Event: Ibadah Haji

  • Terbanyak dari Embarkasi Surabaya, 235 Jamaah Haji Indonesia Meninggal Dunia hingga Hari ke-42

    Terbanyak dari Embarkasi Surabaya, 235 Jamaah Haji Indonesia Meninggal Dunia hingga Hari ke-42

    Jakarta (beritajatim.com) – Sebanyak 235 jamaah haji asal Indonesia wafat selama pelaksanaan ibadah haji 2025 hingga hari ke-42 operasional, tercatat Rabu, 11 Juni 2025 kemarin. Data ini dirilis oleh Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) dan diperbarui pada Kamis pagi, 12 Juni 2025 pukul 09.30 WIB.

    Jumlah jamaah haji yang meninggal tersebut mengalami peningkatan signifikan, yakni bertambah 85 orang sejak hari ke-35 operasional haji, yang bertepatan dengan dimulainya puncak ibadah haji tahun 1446 Hijriah.

    Rincian Kematian Selama Puncak Haji

    Kematian jamaah mulai menunjukkan peningkatan tajam sejak hari ke-36 (5 Juni 2025), saat prosesi wukuf di Arafah, dengan 12 jamaah wafat.

    Berikut kronologi peningkatan angka kematian:

    Hari ke-37 (6 Juni 2025 / Idul Adha): 13 orang meninggal

    Hari ke-38 (7 Juni 2025 / Lempar Jumrah): 8 orang meninggal

    Hari ke-39 (8 Juni 2025): 15 orang meninggal

    Hari ke-40 (9 Juni 2025 / Hari Tasyrik terakhir): 14 orang meninggal

    Hari ke-41 (10 Juni 2025): Angka tertinggi, dengan 16 orang meninggal

    Hari ke-42 (11 Juni 2025): 7 orang meninggal

    Mekah Jadi Lokasi Kematian Tertinggi

    Berdasarkan lokasi, Mekkah menjadi tempat dengan jumlah kematian terbanyak, yakni 167 orang. Disusul oleh:

    Madinah: 31 orang

    Mina: 15 orang

    Arafah: 13 orang

    Bandara: 9 orang

    Mayoritas Korban Berusia Lanjut dan Berjenis Kelamin Laki-Laki

    Dari total jamaah wafat, sebanyak 63 persen (148 orang) adalah laki-laki, sementara perempuan sebanyak 87 orang (37 persen).

    Dilihat dari segi usia, jamaah lanjut usia (di atas 64 tahun) mendominasi, yakni sebanyak 135 orang atau 57,4 persen. Sisanya berusia antara 41 hingga 64 tahun.

    Embarkasi Surabaya Catat Kematian Terbanyak

    Jika dilihat berdasarkan embarkasi atau daerah asal pemberangkatan, berikut daftar wilayah dengan angka kematian tertinggi:

    Embarkasi Surabaya (SUB): 49 orang

    Jakarta-Bekasi (JKS): 26 orang

    Jakarta-Pondok Gede (JKG): 25 orang

    Pemerintah terus mengimbau jamaah untuk menjaga kesehatan dan mematuhi panduan dari petugas haji, terutama saat menjalani rangkaian ibadah yang padat dan melelahkan di tengah suhu ekstrem di Tanah Suci. [aje]

  • Jamaah Haji Dilarang Bawa Tas Armuzna ke Pesawat, Ini Aturan Bagasi dan Kabin

    Jamaah Haji Dilarang Bawa Tas Armuzna ke Pesawat, Ini Aturan Bagasi dan Kabin

    Mekah (beritajatim.com) – Jamaah haji Indonesia kini bersiap untuk kembali ke Tanah Air. Dalam proses pemulangan ini, terdapat sejumlah ketentuan penting terkait barang bawaan yang wajib diperhatikan agar tidak terkendala saat proses keberangkatan dari bandara.

    Kepala Sektor 3 Daerah Kerja (Daker) Makkah, Ikbal Ismail, mengimbau jamaah untuk tidak membawa barang melebihi batas yang telah ditentukan oleh maskapai dan otoritas penerbangan. Menurut Ikbal, setiap jamaah hanya diperbolehkan membawa koper kabin maksimal 7 kilogram dan koper bagasi maksimal 32 kilogram. Apabila melebihi batas, maka akan dikenakan biaya tambahan atau bahkan barang dapat dibongkar oleh petugas bandara.

