Event: Hari Sumpah Pemuda

  • Humas dan Pustakawan dalam Semangat Sumpah Pemuda

    Humas dan Pustakawan dalam Semangat Sumpah Pemuda

    Bisnis.com, JAKARTA – Setiap bangsa memiliki masa, kejujuran informasi menentukan arah sejarahnya. Kita pernah mengalami itu di masa pergerakan, ketika kabar dan surat-surat perjuangan menjadi alat penyatu tekad kemerdekaan. Kini, di abad ke-21, bangsa Indonesia kembali dihadapkan pada ujian yang serupa namun dalam wujud yang berbeda, yakni krisis makna di tengah melimpahnya informasi.

    Informasi yang dulu menjadi sumber pencerahan kini bisa berubah menjadi sumber kebingungan. Ketika setiap orang dapat menjadi penyampai pesan, batas antara fakta dan opini, antara data dan narasi, semakin kabur. Dalam situasi seperti itu, komunikasi publik bukan hanya soal kecepatan menyampaikan pesan, tetapi tentang bagaimana menjaga makna agar tidak terdistorsi di tengah kebisingan digital.

    Di sinilah peran Humas (Hubungan Masyarakat) dan Pustakawan menjadi sangat strategis. Keduanya merupakan komunikator publik yang berada di garda depan penyebaran pengetahuan dan pembentukan kepercayaan sosial. Meskipun berasal dari disiplin yang berbeda, keduanya memiliki tanggung jawab moral yang sama, yaitu memastikan bahwa informasi yang sampai kepada publik bersumber dari niat baik, disampaikan dengan etika, dan berorientasi pada kepentingan bangsa. Humas sebagai penjaga kredibilitas badan publik, Pustakawan sebagai komunikator pengetahuan.

    Dalam pandangan Harold D. Lasswell (1948), komunikasi yang efektif dapat diringkas dalam pertanyaan sederhana. Who says what, in which channel, to whom, and with what effect? Pertanyaan itu menegaskan bahwa kualitas komunikasi sangat ditentukan oleh siapa yang berbicara dan bagaimana ia menyampaikan pesannya.

    Humas adalah representasi dari lembaga. Wajah dan suara yang menentukan apakah publik akan percaya atau justru curiga. Fungsi utamanya bukan sekadar menyampaikan informasi, melainkan membangun dan memelihara kepercayaan publik (public trust). Dalam konteks lembaga negara seperti Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI), kepercayaan itu dibangun melalui komunikasi yang transparan, konsisten, dan berorientasi pelayanan.

    Humas lembaga publik dituntut untuk menjadi komunikator yang adaptif. Mereka harus mampu mengelola pesan di berbagai saluran. Misalnya, mulai dari pernyataan resmi di situsnya, hingga informasi populer di kanal media sosialnya. Tidak hanya itu, kolaborasi Humas dengan Pustakawan dapat dibuktikan dalam kerja-kerja komunikator, mulai dari klarifikasi isu hingga kampanye literasi digital. Mereka tidak hanya bekerja dalam ranah informasi, tetapi juga mengelola persepsi dan reputasi.

    Cutlip, Center, dan Broom (2006) dalam Effective Public Relations menyebut Humas sebagai fungsi manajemen yang membangun dan memelihara hubungan saling pengertian antara organisasi dan publiknya. Dalam era disinformasi, fungsi itu bergeser dari sekadar hubungan ke arah tanggung jawab moral: bagaimana memastikan masyarakat memperoleh informasi yang benar, tidak menyesatkan, dan memberi manfaat sosial.

    Ketika terjadi krisis informasi, misalnya penyebaran hoaks, kesalahan data, atau miskomunikasi kebijakan, Humas dituntut untuk bertindak cepat, akurat, dan beretika. Di sinilah profesionalitas komunikator diuji. Bukan hanya bagaimana ia menenangkan situasi, menguraikan informasi agar public teredikasi, melainkan juga bagaimana ia menjaga kepercayaan publik agar tetap utuh.

    Jika Humas adalah komunikator pesan, maka pustakawan adalah komunikator makna. Mereka tidak hanya menyimpan buku atau naskah, melainkan mengelola pengetahuan. Di tangan pustakawan, informasi mentah diubah menjadi pengetahuan yang terorganisasi, tervalidasi, dan mudah diakses.

    McQuail (2010) dalam Mass Communication Theory menekankan bahwa fungsi komunikator publik tidak sekadar menyampaikan pesan, tetapi menciptakan shared understanding atau kesepahaman bersama yang menjadi dasar bagi kohesi sosial. Pustakawan melaksanakan fungsi ini melalui literasi informasi, pelestarian sumber pengetahuan, dan pendidikan publik.

