Event: Ibadah Haji

  • Menag Bicara Kemungkinan Masa Tinggal Jemaah Haji di Tanah Suci Diperpendek

    Menag Bicara Kemungkinan Masa Tinggal Jemaah Haji di Tanah Suci Diperpendek

    loading…

    Menag Nasaruddin Umar memberikan keterangan kepada media usai menghadiri rapat dengan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi di Istana Kepresidenan pada hari ini Jumat (27/12/2024). FOTO/RAKA DWI NOVIANTO

    JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengungkapkan, pemerintah sedang mengkaji opsi mempersingkat masa tinggal jemaah haji di Tanah Suci. Pemerintah juga akan berkoordinasi dengan Arab Saudi untuk kemungkinan pelaksanaan opsi tersebut.

    “Kita berbicara tentang kemungkinan-kemungkinan apakah jemaah haji nanti dimungkinkan bisa lebih pendek daripada sebelum-sebelumnya,” kata Nasaruddin Umar usai menghadiri rapat dengan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi di Istana Kepresidenan pada hari ini Jumat (27/12/2024).

    Menurut Menag, ada beberapa waktu kosong saat pelaksanaan ibadah haji. Meski begitu, Nasaruddin akan tetap berkoordinasi dengan pihak Arab Saudi terlebih dahulu.

    “Karena kan satu hari itu kan kosong sama dengan berapa ya. Tapi ini menyangkut masalah Saudi Arabia juga, tidak bisa kita memutuskan sepihak. Hal-hal yang berkaitan dengan Saudi Arabia, itu kekewenangannya Saudi Arabia. Tapi hal-hal yang berkaitan dengan dalam negeri, itu kekewenangan kita,” ungkapnya.

    Sebelumnya, Menag Nasarudin didampingi Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i menemui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi di Istana Negara, Jumat (27/12/2024). Dalam pertemuan tersebut dirapatkan mengenai penyelenggaraan haji tahun 2024. Dilaporkan juga bahwa Kemenag dan Badan Penyelenggara Haji (BPH) juga sedang mempersiapkan penyelenggara haji tahun 2025.

    “Dan kami melaporkan bahwa BPH, Badan Penyelenggara Haji dan Kementerian Agama sedang mempersiapkan segala sesuatunya,” kata Nasaruddin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (27/12/2024).

    Nasaruddin menjelaskan persiapan tersebut menyangkut seleksi calon jamaah haji. Hingga saat ini, katanya, proses seleksi sudah 80%. “Antara lain kita sudah melakukan seleksi calon jemaah haji ya, karena siapa yang istita’ah, siapa yang enggak istita’ah, siapa yang sakit, siapa yang meninggal. Dan itu sudah 80%. Dan dalam waktu mungkin awal Januari ini sudah nanti, sudah selesai siapa nanti akan jadi calon jemaah haji secara resmi,” katanya.

    Nasaruddin menyebut pihaknya juga melakukan seleksi terhadap petugas haji. Dirinya ingin petugas haji yang terpilih bekerja secara profesional dan mampu membimbing jamaah haji. “Kemudian juga sudah dilakukan tes siapa nanti akan menjadi petugas haji, tentu yang betul-betul profesional. Profesional artinya dia memiliki kemampuan untuk membimbing, tapi juga kemampuan fisiknya, bukan pengurus yang mau diurus gitu kan,” kata Nasaruddin.

    “Dan kita tidak ingin seperti tahun-tahun yang lalu ada catatan-catatan yang dikeluhkan bahwa pembimbing haji itu malah justru dibantu oleh jemaahnya. Ini enggak. Kita akan sebaliknya. Pokoknya pembimbing, pendamping itu betul-betul harus berbakti untuk menyelamatkan calon jemaah hajinya dari berbagai macam masalah,” sambungnya.

    Selain itu, kata Nasaruddin, turut dibahas juga mengenai bagaimana menciptakan kenyamanan dan ketenangan bagi jamaah haji saat beribadah. “Kemudian juga kita membicarakan banyak hal, kira-kira apa yang bisa membikin jemaah haji nanti kita ini lebih nyaman, lebih tenang, dan yang paling penting juga adalah lebih murah,” katanya.

    (abd)

  • 5
                    
                        Menag Sebut Biaya Haji 2025 Bakal Lebih Murah, tapi Kualitasnya Makin Baik
                        Nasional

    5 Menag Sebut Biaya Haji 2025 Bakal Lebih Murah, tapi Kualitasnya Makin Baik Nasional

    Menag Sebut Biaya Haji 2025 Bakal Lebih Murah, tapi Kualitasnya Makin Baik
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengatakan pihaknya tengah membicarakan agar
    biaya Haji 2025
    bisa lebih murah dibandingkan tahun sebelumnya.
    Menurutnya, meski biaya Haji 2025 akan ditekan lebih murah, namun kualitasnya tidak berkurang.
    “Kita membicarakan banyak hal, kira-kira apa yang bisa membikin jemaah haji nanti kita ini lebih nyaman, lebih tenang, dan yang paling penting juga adalah lebih murah. Tapi murahnya bukan berarti mengurangi kualitas pelayanan,” ujar Nasaruddin di Istana, Jakarta, Jumat (27/12/2024).
    “Jadi tetap ada efisiensi efektif, tapi juga tidak mengurangi kualitas. Misalnya pesawatnya jangan-jangan kita mencari murah, tetapi malah justru pesawat tua, jadi itu di-warning juga buat kita,” sambungnya.
    Dalam kesempatan yang sama, Wamenag Romo Syafi’i mengatakan Presiden RI Prabowo Subianto ingin agar ibadah haji tahun ini lebih berkualitas.
    Namun, kata Romo, Prabowo melihat ada banyak cost yang bisa ditekan, tanpa perlu mengurangi kualitasnya.
    “Beliau juga melihat banyak cost yang bisa dirasionalisasi, sehingga kualitasnya makin baik, tapi harganya makin murah,” ucap Romo.
    Hanya saja, Romo memastikan, biaya Haji 2025 akan lebih murah.
    Dia belum bisa menentukan berapa besaran pasti dari biaya Haji 2025.
    “Hampir kita pastikan ya, Pak Menteri, ongkos haji tahun ini turun. Berapa besarannya? Itu enggak bisa disebut sekarang. Karena harus ada kesepakatan di panja,” imbuhnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kementerian Agama Pastikan Biaya Haji 2025 Turun

