Event: Ibadah Haji

  • Kakek Buruh Tani di Blitar Berangkat Haji di Usia Hampir 100 Tahun

    Kakek Buruh Tani di Blitar Berangkat Haji di Usia Hampir 100 Tahun

    Blitar (beritajatim.com) –  Makrus menjadi calon jemaah haji tertua asal Kabupaten Blitar yang bakal berangkat pada tahun ini. Saat ini kakek  Makrus berasal dari Jatinom Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar tersebut telah berusia hampir 100 tahun tepatnya saat ini berumur  97 tahun.

    Diusia senjanya Makrus kini bisa tersenyum bahagia karena cita-citanya untuk pergi ke tanah suci bakal segera terwujud. Sejak ia bekerja sebagai buruh tani dulu, Makrus memang bercita-cita menunaikan rukun Islam ke 5 yakni Haji.

    Kini Makrus pun terus berupaya menjaga kondisi tubuhnya agar ia bisa menunaikan ibadah Haji hingga selesai.

    “Sudah siap (Mbah siap berangkat haji). Persiapan kesehatan ya? kalo pagi jalan jalan sama masih sepedaan,” kata Makrus saat ditemui di rumahnya.

    Kakek 13 cucu itu pun sudah mendaftar sejak tahun 2012 lalu. Ia menyisihkan sebagian uang hasil kerjanya dulu sebagai buruh tani untuk membayar biaya haji.

    Kakek Makrus yang akan pergi haji di usia jelang 100 tahun

    Kini setelah 12 tahun menunggu, Kakek 97 tahun tersebut bisa mewujudkan mimpinya pergi ke tanah suci. Raut bahagia pun tidak bisa ditutupi Makrus saat mendengar jadwal keberangkatan ke tanah suci.

    “Kalo lahir tahun 27, tapi di dokumen 1 juli 28. Setahu saya cuma tahu 27, tanggalnya nggak tau, kalau kondisi masih, cuma mata agak kabur dan pendengaran kurang,” Ceritanya.

    Kondisi Makrus sendiri masih terbilang prima. Diusianya yang sudah menginjak 97 tahun, Makrus masih sehat dan kuat berjalan jauh.

    Namun kakek 13 cucu itu memiliki kekurangan yakni penglihatan matanya mulai memudar seiring dengan usianya yang terus bertambah. Meski demikian Makrus tetap yakin dan semangat untuk menunaikan ibadah di Ka’bah.

    Makrus pun akan berangkat sendiri ke tanah suci. Ia tidak akan didampingi oleh anak atau cucunya saat ibadah haji 2024 mendatang. [owi/aje]

  • Waspada Demensia! Kemenag Imbau Jemaah Lansia Haji Istirahat Cukup dan Hindari Kelelahan

    Waspada Demensia! Kemenag Imbau Jemaah Lansia Haji Istirahat Cukup dan Hindari Kelelahan

    Jakarta (beritajatim.com) – Musim haji tahun ini diikuti oleh banyak jemaah lansia, yaitu sekitar 45 ribu orang. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus, mengingat jemaah lansia lebih rentan mengalami berbagai gangguan kesehatan, termasuk demensia.

    Menurut Kepala Seksi Layanan Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Dokter Leksmana Arry Chandra, beberapa jemaah lansia telah menunjukkan gejala demensia, seperti lupa nama, keluarga, atau merasa masih berada di kampung halaman.

    “Gangguan ini bisa dipicu oleh faktor sosial, psikososial, pribadi, psikologis, dan juga biologis, termasuk faktor genetik,” jelas dr. Leksmana di Madinah, Senin (21/5/2024).

    Gejala awal demensia biasanya berupa mudah lupa, terutama kejadian baru-baru ini, sulit mempelajari hal baru, sulit konsentrasi, dan sulit mengingat waktu dan tempat.

    Untuk mencegah demensia, dr. Leksmana menyarankan stimulasi kognitif, seperti mengajak jemaah lansia bercerita dan bersosialisasi. Pendampingan juga penting untuk membantu mereka beraktivitas dan mencegah dehidrasi dan kelelahan yang dapat memperburuk kondisi.

    “Istirahat yang cukup dan hindari memaksakan diri sangat penting bagi jemaah lansia. Pendamping jemaah juga diimbau untuk mengajak mereka bersosialisasi, berdoa, dan zikir bersama,” pesan dr. Leksmana.

