Event: Hari Pancasila

  • Bamsoet: Hari Lahir Pancasila momentum refleksi peran jaga persatuan

    Bamsoet: Hari Lahir Pancasila momentum refleksi peran jaga persatuan

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi III DPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan agar perayaan Hari Lahir Pancasila setiap 1 Juni tidak hanya menjadi seremoni belaka, tetapi menjadi momentum untuk merefleksikan kembali peran setiap individu dalam menjaga persatuan bangsa.

    “Perayaan hari lahir Pancasila tidak boleh hanya menjadi seremoni belaka. Tetapi harus menjadi momentum untuk merefleksikan kembali peran setiap individu dalam menjaga persatuan bangsa, terutama di ruang digital yang kini menjadi medan baru perjuangan nilai,” kata Bamsoet, sapaan karibnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.

    Dia menyebut merayakan Pancasila berarti menanamkan semangat persatuan dalam algoritma kehidupan sehari-hari, meskipun berbeda suku, agama, pilihan politik, atau preferensi budaya.

    “Kita tetap satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa: Indonesia,” ujarnya.

    Mantan Ketua DPR dan MPR itu juga mengatakan perayaan hari lahir Pancasila merupakan momen penting bagi masyarakat Indonesia untuk merenungkan kembali nilai-nilai dasar yang terkandung dalam ideologi bangsa tersebut.

    Terlebih, lanjut dia, tantangan untuk mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa menjadi semakin kompleks di tengah era informasi yang bergerak cepat melalui media digital.

    Untuk itu, dia menyebut nilai-nilai dalam lima sila Pancasila yang menyatukan seluruh elemen masyarakat Indonesia harus diinternalisasikan dalam setiap interaksi di ruang digital.

    “Fenomena ‘echo chamber’ dan algoritma yang hanya menyajikan informasi sesuai preferensi pengguna telah mempersempit ruang dialog dan memperlebar jurang perbedaan. Dalam hal ini, nilai-nilai Pancasila, khususnya sila ketiga yaitu ‘Persatuan Indonesia’, menjadi sangat relevan untuk kembali ditegakkan, terutama di dunia digital,” katanya.

    Dia menjelaskan tantangan lain yang perlu dicermati ialah ancaman disinformasi yang datang dari luar negeri dan dimanfaatkan untuk mengganggu stabilitas nasional.

    Menurut dia, Indonesia sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia memiliki posisi strategis dalam konteks geopolitik global, dan ruang digital Indonesia bukanlah ruang yang steril.

    Oleh sebab itu, dia menekankan meneguhkan nilai-nilai Pancasila, khususnya semangat persatuan, juga menjadi bagian dari ketahanan nasional di era digital.

    “Ketahanan ini hanya akan kuat jika masyarakat memiliki kesadaran kolektif bahwa identitas digital kita adalah bagian dari identitas kebangsaan,” tuturnya.

    Dia pun menambahkan bahwa seluruh elemen bangsa memiliki peran vital sebagai penjaga nilai Pancasila sehingga harus berperan aktif dalam merajut persatuan di era digital, khususnya generasi muda yang mendominasi demografi pengguna internet.

    “Dalam setiap unggahan, komentar, dan interaksi daring, ada ruang untuk merefleksikan apakah tindakan tersebut memperkuat atau justru merusak nilai-nilai persatuan,” ucapnya.

    Sebab, sambung dia, nasionalisme era digital bukan lagi soal berdiri di medan perang, melainkan menjaga ruang digital dari perpecahan, menjaga wacana dari kebencian, serta merawat kebhinekaan melalui literasi dan etika bermedia.

    Selain itu, dia mengingatkan agar pengajaran Pancasila tidak cukup hanya lewat buku teks dan hafalan sila, melainkan melalui pendekatan yang kontekstual dan kreatif. Misalnya, melalui film pendek, vlog edukatif, atau kampanye media sosial yang memuat narasi kebangsaan.

    “Sejumlah komunitas daerah telah memulai ini dengan memproduksi konten edukatif berbahasa daerah untuk memperkuat jati diri lokal sambil menjembatani rasa kebangsaan. Inilah bentuk nyata dari semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ yang hidup di dunia maya,” kata dia.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

  • Hari Lahir Pancasila! Berikut Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 1 Juni 2025

    Hari Lahir Pancasila! Berikut Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 1 Juni 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda kembali merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik pada Hari Kelahiran Pancasila, tepatnya Minggu, 1 Juni 2025.

    “Cuaca di Surabaya diprediksi berawan sepanjang hari ini. Begitu juga dengan Sidoarjo dan Gresik, tidak ada tanda akan turun hujan,” ujar Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., Sabtu (31/5/2025).

    Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini

    BMKG memprediksi hari ini cuaca Kota Pahlawan diprediksi berawan sepanjang hari ini. Adapun beberapa daerah saja yang tampak hujan ringan sekitar pukul 9.00 WIB, seperti Kecamatan Bulak, Mulyorejo, dan Sukolilo.

    Suhu udara: 24°C – 30°C
    Kelembapan: 66% – 96%
    Kecepatan angin: 13,3 km/jam dari arah Selatan.

    Prakiraan Cuaca Sidoarjo Hari Ini

    Hampir sama seperti Surabaya, cuaca di Sidoarjo cenderung berawan pada Hari Kelahiran Pancasila ini. Adapun Kecamatan Sukodono dan Taman diprakirakan turun hujan dengan intensitas ringan sekitar pukul 9.00-11.00 WIB.

    Suhu udara: 24°C – 31°C
    Kelembapan: 63% – 97%
    Kecepatan angin: 14,7 km/jam dari arah Barat.

    Prakiraan Cuaca Gresik Hari Ini

    Pada pagi hari, Kecamatan Sangkapura dan Tambak terjadi hujan petir. Kemudian sekitar pukul 12.00—14.00 WIB kembali hujan, tapi dengan intensitas ringan. Selebihnya, cuaca tampak berawan.

    Suhu udara: 25°C – 28°C
    Kelembapan: 78% – 93%
    Kecepatan angin: 15,3 km/jam dari arah Barat.

    Meski cuaca berawan mendominasi, masyarakat disarankan untuk membawa payung atau jas hujan sebagai langkah antisipatif. Mengingat cuaca di wilayah tropis seperti Jawa Timur dapat berubah dalam waktu singkat, penting bagi warga untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya.