    Dalam konteks Perpusnas RI, pustakawan menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan. Melalui pengelolaan naskah-naskah Nusantara, mereka menjaga warisan pengetahuan bangsa agar tidak hilang ditelan zaman. Pengarsipan, digitalisasi, dan promosi naskah bukan semata kegiatan teknis, tetapi bagian dari komunikasi kebangsaan. Naskah-naskah itu berisi nilai moral, etika sosial, dan filosofi hidup yang membentuk identitas nasional.

    Di era digital, pustakawan tidak lagi hanya berada di balik meja, melainkan aktif di ruang publik. Pustakawan mengedukasi masyarakat tentang cara menilai kredibilitas sumber, memverifikasi informasi, dan menggunakan media digital dengan bijak. Mereka adalah “silent educators” yang menanamkan literasi sebagai bentuk ketahanan nasional terhadap arus disinformasi.

    Humas dan pustakawan sesungguhnya memiliki tiga nilai fundamental yang sama, yaitu kepercayaan publik, integritas, dan etika komunikasi. Mereka bekerja untuk melayani masyarakat, bukan sekadar menyenangkan atasan. Baik Humas maupun pustakawan beroperasi di atas landasan etika profesional dan kebenaran data.

    Sinergi keduanya menciptakan ekosistem komunikasi yang sehat. Humas memastikan pesan lembaga disampaikan dengan kredibel, sementara pustakawan memastikan isi pengetahuan yang dibagikan benar dan terverifikasi.

    Perpusnas RI telah menjadi contoh bagaimana kolaborasi dua profesi ini bisa membangun ekosistem literasi yang kuat. Dalam program Kelas Literasi Anak (KELANA) Spesial Hari Sumpah Pemuda, misalnya, pendekatan literasi tidak hanya dilakukan lewat membaca, tetapi juga melalui psikoedukasi dan keterampilan olah wicara. Di sini, pustakawan, humas, dan komunitas bekerja bersama menanamkan nilai keberanian berbicara, empati, serta kecintaan terhadap pengetahuan sejak usia dini.

    Program semacam ini membuktikan bahwa komunikasi publik tidak berhenti pada penyebaran informasi, tetapi meluas menjadi pendidikan karakter. Itulah makna terdalam dari fungsi komunikator publik dalam lembaga literasi negara: menjadi penjaga makna, bukan sekadar penyampai berita.

    Sumpah Pemuda dan Literasi Digital

    Ketika para pemuda tahun 1928 mengikrarkan Sumpah Pemuda, mereka tidak hanya menyatukan bahasa, bangsa, dan tanah air, tetapi mereka juga menyatukan makna. Mereka memahami bahwa bangsa yang tercerai secara makna akan mudah goyah secara politik dan sosial.

    Kini, Indonesia kembali berada di persimpangan serupa, bahwa tantangan terbesar bukan lagi kolonialisme asing, melainkan kolonialisme informasi. Jika dulu bangsa ini berjuang melawan penjajahan fisik, kini ia berjuang melawan penjajahan algoritma, bias media, dan banjir hoaks yang menyesatkan.

    Dalam konteks kekinian, makna “Satu Nusa” dapat dibaca sebagai komitmen menjaga kedaulatan informasi nasional. Tanah air tidak hanya sebidang wilayah geografis, tetapi juga ruang pengetahuan tempat warga bangsa membangun kesadaran bersama.

    Humas menjadi penjaga agar ruang itu tidak tercemar oleh informasi palsu. Mereka memastikan bahwa komunikasi publik yang keluar dari lembaga negara, termasuk Perpusnas, berbasis data dan memperkuat rasa percaya terhadap institusi publik. Pustakawan memastikan isi pengetahuan yang menjadi referensi publik tetap orisinal dan dapat dipertanggungjawabkan.

    Ketika kedua peran ini berjalan seiring, bangsa memiliki fondasi kuat. Fondasi itu adalah informasi yang akurat dan publik yang literat. Itulah bentuk baru dari “kemerdekaan berpikir” yang menjadi cita-cita para pendiri bangsa.

    Makna “Satu Bangsa” kini menemukan relevansinya dalam kolaborasi lintas profesi dan generasi. Humas tidak bisa bekerja sendiri; mereka memerlukan pustakawan, peneliti, dan pendidik untuk memastikan bahwa pesan publik didukung oleh data dan sumber tepercaya. Sebaliknya, pustakawan membutuhkan dukungan Humas agar hasil kerjanya diketahui dan dimanfaatkan publik secara luas.