    Upaya pencegahan demensia ini diharapkan dapat membantu jemaah lansia menjalankan ibadah haji dengan lancar dan aman.

    Tips untuk Mencegah Demensia pada Jemaah Lansia Haji:

    Istirahat yang cukup
    Hindari kelelahan dan dehidrasi
    Konsumsi makanan bergizi seimbang
    Lakukan stimulasi kognitif, seperti membaca, menulis, atau bermain game
    Bersosialisasi dan beraktivitas secara rutin
    Minum obat sesuai anjuran dokter
    Dengan menerapkan tips-tips ini, diharapkan jemaah lansia dapat terhindar dari demensia dan menikmati ibadah haji dengan penuh khusyuk.

    [aje]

  • Jemaah Haji 2024 Dilengkapi Smart Card

    Jemaah Haji 2024 Dilengkapi Smart Card

    Makkah (beritajatim.com)–Jemaah haji tahun 2024 dilengkapi dengan smart card. Kartu ini dikeluarkan Kerajaan Arab Saudi. Tujuannya, memudahkan jemaah haji dalam mengakses informasi yang berkaitan dengan haji.

    Smart Card berbentuk kartu elektronik yang dikeluarkan secara resmi Kerajaan Arab Saudi. Kartu ini baru kali pertama dibagikan pada penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M. Tujuannya, memudahkan jemaah dalam mengakses informasi yang berkaitan dengan haji, seperti lokasi-lokasi pelaksanaan haji di Tanah Suci. Sart card ini juga menjadi akses masuk ke Arafah. Sehingga kartu tersebut harus selalu dibawa jemaah dan jangan sampai hilang.

    “Smart card sudah diberikan Kementerian Haji dan Umrah, tapi masih dikelompokkan berdasarkan urutan abjad. Tim PPIH bersama Masyariq malam ini mengelompokkannya berdasarkan kelompok terbang (kloter). Nanti akan dibagikan ke jemaah berdasarkan kloter. Jemaah yang sudah tiba di Makkah akan diperiksa secara acak oleh pihak Arab Saudi, apakah mereka sudah mendapat smart card atau belum,” kata Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid usai bertemu Masyariq di Makkah, Senin (21/5/2024).

    Mengutip Kemenag.go.id, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi kemarin menggelar pertemuan dengan pihak Masyariq. Pertemuan yang berlangsung di kantor Masyariq, wilayah Khalidiyah, Makkah, ini membahas layanan di Makkah, Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

    “Kita hari ini bertemu dengan Masyariq membahas antara lain mengenai distribusi smart card atau kartu pintar. Ini salah satu program utama dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Sebagian smart card ada yang dibagikan di Embarkasi Tanah Air, namun sebagian besar dibagikan saat jemaah tiba di Makkah Al-Mukarramah,” tambah Subhan Cholid.

    Perkembangan di lapangan menunjukkan, jemaah haji Indonesia mulai tiba di Makkah Al-Mukarramah. Mereka datang dari Madinah setelah tinggal di sana selama sekitar sembilan hari. Pada hari pertama kedatangan, ada sekitar 3.400 jemaah yang tergabung dalam delapan kelompok terbang (kloter).

    Rapat bersama Masyariq juga membahas tentang proses pergerakan jemaah dari Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Menurut Subhan, pertemuan dengan Masyariq menyepakati perlunya skema baru pergerakan jemaah di Masyair al Muqaddasah atau Armuzna. Hal Ini sebagai antisipasi padatnya lokasi Muzdalifah karena dua hal.

    Pertama, dampak penambahan toilet yang memakan lahan hingga lebih dari 20.000 M2. Kedua, pemindahan penempatan jemaah di area perluasan Mina (Mina Jadid) ke Mu’aisim. Kementerian Haji meminta agar ada minimal 40.000 jemaah yang hanya melewati tidak turun di area Muzdalifah. Sehingga skemanya adalah Arafah menuju Muzdalifah (tidak turun) lalu langsung ke Mina.

    “Skema ini disebut sebagai Skema Murur. Kementerian Haji menunggu usulan resmi dari Indonesia terkait rincian skema ini. Sedang pihak Masyariq berharap agar jemaah yang mengikuti skema Murur ini diatur berbasis maktab,” jelas Subhan.