    Dengan memahami prakiraan cuaca secara detail, masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapat menjalani aktivitas hari ini dengan lebih aman dan nyaman, termasuk saat memulai aktivitas tempat. [fyi/aje]

  • Hari Lahir Pancasila 1 Juni: Siapa Saja Tokoh-Tokoh dalam Panitia Sembilan?

    Hari Lahir Pancasila 1 Juni: Siapa Saja Tokoh-Tokoh dalam Panitia Sembilan?

    3. Muhammad Yamin (Anggota)

    Selain dikenal sebagai anggota Panitia Sembilan. Mohammad Yamin juga dikenal sebagai salah satu perumus utama Sumpah Pemuda. Yamin juga diakui sebagai penyair yang memberikan inovasi dalam perkembangan sastra Indonesia.

    4. Achmad Soebardjo (Anggota)
Achmad Soebardjo adalah seorang diplomat yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri pertama Indonesia. Ia aktif dalam Liga Menentang Imperialisme dan Penindasan, merefkeksikan komitmennya pada kemerdekaan dan perdamaian dunia.

    5. Mr. A.A Maramis (Anggota)
Mr. A.A. Maramis adalah pejuang kemerdekaan Indonesia dan anggota KNIP. Ia terlibat dalam perumusan Piagam Jakarta dan merupakan mantan Menteri Keuangan Indonesia.

    Kontribusinya terhadap keuangan negara menjadi salah satu pilar ekonomi nasional pada masa awal kemerdekaan. Ia juga berperan penting dalam pencetakan uang kertas pertama Indonesia, Oeang Republik Indonesia (ORI).

    6. Abdoel Kahar Moezakir (Anggota)

    Abdoel Kahar Moezakir adalah seorang sarjana pendidikan teknik mesin yang terlibat dalam kegiatan politik dan organisasi HMI dan AMPI. Pada 2019, ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional. 


     

  • Peringati Hari Lahir Pancasila, Pemkab Ponorogo Kirab 21 Tumpeng Hasil Bumi
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        31 Mei 2025

    Peringati Hari Lahir Pancasila, Pemkab Ponorogo Kirab 21 Tumpeng Hasil Bumi Surabaya 31 Mei 2025

    Peringati Hari Lahir Pancasila, Pemkab Ponorogo Kirab 21 Tumpeng Hasil Bumi
    Tim Redaksi
    PONOROGO, KOMPAS.com
    – Pemerintah Kabupaten
    Ponorogo
    , Jawa Timur menggelar
    kirap 21 tumpeng raksasa
    hasil bumi dalam rangka memeringati hari lahirnya Pancasila, Sabtu sore (31/5/2025).
    Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengatakan, gunungan hasil bumi merupakan gunungan raksasa yang terbuat dari palawija, aneka sayur mayur, serta hasil pertanian lainnya.
    “Kenapa hasil bumi? Karena kita ingin punya semangat bahwa Ponorogo biar subur dan makmur.”
    “Kenapa hasil bumi? Karena kita ingin membumikan Pancasila ke tanah kelahirannya.”
    “Diambil dari roh Indonesia, maka Pancasila nomor 1, itu harus kita jadikan alat untuk pemersatu Bangsa,” ujar dia di sela-sela kegiatan kirab.
    Sugiri Sancoko menambahkan, kegiatan kirap gunungan hasil bumi bertajuk
    Harmoni 21 Kecamatan
    dalam Semangat Pancasila ini baru pertama kali dilaksanakan.
    Dia berharap tidak menutup kemungkinan ke depan akan dijadikan c
    alendar of event
    (CoE) dalam rangka memeringati
    Hari Lahir Pancasila
    1 Juni.
    “Setiap 1 Juni kita adakan
    Pancasila Night
    atau
    Sukarno Car Free Night
    ,” imbuh dia.
    Kirab melalui jalan Pasar Lanang di Jalan Urip Sumoharjo hingga zona lima atau timur perempatan Tambakbayan, Ponorogo.
    Berbagai hasil bumi dari 21 kecamatan se-Ponorogo menjadi rebutan masyarakat yang memadati Jalan Urip Sumoharjo, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo.
    Wahyudi, salah satu warga yang berhasil berebut hasil pertanian dan perkebunan seperti cabai, kacang panjang, jagung, dan hasil pertanian lainnya, mengaku senang.
    “Ini namanya
    ngalap
    berkah. Senang dengan kegiatan seperti ini karena selain pertama kali dilakukan, kita senang ada kegiatan yang mengajak masyarakat memeringati lahirnya dasar Negara dan ideologi Bangsa Indonesia,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Awal 1 Juni Hari Lahir Pancasila, Ini Tema-Filosofi Logo Tahun 2025

    Awal 1 Juni Hari Lahir Pancasila, Ini Tema-Filosofi Logo Tahun 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – 1 Juni diperingati sebagai hari Lahir Pancasila. Sebagai hari untuk mengenang momen penting sejarah lahirnya dasar negara, pemerintah merilis tema dan logo resmi yang berbeda untuk memeriahkan peringatannya.

    Mengutip laman Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP)  Republik Indonesia, penetapan Hari Lahir Pancasila merujuk pada momen ketika Sukarno membacakan pidatonya dalam sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945. Pidato tersebut berisi konsep awal Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

    Sidang BPUPKI sendiri memiliki agenda utama untuk merumuskan persiapan kemerdekaan Indonesia. Melalui proses bertahap, sidang ini akhirnya menghasilkan dasar negara yang kini dikenal sebagai Pancasila.

    Sejarah lahirnya Pancasila berawal dari kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik. Saat itu Jepang meminta bantuan Indonesia menghadapi serangan tersebut.

    Sebagai imbalannya, Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Badan ini beranggotakan 62 orang Indonesia dan 8 perwakilan Jepang.

    Anggota BPUPKI dilantik pada tanggal 29 April 1945. Setelah itu, BPUPKI menggelar sidang pertamanya dari 29 Mei hingga 1 Juni 1945 untuk merancang dasar negara Indonesia.

    Kendati demikian, belum ada konsep pasti yang disepakati.