    Dengan pendekatan komunikasi publik yang efektif, nilai-nilai kearifan lokal dari naskah-naskah lama dapat dihidupkan Kembali, dalam konteks kebangsaan masa kini. Bahkan nilai-nilai tersebut dapat menjadi sumber inspirasi etika, spiritualitas, dan tanggung jawab sosial. Itulah esensi dalam kolaborasi kebangsaan, ketika setiap profesi menyumbangkan keahliannya untuk memperkuat collective intelligence bangsa.

    Bahasa menjadi sarana pemersatu. Namun, di era media sosial, bahasa juga bisa menjadi sumber perpecahan. Komentar tajam, ujaran kebencian, dan disinformasi kerap mengaburkan empati yang menjadi dasar komunikasi kebangsaan. Di titik ini, humas dan pustakawan memegang tanggung jawab penting. Kedua profesi tersebut bertugas mengembalikan bahasa publik ke fungsi aslinya, yaitu bahasa yang mencerdaskan dan menenangkan.

    Bahasa komunikasi publik seharusnya membangun pengertian, bukan mengadu domba. Ia harus inklusif, jernih, dan mengandung kejujuran. Humas mengelola pesan dengan etika, pustakawan mengelola pengetahuan dengan integritas. Keduanya mengajarkan publik untuk menggunakan bahasa yang berempati, untuk membaca dan berbicara dengan hati.

    Semangat Sumpah Pemuda bukan sekadar romantika sejarah. ia adalah kompas moral untuk menghadapi tantangan komunikasi modern. Dalam dunia yang dipenuhi informasi instan dan opini tak terbatas, semangat itu mengingatkan kita bahwa keutuhan bangsa hanya bisa dijaga jika kebenaran dijaga bersama.

    Humas dan pustakawan adalah dua penjaganya. Mereka mungkin tidak berada di barisan depan politik, tetapi merekalah yang memastikan agar bangsa ini tidak kehilangan jati dirinya di tengah perang makna. Di situlah semangat “pemuda bergerak” menemukan makna baru. Bukan lagi sekadar turun ke jalan, tetapi bergerak dalam literasi, komunikasi, dan tanggung jawab sosial.

    Pada akhirnya, Humas dan pustakawan adalah dua wajah dari satu panggilan, yaitu menjaga bangsa agar tetap bersatu dalam pengetahuan dan kebenaran. Keduanya bekerja di ruang yang berbeda, tetapi memiliki tujuan yang sama, membangun kepercayaan publik yang menjadi dasar kemajuan bangsa.

    Di tengah krisis informasi global, mereka berperan sebagai penuntun arah moral komunikasi, di mana Humas menjaga agar pesan publik tetap etis dan kredibel dan pustakawan menjaga agar isi pengetahuan tetap jernih dan terbuka. Keduanya menjadi manifestasi modern dari semangat Sumpah Pemuda, semangat untuk berpikir jernih, berkolaborasi, dan menjaga persatuan.

    Puluhan tahun setelah ikrar itu dikumandangkan, tantangan bangsa telah berubah dari perang senjata menjadi perang makna. Namun selama masih ada mereka yang bekerja dengan hati, yang menjaga kebenaran dengan tenang, dan yang berkomunikasi dengan empati, bangsa ini tidak akan kehilangan arah.

    Humas dan pustakawan mungkin bukan para orator di podium besar, tetapi merekalah penjaga nalar publik di tengah badai informasi. Selama semangat Sumpah Pemuda terus mengalir dalam kerja mereka, Indonesia akan tetap bersatu dalam bahasa yang jernih, dalam ilmu yang benar, dan dalam keyakinan bahwa pengetahuan adalah wujud paling tinggi dari cinta pada Tanah Air.

     

     

  • Peringati Hari Sumpah Pemuda ke-97, Kukar Ajak Generasi Muda Jadi Penentu Sejarah Bangsa

    Peringati Hari Sumpah Pemuda ke-97, Kukar Ajak Generasi Muda Jadi Penentu Sejarah Bangsa

    Ia menyebut, meski dunia terus bergerak cepat dan menghadirkan tantangan besar, Indonesia tetap memiliki kekuatan utama: pemuda yang jujur, tangguh, dan berani.

    “Di setiap kampung, di setiap kota, masih ada anak muda Indonesia yang jujur, tangguh, dan berani. Itulah kekuatan bangsa kita,” lanjutnya.