    “Yang diizinkan masuk ke kabin pesawat hanyalah tas kabin 7 kg dan tas paspor. Kami minta jamaah tidak membawa ransel Armuzna ke pesawat,” ujar Ikbal, Kamis (12/6/2025) di Makkah melansir portal resmi Nahdlatul Ulama.

    Tas Armuzna merupakan tas ransel yang dibagikan untuk keperluan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Namun, Ikbal mengungkapkan bahwa banyak jamaah masih membawa tas tersebut hingga proses pemulangan, padahal larangan ini telah disampaikan berulang kali saat manasik haji.

    “Beberapa kloter masih membawa tas Armuzna ke pesawat. Akibatnya, banyak yang harus rela membongkar atau bahkan meninggalkan barang-barang mereka di bandara,” jelas Ikbal.

    Jamaah hanya diperkenankan membawa dua koper, yaitu koper besar untuk bagasi dan koper kecil (kabin) yang dibawa ke dalam pesawat. Penimbangan koper bagasi dilakukan dua hari sebelum jadwal kepulangan. Jamaah diimbau hadir di lobi hotel dan menyerahkan koper dua jam sebelum penimbangan dimulai.

    Berikut daftar barang yang dilarang masuk ke dalam koper bagasi:

    Air Zamzam dalam bentuk dan kemasan apa pun.

    Barang berbahaya seperti aerosol, gas, magnet, senjata tajam, atau mainan berbaterai.

    Power bank dan mainan dengan baterai berkapasitas lebih dari 20.000 mAh.

    Uang tunai lebih dari Rp100 juta atau 25.000 riyal Saudi.

    Produk hewani, makanan berbau menyengat

    Tanaman hidup dan hasilnya.

    Ikbal menambahkan, mayoritas jamaah yang ia tangani berasal dari Embarkasi/Debarkasi Makassar (UPG), dengan jumlah mencapai lebih dari 23 ribu orang, disusul jamaah dari embarkasi Jakarta (JKG dan JKS), Lombok (LOP), Padang (PDG), dan Surabaya (SUB).

    Agar proses pemulangan berjalan lancar, jamaah diharapkan patuh pada arahan petugas dan mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan. [aje]

  • Bagaimana Mengetahui Seseorang Haji Mabrur? Ini 3 Tandanya

    Bagaimana Mengetahui Seseorang Haji Mabrur? Ini 3 Tandanya

    Jakarta, Beritasatu.com – Jemaah haji Indonesia dijadwalkan pulang ke Tanah Air mulai Rabu (11/6/2025) hingga Kamis (10/7/2025). Salah satu harapan terbesar yang disematkan kepada jemaah sepulang dari tanah suci adalah agar mereka menjadi haji mabrur, sebuah gelar spiritual yang dicita-citakan oleh seluruh umat Islam yang menunaikan ibadah haji.

    Haji mabrur secara umum diartikan sebagai ibadah haji yang diterima oleh Allah Swt. Istilah ini berasal dari kata “al-birr” yang berarti kebaikan atau kebajikan. Dengan demikian, haji mabrur adalah ibadah haji yang pelaksanaannya sesuai dengan syariat Islam dan melahirkan perubahan positif dalam diri pelakunya.

    Menurut berbagai sumber ulama dan literatur Islam klasik, haji mabrur tidak memiliki balasan lain selain surga. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim.

    “Haji mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga”. (HR Bukhari dan Muslim)

    Ciri-ciri Seseorang Menjadi Haji Mabrur

    Meskipun predikat haji mabrur adalah hak mutlak Allah Swt, tetapi ada beberapa ciri-ciri yang biasa tampak pada seseorang yang ibadah hajinya diterima.

    1. Thayyibul kalam (santun dalam bertutur kata)

    Salah satu indikator haji mabrur adalah kemampuan menjaga lisan. Seorang yang telah menunaikan haji dengan baik akan meninggalkan ucapan-ucapan yang kasar, menyakitkan, atau merendahkan. Ia akan lebih banyak menggunakan kata-kata yang menenangkan, sopan, dan menghargai orang lain.

    Hal ini ditegaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Hakim: “Rasulullah SAW ditanya tentang haji mabrur. Beliau berkata: ‘Memberikan makanan dan santun dalam berkata’,”.

    2. Ifsya’us salam (menebarkan kedamaian)

    Seorang haji mabrur akan mencerminkan sifat damai dalam sikap dan perilakunya. Ia tidak menjadi penyebab kerusuhan, pertengkaran, atau perpecahan. Sebaliknya, dia berusaha menenangkan situasi, menyatukan perbedaan, dan menyebarkan semangat persaudaraan di masyarakat.