    Soekarno kemudian menyampaikan pidatonya tentang gagasan dasar negara yang terdiri dari lima prinsip, yaitu:

    Kebangsaan

    Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan

    Mufakat atau Demokrasi

    Kesejahteraan Sosial

    Ketuhanan.

    Setelah itu, BPUPKI lalu membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari Soekarno, Mohammad Hatta, Abikoesno Tjokrosoejoso, Agus Salim, Wahid Hasjim, Mohammad Yamin, Abdul Kahar Muzakir, Mr AA Maramis, dan Achmad Soebardjo. Tugas panitia ini adalah menyempurnakan prinsip-prinsip tersebut.

    Berikut hasil perumusan kelima prinsip yang menjadi Pancasila:

    Ketuhanan Yang Maha Esa

    Kemanusiaan yang adil dan beradab

    Persatuan Indonesia

    Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

    Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

    Pancasila kemudian disahkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Proses pengesahan ini tentunya melewati beberapa tahap persidangan.

    Akhirnya, seperti dilansir Detik Sulsel, sejak saat tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila. Penetapan ini dimuat dalam Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016 yang ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo.

    Tema Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025

    Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025 mengusung tema “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya”. Hal tersebut dimuat dalam Surat Edaran Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Nomor 4 Tahun 2025 tentang Perubahan Atas Surat Edaran Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Nomor 3 Tahun 2025 Tentang Pedoman Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2025

    Tema ini memiliki makna seluruh masyarakat perlu untuk kembali meneguhkan komitmennya terhadap nilai-nilai dasar. Sebab, pancasila bukan sekadar rumusan historis, tetapi pedoman hidup menuju cita-cita Indonesia yang adil dan makmur.

    Tema “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya” menegaskan pentingnya menjaga persatuan dalam keberagaman sebagai kekuatan bangsa. Dari sila pertama hingga kelima, Pancasila menuntun pembangunan kehidupan dengan semangat gotong royong dan keadilan sosial.

    Logo Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025 dan Filosofinya.

    Surat Edaran Kepala BPIP tentang Pedoman Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2025 juga memuat logo peringatan Hari Lahir Pancasila. Logo tahun ini bernama “Garuda Niskala Hema” yang berbentuk garuda emas dengan lima pilar utama dan buku terbuka.

    Garuda melambangkan kekuatan, kemuliaan, dan dinamika bangsa. Sedangkan Niskala dalam bahasa Sansekerta artinya kokoh dan kuat, atau dalam bahasa Yunani artinya kemenangan.

    Niskala juga sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak dapat dilihat, disentuh, atau dirasakan secara fisik. Ini mengartikan, ideologi Pancasila selalu tertanam dalam pikir, laku, dan jiwa manusia Indonesia secara sadar atau tanpa disadari.

    Sementara Hema berarti emas atau sesuatu yang berharga dan indah. Emas juga menggambarkan simbol keberhasilan dan kejayaan.

    Logo “Garuda Niskala Hema” ini terdiri dari tiga elemen utama yang masing-masing memiliki makna sebagai berikut:

    Ilustrasi manusia dengan segitiga emas ke atas melambangkan Generasi Emas Indonesia dan masa depan yang penuh harapan. Warna dan posisi ikon menegaskan peran manusia sebagai pusat pembangunan karakter bangsa.

    Pilar lima tiang kokoh melambangkan lima sila Pancasila sebagai pondasi utama kehidupan berbangsa dan bernegara. Simbol ini menegaskan bahwa setiap tindakan dan kebijakan harus berlandaskan nilai-nilai luhur Pancasila.

    Buku terbuka melambangkan keberanian, kemerdekaan, dan semangat menggapai cita-cita. Simbol ini juga menyiratkan pentingnya pendidikan Pancasila sejak dini sebagai dasar pemahaman dan pengamalan nilai-nilainya.

    Foto: Hari Lahir Pancasila diperingati setiap 1 Juni di Indonesia. (Freepik)
    Hari Lahir Pancasila diperingati setiap 1 Juni di Indonesia. (Freepik)

    (dce)

  • Ini Teks Amanat Pembina Upacara Harlah Pancasila 2025

    Ini Teks Amanat Pembina Upacara Harlah Pancasila 2025

    Muhammad Syahrul Ramadhan • 31 Mei 2025 13:46

    Jakarta: Hari Lahir Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni. Menjelang peringatan Hari Lahir Pancasila, Badan Pengarah Ideologi Pancasila (BPIP) mengeluarkan pedoman upacara bendera Harlah Pancasila 2025.

    Berdasarkan Surat Edaran Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Nomor 5 Tahun 2025 Tentang Pedoman Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2025, upacara bendera Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025  dilaksanakan pada Senin, 2 Juni 2025. Upacara ini digelar di tingkat pusat, daerah dan satuan pendidikan formal.
    Teks Amanat Pembina Upacara Hari Lahir Pancasila 2025
    Berikut teks amanat upacara Hari Lahir Pancasila yang dilaksanakan pada 2 Juni 2025:

    Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
    Salam sejahtera bagi kita semua,
    Om swastiastu,
    Namo buddhaya,
    Salam kebajikan,
    Salam Pancasila!
    Saudara-saudari sebangsa dan setanah air,

    Hari ini, tanggal 2 Juni 2025, kita kembali memperingati momentum yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia: Hari Lahir Pancasila. Hari ketika kita tidak hanya mengenang rumusan dasar negara, tetapi juga meneguhkan kembali komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945. Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

    Dalam semangat memperkokoh ideologi Pancasila, izinkan saya mengajak kita semua merenungkan kembali bahwa Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia. Ia mempersatukan lebih dari 270 (dua ratus tujuh puluh) juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya dan bahasa yang berbeda. Dalam Pancasila, kita belajar bahwa kebinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu. Dari sila pertama hingga sila kelima, terkandung prinsip-prinsip yang menuntun kita membangun bangsa dengan semangat gotong-royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap martabat manusia.

    Hadirin yang saya hormati,
    Dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu yang paling fundamental dalam Asta Cita tersebut adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi dan hak asasi manusia.
    Mengapa ini menjadi prioritas? Karena kita menyadari bahwa kemajuan tanpa arah ideologis akan mudah goyah. Kemajuan ekonomi tanpa pondasi nilai-nilai Pancasila bisa melahirkan ketimpangan. Kemajuan teknologi tanpa bimbingan moral Pancasila bisa menjerumuskan bangsa pada dehumanisasi.

