Event: Ibadah Haji

  • 7 Fakta Menarik Masjid Berkubah Baret TNI yang Diresmikan Jenderal Agus Subiyanto

    7 Fakta Menarik Masjid Berkubah Baret TNI yang Diresmikan Jenderal Agus Subiyanto

    loading…

    Masjid Berkubah Baret TNI yang bernama Masjid Jami Ar Rohman terletak di Dusun Haurseah, Cijulang, Pangandaran, Jawa Barat, menjadi sorotan publik. Foto/Dok SindoNews

    PANGANDARAN – Masjid Berkubah Baret TNI yang bernama Masjid Jami Ar Rohman terletak di Dusun Haurseah, Cijulang, Pangandaran, Jawa Barat, menjadi sorotan publik setelah diresmikan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto pada Sabtu, 1 Maret 2025. Peresmian masjid yang penuh makna ini tidak hanya menjadi momentum bagi masyarakat setempat, tetapi juga menghadirkan sejumlah fakta menarik yang patut untuk diketahui.

    Berikut ini adalah tujuh fakta penting tentang Masjid Jami Ar Rohman yang perlu Anda ketahui:

    1. Peresmian oleh Panglima TNI Jenderal Agus SubiyantoPeresmian Masjid Jami Ar Rohman berlangsung khidmat pada Sabtu, 1 Maret 2025, dengan dihadiri oleh berbagai pejabat penting. Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto memberikan sambutan penuh syukur atas terselesaikannya pembangunan masjid yang menjadi kebanggaan masyarakat Cijulang ini.

    Dia menyampaikan rasa syukur atas keberhasilan pembangunan ini yang menurutnya merupakan langkah besar untuk meningkatkan kualitas ibadah dan pendidikan agama di wilayah tersebut.

    2. Desain Unik yang Menggabungkan Nilai Islam dan Semangat KebangsaanMasjid Jami Ar Rohman memiliki desain arsitektur yang sangat unik dan penuh makna. Desain bangunan masjid ini berhasil menggabungkan nilai-nilai Islam yang mendalam serta semangat kebangsaan yang tinggi.

    Salah satu elemen desain yang mencolok adalah kubah masjid yang berbentuk Baret Hijau dengan Bintang Empat. Kubah ini melambangkan pengabdian kepada negara dan agama, serta menjadi simbol dari pokok ajaran Islam, yakni Sholat, Zakat, Puasa, dan Ibadah Haji.

    3. Menara Masjid yang Menyerupai Tongkat KomandoTidak hanya kubah, menara Masjid Jami Ar Rohman juga memiliki desain yang tidak kalah menarik. Menara masjid ini dirancang menyerupai Tongkat Komando, dengan lafaz Allah yang terukir pada bagian atasnya.

    Desain ini bukan hanya berfungsi sebagai elemen estetika, tetapi juga sebagai simbol dari pengakuan dan ketaatan kepada Allah Ta’ala, yang menjadi inti ajaran agama Islam.

  • Urusi 5 Kloter per Hari, Petugas Embarkasi Sukolilo Mengaku Kewalahan

    Urusi 5 Kloter per Hari, Petugas Embarkasi Sukolilo Mengaku Kewalahan

    Liputan6.com, Surabaya – Anggota Komisi VIII DPR RI melakukan kunjungan spesifik ke Embarkasi Haji Sukolilo, Surabaya. Mereka ingin melihat langsung kesiapan embarkasi terbesar di Indonesia ini dalam menyambut musim haji 2025.

    Anggota Komisi VIII DPR RI Abdul Fikri Faqih menyebut bahwa kunjungan tersebut juga untuk belanja masalah agar bisa diselesaikan segera sebelum pelaksanaan musim haji. Ditambahkan bahwa Embarkasi Sukolilo Surabaya sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Agama, berbeda dengan embarkasi di Batam dan Jawa Tengah yang berada di bawah naungan pemerintah Provinsi.

    “Banyak dinamika dan problematika yang harus kita antisipasi untuk jemaah haji tahun 2025,” kata legislator dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) ini.