    Kementerian Agama Pastikan Biaya Haji 2025 Turun

    loading…

    memastikan ongkos ibadah haji 2025 akan lebih murah dari tahun sebelumnya. Foto/SINDOnews/raka dwi novianto

    JAKARTA – Wakil Menteri Agama (Wamenag) Romo H.R. Muhammad Syafii memastikan ongkos ibadah haji 2025 akan lebih murah dari tahun sebelumnya. Namun demikian, keputusan tersebut akan diputuskan pada akhir Desember 2024.

    “Dapat kita pastikan ya Pak Menteri (Agama), ongkos haji tahun ini turun,” kata Romo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (27/12/2024).

    Meski begitu, Romo keputusan ongkos haji akan ditentukan pada saat rapat dengan DPR pada 30 Desember. “DPR kan lagi reses tapi mereka ikhlas demi bangsa dan negara tanggal 30 rapat pembentukan panja baru setelah itu rapat panja disitulah baru diputuskan berapa ongkos haji,” jelasnya.

    Terkait besaran ongkos haji tahun 2025, Romo belum mau membeberkannya dan masih menunggu hasil dari rapat panja. “Berapa besarannya? itu enggabisa disebut sekarang karena harus ada kesepakatan di panja,” ungkapnya.

    Di kesempatan yang sama, Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengungkapkan beberapa faktor yang membuat ongkos haji 2025 turun. Di antaranya faktor inflasi.

    “Masalah murah tidaknya inikan juga terkait dengan faktor eksternal ya misalnya ada faktor inflasi ya kan, faktor nilai tukar Dolar itukan juga ikut berpengaruh,” kata Nasaruddin.

    Meski begitu, kata Nasaruddin, yang terpenting adalah biaya yang bisa dijangkau oleh masyarakat. “Jadi yang jelas bahwa spiritnya kita ingin lebih murah dijangkau masyarakat melalui efisiensi yang kita lakukan. Maka itu melalui pembersihan seluruh hal-hal yang menyimpang itu itu juga akan berkontribusi terhadap penurunan harga,” kata Nasaruddin.

    (cip)

  • Menag Temui Mensesneg di Istana, Bahas Persiapan Haji 2025

    Menag Temui Mensesneg di Istana, Bahas Persiapan Haji 2025

    loading…

    Menteri Agama Nasaruddin Umar didampingi Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafii menemui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi di Istana Negara. Pertemuan tersebut membahas penyelenggaraan ibadah haji 2025. Foto/Raka

    JAKARTA – Menteri Agama Nasaruddin Umar didampingi Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi’i menemui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi di Istana Negara. Pertemuan tersebut membahas penyelenggaraan ibadah haji 2025 .

    “Kami melaporkan bahwa BPH, Badan Penyelenggara Haji dan Kementerian Agama sedang mempersiapkan segala sesuatunya,” kata Nasaruddin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (27/12/2024).

    Nasaruddin menjelaskan bahwa persiapan tersebut menyangkut seleksi calon jemaah haji. Hingga saat ini, katanya, proses seleksi sudah 80 persen.

    “Antara lain kita sudah melakukan seleksi calon jemaah haji ya, karena siapa yang istita’ah, siapa yang enggak istita’ah, siapa yang sakit, siapa yang meninggal. Dan itu sudah 80 persen. Dan dalam waktu mungkin awal Januari ini sudah nanti, sudah selesai siapa nanti akan jadi calon jemaah haji secara resmi,” jelasnya.

    Nasaruddin menyebut pihaknya juga melakukan seleksi terhadap petugas haji. Dirinya ingin petugas haji yang terpilih bekerja secara profesional dan mampu membimbing jamaah haji.

    “Kemudian juga sudah dilakukan tes siapa nanti akan menjadi petugas haji, tentu yang betul-betul profesional. Profesional artinya dia memiliki kemampuan untuk membimbing, tapi juga kemampuan fisiknya, bukan pengurus yang mau diurus gitu kan,” kata Nasaruddin.

    Nasaruddin mengatakan, pihaknya tidak ingin seperti tahun-tahun yang lalu ada catatan-catatan yang dikeluhkan bahwa pembimbing haji itu malah justru dibantu oleh jemaahnya. “Ini enggak. Kita akan sebaliknya. Pokoknya pembimbing, pendamping itu betul-betul harus berbakti untuk menyelamatkan calon jemaah hajinya dari berbagai macam masalah,” ujarnya.

    Selain itu, kata Nasaruddin, turut dibahas juga mengenai bagaimana menciptakan kenyamanan dan ketenangan bagi jemaah haji. “Kira-kira apa yang bisa membikin jemaah haji nanti kita ini lebih nyaman, lebih tenang, dan yang paling penting juga adalah lebih murah,” katanya.

    (zik)

  • Kaleidoskop 2024: Polemik Kuota Haji Tambahan hingga Pansus DPR – Halaman all

    Kaleidoskop 2024: Polemik Kuota Haji Tambahan hingga Pansus DPR – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tahun 2024 diwarnai dengan polemik penyelenggaraan ibadah haji yang dilaksanakan oleh Pemerintah melalui Kementerian Agama. 

    Sejumlah polemik terjadi pada penyelenggaraan haji 2024 yang mengusung tema “Haji Ramah Lansia”.