    Pemuda dituntut menjadi patriot yang gigih dan empatik, serta mencintai tanah air melalui tindakan nyata.

    “Jangan takut bermimpi besar, jangan takut gagal. Kalian bukan pelengkap sejarah, kalian adalah penentu sejarah berikutnya,” ujarnya menegaskan. 

    Ajakan Menjaga Persatuan dan Semangat Kebangsaan

    Mengakhiri amanat, Taufik mengajak pemuda terus menjaga semangat persatuan dalam membangun bangsa.

    “Mari kita jaga api perjuangan ini, mari kita buktikan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Demi Indonesia Raya yang kuat, adil, makmur, dan disegani dunia. Salam Pemuda!”

    Pemkab Kukar Perkuat SDM Lewat Program Bintang Pengabdian

    Usai upacara, kegiatan dilanjutkan dengan penandatanganan perjanjian kerja sama Binlat Generasi Tangguh, Generasi Pengabdian (Bintang Pengabdian).

    Program ini berfokus pada fasilitasi bimbingan dan pelatihan persiapan seleksi prajurit TNI AD, AL, AU, Kepolisian, serta sekolah kedinasan—komitmen nyata pemerintah daerah dalam memperkuat kualitas SDM pemuda Kukar.

     

    (*)

  • Pemkot Mojokerto Gelar Sarasehan Kepemudaan dalam Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97

    Pemkot Mojokerto Gelar Sarasehan Kepemudaan dalam Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97

    Mojokerto (beritajatim.com) – Dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97, Pemerintah Kota Mojokerto menyelenggarakan Sarasehan Kepemudaan di GOR Seni Majapahit pada Rabu, 29 Oktober 2025. Acara ini dihadiri oleh ratusan pelajar dari berbagai sekolah SMA sederajat yang memadati ruangan dengan semangat kebangsaan yang tinggi.

    Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari, memberikan sambutan yang penuh motivasi kepada para pemuda Kota Mojokerto. Ia menekankan pentingnya peran pemuda dalam menjaga persatuan dan kemajuan bangsa Indonesia.

    “Para tokoh pemuda zaman dulu telah menunjukkan semangat luar biasa dalam memperjuangkan persatuan bangsa. Kini tugas kita adalah melanjutkan semangat itu dengan berkarya dan berkontribusi nyata bagi kemajuan negeri,” ungkapnya.

    Dalam acara tersebut, Ning Ita, sapaan akrab Wali Kota, tak hanya memberikan pesan kebangsaan, tetapi juga berinteraksi langsung dengan para peserta melalui sesi tanya jawab mengenai sejarah Sumpah Pemuda. Peserta yang dapat menjawab pertanyaan dengan cepat dan tepat berkesempatan mendapatkan hadiah menarik yang disediakan oleh sang Wali Kota.

    Hadir pula dalam acara ini Danrem 082/CPYJ Kolonel Inf Bathara Alex Bulo, yang memberikan apresiasi atas upaya Pemkot Mojokerto dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada generasi muda. “Kegiatan seperti ini sangat penting untuk memperkuat rasa cinta tanah air dan semangat kebangsaan di kalangan pelajar,” ujarnya.

    Puncak acara sarasehan ditandai dengan penyerahan hadiah untuk para pemenang Lomba Yel-Yel Kepemudaan, bagian dari rangkaian Festival Pemuda 2025. Juara pertama diraih oleh SMA Negeri 1 Mojokerto, disusul Karang Taruna Kelurahan Surodinawan di posisi kedua, dan SMK Taman Siswa yang meraih juara ketiga.

    Melalui acara ini, Pemkot Mojokerto berharap dapat memperkuat karakter generasi muda Kota Mojokerto untuk selalu menjaga persatuan, cinta tanah air, dan berperan aktif dalam pembangunan kota. Semangat Sumpah Pemuda pun kembali digaungkan dengan harapan agar para pemuda menjadi bagian penting dalam kemajuan bangsa. [tin/suf]

  • Kementerian ESDM serap aspirasi mahasiswa soal sektor energi nasional

    Kementerian ESDM serap aspirasi mahasiswa soal sektor energi nasional

    Pemerintah akan terus hadir menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan energi di masa depan.

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyerap aspirasi mahasiswa soal sektor energi nasional melalui kegiatan kunjungan (roadshow) ke 28 kampus di 20 provinsi seluruh Indonesia.

    Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, mengingatkan pentingnya peran sumber daya manusia (SDM) dari kalangan generasi muda guna mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

    Pemerintah, katanya, akan terus hadir menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan energi di masa depan.

    Kegiatan roadshow dalam rangka memperkuat peran generasi muda menuju Indonesia Emas 2045 tersebut dilakukan Tenaga Ahli Menteri ESDM Muhammad Iksan Kiat.

    Roadshow bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait manajemen risiko industri migas, peningkatan lifting migas, dan peluang investasi di sektor energi.

    Adapun kunjungan ke-28 dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, yang bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda pada Selasa (28/10), sekaligus menandai berakhirnya fase pertama dialog lintas daerah ini.

    Selain Politeknik Negeri Lampung, kegiatan serupa di antaranya juga berlangsung di Universitas Cenderawasih (Jayapura), Universitas Islam Riau (Pekanbaru), Universitas Sam Ratulangi (Manado), Universitas Hasanuddin (Makassar), dan Universitas Mataram (Lombok).

    Dalam setiap kunjungan, Iksan menyampaikan implementasi Astacita Presiden Prabowo Subianto di sektor energi, khususnya penguatan ketahanan energi dan hilirisasi yang kini dikerjakan Kementerian ESDM di bawah kepemimpinan Menteri Bahlil.

    Ia menegaskan komitmennya menjadi jembatan antara pemerintah pusat dan daerah dalam memperkuat kolaborasi dengan pelajar, pengusaha muda, dan pejuang energi di berbagai wilayah.

    “Kaum muda tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap berkontribusi. Indonesia Emas 2045 tidak akan tercapai tanpa energi muda yang kreatif, kompeten, dan berdaya saing global,” ujar Iksan.

    Melalui diskusi dengan mahasiswa, Iksan juga menggali beragam aspirasi, tantangan, dan gagasan solutif dari kalangan muda terkait masa depan energi nasional.

    Selain menyerap aspirasi, roadshow ini juga menjadi sarana untuk meluruskan disinformasi publik dan menyosialisasikan kebijakan strategis Kementerian ESDM, seperti transformasi energi terbarukan, peningkatan lifting migas, pengembangan manajemen risiko industri migas, serta upaya peningkatan investasi di sektor energi.

    Beberapa masukan dari mahasiswa antara lain terkait peningkatan keterampilan sumber daya manusia melalui kolaborasi antara kampus dan lembaga pelatihan seperti BPSDM ESDM, BPSDM daerah, Dinas Ketenagakerjaan, dan Dinas ESDM daerah.

    Mereka juga mendorong keterlibatan perguruan tinggi dalam ristek terapan dan studi bersama berbasis potensi lokal untuk mengembangkan pusat inovasi energi dan mineral di daerah.

    Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat pengembangan energi berkelanjutan serta hilirisasi mineral, sekaligus menciptakan nilai tambah ekonomi di tingkat lokal.

    Selain itu, menurut Iksan, penguatan peran pengusaha muda dan pelaku UMKM energi juga menjadi sorotan penting.

    Dengan dukungan pelatihan, akses permodalan, dan integrasi ke rantai pasok energi nasional, para pelaku usaha lokal diharapkan mampu meningkatkan kontribusi terhadap lifting migas dan memperkuat kemandirian energi daerah.

    Aspirasi yang diperoleh dari kunjungan ini akan dikompilasi sebagai rekomendasi kebijakan nasional agar tata kelola dan ekosistem pembangunan energi semakin terintegrasi dan berkelanjutan.

    “Anak muda adalah energi bangsa. Mereka bukan hanya penerus, tapi penggerak perubahan. Ketika mereka memahami peran strategisnya dalam ekosistem energi nasional, cita-cita Indonesia Emas 2045 bukan sekadar mimpi tapi keniscayaan,” kata Iksan pula.

    Pewarta: Kelik Dewanto
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gibran Bagikan Doorprize Mancing di Bekasi, Warganet: Kerjaan Wapres Enteng Banget

    Gibran Bagikan Doorprize Mancing di Bekasi, Warganet: Kerjaan Wapres Enteng Banget

    GELORA.CO -Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming menghadiri kegiatan Mancing Mania Gratis Jilid II yang digelar di sepanjang Kali Gabus, Kecamatan Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu 26 Oktober 2025.

    Acara yang diinisiasi oleh Karang Taruna Tambun Utara tersebut menjadi salah satu bentuk kreatif perayaan Hari Sumpah Pemuda ke-97. Gibran terlihat ikut membacakan hadiah doorprize dari atas panggung.