    Salah satu isu utama yang menjadi perhatian adalah potensi kepadatan jemaah atau overload. Fikri menyampaikan bahwa petugas embarkasi merasa kewalahan dengan sistem 5 kloter per hari yang diterapkan pada tahun 2024. Mereka lalu mengusulkan jumlah kloter dikurangi menjadi 4 per hari.

    “Petugas di sini, kalau seperti tahun 2024 dengan 5 kloter setiap hari, mereka sangat kelelahan. Mereka meminta supaya menjadi 4 kloter,” katanya.

    Perubahan ini, menurut Fikri, memerlukan koordinasi yang baik dengan maskapai penerbangan terutama pengaturan jadwal keberangkatan ke Arab Saudi. Pihak-pihak terkait segera diajak berdiskusi untuk mencari solusi terbaik.

    Selain itu, Fikri juga menyoroti perlunya peningkatan fasilitas dan penanganan masalah jemaah haji yang hilang. Banyak pintu keluar yang tidak terkontrol dengan baik sebagai salah satu faktor penyebab jemaah tersesat.

    “Banyak keluhan dari daerah, terutama dari Madura, terkait hal-hal teknis. Misalnya, penggunaan toilet di pesawat. Ini harus diajarkan dan dipraktikkan agar tidak ada masalah,” kata Fikri.

    Di tengah dinamika efisiensi anggaran, ia sependapat dengan pesan Presiden Prabowo Subianto bahwa pelayanan dan penyelenggaraan ibadah haji 2025 harus lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

     

    Aksi Kocak Pak Bhabin Nyanyi dan Joget Bareng Mbah-mbah di Posyandu Lansia

  • Fenomena Konsumsi pada Bulan Ramadan: Momentum Ekonomi atau Pola Konsumtif?

    Fenomena Konsumsi pada Bulan Ramadan: Momentum Ekonomi atau Pola Konsumtif?

    Jakarta, Beritasatu.com – Fenomena Ramadan pada setiap tahun selalu membuat umat muslim bergembira menyambutnya. Umat senantiasa menunggu-nunggu dan menyambut dengan riang bahkan melalui ucapan yang khas, marhaban yaa Ramadhan. Sambutan ini disertai dengan persiapan amaliah ibadah puasa sebulan penuh selama Ramadhn bersama ibadah-ibadah lain (Utomo, 2024: 14).

    Senada dengan hal tersebut, Ramadan adalah bulan yang identik dengan ibadah, kesederhanaan, dan peningkatan spiritualitas. Namun, realitas ekonomi menunjukkan bahwa bulan ini juga menjadi momen peningkatan konsumsi masyarakat muslim secara signifikan. Fenomena ini terlihat dari lonjakan pembelian bahan makanan, pakaian, dan barang konsumsi lainnya. 

    Mengapa hal ini terjadi? Bagaimana perspektif Islam terhadap fenomena ini? Bagaimana Islam mengajarkan keseimbangan antara konsumsi dan spiritualitas.

    Peningkatan Konsumsi selama Ramadan

    Secara empiris, berbagai penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran konsumsi masyarakat meningkat selama Ramadan. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Habriyanto mengungkapkan bahwa pengeluaran konsumsi untuk makanan dan minuman per hari meningkat sekitar 41% hingga 50% selama bulan Ramadan dibandingkan dengan sebelum Ramadan (Habriyanto, 2019: 75-80).  Selain itu, berdasarkan survei yang dilakukan oleh SurveySensum, rata-rata anggaran belanja masyarakat pada Ramadan 2022 tercatat sebesar Rp 6,9 juta, mengalami kenaikan sekitar 10% dibandingkan dengan Ramadan 2020 (Reza Pahlevi, 2022).

    Pada artikel lain menyatakan periode Ramadan dan Idul Fitri menjadi puncak konsumsi  masyarakat di Indonesia. Permintaan akan barang dan jasa melonjak tajam selama periode ini. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tradisi berbuka puasa bersama, persiapan menyambut Idulfitri yang meningkatkan daya beli masyarakat.  

    Bulan Ramadan merupakan momen istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Selain sebagai waktu untuk meningkatkan ibadah dan refleksi spiritual, Ramadan juga membawa dampak signifikan terhadap perekonomian, terutama dalam hal peningkatan konsumsi masyarakat. 