    Tema ini dipilih karena jamaah haji lansia menjadi prioritas dalam proses pelaksanaan haji, mulai dari embarkasi, debarkasi, hingga di tanah suci. 

    Berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), jumlah jemaah haji lansia pada 2024 yang berangkat adalah sekitar 45.000 orang

    Sejumlah permasalahan yang mencuat saat pelaksanaan haji 2024, mulai dari masalah pemberian kuota tambahan dari Arab Saudi, keterlambatan penerbangan, pemondokan jemaah, hingga puncaknya Pansus Haji DPR. 

    Keterlambatan Penerbangan Jemaah 

    Pada penyelenggaraan haji tahun 2024, jemaah Indonesia diangkut ke Tanah Suci menggunakan dua maskapai, yakni Garuda Indonesia dan Saudia Airlines. Jemaah dari sembilan embarkasi akan diangkut oleh Garuda Indonesia dan 5 embarkasi haji akan diangkut oleh Saudia Airlines.

    Meski begitu, keterlambatan penerbangan kerap mewarnai pemberangkatan jemaah haji Indonesia. Pada fase pemberangkatan ke Tanah Suci, Kementerian Agama sempat mengeluhkan sejumlah keterlambatan maskapai Garuda Indonesia. 

    Saat itu, Juru Bicara Kemenag Anna Hasbie mengatakan, keterlambatan keberangkatan Garuda Indonesia mencapai 39,47 persen dari total penerbangan yang telah dilakukan. 

    Anna menyebutkan, catatan itu berbeda dengan Saudia Airlines yang menjadi maskapai kedua pengangkut jemaah haji Indonesia. Saudia hanya mengalami 11,85 persen keterlambatan dari total penerbangan yang telah dilakukan. 

    Keterlambatan paling parah dialami oleh jemaah haji kloter 42 Embarkasi Solo (SOC-42) akibat adanya kerusakan mesin pesawat yang memberangkatkan jemaah SOC-41.

    Kloter tersebut merupakan kloter terakhir dari Embarkasi Donohudan yang berangkat pada gelombang pertama, mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. 

    Keterlambatan SOC-42 juga berdampak pada perubahan jadwal SOC 43 yang bergeser hingga 17 jam dari rencana semula. 

    Selain itu, ada 13 kloter dengan keterlambatan Garuda Indonesia pada kisaran satu sampai dua jam, lalu ada tujuh kloter yang terlambat di atas dua jam. 

    Sementara untuk Saudia Airlines, keterlambatan terlama dialami kloter pertama Embakasi Jakarta-Bekasi atau JKS-01, sekitar 47 menit. 

    Pada fase pemulangan, masalah keterlambatan juga terjadi. Keterlambatan dialami jemaah haji kelompok terbang 9 Embarkasi Balikpapan (BPN-09) selama 28 jam. 

    Kemenag mencatat pada pekan pertama fase pemulangan jemaah haji, lebih 50 persen penerbangan mengalami keterlambatan. Dari 52 kloter, sebanyak 38 kloter terbang tidak sesuai jadwal karena mengalami keterlambatan.

    Sementara pada pekan kedua pemulangan, total sudah ada 155 kloter jemaah haji Indonesia yang sudah diterbangkan Garuda Indonesia ke Tanah Air. Dari 155 kloter, ada 75 kloter yang mengalami keterlambatan atau 48,39%. 

    Masalah Pemondokan Jemaah 

    Permasalahan pemondokan jemaah terungkap oleh Tim Pengawas Haji DPR RI. Saat itu, Ketua Timwas Haji DPR RI, Muhaimin Iskandar mengungkapkan permasalahan tenda jemaah haji Indonesia yang melebihi kapasitas. Muhaimin mengatakan, tenda yang disediakan tidak mampu menampung jumlah jemaah haji yang ada. 

    Selain itu, tenda tersebut juga tidak dilengkapi dengan kasur yang memadai dan penempatan tenda yang tidak sesuai dengan maktab yang sudah ditentukan. 

    Masalah lain, adalah tenda yang melebihi kapasitas hingga jemaah yang tidur di lorong tenda juga menjadi temuan dari Timwas Haji 2024. 

    Timwas menemukan bagian dalam yang sempit dan melebihi kapasitas menjadi penyebab jemaah tidur di lorong tenda. Jemaah haji Indonesia banyak yang berada di lorong antar-tenda karena kapasitas yang diberikan kurang dari satu meter per orang. 

    Anggota Tim Pengawas Haji DPR RI, Wisnu Wijaya Adiputra juga mengkritik fasilitas toilet yang menyebabkan antrean panjang jemaah haji. Jemaah haji di Mina, Arab Saudi harus rela mengantre untuk masuk ke dalam toilet hingga dua jam lamanya. 

    Masalah Pembagian Kuota Haji Tambahan

    Masalah distribusi kuota haji menjadi permasalahan saat Indonesia mendapatkan tambajan kuota 20 ribu dari Arab Saudi. Saat itu, Kementerian Agama membagi 10 ribu haji reguler dan 10 ribu untuk haji khusus. 

    Penambahan kuota untuk haji khusus membuat jemaah dari khusus mendapatkan kuota lebih dari 8 persen. Penentuan pemberian kuota ini juga dipermasalahkan, karena tidak melibatkan DPR. 

    Pembahasan mengenai kuota haji ini dibahas dalam Pansus Angket Haji DPR. Anggota Timwas Haji DPR Ace Hasan Syadzily menilai perubahan kebijakan yang dilakukan Kementerian Agama (Kemenag) terkait pengalihan 10.000 kuota tambahan dari 20.000 kuota tambahan yang ada untuk haji khusus sudah menyalahi aturan. 