    Hadis Musnad Imam Ahmad juga menyatakan: “Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apa itu haji mabrur?’ Rasulullah menjawab, ‘Memberikan makanan dan menebarkan kedamaian’,”.

    3. Ith‘amut tha‘am (memiliki kepedulian sosial)

    Haji yang mabrur akan tumbuh menjadi pribadi yang peduli terhadap sesama, terutama mereka yang berada dalam kesulitan. Kepedulian tersebut tidak hanya dalam bentuk materi, tetapi juga dalam sikap empati, membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan, dan aktif dalam kegiatan sosial yang bermanfaat.

    Ciri Haji Mabrur Menurut Kitab Fiqh Sunnah

    Dalam “Kitab Fiqh Sunnah” karya Sayyid Sabiq, terdapat penekanan pada perubahan spiritual dan sikap hidup setelah berhaji. Beberapa ciri tambahan dari haji mabrur menurut kitab tersebut seperti berikut ini.

    Menjadi lebih zuhud, yaitu hidup sederhana dan tidak berlebihan dalam urusan duniawi.Tidak tergoda oleh gemerlap dunia, serta menjauh dari sikap konsumtif dan materialistik.Mengutamakan akhirat, dalam arti menjadikan nilai-nilai akhirat sebagai pedoman dalam hidup sehari-hari, termasuk dalam bekerja dan bermasyarakat.Ciri-ciri ini menekankan haji mabrur bukan hanya soal ibadah ritual, tetapi juga mencerminkan perubahan karakter dan gaya hidup yang lebih baik setelah pulang dari tanah suci.Kiat Meraih Haji Mabrur

    Dikutip dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), terdapat sejumlah ikhtiar atau usaha yang dapat dilakukan oleh jemaah haji agar ibadah mereka diterima sebagai haji mabrur.

    Niat yang ikhlas karena Allah Swt

    Seluruh rangkaian ibadah haji harus diniatkan semata-mata untuk mencari rida Allah, bukan karena ingin dipuji atau meraih status sosial.

    Menghindari ria dan menonjolkan diri

    Sikap ria, atau melakukan ibadah agar terlihat baik di mata orang lain, dapat merusak keikhlasan dan menurunkan kualitas ibadah.

    Bertakwa kepada Allah Swt

    Takwa menjadi dasar dari semua ibadah yang diterima. Seorang haji harus tetap menjaga ketaatannya kepada Allah selama dan setelah berhaji.

    Menggunakan biaya yang halal

    Keberangkatan haji harus dibiayai dengan harta yang bersih dan halal, karena sumber dana yang tidak halal bisa menjadi penghalang diterimanya ibadah.

    Sabar, tawakal, dan bersyukur

    Ibadah haji penuh dengan ujian, baik fisik maupun mental. Oleh karena itu, kesabaran dan sikap pasrah kepada Allah sangat diperlukan.

    Memperbanyak zikir dan doa

    Sepanjang ibadah haji, zikir dan doa menjadi sarana utama untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memperkuat hubungan spiritual.

    Menjalankan seluruh rukun, wajib, dan sunah haji sesuai tuntunan

    Memahami dan melaksanakan semua ketentuan ibadah haji dengan benar menjadi kunci agar haji sah dan diterima.

    Menahan hawa nafsu dan menjauhi maksiat selama berhaji

    Ibadah haji melatih pengendalian diri dari amarah, dendam, dan hal-hal yang dapat membatalkan pahala.

    Menghindari larangan ihram

    Menjaga diri dari semua perbuatan yang dilarang selama dalam keadaan ihram, seperti berburu, memotong rambut, dan bertengkar.

    Meningkatkan kualitas ibadah dan kepedulian sosial setelah berhaji

    Tanda haji yang diterima bisa dilihat dari peningkatan amal ibadah dan kontribusi sosial seseorang di lingkungan tempat tinggalnya.

    Haji mabrur bukan hanya tujuan akhir dari rangkaian ibadah haji, melainkan juga awal dari perubahan hidup menuju ketaatan dan kepedulian sosial yang lebih tinggi.

    Meski hanya Allah Swt yang berhak menentukan siapa yang meraih gelar tersebut, umat Islam tetap dianjurkan untuk berikhtiar sebaik mungkin dalam menjalankan setiap aspek ibadah haji.