    Perspektif Syariat tentang Konsumsi

    Dalam Islam, konsumsi diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan prinsip-prinsip syariat. Al-Qur’an dan Hadis memberikan pedoman jelas mengenai bagaimana seorang Muslim seharusnya mengatur pola konsumsinya.

    Salah satu ayat yang sering dijadikan rujukan adalah Surah al-A’raf/7: ayat 31:

    يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا۟ زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ وَلَا تُسْرِفُوٓا۟ ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُسْرِفِينَ

    “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan”.

    Ayat ini menekankan pentingnya mengonsumsi makanan dan minuman yang halal, bergizi, serta tidak membahayakan kesehatan. Dalam segala hal, termasuk ibadah, makan, dan minum, dianjurkan untuk tidak berlebihan, karena Allah tidak menyukai perilaku yang melampaui batas.

    Sementara ulama menyatakan bahwa ayat ini turun ketika beberapa  orang sahabat Nabi SAW. bermaksud meniru kelompok al-Hummas, yakni kelompok suku Quraisy dan keturunannya yang sangat menggebu-gebu semangat beragamanya sehingga enggan bertawaf kecuali memakai pakaian baru yang belum pernah dipakai melakukan dosa, serta sangat ketat dalam memilih makanan serta kadarnya ketika melaksanakan ibadah haji. Sementara sahabat Nabi saw berkata: “Kita lebih wajar melakukan hal demikian daripada al-Hummas.” Nah, ayat di atas turun menegur dan memberi petunjuk bagaimana yang seharusnya dilakukan (Shihab,  2002: 72-75).

    Bagian akhir ayat ini menegaskan prinsip kesehatan yang juga diakui oleh para ilmuwan, terlepas dari keyakinan mereka. Perintah untuk makan dan minum tanpa berlebihan mengajarkan keseimbangan yang harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing individu. Kebutuhan seseorang bisa berbeda dengan yang lain, sehingga tidak ada ukuran baku yang sama untuk semua. Oleh karena itu, ayat ini menanamkan sikap proporsional (Shihab,  2002: 72-75).

    Ayat ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan dalam konsumsi dan menghindari perilaku berlebihan. Dalam konteks Ramadan, seorang muslim dianjurkan untuk tetap mengendalikan diri dan tidak terjerumus dalam perilaku konsumtif yang berlebihan.

    Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga memberikan contoh dalam kesederhanaan saat berbuka puasa. Beliau menganjurkan untuk berbuka dengan kurma dan air, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis:

    عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ عَلَى رُطَبَاتٍ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتُمَيْرَاتٌ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تُمَيْرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

    “Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah),  jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air”. (HR. Abu Dawud).

    Hadis ini mengajarkan bahwa tujuan utama puasa adalah pengendalian diri dan peningkatan ketakwaan, bukan pemuasan nafsu makan secara berlebihan. 

  • BPKH Bersama BPS-BPIH Perkuat Sinergi Tingkatkan Pelayanan Haji Indonesia

    BPKH Bersama BPS-BPIH Perkuat Sinergi Tingkatkan Pelayanan Haji Indonesia

    loading…

    BPKH bersama BPS-BPIH perkuat sinergi tingkatkan pelayanan haji Indonesia. Foto/istimewa

    JAKARTA – Badan Pengelola Keuangan Haji ( BPKH ) bersama 30 mitra Bank Penerima Setoran Biaya Ibadah Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH) berkomitmen tingkatkan pelayanan haji. Hal itu diwujudkan dengan berbagai inovasi untuk memudahkan jemaah haji.

    Kegiatan yang mengusung tema “Strategi Peningkatan Pelayanan Haji Tahun 2025” ini bertujuan untuk memberikan evaluasi capaian pendaftar Haji 2024, menetapkan target dan merumuskan strategi pendaftar Haji baru 2025 serta meningkatkan sinergi antara pihak-pihak terkait dalam pelayanan kepada jemaah haji.

    Anggota Badan Pelaksana Bidang Penghimpunan, Transformasi, dan Teknologi Informasi BPKH Harry Alexander menyampaikan, BPKH akan senantiasa berkolaborasi dan bersinergi bersama BPS-BPIH dalam memberikan pelayanan terbaik untuk pendaftaran haji, jemaah haji tunggu serta jemaah haji yang telah melaksanakan ibadah haji.