    Selain Smart Card dan Murur, Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam mengatakan bahwa pertemuan dua pihak ini juga membahas layanan konsumsi berupa makanan siap saji. Katering ini antara lain akan dibagikan kepada jemaah saat berada di Arafah dan Mina. “Kita akan cek makanan siap saji yang sebagian besar sudah tiba di Arab Saudi dan itu akan didistribusikan di Arafah dan Mina,” ujar Nasrullah.

    Selain di Muzdalifah, kata Nasrullah, pihaknya juga minta agar pihak Masyariq dapat menyajikan makanan bagi jemaah haji yang mengambil nafar awal (kembali dari Mina ke hotel lebih awal), terutama untuk makan pada 12 Zulhijjah malam dan 13 Zulhijjah pagi. “Minimal ada snack berat untuk jemaah yang nafar awal. Kita minta ke Masyariq agar diberikan snack berat,” kata Nassrullah.

    Puncak ibadah haji, wukuf di Arafah, diperkirakan akan berlangsung pada 15 Juni 2024. Sehari sebelum itu, tepatnya pada 14 Juni 2024, jemaah haji secara bertahap akan diberangkatkan dari Makkah menuju Arafah. Setelah wukuf di Arafah, malam harinya jemaah diberangkatkan menuju Muzdalifah, lalu ke Mina. Di Mina, jemaah akan menginap pada 11 dan 12 Zulhijjah (nafar awal) atau hingga 13 Zulhijjah (nafar tsani), lalu kembali ke Makkah. [air/aje]

  • Petugas Damkarla Gresik Evakuasi Buaya Muara

    Petugas Damkarla Gresik Evakuasi Buaya Muara

    Gresik (beritajatim.com) – Petugas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarla) Gresik melakukan evakuasi buaya muara peliharaan di salah satu pondok pesantren, Sahabat Karomah Alquran (Sakur) Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah.

    Evakuasi ini dilakukan karena pengasuh pondok pesantren mau melaksanakan ibadah haji. Sehingga, dikuatirkan menganggu keselamatan para santri.

    Pemilik rumah Soleh warga Desa Banyuurip mengatakan, karena dirinya kuatir. Selanjutnya melaporkan ke pos Damkarla Kecamatan Dukun untuk segera dievakuasi.

    “Daripada mengganggu santri dan warga meski berasa di kurungan. Lebih baik dievakuasi ke tempat yang lebih aman,” katanya, Senin (20/5/2024).

    Petugas piket Damkarla Pos Dukun, M.Nurul Haqqi menuturkan, setelah pihaknya mendapat laporan untuk mengevakuasi buaya muara. Pihaknya menerjunkan 6 personel serta satu unit mobil rescue. “Tim kami langsung menuju ke lokasi melakukan proses evakuasi buaya. Selanjutnya dibawa ke tempat yang lebih aman,” tuturnya.

    Saat melakukan evakuasi kata dia, petugas yang diterjunkan sempat kewalahan karena buaya yang didalam kurungan sempat berontak. Namun, setelah butuh waktu beberapa menit. Buaya tersebut berhasil dievakuasi.

    “Agar lebih mudah dievakuasi dari kurungan petugas kami terlebih dulu menggiring buaya ke pojok jeruji kurungan. Kemudian mulutnya dijepit lalu dilakban guna menghindari gigitan,” katanya.

    Setelah bersusah payah, akhirnya buaya muara tersebut dikeluarkan dan kurungan lalu dimasukkan ke kotak selanjutnya dibawa ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). [dny/kun]

  • Ribuan CJH Banyuwangi Gelar Manasik, Jemaah Tertua Usianya Segini

    Ribuan CJH Banyuwangi Gelar Manasik, Jemaah Tertua Usianya Segini

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Calon Jemaah Haji (CJH) Banyuwangi tahun ini berjumlah 1238 orang. Mereka tergabung dalam kloter 57, 58, 59, dan 60 dijadwalkan berangkat mulai 26 Mei 2024 dari embarkasi Surabaya.

    Dari jumlah itu, terdapat 282 jemaah lansia yang berusia di atas 65 tahun. Sementara, CJH usia tertua adalah Samiran (99) asal Kecamatan Sempu. Sedangkan yang termuda adalah Havid Nur Yasin (19) asal Kecamatan Srono.

    Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berpesan agar para CJH saling menjaga. Termasuk kesehatan jemaah selama menjalani ibadah rukun Islam kelima tersebut.