    Memperkokoh ideologi Pancasila berarti menegaskan kembali bahwa pembangunan bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap Pancasila pun semakin nyata. Kita menyaksikan penyebaran paham-paham
    ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi yang mengancam kohesi sosial kita. Oleh karena itu, melalui Asta Cita, kita dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan: dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital.
     

    Pertama, dalam dunia pendidikan, kita perlu menanamkan Pancasila sejak dini, bukan sekadar dalam pelajaran formal, tetapi dalam praktik keseharian. Sekolah dan universitas harus menjadi tempat lahirnya generasi yang cerdas secara intelektual, tangguh secara karakter dan kuat dalam integritas moral.

    Kedua, di lingkungan pemerintahan dan birokrasi, nilai-nilai Pancasila harus hadir dalam bentuk pelayanan publik yang berkeadilan, transparan dan berpihak pada rakyat. Setiap kebijakan dan program harus mencerminkan semangat kemanusiaan dan keadilan sosial, bukan kepentingan kelompok atau golongan.

    Ketiga, dalam bidang ekonomi, kita perlu memastikan bahwa pembangunan tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang, tetapi menjadi berkah bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial, sebagaimana termaktub dalam sila kelima, harus menjadi orientasi utama. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), ekonomi kerakyatan dan koperasi harus terus diberdayakan agar tidak ada warga yang tertinggal dalam kemajuan bangsa.

    Keempat, dalam ruang digital, kita harus membangun kesadaran kolektif bahwa dunia maya bukan ruang bebas nilai. Etika, toleransi dan saling menghargai tetap harus ditegakkan. Pancasila harus menjadi panduan dalam berinteraksi di media sosial maupun platform digital lainnya. Mari kita perangi hoaks, ujaran kebencian dan provokasi, dengan literasi digital dan semangat gotong-royong.

    Hadirin yang saya banggakan,
    BPIP sebagai lembaga yang bertugas membina dan memperkuat ideologi Pancasila terus berkomitmen menghadirkan berbagai program strategis: dari pembinaan ideologi di lingkungan pendidikan, pelatihan bagi aparatur sipil negara (ASN) dan aparat negara, penguatan kurikulum Pancasila, hingga kolaborasi lintas sektor untuk mengarusutamakan Pancasila di berbagai lapisan masyarakat. Semua ini bertujuan agar Pancasila tidak hanya dihafalkan, tetapi dihidupi dan dijalankan dalam tindakan nyata.

    Namun, tugas ini tidak bisa dijalankan sendiri. Kita semua, seluruh elemen bangsa dari pusat hingga daerah, dari pejabat hingga masyarakat, dari tokoh agama hingga pemuda, memiliki peran untuk menjadi pelaku utama pembumian Pancasila.
    Mari kita jadikan Hari Lahir Pancasila ini bukan sekadar seremonial, tetapi momen untuk memperkuat komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur bangsa. Jadikan setiap langkah, setiap kebijakan, setiap ucapan dan tindakan kita sebagai cerminan dari semangat Pancasila.

    Kita ingin Indonesia yang maju bukan hanya secara teknologi, tetapi juga secara moral. Kita ingin Indonesia yang sejahtera bukan hanya dalam angka statistik, tetapi juga dalam rasa keadilan dan persaudaraan. Kita ingin Indonesia yang dihormati dunia bukan hanya karena kekuatan ekonominya, tetapi karena keluhuran budinya dan kebijaksanaan rakyatnya.

    Saudara-saudari sekalian,
    Peringatan Hari Lahir Pancasila ini harus menjadi pengingat bahwa masa depan bangsa berada di tangan kita. Jika kita ingin mewujudkan Indonesia Raya, maka tidak ada jalan lain selain memastikan bahwa Pancasila tetap menjadi jiwa dalam setiap denyut nadi pembangunan.
    Akhirnya, marilah kita terus bergotong-royong, menjaga persatuan, menghargai perbedaan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan. Jadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi dalam berkarya, berbangsa dan bernegara.

    Dirgahayu Pancasila!
    Jayalah Indonesiaku!
    Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
    Om santi santi santi om,
    Namo buddhaya,
    Salam kebajikan.
    Salam Pancasila!
    Tema dan Logo Harlah Pancasila 2025

    Tahun ini BPIP mengusung tema “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya” untuk peringatan Hari Lahir Pancasila. Tema tersebut tertuang dalam Surat Edaran Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Nomor 3 Tahun 2025 Tentang Pedoman Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2025.

    Selain tema, BPIP juga sudah merilis logo peringatan Hari Lahir Pancasila 2025. Logo tahun ini diberi nama “Garuda Niskala Hema”. Nama dan logo ini sarat dengan makna.

    Jakarta: Hari Lahir Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni. Menjelang peringatan Hari Lahir Pancasila, Badan Pengarah Ideologi Pancasila (BPIP) mengeluarkan pedoman upacara bendera Harlah Pancasila 2025.
     
    Berdasarkan Surat Edaran Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Nomor 5 Tahun 2025 Tentang Pedoman Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2025, upacara bendera Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025  dilaksanakan pada Senin, 2 Juni 2025. Upacara ini digelar di tingkat pusat, daerah dan satuan pendidikan formal.
    Teks Amanat Pembina Upacara Hari Lahir Pancasila 2025
    Berikut teks amanat upacara Hari Lahir Pancasila yang dilaksanakan pada 2 Juni 2025:
     
    Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
    Salam sejahtera bagi kita semua,
    Om swastiastu,
    Namo buddhaya,
    Salam kebajikan,
    Salam Pancasila!
    Saudara-saudari sebangsa dan setanah air,

    Hari ini, tanggal 2 Juni 2025, kita kembali memperingati momentum yang sangat penting dalam sejarah bangsa Indonesia: Hari Lahir Pancasila. Hari ketika kita tidak hanya mengenang rumusan dasar negara, tetapi juga meneguhkan kembali komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
     
    Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945. Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
     
    Dalam semangat memperkokoh ideologi Pancasila, izinkan saya mengajak kita semua merenungkan kembali bahwa Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia. Ia mempersatukan lebih dari 270 (dua ratus tujuh puluh) juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya dan bahasa yang berbeda. Dalam Pancasila, kita belajar bahwa kebinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu. Dari sila pertama hingga sila kelima, terkandung prinsip-prinsip yang menuntun kita membangun bangsa dengan semangat gotong-royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap martabat manusia.
     