    Saat ini, BPKH telah meluncurkan BPKH Apps yang dapat digunakan oleh jemaah haji yang telah mendaftar untuk melihat nilai manfaat virtual account yang telah didistribusikan oleh BPKH atas pengelolaan dana haji.

    Harry Alexander menambahkan, BPKH turut mendorong BPS-BPIH untuk bergabung dalam ekosistem digital haji, salah satunya dengan konektivitas antara BPKH Apps dengan aplikasi mobile milik BPS- BPIH. Upaya ini akan meningkatkan inklusi keuangan syariah dan memberikan kemudahan akses bagi masyarakat untuk mendaftar haji.

    “Selain itu, BPKH dan BPS-BPIH dapat bekerja sama dalam mengembangkan keagenan haji sehingga sosialisasi, literasi dan edukasi tentang pengelolaan keuangan haji serta pendaftaran haji dapat lebih luas menjangkau masyarakat,” katanya.

    Melalui BPKH Apps, BPKH tengah mengembangkan infrastruktur digital perhajian guna memberikan pelayanan kepada jemaah haji.

    “BPS-BPIH dapat berkolaborasi dengan BPKH dengan mengembangkan fitur layanan produk perbankan syariah seperti tabungan haji, cicilan Setoran Awal (SA) serta Setoran Lunas (SL), dan tabungan emas serta produk digital tabungan emas,” kata Harry.

    Anggota Bidang Investasi Surat Berharga dan Emas, Analisis Portofolio, Penyelesaian Transaksi dan Penempatan BPKH, Indra Gunawan menyampaikan BPKH bersama BPS BPIH akan terus bersinergi untuk melakukan inovasi dan mengembangkan product champion di perbankan syariah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

    “Kami percaya dengan kerja sama dan sinergi antara BPKH dan BPS BPIH, kita dapat meningkatkan kesejahteraan umat dan memajukan ekonomi syariah” ujarnya.

    BPKH optimistis dengan langkah-langkah ini, pelayanan kepada jemaah haji akan semakin baik dan memberikan manfaat lebih luas bagi seluruh masyarakat Indonesia.

    (cip)

  • BPKH Soroti Ekosistem Digital Haji

    BPKH Soroti Ekosistem Digital Haji

    Jakarta: Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) atur startegi buat meningkatkan pelayanan kepada jemaah haji. Ekosistem digital haji menjadi sorotan.

    Anggota Badan Pelaksana Bidang Penghimpunan, Transformasi dan Teknologi Informasi BPKH, Harry Alexander mengatakan, pihaknya telah meluncurkan ‘BPKH Apps’ yang dapat digunakan jemaah haji yang telah mendaftar.

    “Melalui aplikasi itu, Jemaah dapat melihat nilai manfaat virtual account yang telah didistribusikan oleh BPKH atas pengelolaan dana haji,” kata Harry.

    Harry juga mendorong Bank Penerima Setoran Biaya Ibadah Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH) seluruh Indonesia bergabung dalam ekosistem digital haji.

    “Konektivitas antara BPKH Apps dengan aplikasi mobile milik BPS- BPIH akan meningkatkan inklusi keuangan syariah dan memberikan kemudahan akses bagi masyarakat untuk mendaftar haji,” ujar Harry.

    Dia menyebut BPKH dan BPS-BPIH juga dapat bekerjasama dalam mengembangkan keagenan haji sehingga sosialisasi, literasi dan edukasi tentang pengelolaan keuangan haji serta pendaftaran haji dapat lebih luas menjangkau masyarakat
     
    “BPKH sedang mengembangkan infrastruktur digital perhajian guna memberikan pelayanan kepada jemaah haji,” katanya.

    BPS-BPIH berkolaborasi dengan BPKH dengan mengembangkan fitur layanan produk perbankan syariah seperti tabungan haji, cicilan Setoran Awal (SA), Setoran Lunas (SL) serta Tabungan Emas.

    “Kami bersinergi untuk melakukan inovasi dan mengembangkan product champion di perbankan syariah yang sesuai kebutuhan masyarakat,” kata Anggota Bidang Investasi Surat Berharga dan Emas, Analisis Portofolio, Penyelesaian Transaksi dan Penempatan BPKH, Indra Gunawan.