    Momen itu turut diunggah melalui Youtube Wakil Presiden RI. Hingga Rabu 29 Oktober, video berdurasi 2.09 menit tersebut telah disaksikan 10.162 kali. 

    Beragam komentar warganet disampaikan setelah menyaksikan aktivitas Gibran tersebut.

    Tidak sedikit warganet yang memberikan komentar nyinyir terhadap aktivitas Gibran yang tidak pernah dilakukan wapres-wapres sebelumnya.

    “Iya wapres diberi tugas yg gampang” Aja…. Bagi” Buku disekolah, bagi” Susu di jalan sama keliling” Pasar, terakhir ajak” Mancing warga, kerja sesuai pendidikannya….,” kata @kasanudinS.

    “19 jt lapangan kerja kelanjutannya gmana nih, kog masih gtu” aja,” sambung @AnggaFirmansyah-f9s.

    “Enteng amat kerjaan jadi wapres ,,tiap hari main blusukan dolan dolan yang ngga penting,” tulis @Rahmat-Hidayat-j9j5h. 

  • ASN Kabur Sebelum Upacara Sumpah Pemuda Usai, Pemkab Bojonegoro Ancam Beri SP1

    ASN Kabur Sebelum Upacara Sumpah Pemuda Usai, Pemkab Bojonegoro Ancam Beri SP1

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro mengancam akan memberikan sanksi tegas kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) yang kedapatan meninggalkan barisan sebelum upacara Hari Sumpah Pemuda berakhir. Tindakan ratusan ASN yang membubarkan diri saat acara masih berlangsung pada Selasa (28/10/2025) itu memicu kemarahan Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono.

    Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan (BKPP) Bojonegoro, Hari Kristianto, mengatakan pihaknya saat ini masih melakukan penelusuran untuk mengidentifikasi ASN yang melanggar disiplin. Pemeriksaan dilakukan melalui rekaman Closed-Circuit Television (CCTV) di sekitar lokasi upacara.

    “Kami masih menelusuri ASN yang membubarkan diri dari barisan saat upacara Sumpah Pemuda dengan mengecek CCTV,” ujar Hari Kristianto, Rabu (29/10/2025).

    Insiden ini terjadi sesaat setelah sesi penyerahan penghargaan berakhir. Alih-alih menunggu pengumuman resmi acara ditutup, sejumlah ASN beramai-ramai meninggalkan Lapangan Pemkab Bojonegoro. Aksi “kabur massal” itu disaksikan langsung oleh Bupati Setyo Wahono yang kemudian menyampaikan teguran keras di hadapan peserta upacara yang masih bertahan.

    Bupati menilai tindakan tersebut sebagai bentuk ketidakhormatan terhadap institusi dan mencederai semangat pelayanan publik. “Kita harus disiplin, karena kita ini melayani masyarakat. Kalau kita tidak tertib dan tidak menghargai forum resmi, maka masyarakat pun tidak akan menghargai kita,” tegas Bupati di lokasi upacara.

    Sebagai langkah pembinaan dan efek jera, Bupati telah memerintahkan seluruh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk memberikan Surat Peringatan Pertama (SP1) kepada ASN yang terbukti melanggar.

    BKPP menegaskan bahwa pengecekan CCTV dilakukan secara cermat agar sanksi diberikan secara tepat dan tidak salah sasaran. Setelah hasil identifikasi selesai, daftar nama pelanggar akan diserahkan kepada kepala OPD masing-masing untuk diterbitkan SP1.

    Pemkab Bojonegoro berharap insiden ini menjadi pembelajaran bagi seluruh ASN untuk menjunjung tinggi disiplin, etika, dan integritas sebagai abdi negara. Pemerintah daerah menegaskan tidak akan mentolerir bentuk pelanggaran disiplin, sekecil apa pun, terutama dalam kegiatan kenegaraan. [lus/beq]

  • Ning Ita Ajak Pemuda Mojokerto Warisi Semangat Majapahit di Puncak Peringatan Sumpah Pemuda

    Ning Ita Ajak Pemuda Mojokerto Warisi Semangat Majapahit di Puncak Peringatan Sumpah Pemuda

    Mojokerto (beritajatim.com) – Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari menyerukan agar generasi muda Kota Mojokerto meneladani semangat juang dan nasionalisme leluhur Majapahit.

    Pesan itu disampaikan dalam puncak peringatan Hari Sumpah Pemuda yang dikemas dalam Festival Pemuda Kota Mojokerto 2025, di Taman Bahari Majapahit, Selasa (28/10/2025) malam.