  • Arab Saudi Apresiasi Pembentukan Badan Penyelenggara Haji Indonesia

    Arab Saudi Apresiasi Pembentukan Badan Penyelenggara Haji Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com- Pemerintah Arab Saudi menyampaikan apresiasinya terhadap kebijakan Presiden Prabowo  yang menetapkan Badan Penyelenggara Haji sebagai lembaga setingkat kementerian untuk mengelola pelaksanaan ibadah haji.

    Hal ini terungkap ketika Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi mengundang Kepala Badan Penyelenggara Haji Indonesia Mochamad Irfan Yusuf untuk membahas persiapan awal menuju penyelenggaraan ibadah haji tahun 2026.

    “Pihak kerajaan Arab Saudi mengetahui dan mengapresiasi Presiden Prabowo melakukan perubahan kebijakan yakni penyelenggaraan ibadah haji 2026 tidak lagi di bawah Kementerian Agama tetapi di bawah Badan Penyelenggara Haji sebagai badan setingkat kementerian yang dibentuk oleh Presiden Prabowo,” kata Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji Dahnil Anzar, dalam keterangan resminya, Kamis (12/6/2025).

    Dahnil menambahkan, pemerintah Arab Saudi sangat mengapresiasi adanya perubahan kebijakan ini karena sesuai dengan harapan pemerintah Arab Saudi sejak awal terkait tata kelola dan manajemen jemaah haji Indonesia.

    “Sebab sejak awal pemerintah Arab Saudi memang berharap ada badan khusus selevel kementerian yang memang hanya mengurusi ibadah haji dan umrah, karena jumlah jemaah haji asal Indonesia itu banyak sekali, kompleksitasnya sangat tinggi. Sehingga harus ada badan setingkat kementerian yang khusus mengurusi soal haji dan umrah saja,” lanjutnya.

    Sebagai bentuk nyata apresiasi tersebut, kini pemerintah Arab Saudi sudah membatalkan wacana pengurangan kuota hingga 50% jemaah haji asal Indonesia.

    “Rencana itu diurungkan untuk mengapresiasi dan menghormati perubahan kebijakan Presiden Prabowo.  Wacana  pemotongan kuota sampai 50% itu tidak jadi mereka gulirkan. Jadi kami berkeyakinan tidak akan ada pemotongan kuota jemaah haji Indonesia,” pungkas Dahnil.

  • Soal Kabar Pemangkasan Kuota Haji 50%, Menag: Tak Ada Pembahasan Resmi

    Soal Kabar Pemangkasan Kuota Haji 50%, Menag: Tak Ada Pembahasan Resmi

    Bisnis.com, MADINAH — Kuota haji Indonesia pada 2026 dikabarkan akan dipangkas 50% sehubungan dengan evaluasi terkait kemampuan fisik jemaah Tanah Air, khususnya bagi mereka yang lanjut usia (lansia) dan berisiko tinggi. 

    Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan sejauh ini belum ada pembahasan resmi dengan pihak Kerajaan Arab Saudi terkait hal itu. 

    “Saya tidak pernah mendengarkan isu itu. Beberapa kali kami rapat, tidak pernah ada pembahasan seperti itu,” ujar Nasaruddin saat ditemui di Bandara Pangeran Muhammad bin Abdulaziz, Madinah, Kamis (12/6/2025). 

    Pernyataan itu disampaikan untuk meredam keresahan publik yang berkembang di tengah fase pemulangan jemaah, terutama setelah muncul spekulasi terkait rencana pengurangan kuota haji secara drastis pada musim mendatang.

    Nasaruddin menegaskan bahwa hubungan bilateral Indonesia dan Arab Saudi dalam hal penyelenggaraan ibadah haji tetap berlangsung baik dan profesional. Tidak ada indikasi penurunan kuota dari pihak mana pun.

    “Hubungan kita dengan pemerintah Saudi Arabia sangat baik. Memang ada kekurangan, tapi semua negara juga punya kelemahan. Tidak ada yang sempurna,” tambahnya.

    Sebagai informasi, kuota haji Indonesia justru cenderung stabil dalam tiga tahun terakhir. Pada 2023, kuota jemaah Indonesia sebesar 229.000 orang, naik menjadi 241.000 orang pada 2024, dan tahun ini, 2025, kuota mencapai 221.000 orang.