    Hadirin yang saya hormati,
    Dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu yang paling fundamental dalam Asta Cita tersebut adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi dan hak asasi manusia.
    Mengapa ini menjadi prioritas? Karena kita menyadari bahwa kemajuan tanpa arah ideologis akan mudah goyah. Kemajuan ekonomi tanpa pondasi nilai-nilai Pancasila bisa melahirkan ketimpangan. Kemajuan teknologi tanpa bimbingan moral Pancasila bisa menjerumuskan bangsa pada dehumanisasi.
     
    Memperkokoh ideologi Pancasila berarti menegaskan kembali bahwa pembangunan bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap Pancasila pun semakin nyata. Kita menyaksikan penyebaran paham-paham
    ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi yang mengancam kohesi sosial kita. Oleh karena itu, melalui Asta Cita, kita dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan: dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital.
     

     

    Pertama, dalam dunia pendidikan, kita perlu menanamkan Pancasila sejak dini, bukan sekadar dalam pelajaran formal, tetapi dalam praktik keseharian. Sekolah dan universitas harus menjadi tempat lahirnya generasi yang cerdas secara intelektual, tangguh secara karakter dan kuat dalam integritas moral.
     
    Kedua, di lingkungan pemerintahan dan birokrasi, nilai-nilai Pancasila harus hadir dalam bentuk pelayanan publik yang berkeadilan, transparan dan berpihak pada rakyat. Setiap kebijakan dan program harus mencerminkan semangat kemanusiaan dan keadilan sosial, bukan kepentingan kelompok atau golongan.
     
    Ketiga, dalam bidang ekonomi, kita perlu memastikan bahwa pembangunan tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang, tetapi menjadi berkah bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial, sebagaimana termaktub dalam sila kelima, harus menjadi orientasi utama. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), ekonomi kerakyatan dan koperasi harus terus diberdayakan agar tidak ada warga yang tertinggal dalam kemajuan bangsa.
     
    Keempat, dalam ruang digital, kita harus membangun kesadaran kolektif bahwa dunia maya bukan ruang bebas nilai. Etika, toleransi dan saling menghargai tetap harus ditegakkan. Pancasila harus menjadi panduan dalam berinteraksi di media sosial maupun platform digital lainnya. Mari kita perangi hoaks, ujaran kebencian dan provokasi, dengan literasi digital dan semangat gotong-royong.
     
    Hadirin yang saya banggakan,
    BPIP sebagai lembaga yang bertugas membina dan memperkuat ideologi Pancasila terus berkomitmen menghadirkan berbagai program strategis: dari pembinaan ideologi di lingkungan pendidikan, pelatihan bagi aparatur sipil negara (ASN) dan aparat negara, penguatan kurikulum Pancasila, hingga kolaborasi lintas sektor untuk mengarusutamakan Pancasila di berbagai lapisan masyarakat. Semua ini bertujuan agar Pancasila tidak hanya dihafalkan, tetapi dihidupi dan dijalankan dalam tindakan nyata.
     
    Namun, tugas ini tidak bisa dijalankan sendiri. Kita semua, seluruh elemen bangsa dari pusat hingga daerah, dari pejabat hingga masyarakat, dari tokoh agama hingga pemuda, memiliki peran untuk menjadi pelaku utama pembumian Pancasila.
    Mari kita jadikan Hari Lahir Pancasila ini bukan sekadar seremonial, tetapi momen untuk memperkuat komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur bangsa. Jadikan setiap langkah, setiap kebijakan, setiap ucapan dan tindakan kita sebagai cerminan dari semangat Pancasila.
     
    Kita ingin Indonesia yang maju bukan hanya secara teknologi, tetapi juga secara moral. Kita ingin Indonesia yang sejahtera bukan hanya dalam angka statistik, tetapi juga dalam rasa keadilan dan persaudaraan. Kita ingin Indonesia yang dihormati dunia bukan hanya karena kekuatan ekonominya, tetapi karena keluhuran budinya dan kebijaksanaan rakyatnya.
     
    Saudara-saudari sekalian,
    Peringatan Hari Lahir Pancasila ini harus menjadi pengingat bahwa masa depan bangsa berada di tangan kita. Jika kita ingin mewujudkan Indonesia Raya, maka tidak ada jalan lain selain memastikan bahwa Pancasila tetap menjadi jiwa dalam setiap denyut nadi pembangunan.
    Akhirnya, marilah kita terus bergotong-royong, menjaga persatuan, menghargai perbedaan dan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan. Jadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi dalam berkarya, berbangsa dan bernegara.
     
    Dirgahayu Pancasila!
    Jayalah Indonesiaku!
    Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
    Om santi santi santi om,
    Namo buddhaya,
    Salam kebajikan.
    Salam Pancasila!

    Tema dan Logo Harlah Pancasila 2025

    Tahun ini BPIP mengusung tema “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya” untuk peringatan Hari Lahir Pancasila. Tema tersebut tertuang dalam Surat Edaran Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Nomor 3 Tahun 2025 Tentang Pedoman Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2025.
     
    Selain tema, BPIP juga sudah merilis logo peringatan Hari Lahir Pancasila 2025. Logo tahun ini diberi nama “Garuda Niskala Hema”. Nama dan logo ini sarat dengan makna.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • Link Download Logo Harlah Pancasila 2025 Resmi BPIP, Klik di Sini

    Link Download Logo Harlah Pancasila 2025 Resmi BPIP, Klik di Sini

    Jakarta: Badan Pengarah Ideologi Pancasila (BPIP) telah menetapkan logo bernama “Garuda Niskala Hema” sebagai logo peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni 2025. Yuk simak makna dan link unduh logo Harlah Pancasila 2025.

    Makna Garuda Niskala Hema
    1. Garuda melambangkan kekuatan, kemuliaan, dan dinamika bangsa.