    Seperti diketahui, BPKH bersama 30 mitra BPS-BPIH) seluruh Indonesia menggelar diskusi bertema ‘Strategi Peningkatan Pelayanan Haji Tahun 2025’ di Jakarta.

    Tujuannya, memberikan evaluasi capaian pendaftar haji 2024, menetapkan target dan merumuskan strategi pendaftar haji 2025, serta meningkatkan sinergi antara pihak-pihak terkait dalam pelayanan haji.

    Jakarta: Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) atur startegi buat meningkatkan pelayanan kepada jemaah haji. Ekosistem digital haji menjadi sorotan.
     
    Anggota Badan Pelaksana Bidang Penghimpunan, Transformasi dan Teknologi Informasi BPKH, Harry Alexander mengatakan, pihaknya telah meluncurkan ‘BPKH Apps’ yang dapat digunakan jemaah haji yang telah mendaftar.
     
    “Melalui aplikasi itu, Jemaah dapat melihat nilai manfaat virtual account yang telah didistribusikan oleh BPKH atas pengelolaan dana haji,” kata Harry.

    Harry juga mendorong Bank Penerima Setoran Biaya Ibadah Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH) seluruh Indonesia bergabung dalam ekosistem digital haji.
     
    “Konektivitas antara BPKH Apps dengan aplikasi mobile milik BPS- BPIH akan meningkatkan inklusi keuangan syariah dan memberikan kemudahan akses bagi masyarakat untuk mendaftar haji,” ujar Harry.
     
    Dia menyebut BPKH dan BPS-BPIH juga dapat bekerjasama dalam mengembangkan keagenan haji sehingga sosialisasi, literasi dan edukasi tentang pengelolaan keuangan haji serta pendaftaran haji dapat lebih luas menjangkau masyarakat
     
    “BPKH sedang mengembangkan infrastruktur digital perhajian guna memberikan pelayanan kepada jemaah haji,” katanya.
     
    BPS-BPIH berkolaborasi dengan BPKH dengan mengembangkan fitur layanan produk perbankan syariah seperti tabungan haji, cicilan Setoran Awal (SA), Setoran Lunas (SL) serta Tabungan Emas.
     
    “Kami bersinergi untuk melakukan inovasi dan mengembangkan product champion di perbankan syariah yang sesuai kebutuhan masyarakat,” kata Anggota Bidang Investasi Surat Berharga dan Emas, Analisis Portofolio, Penyelesaian Transaksi dan Penempatan BPKH, Indra Gunawan.
     
    Seperti diketahui, BPKH bersama 30 mitra BPS-BPIH) seluruh Indonesia menggelar diskusi bertema ‘Strategi Peningkatan Pelayanan Haji Tahun 2025’ di Jakarta.
     
    Tujuannya, memberikan evaluasi capaian pendaftar haji 2024, menetapkan target dan merumuskan strategi pendaftar haji 2025, serta meningkatkan sinergi antara pihak-pihak terkait dalam pelayanan haji.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (FZN)

  • Perkuat Syiar Islam, BPKH Kirimkan 101 Dai ke Daerah 3T – Halaman all

    Perkuat Syiar Islam, BPKH Kirimkan 101 Dai ke Daerah 3T – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) melepas 101 dai yang kompeten, amanah, dan profesional untuk bertugas di 59 kabupaten/kota pada 30 provinsi di Indonesia, terutama di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). 

    Acara Pengiriman yang dilakukan secara luring dan daring ini merupakan bagian dari Program Dakwah Kemaslahatan BPKH 2025. 

    Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan literasi keagamaan di daerah yang minim akses terhadap pendakwah.

    Anggota Badan Pelaksana BPKH Sulistyowati menyatakan Program Dakwah Kemaslahatan BPKH 2025 adalah wujud komitmen BPKH dalam mendukung pendidikan dan dakwah Islam di Indonesia.

    “Kami berharap para da’i yang bertugas dapat menjadi agen perubahan positif dan membawa manfaat bagi masyarakat di daerah 3T,” ujar Sulistyowati melalui keterangan tertulis, Sabtu (1/3/2025).