    Pada kesempatan yang sama, dia juga sekaligus mengapresiasi kerja keras seluruh petugas haji yang berjibaku di tengah cuaca ekstrem demi memastikan jemaah mendapatkan layanan terbaik.

    “Lihat sendiri jemaah kita. Lihat petugas kita yang bekerja di lapangan dengan ikhlas. Mereka juga punya keluarga dan harga diri. Jadi jangan kita pelintir seolah-olah ada yang genting,” katanya.

    Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi kini masih fokus pada fase kepulangan jemaah Indonesia, setelah melalui puncak rangkaian ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). 

    Sebagaimana fase kedatangan, pemulangan jemaah dibagi ke dalam dua gelombang. Gelombang pertama pulang melalui Bandara King Abdulaziz, Jeddah, dan gelombang kedua melalui Bandara Pangeran Muhammad bin Abdulaziz Madinah. 

    Namun, demikian ada 7 kloter jemaah haji gelombang pertama yang dipulangkan melalui Bandara Madinah karena keterbatasan slot penerbangan. 

  • Antisipasi Covid-19, Jemaah Haji Jatim Jalani Screening Kesehatan Saat Tiba di Tanah Air

    Antisipasi Covid-19, Jemaah Haji Jatim Jalani Screening Kesehatan Saat Tiba di Tanah Air

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebagai langkah antisipasi penyebaran penyakit menular, khususnya Covid-19, jamaah haji asal Jawa Timur yang baru tiba di Tanah Air menjalani screening kesehatan secara ketat, Kamis (12/6/2025). Pemeriksaan dilakukan sejak di Bandara Internasional Juanda hingga Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES).

    Kepala Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Surabaya, Rosidi Roslan, mengatakan bahwa setiap jamaah wajib mengisi Sehat Health Pass (SSHP) dan menjalani pemeriksaan fisik serta suhu tubuh menggunakan alat thermal camera scanner.

    “Kita cek, mulai dari bandaranya kita cek. Ada pengisian SSHP oleh jemaah haji sebelum berangkat ke sini (Asrama Haji),” kata Rosidi.

    Menurut Rosidi, suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius menjadi indikator awal yang dipantau secara ketat oleh petugas. Hal ini mengingat jamaah haji termasuk pelaku perjalanan luar negeri yang rentan membawa penyakit menular.

    “Karena memang sekarang kan ada Covid-19 dan segala macam. Nah itu memang senantiasa kita lihat, kita cek. Sebab pelaku perjalanan luar negeri, salah satunya jamaah haji ini,” jelasnya.

    Rosidi menegaskan, hingga pemeriksaan hari ini selesai, tidak ditemukan kasus penyakit menular di antara jamaah haji yang pulang. Kendati demikian, pihaknya tetap mengimbau kewaspadaan kepada panitia haji daerah dan fasilitas kesehatan setempat.

    “Kita harapkan nanti mungkin sekitar dua minggu setelah ini, kalau jemaah haji merasa ada gangguan demam, flu, sakit kepala dan keluhan lainnya, bisa langsung dicek di puskesmas,” tegasnya.

    Pemeriksaan kesehatan jamaah haji ini menjadi bagian penting dari sistem pengawasan pasca ibadah haji, demi menjaga keselamatan dan kesehatan masyarakat di daerah asal masing-masing. [ram/beq]

  • Cerita Jemaah Haji Sakiyah, Berangkat Berdua, Pulang Seorang Diri

    Cerita Jemaah Haji Sakiyah, Berangkat Berdua, Pulang Seorang Diri

    Bisnis.com, MADINAH – Pandangan Sakiyah Imuk (65) tampak kosong saat menunggu jadwal penerbangan pulang di paviliun Terminal Haji, Bandara Pangeran Muhammad bin Abdulaziz Madinah, Arab Saudi, Rabu (12/6/2025).

    Bagaimana tidak, suaminya, Pasah Suki (75), yang berangkat bersamanya sebagai jemaah haji, baru saja meninggal dalam perjalanan bus dari Makkah menuju Madinah.

    Sakiyah harus rela pulang ke Tanah Air menggandeng suaminya yang tinggal nama saja. Pasah Suki mengembuskan nafas terakhir di dalam bus, tepat sebelum kepulangan kelompok terbang (kloter) 01 Embarkasi Lombok (LOP-01).