    Menurutnya, keputusan tersebut bertentangan dengan hasil Rapat Kerja Komisi VIII DPR RI dengan Menteri Agama RI serta Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 tahun 2024 tentang Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang sudah disepakati bersama pada 27 November 2023. 

    Perubahan kebijakan tersebut dilakukan secara sepihak tanpa mengadakan pembahasan lebih lanjut dengan DPR RI. Perubahan kebijakan ini berpengaruh pada asumsi jumlah jemaah dan penggunaan anggaran biaya haji yang berasal dari setoran jemaah dan nilai manfaat keuangan haji yang dikelola oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

    Pansus Angket Haji DPR

    Puncak dari permasalahan haji pada tahun 2024, adalah pembentukan Panitia Khusus Hak Angket Haji 2024 atau Pansus Haji oleh DPR RI.

    Salah satu penggagas pansus tersebut adalah Wakil Ketua DPR yang juga Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar. Pansus Haji DPR RI untuk penyelenggaraan ibadah haji 2024 dibentuk pada 10 Juli 2024 dan resmi bekerja pada 19 Agustus 2024.

    Sejumlah pejabat Kementerian Agama dipanggil oleh Pansus Haji DPR. Bahkan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) dan jemaah turut diperiksa oleh Pansus Haji DPR. 

    Dalam pendalaman masalah haji, Pansus juga sebenarnya memanggil Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Namun Yaqut selalu mangkir dengan alasan berbagai kegiatan, termasuk kunjungan ke luar negeri. 

    Pansus juga melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Kantor Subdit Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), Kementerian Agama (Kemenag) RI. Dalam sidak yang dipimpin Marwan Dasopang selaku Wakil Ketua Pansus Angket Haji, anggota DPR melontarkan beragam pertanyaan soal temuan Pansus Haji DPR RI terkait penyelenggaraan Haji 2024.

    Akhirnya Pansus Haji DPR melaporkan sembilan temuan penyelidikan penyelenggaraan Haji 2024 dalam paripurna terakhir DPR periode 2019-2024 pada 30 September 2024. 

    Pertama terkait kelembagaan. Pansus menilai Kementerian Agama masih berperan ganda dalam penyelenggaraan ibadah haji, sebagai regulator maupun operator. Padahal Arab Saudi tidak lagi menggunakan pendekatan government to government dalam penyelenggaraan haji. 

    Kedua, soal kebijakan. Pansus Haji menemukan dugaan ketidakpatuhan terhadap Pasal 64 ayat 2 UU Nomor 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah. Khususnya, tentang alokasi kuota yang ditetapkan kuota haji khusus sebesar 8 persen dari kuota haji reguler.

    Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah dianggap melakukan ketidakpatuhan dengan mengajukan pencairan nilai manfaat tanggal 10 Januari 2024 sebelum diterbitkannya KMA (Keputusan Menteri Agama) Nomor 130 Tahun 2024 tanggal 15 januari 2024 yang seharusnya menjadi basis penghitungan kuota.

    Ketiga, soal distribusi kuota haji. Pengisian kuota haji reguler untuk jemaah yang membutuhkan pendamping penggabungan dan pelimpahan porsi masih ada celah atau kelemahan. Pendamping diisi jemaah haji reguler yang bukan mahramnya.

    Kemenag juga dinilai masih belum mengupayakan maksimal menyelesaikan masalah 5.678 nomor porsi kuota ‘batu’, yaitu porsi haji reguler yang belum diketahui secara pasti di mana jemaah haji berada atau bertempat tinggal hingga 2024.

    Ada ketidaksinkronan regulasi, khususnya, antara keputusan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 118 tahun 2024 tertanggal 29 Januari 2024 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemenuhan Kuota Haji Khusus Tambahan dan Sisa Kuota Khusus Haji 1445 H dengan SE Dirjen Bina Haji Khusus tentang Penyampaian Daftar Haji Khusus, dan Pasal 65 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah.

    Kemudian, Inspektorat Jenderal Kemenag sebagai aparatur pengawasan internal pemerintah tidak menjadikan pembagian kuota Haji tambahan tahun 2024 sebagai objek pengawasan. Sementara, pembagian kuota haji tambahan 1445 Hijriah ada potensi tidak sesuai dengan UU Nomor 8 tahun 2019.

    Keempat, Siskohat dan siskopatuh. Sistem komputerisasi haji terpadu dinilai tidak terjamin keamanannya karena tidak ada audit berkala terhadap sistem. Selain itu, terlalu banyak kepentingan yang dapat mengakses, seperti subdit siskohat, subdit pendaftaran haji, kantor wilayah, kantor Kemenag di kabupaten/kota, hingga bank penerima setoran penyelenggara haji khusus.

    Kelima, soal pendaftaran. Keputusan Menteri Agama Nomor 226 Tahun 2023 tentang Biaya Perjalanan Ibadah Haji Khusus; Keputusan Menteri Agama Nomor 1063 Tahun 2023 tentang Setoran Pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji Khusus Tahun 1445 Hijriah/2024 Masehi, dan BAB III Poin B, Keputusan Direktur Jenderal PHU No. 118 Tahun 2024 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pemenuhan Kuota Ibadah Haji Khusus.

    Ketentuan tersebut mengakibatkan adanya praktik pemberangkatan 3.503 jemaah haji khusus dengan status tanpa antri, mendaftar tahun 2024 dan berangkat tahun 2024.

    Keenam, nilai manfaat. Pansus menilai adanya ketidakadilan penggunaan nilai manfaat. Mereka yang belum berhak untuk berangkat menggunakan nilai manfaat tahun berjalan yang didapatkan dari jemaah haji lain yang berada pada daftar antrean.

    Ketujuh, jemaah cadangan lunas tunda sebesar 30 persen dari kuota haji nasional harus berangkat lebih dulu. Namun, karena ada mekanisme penggabungan mahrom, jemaah lansia dan disabilitas, hak jemaah haji lunas tunda menjadi tidak pasti keberangkatannya. 