    Dalam acara yang berlangsung semarak tersebut, berbagai pertunjukan seni dan kreativitas anak muda ditampilkan. Mulai dari penampilan Andita Shevia, juara FLSSN Jawa Timur, hingga aksi Bantengan Arek Bodoyo dan video pendek karya pemuda yang menampilkan semangat kebangsaan di era digital. Malam festival semakin semarak ketika grup band Twentynine

    Twentynine tampil membawakan lagu-lagu penuh energi yang mengundang antusiasme pengunjung. Selain hiburan, momen kebangsaan juga dikuatkan melalui pembacaan naskah Sumpah Pemuda yang dipimpin oleh Komandan Korem 082/CPYJ, Kolonel Inf. Batara Alex Bulo, dengan balutan kostum Brawija V. Suasana menjadi khidmat ketika ratusan pemuda mengucapkan ikrar bersama.

    Dalam sambutannya, Ning Ita (sapaan akrab, red) yang tampil anggun dengan busana bergaya Ratu Tribhuwana Tunggadewi menegaskan pentingnya menumbuhkan nasionalisme dan kontribusi nyata bagi kemajuan bangsa.

    “Cinta pada bangsa tidak diukur dari seberapa keras kita berteriak, tetapi dari seberapa besar kontribusi yang kita berikan bagi negeri,” ungkapnya.

    Ning Ita juga menegaskan bahwa darah perjuangan Majapahit mengalir dalam diri masyarakat Mojokerto, terutama generasi mudanya. Festival Pemuda Kota Mojokerto 2025 menjadi simbol kebangkitan semangat anak muda di era modern.

    Melalui kolaborasi dan kreativitas, mereka diharapkan mampu menjaga persatuan serta mengharumkan kembali nama Bumi Majapahit di kancah nasional. [tin/ian]

  • Dirut Pertamina: Pemuda Penentu Sejarah Energi Masa Depan

    Dirut Pertamina: Pemuda Penentu Sejarah Energi Masa Depan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebagai peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menegaskan bahwa semangat Sumpah Pemuda menjadi inspirasi penting bagi seluruh Perwira Pertamina untuk terus berjuang membawa nama harum Indonesia di kancah dunia.

    “Hari ini tugas kita berbeda. Kita tidak lagi mengangkat bambu runcing, tetapi mengangkat ilmu, kerja keras, dan kejujuran. Namun semangatnya tetap sama, Indonesia harus berdiri tegak, Indonesia tidak boleh kalah,” tegas Simon, mengutip amanat Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun 2025, dikutip Rabu (29/20/2028).

    Simon juga berpesan kepada seluruh Perwira Pertamina, khususnya generasi muda, untuk selalu berani bermimpi besar dan pantang menyerah, sebagaimana pesan Presiden Prabowo Subianto agar anak muda Indonesia terus menjadi penggerak perubahan.

    “Jangan takut bermimpi besar, jangan takut gagal. Kalian bukan pelengkap sejarah, Kalian adalah penentu sejarah berikutnya,” ujar Simon.

    Menurut Simon, generasi muda Indonesia adalah penentu sejarah energi masa depan dan menjadi kekuatan utama bangsa.

    Dalam konteks Pertamina sebagai perusahaan energi nasional, Simon mengajak seluruh Perwira Pertamina untuk menjadi teladan perubahan dan inovasi, sejalan dengan visi Pertamina menuju transisi energi dan Net Zero Emission 2060.

    “Perwira Pertamina harus menjadi pionir dalam perubahan. Jadilah pemuda yang berani mengambil peran, mempercepat transformasi energi untuk mendukung kemandirian energi, dan menghadirkan solusi energi berkelanjutan bagi negeri. Di tangan generasi muda, masa depan energi Indonesia ditentukan,” pungkas Simon. 

    (bul/bul)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Selamat Hari Sumpah Pemuda, Jangan Takut Gagal dan Bermimpi Besar

    Selamat Hari Sumpah Pemuda, Jangan Takut Gagal dan Bermimpi Besar

    Jakarta

    Presiden Prabowo Subianto mengucapkan selamat Hari Sumpah Pemuda ke-97. Prabowo mengajak para pemuda dan pemudi untuk tidak takut bermimpi.

    “Saya Prabowo Subianto, Presiden Republik Indonesia, atas nama pribadi dan atas nama pemerintah mengucapkan selama Hari Sumpah Pemuda ke-97 tahun 2025. Hari ini kita memperingati sebuah tonggak sejarah penting, saat pemuda Indonesia pada tahun 1928 meneguhkan tekad yang menyatukan bangsa, bertumpah darah satu, Tanah Air Indonesia, berbangsa satu, bangsa Indonesia dan menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia,” ujar Prabowo dalam tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (28/10/2025).