    “Saya minta para jemaah selama berada di Arab Saudi, untuk saling menjaga dan mengingatkan satu sama lain. Jaga kesehatan semua dari sekarang agar bisa berangkat dan beribadah dengan baik,” ungkap Bupati Ipuk.

    Tak lupa, kata Ipuk, menitipkan doa kepada para jemaah. Mendoakan Banyuwangi agar selalu selamat dan sejahtera.

    “Jangan lupa juga saat salat atau ketika berada di tempat-tempat mustajab, untuk mendoakan Banyuwangi agar selalu diberi keselamatan dan kesejahateraan. Mohon doakan Banyuwangi menjadi daerah yang dirahmati Allah SWT,” tambah Ipuk.

    Selain itu, Ipuk juga berharap agar jemaah haji bisa menjadi duta bagi Banyuwangi. Saat haji akan berkumpul dengan jemaah dari seluruh daerah di Indonesia, bahkan mungkin akan berinteraksi dengan berbagai negara. Itu bisa menjadi momen untuk memperkenalkan Banyuwangi.

    “Para jemaah bisa menjadi duta untuk mengabarkan berbagai hal yang baik tentang Banyuwangi. Berikan jawaban yang baik ketika ada jemaah dari daerah lain yang menanyakan tentang Banyuwangi,” harapnya.

    Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi, Chaironi Hidayat, mengatakan manasik haji bertujuan untuk memantapkan kesiapan jemaah. Dalam manasik haji, calon jemaah diajarkan tentang tata cara pelaksanaan ibadah haji.

    “Seperti rukun haji, persyaratan, hal wajib, hal yang disunahkan, maupun hal-hal yang dilarang selama pelaksanaan ibadah haji,” katanya.  [rin/aje]

  • Petugas Haji Wajib Pakai Atribut Lengkap

    Petugas Haji Wajib Pakai Atribut Lengkap

    Makkah (beritajatim.com) – Seluruh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi wajib menggunakan atribut seragam lengkap selama berada di tanah suci. Ini merupakan wujud kehadiran serta kesediaan petugas untuk memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah haji.

    Penegasan ini disampaikan Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah Khalilurahman saat memimpin Apel Petugas Daker Makkah di Makkah. “Wajib bagi seluruh petugas untuk menggunakan atribut seragam lengkap selama ada di tanah suci. Bahkan nanti saat ada di Muzdalifah dan Mina,” ujar Kadaker Khalilurahman, Sabtu (18/5/2024), dikutip dari laman Kemenag.

    “Ini penting. Ini bukti kesediaan kita untuk bisa melayani jemaaah. Jika dibandingkan jumlah jemaah yang 241 ribu, jumlah petugas yang 4.200 ini tidak sebanding. Jadi pastikan agar jemaah mudah mengenali kita, dengan seragam ini,” tutur Khalilurahman.

    Ia menegaskan, pihaknya tidak akan mentolerir bila mengetahui ada petugas yang tidak mengenakan seragam selama di Makkah. “Tata niat sejak sekarang, bahwa kita ada di sini untuk melayani jemaah. Buktinya itu dengan kesediaan kita mengenakam seragam ini,” pesan Khalil.

    “Jangan mementingkan ibadahnya sendiri. Ibadah kita adalah pelayanan bagi jemaah. Khidmah dan kasih sayang kita kepada jemaah yang insyaAllah akan mengantarkan kita menuju mabrur,” tegasnya.

    Operasional haji di Kota Makkah akan dimulai pada 20 Mei 2024, usai kedatangan jemaah haji gelombang I dari Madinah. Saat ini sejumlah persiapan telah dilakukan, mulai pengecekan akomodasi, penyiapan bus shalawat, konsumsi, hingga penyiapan pendampingan ibadah.

    “InsyaAllah kita siap menerima jemaah. Mari kita berikan upaya maksimal kita untuk memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah,” ajak Khalil. [suf]

  • Calon Haji  Madiun Meninggal di Asrama Haji Surabaya Sebelum ke Tanah Suci

    Calon Haji  Madiun Meninggal di Asrama Haji Surabaya Sebelum ke Tanah Suci

    Madiun (beritajatim.com)  –  Kabar duka menyelimuti jemaah haji asal Kabupaten Madiun. Sastrowiryo (79), seorang calon haji dari Desa Sukolilo, Kecamatan Jiwan, meninggal dunia di Asrama Haji Surabaya pada Jumat (17/5/2024) pukul 07.10 WIB.