    Kedelapan, pelaporan dan pengawasan. Kemenag dianggap tak menjalankan Pasal 82 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah. Padahal, ketentuan itu mengatur tentang pelaporan pelaksanaan operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus (PIHK) kepada Menteri.

    Hal ini menunjukkan lemahnya pengawasan dan kontrol Kementerian Agama terhadap jumlah keberangkatan dan kepulangan jemaah haji khusus oleh PIHK yang seharusnya dilaporkan kepada DPR RI setelah penyelenggaraan ibadah Haji.

    Kesembilan, Pelayanan. Pelayanan di Arafah, Musdalifah, dan Mina dan selama pelaksanaan ibadah haji banyak ditemukan ketidaksesuaian dengan ketentuan, kontrak dan standar pelayanan.

  • 7 Rekomendasi Film Indonesia yang Cocok Ditonton saat Hari Ibu

    7 Rekomendasi Film Indonesia yang Cocok Ditonton saat Hari Ibu

    4. Cek Toko Sebelah (2016)

    Film Cek Toko Sebelah dirilis pada 20 Desember 2016. Film ini mengisahkan Erwin (Ernest Prakasa) yang menikmati hidupnya dengan karir gemilang di usia muda.

    Ia memiliki kekasih cantik yang tak kalah sukses, Natalie (Gisella Anastasia). Namun, hidup mereka menjadi pelik saat kesehatan Koh Afuk (Chew Kin Wah) semakin memburuk. Koh Afuk ingin mewariskan toko sembakonya kepada Erwin, anak kesayangannya. Sementara itu, Yohan (Dion Wiyoko) kakak Erwin, naik pitam karena merasa dilangkahi. Sebagai anak sulung yang merasa lebih perhatian pada kedua orang tuanya, Yohan yakin ia dan istrinya, Ayu (Adinia Wirasti), adalah yang paling berhak meneruskan toko tersebut. Sayangnya, Koh Afuk sulit mempercayai Yohan yang selalu memberontak.

    5. Athirah (2016)

    Athirah (judul internasional Emma) diadaptasi dari novel semi-biografi karya Alberthiene Endah. Film ini bercerita tentang Hj Athirah Kalla, ibu Jusuf Kalla.

    Film ini disutradarai Riri Riza dan dibintangi oleh Cut Mini (Athirah), Christoffer Nelwan (Jusuf Kalla remaja), Indah Permatasari (Mufidah Jusuf Kalla remaja), dan lainnya. Film ini bercerita mengenai kehidupan Athirah yang mulai goyah sejak suaminya memiliki perempuan lain.

    Meski sakit hati, ia tetap bertahan melawan perasaannya demi mempertahankan keluarga. Sampai akhirnya, Athirah kehabisan kesabaran dan memilih tinggal bersama lima anaknya. Demi memenuhi kebutuhan hidup, Athirah berjualan sarung yang idenya ia dapat dari ibunya.

    6. Nada untuk Asa (2015)

    Nada untuk Asa disutradarai oleh Charles Gozali dan dibintangi oleh Marsha Timothy (Nada), Acha Septriasa (Asa), serta Darius Sinathrya (Wisnu). Film ini bercerita tentang seorang perempuan bernama Asa yang kehidupannya terlihat sempurna.

    Namun, semua itu berubah setelah suaminya, Bobby, meninggal dunia karena HIV. Penderitaannya semakin terasa ketika mengetahui ia dan putri bungsunya, Asa, juga ikut tertular HIV. Perilaku tak menyenangkan dari masyarakat pun harus mereka lalui.

    7. Emak Ingin Naik Haji (2009)

    Emak Ingin Naik Haji disutradarai oleh Aditya Gumay. Film ini dibintangi oleh Reza Rahardian (Zein), Aty Cancer Zein (Emak), hingga Niniek L. Karim (Hj Markonah).

    Film ini bercerita tentang seorang wanita lanjut usia yang biasa dipanggil Emak. Ia memiliki keinginan menunaikan ibadah haji. Sayangnya, keinginan tersebut terkendala biaya.

    Emak pun gigih menabung demi bisa naik haji dengan berjualan kue. Sang anak pun tak tinggal diam dan berusaha mengumpulkan biaya untuk mewujudkan keinginan Emak.

    Penulis: Resla

  • Kepala BP Haji Apresiasi Rekrutmen Petugas Haji di Kalsel karena Libatkan Ombudsman dan Kejaksaan

    Kepala BP Haji Apresiasi Rekrutmen Petugas Haji di Kalsel karena Libatkan Ombudsman dan Kejaksaan

    Banjarbaru, Beritasatu.com – Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) KH Mochamad Irfan Yusuf  atau yang akrab disapa Gus Irfan mengapresiasi atas kinerja Kanwil Kemenag Kalsel dalam proses rekrutmen Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kloter dan PPIH Non-Kloter atau petugas haji 1446 H /2025 M.

    Apresiasi tersebut disampaikan Gus Irfan saat kunjungan kerjanya terkait Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji 1446 H / 2025 M  di Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin di Banjarbaru, Rabu (18/12/2024).

    Gus Irfan menilai ide yang telah dilaksanakan Kemenag Kalsel untuk melibatkan pihak Ombudsman, kejaksaan dan para pimpinan perguruan tinggi atau pihak akademisi merupakan terobosan positif untuk mendukung komitmen rekrutmen yang bersih, transfaran, dan adil.

    “Saya rasa keterlibatan pihak luar di luar dari Kementerian Agama dalam proses wawancara pada rekrutmen petugas haji adalah hal baik dan patut untuk dijadikan contoh bagi yang lainnya dalam proses wawancara seleksi petugas haji tersebut,” katanya soal rekrutmen petugas haji.