    Para dai yang dikirim telah melalui pelatihan intensif untuk membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk berdakwah di masyarakat. 

    Mereka juga dibekali dengan pemahaman tentang program-program BPKH, termasuk program “Semua Bisa Haji” dan “Ayo Haji Muda”, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menunaikan ibadah haji sejak dini.

    “Kami mengajak seluruh pihak untuk mendukung program ini agar dapat berjalan dengan sukses dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat,” tutur Sulistyowati.

    Program Dakwah Kemaslahatan BPKH 2025 merupakan salah satu program kemaslahatan yang menggunakan hasil pengelolaan atau nilai manfaat dari Dana Abadi Umat (DAU). 

    Program ini merupakan bentuk tanggung jawab BPKH dalam mengelola dana umat secara amanah dan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.

    Program kemaslahatan ini melibatkan 5 mitra kemaslahatan BPKH, yakni PPPA Daqu, NU Care LazisNU, Rumah Zakat, LAZ Persi,  dan Solo Peduli.

  • Banyak Jemaah Lansia Berangkat Haji dan Umrah, Rentan Tertular Penyakit Ini – Halaman all

    Banyak Jemaah Lansia Berangkat Haji dan Umrah, Rentan Tertular Penyakit Ini – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM JAKARTA – Meningkatnya jumlah lansia yang mengikuti ibadah haji dan umrah membuat konsultasi kepada tenaga medis menjadi langkah penting sebelum keberangkatan haji dan umrah.

     

    Ketua Tim Kerja Pemeriksaan Kesehatan Haji dr.Mohammad Imran, MKM, mengatakan terdapat studi yang menyatakan bahwa terdapat risiko penularan penyakit infeksi saluran pernapasan seperti influenza, coronavirus, hingga RSV antar jemaah ketika melakukan ibadah haji dan umrah.

    Penyakit infeksi pernapasan menular yang bisa dicegah melalui vaksinasi.

    “Vaksinasi menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan dalam mencegah penyakit dan menurunkan risiko komplikasi penyakit kronis,” ujar dia di Jakarta, Rabu, 26 Februari 2025.

    Tren peningkatan usia dan besarnya jumlah jemaah haji membuat penting untuk memperhatikan kesehatan para jemaah.

    Seiring bertambahnya usia, daya tahan atau kekebalan tubuh seseorang cenderung menurun sehingga meningkatkan kerentanan terhadap penyakit infeksi menular.

    Kondisi ini dikenal sebagai Penurunan Kekebalan Terkait Usia atau Age-Related Decline in Immunity (ARDI).

    RSV dapat menular melalui inhalasi atau kontak dengan droplet saluran napas dari mereka yang terinfeksi.

    Gejala umum pasien yang terinfeksi RSV termasuk hidung tersumbat, batuk, mengi, dan demam ringan.

    Untuk mencegah penyebaran RSV, salah satu yang bisa dilakukan adalah tertib menggunakan masker, menerapkan kebersihan pribadi seperti menutup mulut saat batuk atau bersin.

    Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, Prof.Dr. Tjandra Yoga, Sp.PK, MARS, DTH, DTCE, FISR, mengatakan RSV ditemukan sebagai salah satu infeksi saluran pernapasan selama haji tahunan dan untuk mencegahnya kini sudah ada rekomendasi vaksin RSV.

    Di Arab Saudi, vaksin ini menjadi program imunisasi nasional untuk penduduk berusia 60 tahun ke atas.

    Di Indonesia, PDPI telah mengeluarkan panduan penatalaksanaan penyakit paru dan pernapasan bagi petugas kesehatan Haji dan Umrah.

    Sedangkan untuk pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti lansia, dapat menularkan virus sampai dengan 4 minggu.

    Karena itu, PDPI mengeluarkan Panduan Penatalaksanaan Penyakit Paru dan Pernafasan bagi Petugas Kesehatan Haji dan Umrah yang mencantumkan rekomendasi vaksinasi untuk meningokokus, influenza, pneumokokus, dan RSV (Respiratory Syncytial Virus).

    Infeksi RSV dapat menular dan menyebar dengan mudah di mana satu orang yang terinfeksi biasanya menginfeksi tiga orang lainnya, dan sebagian besar individu yang terinfeksi dapat menularkan dalam jangka waktu 3-8 hari.