    Menurut Plt Kasi PHU Kemenag Kabupaten Madiun, Imron Rofi’i, Sastrowiryo mengeluhkan sakit dan meminta perawatan sejak pertama kali masuk ke Asrama Haji Embarkasi Surabaya.

    “Sejak pertama kali masuk ke Asrama Haji Embarkasi Surabaya, almarhum mengeluh sakit minta untuk dilakukan perawatan,” ujar Imron.

    Setelah turun dari bus yang berangkat dari Pendapa Ronggo Djumeno Caruban pada Rabu dini hari (15/5/2024), kesehatan Sastrowiryo diperiksa oleh Petugas Asrama Haji Embarkasi Surabaya.

    “Selesai diperiksa paginya. Almarhum istirahat ke kamar. Namun jam 11.00 WIB minta diperiksa lagi ke klinik,” ungkapnya.

    “Almarhum meninggal saat masih tahapan screening kesehatan. Jadi belum masuk ke tahapan pemeriksaan imigrasi,” imbuh Imron.

    Pihak Kemenag Kabupaten Madiun sudah melaporkan kabar duka ini ke Asrama Haji Embarkasi Surabaya untuk dilakukan tindakan administrasi selanjutnya.

    “Mungkin juga ada asuransi dari pengurus haji. Korban berangkat bersama istri dan ipar 16 Mei, tapi mereka sudah di tanah suci. Almarhum masuk kloter 16,” pungkasnya.

    Sastrowiryo dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci bersama istri dan iparnya pada 16 Mei. Namun, takdir berkata lain, ia menghembuskan nafas terakhir sebelum menunaikan ibadah haji yang telah lama diimpikannya. [fiq/suf]

  • CJH Sampang Bakal Jalani Ibadah di Suhu 40 Derajat Celcius

    CJH Sampang Bakal Jalani Ibadah di Suhu 40 Derajat Celcius

    Sampang (beritajatim.com) – Calon Jemaah Haji (CJH) Kabupaten Sampang tahun ini akan menjalani ibadah di cuaca ektrem. Suhu udara di Tanah Suci saat ini mencapai 40 derajat Celcius,

    Pelaksana Tugas (Plt) Kasi Haji Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Sampang, Saifuddin meminta Jemaah untuk menjaga kesehatan. Diperkirakan udara panas di Arab Saudi akan terus meningkat hingga puncak musim haji nanti.

    “Saat puncak haji nanti, diprediksi suhu panasnya naik menjadi 48 hingga 50 derajat Celsius,” terangnya, Sabtu (18/5/2024).

    Ia menambahkan, suhu panas hingga mencapai 50 derajat celcius tersebut tergolong ekstrem bagi warga Indonesia. sehingga para jemaah diimbau untuk membawa peralatan dan obat-obatan, guna menghadapi kondisi cuaca ekstrim tersebut.

    “Suhu panas di Arab Saudi bisa mencapai 50 derajat celcius, Hal ini tentunya dapat membahayakan kesehatan para jemaah,” imbuhnya.

    Saifuddin mengaku sudah mengantisipasi agar CJH bisa melaksanakan ibadah haji dengan maksimal diantaranya para CJH tetap menjaga cairan tubuh untuk mengantisipasi risiko buruk terhadap kesehatan.

    “Setiap dua jam, jangan lupa minum air, namun secara bertahap agar tidak sering ke kamar mandi sekaligus menghindari dehidrasi,” pungkasnya. [sar/beq]

  • Masa Tunggu Haji di Kabupaten Malang Kini Capai 35 Tahun

    Masa Tunggu Haji di Kabupaten Malang Kini Capai 35 Tahun

    Malang (beritajatim.com) – Masa tunggu keberangkatan haji di Kabupaten Malang kini semakin panjang. Jika daftar hari ini, maka calon jemaah baru akan berangkat ke Tanah Suci 35 tahun lagi.

    Karena itu, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Malang, Drs. H. Sahid, menekankan perlunya mendaftar haji di usia yang masih cukup muda. Ini mengingat panjangan antrean calon jemaah yang akan berangkat haji.