    Selanjutnya Gus Irfan yang merupakan cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asya’ri tersebut mengingatkan kepada para kepala Kemenag, kasi PHU selaku penyelenggara perhajian di lingkungan Kemenag Kalsel tidak ada boleh mendapat tekanan dari siapa pun dalam proses rekrutmen petugas haji yang telah berlangsung.

    “Silakan mengikuti seleksi, jika lulus alhamdulillah,” katanya menceritakan memang ada orang yang meminta konfirmasi kepadanya.

    Tampak hadir dalam kunjungan kerja kepala BP Haji, anggota Komisi VIII DPR H Sudian Noor dan Kepala Kanwil Kemenag Kalsel Muhammad Tambrin, beserta jajarannya di Kemenag Kalsel serta UPT Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin.

    Selain membahas rekrutmen petugas haji, Gus Irfan juga menyempatkan untuk melakukan pemantauan fasilitas di UPT Asrama Haji Embarkasi Banjarmasin serta memantau layanan haji yang ada di Kantor Kemenag Banjar.

    Di antaranya layanan proses bio visa dan pendaftaran haji reguler di ruangan kasi haji dan umrah gedung Siskohat, Kemenag Banjar.

  • Seleksi PPIH 2025 Diharapkan Berjalan Transparan dan Akuntabel

    Seleksi PPIH 2025 Diharapkan Berjalan Transparan dan Akuntabel

    Jakarta: Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Republik Indonesia Mochammad Irfan Yusuf membuka Seleksi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Tingkat Pusat Tahun 1446 H/2025 M di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. 

    Sebanyak 1.900 peserta akan mengikuti seleksi PPIH Arab Saudi 2025 yaitu Computer Assisted Test (CAT) dan wawancara. 

    Gus Irfan panggilan akrabnya berharap seleksi PPIH Arab Saudi Tingkat Pusat ini berjalan transparan dan akuntabel. 

    “Kami berharap pelaksanaan seleksi calon petugas haji secara transparan dan akuntabel dapat menghasilkan calon petugas haji yang berintegritas, kompeten, dan profesional,”  kata Gus Irfan di depan ribuan peserta di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Selasa, 17 Desember 2025.
     

    Ia berharap seleksi kali ini semakin baik dari tahun sebelumnya. “Semoga seleksi tahun ini semakin baik dan lebih baik dari tahun sebelumnya,” imbuhnya. 

    Gus Irfan juga mengakui bahwa dalam proses seleksi PPIH baik tingkat pusat dan daerah banyak pihak yang menitip kepada dirinya agar bisa lulus dalam proses seleksi. 

    “Saya hanya katakan silahkan ikut seleksi semoga lolos. Sebab saya tidak punya wewenang untuk meloloskan seseorang,” kata Gus Irfan. 

    Kepala BP Haji RI Mochammad Irfan Yusuf alias Gus Irfan saat membuka Seleksi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Tingkat Pusat Tahun 1446 H/2025 M di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa, 17 Desember 2024. Foto: Dok/Humas BP Haji RI. 

    Cucu pendiri ormas Nadhalatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari ini juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam menyukseskan seleksi PPIH Arab Saudi tingkat pusat ini. 

    “Terima kasih kepada jajaran Ditjen PHU dan stakeholder lainnya yang telah ikut dalam menyukseskan Seleksi PPIH Arab Saudi Tingkat Pusat Tahun 1446 H/2025 M ini,” ujarnya. 

    Sementara itu Dirjen PHU Kementerian Agama Hilman Latief dalam laporannya mengatakan sebanyak 1.900 calon PPIH Tingkat Pusat yang hari ini berkumpul, adalah hasil penyaringan dari total 15.475 peserta yang telah mendaftar.

    Hilman menambahkan, untuk seleksi petugas haji daerah yang sudah berlangsung peserta terdaftar sebanyak 60.000 orang. 
     

    “Para petugas haji pusat ini lebih sedikit karena bagi yang sudah mendaftar petugas haji daerah tidak bisa mendaftar lagi dan pada akhirnya kita semua bisa berkumpul di sini,” ujar Hilman. 

    Hilman juga mengimbau kepada para peserta untuk memiliki data internet yang stabil. Untuk CAT, lanjut Hilman akan membahas seputar pengetahuan umum, perhajian, manasik haji, dan soal kompetensi sesuai dengan jenis tugas yang dipilih.

    “Semoga yang lolos nanti, bisa menjadi petugas yang kompeten, profesional, bijaksana, dan tidak angkuh dalam menjalankan tugas. Sukses selalu dan semoga dilancarkan untuk rangkaian proses tes sampai wawancara nanti,” kata Hilman.

    Pembukaan seleksi PPIH ini juga dihadiri Inspektur Jenderal Kementerian Agama Faisal Ali Hasyim, dan unsur pimpinan dari Puskes, TNI, dan stakeholder lainnya.

    Hadir juga Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Saiful Mujab, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat dan Direktur Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid.

    Jakarta: Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) Republik Indonesia Mochammad Irfan Yusuf membuka Seleksi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Tingkat Pusat Tahun 1446 H/2025 M di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta. 
     
    Sebanyak 1.900 peserta akan mengikuti seleksi PPIH Arab Saudi 2025 yaitu Computer Assisted Test (CAT) dan wawancara. 
     
    Gus Irfan panggilan akrabnya berharap seleksi PPIH Arab Saudi Tingkat Pusat ini berjalan transparan dan akuntabel. 
    “Kami berharap pelaksanaan seleksi calon petugas haji secara transparan dan akuntabel dapat menghasilkan calon petugas haji yang berintegritas, kompeten, dan profesional,”  kata Gus Irfan di depan ribuan peserta di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Selasa, 17 Desember 2025.
     