    2. Niskala berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya kokoh dan kuat. Dalam Bahasa Yunani, Niskala bermakna sebuah kemenangan. Niskala sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak dapat dilihat, disentuh, atau dirasakan secara fisik. Ini mengartikan, ideologi Pancasila selalu tertanam dalam pikir, laku, dan jiwa manusia Indonesia secara sadar atau tanpa disadari.

    3. Hema berarti emas. Menggambarkan sesuatu yang berharga dan indah, mirip dengan sifat emas. Selain itu, emas sebagai simbol keberhasilan dan kejayaan.

    Secara harfiah Garuda Niskala Hema diartikan Garuda emas yang menjadi kekuatan suci yang berharga. Pilar kokoh cengkramannya menancap dalam lubuk sanubari, membawa Indonesia ke masa kejayaannya. 
    Filosofi Setiap Bentuk Logo Garuda Niskala Hema
    Ilustrasi Manusia dan Segitiga Emas ke atas

    Ilustrasi manusia dengan segitiga emas ke atas melambangkan manusia atau generasi
    emas Indonesia. Warna emas menggambarkan kejayaan, harapan, dan masa depan yang cerah. Posisi ikon ini mencerminkan manusia sebagai pusat dan tujuan utama dari pembangunan karakter bangsa menyongsong masa depan (Generasi Emas).
     

    Pilar Lima Tiang

    Bagian bawah logo membentuk lima elemen menyerupai tiang yang kokoh, melambangkan lima sila dalam Pancasila sebagai pondasi utama kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pilar-pilar ini menyimbolkan bahwa segala tindakan dan kebijakan harus berakar dari nilai-nilai luhur Pancasila.

    Buku Terbuka

    Buku yang terentang lebar menunjukkan semangat keberanian, kemerdekaan, dan kesiapan untuk terbang tinggi menggapai cita-cita. Buku ini juga menyiratkan bahwa pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan melalui pendidikan Pancasila sejak dini dan secara berkelanjutan.
    Link Download Logo Harlah Pancasila 2025 Resmi BPIP
    BPIP sudah membagikan link download logo Harlah Pancasila 2025. Logo tersebut tersedia dalam beberapa format, yakni PDF, JPG dan PNG. Kamu bisa mengunduh sesuai kebutuhanmu.

    Untuk download logo Harlah Pancasila 2025 resmi BPIP kamu bisa klik di sini.

    Sejarah Singkat Harlah Pancasila dan Tujuan Peringatannya
    Setiap tanggal 1 Juni Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Penetapan Harlah Pancasila ini  berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila.

    Peringatan ini bertujuan untuk mengenang gagasan dasar negara Pancasila yang dikemukakan Presiden Soekarno pertama kali pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 1 Juni 1945.

    Pemerintah mulai menetapkan Hari Lahir Pancasila sebagai hari libur nasional sejak tahun 2016. Regulasinya diatur melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila.

    1 Juni yang merupakan Hari Lahir Pancasila ditetapkan sebagai hari libur nasional.  Penetapan ini diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila. Keppres tersebut ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo.
     
    “Tanggal 1 Juni merupakan hari libur nasional,” bunyi Keppres tersebut.

    Jakarta: Badan Pengarah Ideologi Pancasila (BPIP) telah menetapkan logo bernama “Garuda Niskala Hema” sebagai logo peringatan Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni 2025. Yuk simak makna dan link unduh logo Harlah Pancasila 2025.

    Makna Garuda Niskala Hema
    1. Garuda melambangkan kekuatan, kemuliaan, dan dinamika bangsa.
     
    2. Niskala berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya kokoh dan kuat. Dalam Bahasa Yunani, Niskala bermakna sebuah kemenangan. Niskala sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak dapat dilihat, disentuh, atau dirasakan secara fisik. Ini mengartikan, ideologi Pancasila selalu tertanam dalam pikir, laku, dan jiwa manusia Indonesia secara sadar atau tanpa disadari.
     
    3. Hema berarti emas. Menggambarkan sesuatu yang berharga dan indah, mirip dengan sifat emas. Selain itu, emas sebagai simbol keberhasilan dan kejayaan.

    Secara harfiah Garuda Niskala Hema diartikan Garuda emas yang menjadi kekuatan suci yang berharga. Pilar kokoh cengkramannya menancap dalam lubuk sanubari, membawa Indonesia ke masa kejayaannya. 

    Filosofi Setiap Bentuk Logo Garuda Niskala Hema
    Ilustrasi Manusia dan Segitiga Emas ke atas
     
    Ilustrasi manusia dengan segitiga emas ke atas melambangkan manusia atau generasi
    emas Indonesia. Warna emas menggambarkan kejayaan, harapan, dan masa depan yang cerah. Posisi ikon ini mencerminkan manusia sebagai pusat dan tujuan utama dari pembangunan karakter bangsa menyongsong masa depan (Generasi Emas).
     

     
    Pilar Lima Tiang
     
    Bagian bawah logo membentuk lima elemen menyerupai tiang yang kokoh, melambangkan lima sila dalam Pancasila sebagai pondasi utama kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pilar-pilar ini menyimbolkan bahwa segala tindakan dan kebijakan harus berakar dari nilai-nilai luhur Pancasila.
     
    Buku Terbuka
     
    Buku yang terentang lebar menunjukkan semangat keberanian, kemerdekaan, dan kesiapan untuk terbang tinggi menggapai cita-cita. Buku ini juga menyiratkan bahwa pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan melalui pendidikan Pancasila sejak dini dan secara berkelanjutan.
    Link Download Logo Harlah Pancasila 2025 Resmi BPIP
    BPIP sudah membagikan link download logo Harlah Pancasila 2025. Logo tersebut tersedia dalam beberapa format, yakni PDF, JPG dan PNG. Kamu bisa mengunduh sesuai kebutuhanmu.
     
    Untuk download logo Harlah Pancasila 2025 resmi BPIP kamu bisa klik di sini.

    Sejarah Singkat Harlah Pancasila dan Tujuan Peringatannya
    Setiap tanggal 1 Juni Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Penetapan Harlah Pancasila ini  berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila.
     
    Peringatan ini bertujuan untuk mengenang gagasan dasar negara Pancasila yang dikemukakan Presiden Soekarno pertama kali pada sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 1 Juni 1945.
     