    “Masa tunggu berangkat haji di Kabupaten Malang sangat panjang. Insya Allah 35 tahun, makanya kita sering juga menyampaikan ke masyarakat mumpung ada kelebihan rezeki, putranya untuk didaftarkan haji, mumpung sekarang masih usia 12 tahun itu boleh didaftarkan haji. Masa tunggunya 35 tahun,” terang Sahid, Jumat (17/5/2024).

    Kuota yang terbatas dari Pemerintah menjadi faktor masa tunggu haji cukup panjang. Kondisi ini terjadi di semua daerah di Indonesia.

    “Kuota kita memberangkatkan Malang saja tidak bisa, itu memang ada aturannya seperti itu,” kata Sahid.

    Faktor lain, jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam sangat banyak. Hal itu turut mempengaruhi lamanya masa tunggu.

    “Ini rata-rata yang berangkat sudah daftar haji sejak tahun 2012 lalu. Berarti hampir 13 tahun menunggu baru bisa berangkat,” terang dia.

    Terkait musim haji tahun ini, Sahid mengimbau para calon jemaah haji untuk menjaga Kesehatan. Sebab, saat ini cuaca di Makkah dan Madinah sangat panas.

    Pihaknya juga telah memberikan pembinaan kepada calon jemaah ketika berada di Tanah Suci. Hal ini sebagai upaya mengantisipasi agar jemaah bisa melaksanakan ibadah haji dengan lancer.

    “Sudah kita berikan pembinaan, masukan, baik dari KBIHU, Kemenag dan KUA sudah antisipasi, apa yang harus di bawa, karena cuaca di sini tidak sama dengan cuaca di sana,” terang Sahid.

    Tak lupa, dia mengingatkan jemaah haji untuk selalu membawa sandal, meski di sana tersedia banyak. Ini untuk mengantisipasi jika jemaah lupa tidak membawa sandal cadangan, sementara alas kaki yang tersedia terbatas.

    “Untuk tahun ini ada tiga kali pemberangkatan serentak. Kemarin ada 161 jemaah diberangkatkan, karena itu akan bergabung dengan kloter di kota Malang dan Surabaya,” beber Sahid.

    Soal jamaah haji mandiri, sambung Sahid, jemaah ini tidak terikat dan tidak ikut di bimbingan jemaah haji dan umroh. Sehingga mereka nanti akan melaksanakan ibadah sesuai SOP yang telah diberikan tanpa pembimbing.

    “Ada 100 orang jemaah haji mandiri. Rata-rata mereka ini jemaah yang mandiri, sudah pernah melakukan ibadah haji. Ikut di sini tadi pagi, ikut kloter 26, berarti berangkat besok jam 12.00 WIB ke Arab Saudi,” tuturnya. [yog/beq]

  • Jemaah Haji Indonesia Tiba di Madinah 31.255 Orang, Tiga Meninggal

    Jemaah Haji Indonesia Tiba di Madinah 31.255 Orang, Tiga Meninggal

    Madinah (beritajati.com) –  Jemaah haji asal Indoensia yang sudah tiba di Madinah sebanyak 31.255 orang. Mereka tergabung dalam 80 kloter (kelompok terbang).

    Data ini berdasarkan Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji 1445 H/2024 M hari ke-5.

    Hal ini disampaikan Kepala Daerah Kerja Madinah, Ali Machzumi di Madinah, Kamis (16/5/2024). Menurutnya, jemaah akan berada di Madinah selama kurang lebih sembilan hari. Ia mengimbau, bagi jemaah yang telah berada di Madinah untuk tetap menjaga kondisi fisik dan kesehatannya.

    “Bagi jemaah lansia, jangan memaksakan diri. Jika kondisi fisik tidak memungkinkan ikut salat berjemaah di Masjid Nabawi. jemaah bisa menunaikan salat di hotel agar tidak kelelahan,” pesannya dikutip dari laman resmi Kemenag.

    Ali Machzumi menambahkan, memasuki hari ke-5 masa opersional, tercatat 19 jemaah menjalani rawat inap, dan empat orang jemaah dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS). Sedangkan Jemaah wafat tiga orang.

    Mereka adalah Upan Supian Anas asal Garut, dari kloter dua Embarkasi Jakarta – Bekasi (JKS-02), lalu Didi Rowandi Aung asal Sukabumi dari kloter tiga Embarkasi Jakarta – Bekasi (JKS-03), serta Yusman Irawan asal Lubuk Linggau dari kloter dua Embarkasi Palembang (PLM-02). [suf]