    Sukiyah, yang tiba di Paviliun 6 bandara sekitar pukul 02.15 Waktu Arab Saudi (WAS), tampak duduk sendiri membawa koper miliknya, serta barang bawaan dan dokumen milik mendiang suaminya. Dia mengenakan baju terusan hitam, berbeda dengan jamaah lainnya yang memakai pakaian batik dan kerudung putih.

    Sakiyah sempat bercerita, selama di Arafah, suaminya dalam kondisi sehat. Namun, setelah perjalanan dari Arafah ke Mina, kondisi kesehatannya menurun dan mulai mengalami batuk, sehingga tidak bisa melaksanakan lempar jumrah secara langsung. Prosesi ibadah dilanjutkan dengan kursi roda saat tawaf ifadah dan tawaf wada.

    “Kondisinya mulai menurun setelah di Mina. Mungkin ini sudah jalannya,” kata Sakiyah.

    Ia juga menyampaikan bahwa suaminya dalam kondisi baik saat berangkat dari Indonesia hingga menjalani rangkaian ibadah di Madinah dan Makkah. Ia sempat memeluk suaminya sebelum meninggal dunia di bus.

    Sakiyah mengikhlaskan kepergian suaminya dan tetap pulang ke Tanah air seorang diri. Dia menyampaikan harapannya agar sang suami mendapatkan tempat terbaik setelah tuntas menjalankan ibadah haji. “Doakan suami saya ya,” ujarnya pelan.

    Jemaah haji wafat

    Pasah Suki menjadi satu diantara 235 jemaah haji yang wafat di Tanah Suci selama penyelenggaraan ibadah haji tahun ini, setidaknya hingga Kamis (12/6/2025). Seperti ratusan jemaah lain yang berpulang, jenazah Pasah Suki akan diurus dan dikebumikan di Arab Saudi.

    Dari jumlah jemaah wafat tersebut, 148 diantaranya adalah perempuan, dan sisnya, 87 orang laki-laki. Jemaah meninggal paling banyak terjadi di Makkah sebanyak 167 jiwa. Berturut-turut kemudian Madina (31 jemaah), Mina (15 jemaah), Arafah (13 jemaah), dan bandara (9 jemaah). Jika dibandingkan dengan akumulasi periode yang sama tahun lalu, jumlah jemaah wafat tahun ini menurun dari sebelumnya 249 jiwa.

    Menteri Agama Nasaruddin Umar sebelumnya mengapresiasi peningkatan layanan kesehatan Arab Saudi pada penyelenggaraan haji tahun ini. Jumlah rumah sakit yang disiagakan, juga petugas yang berpatroli meningkat dibandingkan dengan tahun lalu.

    Selain itu, setelah melalui lobi ke Kementerian Kesehatan Arab Saudi, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) diizinkan untuk beroperasi dan melakukan tindakan kepada pasien jemaah Indonesia.

    “Tadinya kan ditutup, akhirnya kita lobi dengan Menteri Kesehatan, akhirnya bisa dibuka kembali. Kemudian yang lainnya lagi bahwa pengobatan-pengobatan di kemah pun juga itu diberikan banyak dispensasi,” kata Nasaruddin.

    Meski diwarnai berbagai dinamikan di lapangan, Nasaruddin mengatakan penyelenggaraan haji tahun ini, secara umum berjalan lancar dengan kerja sama berbagai pihak. Kendala-kendala teknis di lapangan, seperti keterlambatan bus dan distribusi katering jemaah, akan menjadi catatan perbaikan untuk penyelenggaraan ibadah haji selanjutnya.

  • Oleh-Oleh Jemaah Haji dari Tanah Suci, Cerita Haru dan Pengharapan atas Doa-Doa

    Oleh-Oleh Jemaah Haji dari Tanah Suci, Cerita Haru dan Pengharapan atas Doa-Doa

    Bisnis.com, JEDDAH — Keharuan dan pengharapan atas doa-doa mengiringi kepulangan jemaah haji Indonesia dari Tanah Suci. Setelah melalui fase puncak Ibadah Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) kemudian kembali ke Makkah untuk melaksanakan tawaf ifadah, jemaah haji Indonesia kini memasuki fase pemulangan yang telah dimulai Rabu (11/6/2025).

    Di tengah kesibukan bongkar muat koper kabin jemaah kelompok terbang 1 Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS-01) di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Arab Saudi, Rabu (11/6/2026), tampak wajah-wajah menahan haru dan lega usai rangkaian ibadah menguras stamina fisik, tetapi juga sarat nilai-nilai spiritual.