    Ia berharap seleksi kali ini semakin baik dari tahun sebelumnya. “Semoga seleksi tahun ini semakin baik dan lebih baik dari tahun sebelumnya,” imbuhnya. 
     
    Gus Irfan juga mengakui bahwa dalam proses seleksi PPIH baik tingkat pusat dan daerah banyak pihak yang menitip kepada dirinya agar bisa lulus dalam proses seleksi. 
     
    “Saya hanya katakan silahkan ikut seleksi semoga lolos. Sebab saya tidak punya wewenang untuk meloloskan seseorang,” kata Gus Irfan. 
     

    Kepala BP Haji RI Mochammad Irfan Yusuf alias Gus Irfan saat membuka Seleksi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Tingkat Pusat Tahun 1446 H/2025 M di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Selasa, 17 Desember 2024. Foto: Dok/Humas BP Haji RI. 
     
    Cucu pendiri ormas Nadhalatul Ulama (NU) KH Hasyim Asyari ini juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam menyukseskan seleksi PPIH Arab Saudi tingkat pusat ini. 
     
    “Terima kasih kepada jajaran Ditjen PHU dan stakeholder lainnya yang telah ikut dalam menyukseskan Seleksi PPIH Arab Saudi Tingkat Pusat Tahun 1446 H/2025 M ini,” ujarnya. 
     
    Sementara itu Dirjen PHU Kementerian Agama Hilman Latief dalam laporannya mengatakan sebanyak 1.900 calon PPIH Tingkat Pusat yang hari ini berkumpul, adalah hasil penyaringan dari total 15.475 peserta yang telah mendaftar.
     
    Hilman menambahkan, untuk seleksi petugas haji daerah yang sudah berlangsung peserta terdaftar sebanyak 60.000 orang. 
     

     
    “Para petugas haji pusat ini lebih sedikit karena bagi yang sudah mendaftar petugas haji daerah tidak bisa mendaftar lagi dan pada akhirnya kita semua bisa berkumpul di sini,” ujar Hilman. 
     
    Hilman juga mengimbau kepada para peserta untuk memiliki data internet yang stabil. Untuk CAT, lanjut Hilman akan membahas seputar pengetahuan umum, perhajian, manasik haji, dan soal kompetensi sesuai dengan jenis tugas yang dipilih.
     
    “Semoga yang lolos nanti, bisa menjadi petugas yang kompeten, profesional, bijaksana, dan tidak angkuh dalam menjalankan tugas. Sukses selalu dan semoga dilancarkan untuk rangkaian proses tes sampai wawancara nanti,” kata Hilman.
     
    Pembukaan seleksi PPIH ini juga dihadiri Inspektur Jenderal Kementerian Agama Faisal Ali Hasyim, dan unsur pimpinan dari Puskes, TNI, dan stakeholder lainnya.
     
    Hadir juga Sekretaris Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Saiful Mujab, Direktur Bina Haji Arsad Hidayat dan Direktur Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (MBM)

  • Wakil Kepala BPH: Jangan Main-Main dengan Pengelolaan Haji

    Wakil Kepala BPH: Jangan Main-Main dengan Pengelolaan Haji

    Wakil Kepala BPH: Jangan Main-Main dengan Pengelolaan Haji
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Kepala
    Badan Penyelenggara Haji
    (BPH)
    Dahnil Anzar Simanjuntak
    menegaskan pesan Presiden Prabowo agar pengelolaan penyelenggaraan ibadah haji tidak dianggap sepele.
    Pernyataan ini disampaikan Dahnil saat bersilaturahmi dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) serta Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) se-Pulau Lombok di Mataram, pada Senin (16/12/2023).
    “Jangan main-main dengan
    pengelolaan haji
    yang itu terkait dengan cita-cita besar umat Islam. Jangan main-main. Langkah awalnya adalah transparansi, akuntabilitas itu harus menjadi watak penting perhajian Indonesia,” ujar Dahnil dalam keterangan pers.
    Dahnil, yang merupakan mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, menjelaskan mengenai pembentukan Badan Penyelenggara Haji sebagai salah satu bentuk perhatian pemerintah dalam memfasilitasi pengelolaan perhajian di Indonesia.
    Saat ini, proses penyelenggaraan haji masih ditangani oleh Kementerian Agama RI.
    Namun, mulai 2026, pengelolaan haji akan sepenuhnya dialihkan kepada Badan Penyelenggara Haji.
    “Haji 2026 itu sepenuhnya sudah menjadi otoritas dan diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Haji,” ungkapnya.
    Dahnil juga menjelaskan bahwa saat ini BPH baru terdiri dari empat eselon I dan tiga Deputi setingkat eselon I, yaitu Deputi Haji Dalam Negeri, Deputi Perhajian Luar Negeri, dan Deputi Pengawasan Monitoring, Evaluasi Haji.
    Untuk struktur internal BPH, terdapat 12 eselon II, lebih dari 20 eselon III, dan lebih dari 10 eselon IV, serta sejumlah pegawai fungsional sebagai struktur organisasi sementara di masa transisi.
    “Di masa transisi ini, tentu kami membutuhkan banyak masukan dan saran dari para stakeholder perhajian, termasuk dalam proses revisi UU yang sedang dan akan berlangsung terkait bentuk kelembagaan pengelolaan haji di masa yang akan datang,” tandasnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Siapa Hendra Zayn? Pria yang Dipanggil Ayah oleh Anak Inara Rusli saat Umroh, Baru Dekat Sebulan

    Siapa Hendra Zayn? Pria yang Dipanggil Ayah oleh Anak Inara Rusli saat Umroh, Baru Dekat Sebulan

    TRIBUNJATIM.COM – Nama Hendra Zayn menjadi sorotan usai dipanggil ayah oleh anak-anak Inara Rusli.

    Hal ini terungkap kala Inara tengah melaksanakan umroh bersama anak-anaknya.