    Pemerintah mulai menetapkan Hari Lahir Pancasila sebagai hari libur nasional sejak tahun 2016. Regulasinya diatur melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila.
     
    1 Juni yang merupakan Hari Lahir Pancasila ditetapkan sebagai hari libur nasional.  Penetapan ini diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila. Keppres tersebut ditandatangani oleh Presiden Joko Widodo.
     
    “Tanggal 1 Juni merupakan hari libur nasional,” bunyi Keppres tersebut.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • Pencetus Pancasila Hidup Sengsara, Ditahan-Dibiarkan Sakit & Depresi

    Pencetus Pancasila Hidup Sengsara, Ditahan-Dibiarkan Sakit & Depresi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Setiap tanggal 1 Juni, Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila. Tanggal ini merujuk pada pidato yang disampaikan oleh Soekarno dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945.

    Dalam pidato tersebut, Soekarno untuk pertama kalinya memperkenalkan istilah “Pancasila” kepada para pemimpin dan pendiri bangsa. Dia mengusulkan Pancasila sebagai rumusan dasar negara Indonesia yang poin-poinnya tak jauh beda dari sekarang. 

    Singkat cerita, usulan ini kemudian diterima oleh forum BPUPK dan dijadikan sebagai dasar resmi negara Indonesia. Soekarno kemudian dianggap sebagai pencetus dan penggali Pancasila. 

    “[…] aku berterimakasih syukur ke hadirat Allah SWT bahwa aku dijadikan oleh Tuhan perumus Pancasila; dijadikan Tuhan penggali daripada lima mutiara yang tertanam di dalam buminya rakyat Indonesia ini, yaitu Pancasila,” kata Soekarno dalam pidato “Indonesia akan Kuat Selama Kita Tetap Setia Pada Pancasila” (5 Oktober 1966). 

    Meski dikenal sebagai pencetus dasar negara, hidup Soekarno berakhir jungkir balik di masa tua. Dia hidup menderita, kesepian, dan terasingkan imbas statusnya sebagai tahanan politik rezim Soeharto. 

    Kejadian ini bermula setelah Jenderal Soeharto menggantikan Soekarno sebagai Presiden Indonesia sejak 7 Maret 1967. Soeharto ingin menghilangkan peran dan kekuatan Soekarno sebagai tokoh besar.

    Mulanya, Soeharto meminta Soekarno segera keluar dari Istana Negara. Soekarno kemudian ditempatkan di Istana Bogor. Namun, akibat terus-menerus diinterogasi imbas statusnya sebagai tahanan politik, pria kelahiran 6 Juni 1901 itu tak betah.

    Akhirnya, Soekarno ditempatkan di Wisma Yaso pada 1969. Sejarawan Peter Kasenda dalam bukunya Hari-hari Terakhir Sukarno (2013) menyebutkan bahwa selama berada di Wisma Yaso, Soekarno dijaga dengan sangat ketat dan dilarang berkomunikasi dengan dunia luar.

    Sehari-hari, Soekarno hidup sendirian sambil terus-menerus menjalani interogasi terkait keterlibatannya dalam tragedi Gerakan 30 September. Situasi ini membuat Soekarno mengalami depresi dan jatuh sakit. Dia bahkan kerap berbicara sendiri.

    Diketahui, Soekarno memang menderita penyakit ginjal. Selama masa kekuasaannya, dia sempat menjalani pengobatan untuk penyakit tersebut. Namun, setelah ditahan, dia tidak lagi mendapatkan akses pengobatan yang memadai.

    Satu-satunya dokter yang bisa diaksesnya hanyalah seorang dokter hewan, yang tentu tak bisa memberikan obat terbaik. 

    Akibatnya, Soekarno harus bergelut setiap hari dengan tekanan mental dan rasa sakit akibat penyakit ginjalnya. Kondisi ini semakin memburuk hingga akhirnya kritis dan berujung wafat pada 21 Juni 1970.

    Meskipun telah wafat, Soeharto tetap berupaya menghapus jejak peran Soekarno dalam sejarah bangsa, salah satunya terkait Pancasila. Sejak 1970, Soeharto melarang peringatan Hari Lahir Pancasila tanggal 1 Juni yang sebelumnya rutin diperingati sejak tahun 1964.

    Larangan ini didasarkan pada pandangan bahwa ajaran Soekarno tidak lagi diperbolehkan. Sejarawan Asvi Warman Adam dalam Pelurusan Sejarah Indonesia (2007) menyebut, pelarangan berjalan lewat publikasi resmi yang dikeluarkan pemerintah oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nugroho Notosusanto. 

    Dia membuat propaganda bahwa Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni adalah salah. Selain itu, dia juga meminta masyarakat percaya kalau Pancasila bukan dicetuskan Soekarno, melainkan Mohammad Yamin dalam sidang BPUPK tahun 1945. Sebagai gantinya, pemerintah lebih memilih merayakan peringatan Hari Kesaktian Pancasila tiap 1 Oktober. 

    Peran Soekarno dalam kelahiran Pancasila kemudian mulai dimunculkan lagi setelah rezim Orde Baru berakhir. Puncaknya, pada 2016, pemerintah menetapkan tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan hari libur nasional yang berpatokan pada pidato Soekarno tanggal 1 Juni 1945.

    (mfa)

  • Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025, Ini Tema dan Logonya

    Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025, Ini Tema dan Logonya

    Jakarta: Hari Lahir Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni. Menjelang peringatan Hari Lahir Pancasila, Badan Pengarah Ideologi Pancasila (BPIP) mengeluarkan logo dan tema peringatan tahun ini.
     
    BPIP mengusung tema “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya” untuk peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini. Tema tersebut tertuang dalam Surat Edaran Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Nomor 3 Tahun 2025 Tentang Pedoman Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2025.
    Logo Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025
    Selain tema, BPIP juga sudah merilis logo peringatan Hari Lahir Pancasila 2025. Logo tahun ini diberi nama “Garuda Niskala Hema”. Nama dan logo ini sarat dengan makna, berikut penjelasan lengkapnya.