    Prabowo mengenang perjuangan para pemuda memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Prabowo mengajak untuk melanjutkan perjuangan itu.

    “Mereka yang pada saat itu berusia muda, tidak lebih dari 22, 23, 24 tahun, hanya ingin 1 hal, Indonesia merdeka, Indonesia bersatu, berdaulat, bermartabat, dan kini, tugas kita adalah melanjutkan perjuangan mereka melalui ilmu, kejujuran, disiplin, dan kerja keras. Kita harus isi kemerdekaan kita. Kita harus membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju, bangsa yang modern, bangsa yang sejahtera,” jelasnya.

    Prabowo mengatakan bahwa pemuda adalah harapan bangsa. Indonesia, kata Prabowo, tidak akan maju tanpa semangat anak muda.

    “Selama masih ada anak muda Indonesia yang jujur, yang berani dan setia kepada bangsa dan rakyatnya, Indonesia tidak akan pernah dikalahkan,” imbuhnya.

    Prabowo berpesan kepada anak muda untuk tidak takut bermimpi. Dia juga mengingatkan agar tidak takut dengan kegagalan.

    “Bersama kita buktikan bahwa negara Indonesia adalah negara yang kuat, yang adil yang makmur yang disegani dunia karena rakyatnya sejahtera. Sekali lagi saya ucapkan selama Hari Sumpah Pemuda yang ke-97 tahun 2025, pemuda pemudi bergerak, Indonesia bersatu,” imbuhnya.

    (lir/dek)

  • Pimpin Upacara Sumpah Pemuda 2025, Dirut Pertamina: Generasi Muda Penentu Sejarah Energi Masa Depan

    Pimpin Upacara Sumpah Pemuda 2025, Dirut Pertamina: Generasi Muda Penentu Sejarah Energi Masa Depan

    Pimpin Upacara Sumpah Pemuda 2025, Dirut Pertamina: Generasi Muda Penentu Sejarah Energi Masa Depan
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – PT Pertamina (Persero) sukses menggelar upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta Pusat, Selasa (28/10/2025).
    Upacara tersebut dipimpin langsung oleh Direktur Utama (Dirut) Pertamina Simon Aloysius Mantiri dan diikuti oleh jajaran direksi, komisaris, manajemen, serta seluruh Perwira Pertamina Group.
    Dalam amanatnya, Simon menegaskan bahwa semangat Sumpah Pemuda menjadi inspirasi penting bagi seluruh Perwira Pertamina untuk terus berjuang mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.
    “Hari ini tugas kita berbeda. Kita tidak lagi mengangkat bambu runcing, tetapi mengangkat ilmu, kerja keras, dan kejujuran. Namun, semangatnya tetap sama, Indonesia harus berdiri tegak, Indonesia tidak boleh kalah,” ujar Simon dalam keterangan resminya, Selasa.
    Pernyataan tersebut ia kutip dari amanat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia Erick Thohir dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda 2025.
    Simon juga berpesan kepada seluruh Perwira Pertamina, khususnya generasi muda, untuk selalu berani bermimpi besar dan pantang menyerah, sebagaimana pesan Presiden RI Prabowo Subianto agar anak muda Indonesia terus menjadi penggerak perubahan.
    “Jangan takut bermimpi besar, jangan takut gagal. Kalian bukan pelengkap sejarah. Kalian adalah penentu sejarah berikutnya,” tegasnya.
    Menurut Simon, generasi muda Indonesia adalah penentu sejarah energi masa depan dan menjadi kekuatan utama bangsa.
    Dalam konteks Pertamina sebagai perusahaan energi nasional, Simon mengajak seluruh Perwira Pertamina untuk menjadi teladan perubahan dan inovasi, sejalan dengan visi Pertamina menuju transisi energi dan Net Zero Emission (NZE) 2060.
    “Perwira Pertamina harus menjadi pionir dalam perubahan. Jadilah pemuda yang berani mengambil peran, mempercepat transformasi energi untuk mendukung kemandirian energi dan menghadirkan solusi energi berkelanjutan bagi negeri. Di tangan generasi muda, masa depan energi Indonesia ditentukan,” ucapnya.
    Sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, Pertamina berkomitmen mendukung target NZE 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs).
    Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan
    environmental, social, and governance
    (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.