    RSV seringkali dikaitkan sebagai penyakit anak-anak.

    Sedangkan pada golongan lansia, kekebalan tubuh mulai menurun sehingga lansia juga rentan terhadap infeksi RSV.

    Data Pusat Kesehatan Haji menyebutkan dalam 7 tahun terakhir terjadi tren peningkatan jemaah haji lansia dengan usia 65 tahun ke atas, di mana pada tahun 2024 sebanyak 21 persen jemaah adalah lansia.

    Terdapat 461 jemaah haji yang wafat di Arab Saudi pada operasional haji tahun 2024.

    Mayoritas jemaah yang wafat berada pada rentang usia 71 tahun ke atas, mencapai 207 jemaah.

    Tahun ini, Indonesia kembali mendapatkan kuota sebanyak 221.000 jemaah haji.

     

  • Kepala BSKDN tekankan sinergisitas pemerintah pusat-daerah saat retret

    Kepala BSKDN tekankan sinergisitas pemerintah pusat-daerah saat retret

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri Yusharto Huntoyungo menekankan sinergisitas antara pemerintah pusat dan daerah saat memimpin diskusi pada retret kepala daerah di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah.

    Yusharto, sebagaimana keterangan diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah perlu semakin kuat dalam mendukung pengembangan kebudayaan serta peningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan umrah bagi masyarakat Indonesia.

    “Bapak ibu sekalian, memang tidak akan cukup waktu untuk membahas seluruh isu yang berkaitan dengan kebudayaan dan penyelenggaraan haji. Namun, ini bisa menjadi langkah awal bagi kita untuk membangun komunikasi lebih lanjut,” katanya.

    Yusharto bertugas memimpin diskusi dengan tema “Pemajuan Kebudayaan sebagai Pilar Pembangunan Daerah” serta “Transformasi Penyelenggaraan Haji dan Umrah” pada Rabu (26/2). Kedua tema tersebut disampaikan Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Kepala Badan Penyelenggara Haji Muhammad Irfan Yusuf.

    “Tentu Pak Menteri dan Pak Kepala Badan tidak akan keberatan apabila ada komunikasi lebih lanjut dengan para kepala daerah,” ucap Yusharto kepada para kepala daerah hasil Pilkada 2024.

    Yusharto menjelaskan bahwa diskusi tersebut menyoroti berbagai aspek strategis dalam pengembangan kebudayaan di tingkat lokal dan tantangan dalam pengelolaan ibadah haji dan umrah.

    Berbagai program kerja pun dirancang guna memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam, dan budaya, serta meningkatkan toleransi antarumat beragama demi tercapainya masyarakat yang adil dan makmur.

    Selain merumuskan sejumlah program strategis, tutur Yusharto, para narasumber juga memaparkan capaian 100 hari kerja dalam kabinet Merah Putih, memberikan gambaran perkembangan terbaru dalam kebijakan kebudayaan dan penyelenggaraan haji di Indonesia.

    Menurut dia, diskusi tersebut dapat menjadi wadah bagi kepala daerah untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi baik terkait pengembangan kebudayaan di daerah maupun terkait peningkatan kualitas pengelolaan ibadah haji dan umrah pada masa mendatang.

    Pewarta: Fath Putra Mulya
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kemenag: 121.669 Jemaah Lunasi Biaya Haji Reguler 2025