    Sontak anak Inara memanggil Hendra dengan sebutan ayah.

    Lantas siapakah sosok Hendra Zayn ini?

    Dikutip dari TribunnewsMaker, Minggu (15/12/2024), Hendra Zayn adalah seorang muthawif atau sebutan untuk pembimbing atau pemandu ibadah haji dan umrah.

    Dirinya mengaku saat itu, baru pertama kali bawa tamu yang punya anak tiga seperti Inara Rusli.

    Meski begitu, Hendra Zayn mengaku suka bermain dengan anak-anak karena memang suka anak-anak.

    Hendra Zayn mengatakan, sebelum umrah, dirinya biasanya memberikan bimbingan untuk anak-anak yang akan pergi ke Tanah Suci.

    Dirinya pun mengatakan baru dekat dengan anak-anak Inara Rusli kurang lebih sebulan.

    Semakin dekat, Hendra pun tidak masalah dipanggil ayah oleh anak-anak Inara Rusli.

    Saat dipanggil ayah oleh anak-anak Inara Rusli ketika umrah, Hendra Zayn menilai karena mereka polos.

    Selain itu, dirinya juga merasa mereka nyaman dibimbing olehnya selama beribadah di tanah suci.

    Hendra Zayn, sosok pria yang dipanggil ayah oleh anak Inara Rusli. (YouTube Inara Rusli)

    Hendra Zayn juga tidak merasakan kesulitan menjadi pembimbing ibadah untuk artis.

    Apalagi, Inara Rusli langsung jadi pusat perhatian saat baru tiba di bandara.

    Untungnya, Inara adalah sosok yang humble, dan gampang bergaul.

    Sehingga membuat tugas Hendra Zayn mudah untuk membimbingnya ketika tengah Umrah.

    Lantas, Inara pun angkat bicara terakit rumor taaruf yang kian mencuat.

    Dikutip dari unggahan FYP Trans 7, Rabu (11/12/2024), Inara membeberkan sosok Hendra Zayn.

    “Jadi benar ada ustaz pendamping, katanya anak-anak sudah memanggil ustaz itu ‘ayah’, benar begitu?” tanya sang host, Irfan Hakim. 

    “Iya, karena beliau sangat telaten, saat rombongan harus bergerak cepat sesuai jadwal, beliau membantu sekali, sering gendong anak-anak di bahu, jadi mereka merasa dekat,

    “Sampai sekarang anak-anak masih nanyain,” kata Inara.

    Sementara itu, Inara Rusli ternyata sempat mengajak rujuk mantan suaminya, Virgoun.

    Kendati demikian, usaha Inara Rusli untuk memperbaiki hubungan dengan Virgoun gagal.

    Virgoun ternyata menolak tawaran rujuk dari Inara Rusli karena syarat yang diajukan.

    Fakta tersebut diungkap Inara Rusli baru baru ini melansir dari YouTube TransTV Official, Jumat (12/7/2024).

    Niatan rujuk diajukan Inara Rusli lantaran merasa anak-anaknya membutuhkan sosok ayah. 

    Namun sebelum rujuk, Inara Rusli mengajak Virgoun ke pesantren agar hilangkan rasa kecanduannya terhadap hal-hal buruk. 

    Ia berharap jika sang musisi masuk pondok pesantren, dapat memperbaiki diri untuk jadi lebih baik lagi.

    “Jadi sebelum viral dan setelah viral aku sempat bilang sama dia kalau mau perbaikin harus mondok dulu selama 3 bulan tanpa gadget,” kata Inara Rusli.

    “Kalau dia menyanggupi syarat dari aku.

    Ya aku akan klarifikasi bahwa aku salah paham,” sambung Inara.

    “Karena kalau aku gak menempuh jalur ekstrem.

    Gimana ya aku gak peduli deh orang mau ngomong apa, tentang aku.

    Mau berpendapat apa terserah itu urusan mereka sama Allah,” lanjutnyanya.

    Menurut Inara, upayanya itu demi melindungi anak-anaknya.

    “Tapi aku lebih pilih mendingan aku yang dianggap misunderstood ya misunderstoodly daripada anak-anak jadi korban gitu.”

    “Aku enggak bisa ngebayangin kalau posisinya itu masih di rumah.

    Kemudian polisi datang dan anak-anak akan melihat,” terangnya.

    Inara Rusli. (Instagram.com)

    Tidak hanya itu, setelah kasus perselingkuhan Virgoun viral hingga bercerai, sebenarnya Inara Rusli mengaku sempat memberikan kesempatan kedua untuk sang mantan suami.

    Wanita 31 tahun itu juga sempat memiliki keinginan untuk rujuk, selama Virgoun mau memperbaiki diri.

    “Setahun lalu aku udah minta perbaikin.

    Makanya tadi aku kasih syarat dia masuk pondok, tapi dia enggak mau ya udah,” ungkap Inara.

    Bukan tanpa alasan, saat itu Inara menginginkan Virgoun kembali jadi sosok ayah yang baik untuk anak-anaknya

    “Karena kan ya anak-anak berhak untuk mendapatkan figur ayah yang baiklah.

    Bukan soal bapak kandung ya, tapi figur ayah yang baik,” tandas Inara.

    Maka dari itu Inara memberikan syarat kepada sang musisi untuk masuk pondok agar bisa mengobati kecanduannya.

    Serta dapat terhindar dari lingkungan pergaulan sang mantan suami yang buruk.

    “Mondok itu kan karena aku tahu dia kan bisa dibilang adiksi ya, dan itu kan harus diobatin.

    Itu juga karena pengaruh dari pergaulan di klub itu ya aku gak bisa bilang.”

    “Jadi ya caranya gimana ya. Harus diobatin di rehab juga harus disteril juga, dari pergaulan yang itu,” pungkasnya.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com