    (Logo Harlah Pancasila 2025. Dok.BPIP)
    Makna Garuda Niskala Hema
    1. Garuda melambangkan kekuatan, kemuliaan, dan dinamika bangsa.
    2. Niskala berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya kokoh dan kuat. Dalam Bahasa Yunani, Niskala bermakna sebuah kemenangan. Niskala sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak dapat dilihat, disentuh, atau dirasakan secara fisik. Ini mengartikan, ideologi Pancasila selalu tertanam dalam pikir, laku, dan jiwa manusia Indonesia secara sadar atau tanpa disadari.
    3. Hema berarti emas. Menggambarkan sesuatu yang berharga dan indah, mirip dengan sifat emas. Selain itu, emas sebagai simbol keberhasilan dan kejayaan.

    Secara harfiah Garuda Niskala Hema diartikan Garuda emas yang menjadi kekuatan suci yang berharga. Pilar kokoh cengkramannya menancap dalam lubuk sanubari, membawa Indonesia ke masa kejayaannya. 
     

     

    Filosofi Setiap Bentuk Logo Garuda Niskala Hema

    Ilustrasi Manusia dan Segitiga Emas ke atas

    Ilustrasi manusia dengan segitiga emas ke atas melambangkan manusia atau generasi
    emas Indonesia. Warna emas menggambarkan kejayaan, harapan, dan masa depan yang cerah. Posisi ikon ini mencerminkan manusia sebagai pusat dan tujuan utama dari pembangunan karakter bangsa menyongsong masa depan (Generasi Emas).
    Pilar Lima Tiang

    Bagian bawah logo membentuk lima elemen menyerupai tiang yang kokoh, melambangkan lima sila dalam Pancasila sebagai pondasi utama kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pilar-pilar ini menyimbolkan bahwa segala tindakan dan kebijakan harus berakar dari nilai-nilai luhur Pancasila.
    Buku Terbuka
    Buku yang terentang lebar menunjukkan semangat keberanian, kemerdekaan, dan kesiapan untuk terbang tinggi menggapai cita-cita. Buku ini juga menyiratkan bahwa pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan melalui pendidikan Pancasila sejak dini dan secara berkelanjutan.

    Link Download Logo Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025
    Buat kamu yang membutuhkan logo Hari Lahir Pancasila 2025 “Garuda Niskala Hema” bisa mengunduhnya di sini.

    Jakarta: Hari Lahir Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni. Menjelang peringatan Hari Lahir Pancasila, Badan Pengarah Ideologi Pancasila (BPIP) mengeluarkan logo dan tema peringatan tahun ini.
     
    BPIP mengusung tema “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya” untuk peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini. Tema tersebut tertuang dalam Surat Edaran Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Nomor 3 Tahun 2025 Tentang Pedoman Peringatan Hari Lahir Pancasila Tahun 2025.
    Logo Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025
    Selain tema, BPIP juga sudah merilis logo peringatan Hari Lahir Pancasila 2025. Logo tahun ini diberi nama “Garuda Niskala Hema”. Nama dan logo ini sarat dengan makna, berikut penjelasan lengkapnya.
     

    (Logo Harlah Pancasila 2025. Dok.BPIP)

    Makna Garuda Niskala Hema

    1. Garuda melambangkan kekuatan, kemuliaan, dan dinamika bangsa.
    2. Niskala berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya kokoh dan kuat. Dalam Bahasa Yunani, Niskala bermakna sebuah kemenangan. Niskala sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak dapat dilihat, disentuh, atau dirasakan secara fisik. Ini mengartikan, ideologi Pancasila selalu tertanam dalam pikir, laku, dan jiwa manusia Indonesia secara sadar atau tanpa disadari.
    3. Hema berarti emas. Menggambarkan sesuatu yang berharga dan indah, mirip dengan sifat emas. Selain itu, emas sebagai simbol keberhasilan dan kejayaan.
     
    Secara harfiah Garuda Niskala Hema diartikan Garuda emas yang menjadi kekuatan suci yang berharga. Pilar kokoh cengkramannya menancap dalam lubuk sanubari, membawa Indonesia ke masa kejayaannya. 
     

     

    Filosofi Setiap Bentuk Logo Garuda Niskala Hema

    Ilustrasi Manusia dan Segitiga Emas ke atas

    Ilustrasi manusia dengan segitiga emas ke atas melambangkan manusia atau generasi
    emas Indonesia. Warna emas menggambarkan kejayaan, harapan, dan masa depan yang cerah. Posisi ikon ini mencerminkan manusia sebagai pusat dan tujuan utama dari pembangunan karakter bangsa menyongsong masa depan (Generasi Emas).

    Pilar Lima Tiang

    Bagian bawah logo membentuk lima elemen menyerupai tiang yang kokoh, melambangkan lima sila dalam Pancasila sebagai pondasi utama kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pilar-pilar ini menyimbolkan bahwa segala tindakan dan kebijakan harus berakar dari nilai-nilai luhur Pancasila.

    Buku Terbuka

    Buku yang terentang lebar menunjukkan semangat keberanian, kemerdekaan, dan kesiapan untuk terbang tinggi menggapai cita-cita. Buku ini juga menyiratkan bahwa pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan melalui pendidikan Pancasila sejak dini dan secara berkelanjutan.

    Link Download Logo Peringatan Hari Lahir Pancasila 2025
    Buat kamu yang membutuhkan logo Hari Lahir Pancasila 2025 “Garuda Niskala Hema” bisa mengunduhnya di sini.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • Hari Lahir Pancasila 1 Juni: Siapa Saja Tokoh-Tokoh dalam Panitia Sembilan?

    Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2025: Libur Nasional atau Bukan? – Page 3

    Mengetahui jadwal hari libur nasional dan cuti bersama sangat penting untuk perencanaan kegiatan. Dengan informasi ini, masyarakat dapat merencanakan liburan, berkumpul dengan keluarga, atau melakukan hobi yang tertunda. Berikut adalah beberapa manfaat dari mengetahui hari libur:

    Memudahkan perencanaan liburan dan aktivitas lainnya.
    Memberikan kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga.
    Menjadi waktu yang tepat untuk beristirahat dan merefleksikan nilai-nilai Pancasila.

    Dengan adanya informasi mengenai Hari Lahir Pancasila dan hari libur lainnya, masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Peringatan ini juga menjadi momentum untuk kembali merenungkan dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.