    Duduk di antara ratusan jemaah yang menunggu boarding di paviliun Terminal Haji Bandara Jeddah, Erni Istasari Kromorejo (53). Wajahnya tampak sedikit pucat. Dia lalu menunjukkan bekas pemasangan infus di tangan kirinya.

    Pergerakan selama puncak ibadah haji cukup menguras ketahanan fisik hingga Erni mengaku terserang muntaber. Beruntung dia dengan cepat mendapat penanganan dari dokter kloter hingga kondisinya membaik dan cukup bugar untuk perjalanan pulang.

    Meski awalnya berangkat seorang diri, dalam perjalanannya Erni menjadi pendamping Nasihartini (83), yang duduk di atas kursi roda tak jauh darinya. Sebelum berangkat, Erni mengaku tak mengenal Nasihartini meski keduanya berbagi kawasan permukiman yang sama di Perumahan Mutiara Jaya, Bekasi. Pendampingan kepada Nasihartini dijalaninya seolah perempuan itu adalah ibunya sendiri yang telah berpulang.

    “Ternyata saya harus menemani nenek [Nasihartini]. Alhamdulillah, semuanya sudah berjalan lancar. Saya mau berusaha mengurus nenek sebaik mungkin sampai saya serahin ke cucu nenek,” katanya sambil berkaca-kaca.

    Meski mengaku bersyukur atas perjalanan ibadah hajinya tahun ini, Erni bercerita sempat tidak kebagian bus murur yang seharusnya mengantarkan dirinya dan Nasihartini dari Arafah langsung menuju Mina, dengan melintasi Muzdalifah. Skema murur disiapkan untuk jemaah lansia dan risiko tinggi beserta pendamping mereka. Dari profil usia dan risiko, Nasihartini layak masuk skema murur.

    “Ternyata saya mau enggak mau harus ikuti perjuangan di Muzdalifah, sempit-sempitan, ngantuk. Tapi ya Alhamdulillah mungkin panggilan haji itu mungkin itu, ya,” ujarnya.

    Di Mina, selain berjibaku dengan barang bawaan, Erni juga masih harus menangani telapak kaki Nasihartini yang melepuh setelah berjalan ke toilet tanpa mengenakan sandal. Setelah perjalanan hajinya hampir berakhir di Bandara Jeddah, Erni membawa pulang pengharapan terkabulnya doa-doa yang dia langitkan di Arafah.

    “Mudah-mudahan, saya punya anak tuna rungu, saya minta ampun gitu, ya. Terus anak pertama belum punya anak. Itu aja kondisinya,” kata Erni.

    Berharap kembali

    Berangkat ke Tanah Suci seorang diri juga dijalani Jani Jaan (87). Raut wajahnya tampak cerah ceria jelang kepulangan. Dia mengaku banyak jemaah dan petugas yang membantu aktivitasnya selama beribadah haji.

    Jani Jaan (87) jemaah haji asal Bekasi, diwawancara sesaat sebelum kepulangan di Bandara Jeddah, Arab Saudi, Rabu (11/6/2025). Bisnis/Reni Lestari

    “Alhamdulillah senang, sudah setua ini bisa sampai di sini. Banyak banyak Alhamdulillah, banyak yang nolong saya,” kata Jani.

    Banyak doa yang dipanjatkan Jani selama berhaji, terkhusus untuk cucu-cucunya agar segera mendapatkan jodoh. Selepas ini, dia berharap bisa kembali ke Tanah Suci, menunaikan ibadah umrah bersama anak-anaknya.

    “Alhamdulillah, mudah-mudahan, anak-anak juga [bilang] entar kita umrah ya, mak,” ujarnya.

    Beberapa saat setelah jemaah selesai dengan barang bawaan dan kopernya, petugas mengarahkan mereka untuk masuk melalui gerbang keberangkatan. Pulang ke Tanah Air, jemaah haji membawa hati yang penuh dan iman yang bulat. Mabrur, mabrur, mabrur.

  • Jamaah Haji Dilarang Bawa Tas Armuzna ke Pesawat, Ini Aturan Bagasi dan Kabin

    Kloter Pertama Jemaah Haji Jatim Tiba di Tanah Air, Disambut Hangat di Juanda

    Surabaya (beritajatim.com) – Rombongan jemaah haji asal Jawa Timur kloter pertama tiba dengan selamat di Tanah Air pada Kamis (12/6/2025), setelah menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Mereka mendarat di Bandara Internasional Juanda sekitar pukul 10.20 WIB dan disambut hangat oleh sejumlah pihak.

