-desakan dan kelelahan ekstrem di tengah cuaca panas. [aje]

  • Masjidil Haram Padat, Jemaah Diimbau Tetap di Hotel pada 12-13 Zulhijah

    Masjidil Haram Padat, Jemaah Diimbau Tetap di Hotel pada 12-13 Zulhijah

    Jakarta, Beritasatu.com – Jemaah haji dari berbagai negara yang mengambil Nafar Awal hari ini kembali dari Mina menuju hotel mereka di Makkah. Titik konsentrasi ibadah jemaah akan beralih dari Mina ke Masjidil Haram untuk menunaikan Thawaf Ifadah.

    “Kondisi Masjidil Haram dalam dua hari ke depan sangat padat oleh jemaah yang menunaikan Thawaf Ifadah. Kami imbau jemaah haji Indonesia tetap berada di hotel dua hari ke depan, 12 sampai 13 Zulhijah 1446 H,” papar Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1446 H/2025 M Muchlis M Hanafi di Makkah, Minggu (8/6/2025).

    Nafar Awal adalah jemaah yang memilih kembali ke Makkah pada 12 Zulhijah sebelum terbenam matahari. Sementara Nafar Tsani adalah jemaah yang memilih kembali ke Makkah pada 13 Zulhijah. Setelah di Makkah, jemaah umumnya menyelesaikan rangkaian ibadah haji dengan menunaikan Thawaf Ifadlah.

    Menurut Muchlis, imbauan agar tetap berada di hotel pada 12-13 Zulhijah sebagai upaya menjaga keselamatan dan kenyamanan jemaah haji, karena adanya kepadatan ekstrem di kawasan Masjidil Haram. “Imbauan ini sesuai arahan Kementerian Haji dan Umrah,” tegasnya.

    Berikut imbauan dari PPIH Arab Saudi kepada jemaah haji Indonesia:

    1. Setelah melontar jumrah, jemaah diminta langsung kembali ke hotel masing-masing dan tidak menuju Masjidil Haram karena sangat padat.
    2. Jemaah agar tetap berada di hotel selama 12-13 Zulhijah 1446 Hijriah (tidak keluar) untuk menjaga ketertiban dan keselamatan bersama.
    3. Laksanakan salat di masjid terdekat atau musala hotel untuk menghindari kepadatan di area Masjidil Haram.
    4. Ketua kloter, ketua rombongan, dan petugas haji agar mengawal pelaksanaan imbauan ini dan mengingatkan jemaah secara persuasif.

    “Mohon kerja sama semua pihak. Masjidil Haram saat ini sedang sangat padat. Keselamatan jemaah adalah prioritas utama,” tandasnya.

  • Masjidil Haram Padat, Jemaah Haji Indonesia Diimbau Tetap di Hotel pada 12-13 Zulhijah – Page 3

    Masjidil Haram Padat, Jemaah Haji Indonesia Diimbau Tetap di Hotel pada 12-13 Zulhijah – Page 3

    Adapun Nafar Awal adalah jemaah yang memilih kembali ke Makkah pada 12 Zulhijjah sebelum terbenamnya matahari. Sementara Nafar Tsani adalah jemaah yang memilih kembali ke Makkah pada 13 Zulhijjah.

    Setelah berada di Makkah, para jemaah umumnya menyelesaikan rangkaian ibadah haji dengan menunaikan Thawaf Ifadlah.

    Menurut Muchlis, imbauan agar tetap berada di hotel pada 12 – 13 Zulhijjah ini disampaikan sebagai upaya menjaga keselamatan dan kenyamanan jemaah haji Indonesia karena adanya kepadatan ekstrem di kawasan Masjidil Haram.

    “Imbauan ini sesuai arahan Kementerian Haji dan Umrah (Arab Saudi),” ujar dia.

    “Mohon kerja sama semua pihak. Masjidil Haram saat ini sedang sangat padat. Keselamatan jemaah adalah prioritas utama,” katanya menambahkan.  

     

  • Kemenag Minta Maaf atas Masalah Tenda dan Pergerakan Jemaah Haji di Arafah dan Mina

    Kemenag Minta Maaf atas Masalah Tenda dan Pergerakan Jemaah Haji di Arafah dan Mina

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) angkat bicara terkait keluhan sejumlah jemaah haji Indonesia yang mengalami kesulitan mendapatkan tenda di Arafah.

    Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Mukhlis M. Hanafi, menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan sebagian jemaah.

    “Atas nama Ketua PPIH Arab Saudi, saya menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan sebagian jemaah haji Indonesia,” ujar Mukhlis, dikutip dari pernyataan resminya, Minggu (8/6/2025).

    Ia menjelaskan bahwa salah satu penyebab masalah ini adalah keterbatasan ruang dalam tenda. Meski tenda dirancang untuk menampung hingga 350 orang, kenyataannya hanya bisa dimaksimalkan untuk 325 orang karena kondisi di lapangan.

    Selain itu, sistem pemberangkatan berdasarkan hotel juga mempersulit proses penataan jemaah di Arafah. Banyak jemaah berpindah hotel secara tidak sesuai dengan data markaz atau syarikah, sehingga menyulitkan pengelompokan mereka di tenda yang seharusnya.

    Masalah lain yang turut memperburuk kondisi adalah keterbatasan jumlah petugas haji yang harus menangani sekitar 203 ribu jemaah yang tersebar di 60 markaz. Mobilitas jemaah yang tidak terkendali juga menambah beban, terutama karena banyak yang berpindah tenda tanpa koordinasi.

    “Perpindahan ini memperburuk distribusi beban tenda dan menyulitkan kontrol layanan secara keseluruhan,” tambah Mukhlis.

    Sebagai respons, PPIH Arab Saudi telah melakukan pendataan ulang terhadap tenda yang ada di Arafah. Beberapa tenda yang semula diperuntukkan bagi petugas dan Misi Haji Indonesia juga dialihkan untuk jemaah. Tak hanya itu, PPIH juga melakukan lobi ke pihak Syarikah untuk menambah jumlah tenda yang tersedia.