    Kemenag: 121.669 Jemaah Lunasi Biaya Haji Reguler 2025

    Kemenag: 121.669 Jemaah Lunasi Biaya Haji Reguler 2025
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kementerian Agama (Kemenag) mencatat sebanyak 121.669 jemaah telah melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) Reguler 1446 Hijriyah.
    Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Muhammad Zain mengatakan, ada 6.288 jemaah haji reguler yang melunasi biaya haji pada hari ini, Kamis (27/2/2025).
    “Hari ini ada 6.288 jemaah haji reguler yang melunasi biaya haji. Sehingga, dalam 10 hari masa pelunasan, ada 121.669 jemaah yang sudah melunasi biaya haji reguler,” kata Zain dalam keterangannya, Kamis.
    Zain merinci jemaah yang sudah melunasi. Mereka terdiri atas 118.975 jemaah berhak lunas dan 2.694 jemaah lanjut usia prioritas.
    “Serapan kuota setiap provinsi rata-rata sudah di atas 50 persen. Masih ada tiga provinsi yang keterisian kuota di bawah 50 persen, yakni Sulawesi Utara 47,31 persen, Sulawesi Tengah 49,20 persen, dan Gorontalo 44,83 persen,” jelasnya.
    Sementara, Kemenag belum membuka pelunasan untuk Petugas Haji Daerah dan Pembimbing KBIHU yang bertugas untuk melayani jemaah haji.
    Sebagai informasi, Indonesia mendapat 221.000 kuota, terdiri atas 203.320 jemaah haji reguler dan 17.680 jemaah haji khusus.
    Untuk jemaah haji reguler, rinciannya 190.897 kuota jemaah haji reguler yang berhak lunas sesuai urutan porsi, 10.166 jemaah haji reguler prioritas lanjut usia, 685 kuota pembimbing ibadah dan 1.572 kuota petugas haji daerah.
    Sementara untuk kuota petugas
    haji 2025
    hanya 2.210 orang. Kuota ini berbeda dari tahun lalu.
    Jumlah ini turun dibandingkan kuota yang didapat Indonesia pada 2024 lalu, yang mencapai 4.200 petugas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prabowo Akan Resmikan Bank Emas, 2 BUMN Didapuk Jadi Pengelola

    Prabowo Akan Resmikan Bank Emas, 2 BUMN Didapuk Jadi Pengelola

    Jakarta, Beritasatu.com – Presiden Prabowo Subianto akan meresmikan bank emas atau bullion bank pada Rabu (26/2/2025). Nantinya, ada dua BUMN yang akan mengelola bank emas, yakni PT Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia (BSI).

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, dua lembaga dua lembaga itu yang akan bertanggung jawab dalam menjalankan operasional bank bullion untuk sementara waktu.

    “Terdapat dua bank yang diberikan tugas untuk menjalankan bank bullion, yaitu Pegadaian, anak perusahaan BRI, serta BSI, yang bergerak dalam perdagangan emas dan layanan perbankan,” jelas Airlangga dikutip Rabu (26/2/2025).

    Airlangga menambahkan, bahwa nasabah yang bergabung dengan bank emas akan memperoleh berbagai keuntungan, termasuk peluang mendapatkan manfaat lindung nilai dari investasi emas.

    “Saya rasa emas harus dimanfaatkan sebagai instrumen untuk mengurangi risiko fluktuasi nilai di masa depan,” jelasnya.

    Ia juga mencontohkan, investasi emas sebagai lindung nilai dapat memberikan keuntungan bagi mereka yang merencanakan ibadah haji.

    Ketika seseorang menabung untuk haji dalam rentang tujuh hingga 10 tahun, nilai uang yang terkumpul dapat tergerus akibat inflasi dan penguatan dolar AS.

    Namun, dengan menabung dalam bentuk emas melalui bank emas atau bank bank, nilai manfaat yang diperoleh akan menyesuaikan dengan laju inflasi.

    “Jika tabungan dilakukan dalam bentuk emas, maka nilainya akan tetap sebanding dengan biaya haji di masa depan. Ini merupakan salah satu strategi mitigasi risiko yang dirancang oleh pemerintah,” tegasnya.

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan meresmikan bank emas pertama di Indonesia pada Rabu (26/2/2025). Prabowo menjelaskan bahwa pembentukan bank emas atau bullion bank ini dilakukan karena selama ini emas yang ditambang di dalam negeri cenderung mengalir ke luar negeri.

    “Kita memiliki banyak emas yang ditambang, tetapi sebagian besar keluar dari Indonesia. Oleh karena itu, kita ingin memiliki bank khusus yang dapat mengelola emas di dalam negeri,” ujarnya.

    Sebagai salah satu negara penghasil emas terbesar di dunia, Indonesia selama ini belum memiliki mekanisme pengelolaan emas yang optimal. Dengan kehadiran bank emas atau bullion bank, pemerintah berharap dapat memastikan bahwa emas yang dihasilkan bisa dikelola dengan lebih baik dan meningkatkan ekonomi Indonesia.