    Sebanyak 379 jemaah haji yang tergabung dalam kloter pertama ini berasal dari Kabupaten Tulungagung dan Kota Surabaya. Disusul kloter dua yang tiba pukul 11.50 WIB dan kloter tiga yang dijadwalkan mendarat pukul 20.55 WIB malam nanti.

    General Manager Bandara Internasional Juanda, Muhammad Tohir, menyampaikan rasa syukurnya atas kelancaran proses pemulangan jemaah haji. “Kloter 1 ini kami juga membagikan 400 souvenir untuk jemaah sebagai bentuk rasa syukur atas kelancaran haji, serta untuk meningkatkan customer experience,” ujarnya.

    Tohir menambahkan, pihaknya telah melakukan berbagai persiapan guna mendukung kelancaran penerbangan haji 1446 Hijriah/2025. Persiapan tersebut mencakup kesiapan sumber daya manusia, fasilitas, dan peralatan pendukung.

    “Kami telah memastikan kesiapan SDM dan fasilitas bersama Lanudal Juanda, Kantor Otoritas Bandara Wilayah III, Perum LPPNPI Cabang Surabaya, Kementerian Agama Jawa Timur, Imigrasi, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Saudia Airlines, PT JAS, Pertamina, serta instansi terkait lainnya sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik,” jelasnya.

    Sementara itu, Pelaksana Harian Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surabaya, Sugiyo, memastikan bahwa proses penyambutan berjalan lancar. Ia mengatakan bahwa penyambutan kloter pertama dilakukan secara khusus dengan upacara yang melibatkan berbagai instansi.

    “Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Pada hari ini juga kita lakukan upacara untuk penyambutan kloter pertama yang dihadiri berbagai instansi, alhamdulillah semuanya berjalan lancar,” kata Sugiyo.

    Ia juga merinci bahwa jemaah yang tiba di Debarkasi Surabaya Asrama Haji Sukolilo berjumlah 376 orang, terdiri dari jemaah asal Tulungagung dan 11 jemaah dari Surabaya. [ram/beq]

  • Anggota DPR minta Kemenag evaluasi kinerja dan rekrutmen petugas haji

    Anggota DPR minta Kemenag evaluasi kinerja dan rekrutmen petugas haji

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI Satori meminta pemerintah khususnya Kementerian Agama segera mengevaluasi kinerja dan pola rekrutmen Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH).

    Menurut dia, profesionalitas petugas haji perlu ditingkatkan melalui penerapan sistem merit dan seleksi berbasis kompetensi, terlebih jika ke depan penyelenggaraan haji diambil alih Badan Pengelola Haji (BP Haji).

    “Saya lihat, petugas haji kita masih ada yang mengalami kendala komunikasi saat di Arab Saudi, terutama karena keterbatasan kemampuan bahasa. Ada petugas yang tidak bisa berkomunikasi dalam bahasa Arab maupun Inggris,” kata Satori dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, evaluasi menyeluruh terhadap perekrutan petugas haji perlu dilakukan, termasuk pemberian pelatihan yang memadai sebelum bertugas. Jangan sampai ada komunikasi antara para petugas haji yang terputus di lapangan hanya karena sumber daya manusia yang tidak siap.

    “Apalagi setelah Armuzna (puncak haji), aktivitas petugas malah cenderung menurun, padahal mereka seharusnya membantu memfasilitasi pengadaan makanan bagi jemaah,” katanya.

    Untuk itu, Satori juga mendorong agar pengadaan petugas haji ke depannya dilakukan dengan sistem merit. Terlebih lagi penyelenggaraan haji selanjutnya akan ditangani BP Haji.

    “Pengadaan tenaga petugas dilakukan secara lebih selektif dan berbasis kemampuan,” katanya.

    Menurut dia, peningkatan kualitas SDM petugas haji sangat penting demi memastikan pelayanan terhadap jamaah semakin baik.

    Menurut ia, saat ini kinerja petugas haji masih harus dimaksimalkan lagi, terutama dalam mendampingi jamaah setelah puncak haji.

    “Terutama dari Muzdalifah ke Mina, petugas kelihatan kurang aktif memberikan arahan. Banyak jamaah yang akhirnya jalan kaki tanpa difasilitasi kendaraan. Ini harus jadi perhatian ke depan,” katanya.

    Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.