Sebagai langkah antisipasi preventif, Pemkot Surabaya telah memastikan adanya pos penjagaan di Moroseneng. Selain itu, Wali Kota Eri juga menginstruksikan pemanfaatan rumah-rumah yang telah dibeli oleh Pemkot untuk kegiatan positif bagi seluruh warga.
“Rumah-rumah yang dibeli tadi itu, maka saya minta untuk dijadikan tempat-tempat kegiatan. Jadi, ya kegiatan anak muda, posko Karang Taruna, apa-apa. Jadi kan ramai. Kalau ramai kan tidak mungkin ada kegiatan (prostitusi) itu,” ujar Eri.
Wali Kota Eri Cahyadi juga menyampaikan imbauan kepada seluruh warga Surabaya agar ikut serta menjaga kota dari segala bentuk praktik prostitusi, termasuk tempat-tempat seperti panti pijat yang disalahgunakan.
“Saya sampaikan kepada seluruh masyarakat untuk melaporkan apabila menemukan praktik-praktik negatif (prostitusi) di lingkungannya. Terus juga mohon maaf, tempat-tempat lainnya yang disalahgunakan. Saya nyuwun tulung (minta tolong). Surabaya ini ayo kita jaga bersama,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa keberhasilan dalam menjaga kota terletak pada kebersamaan dan pengawasan melekat (waskat) oleh seluruh lapisan masyarakat.
“Kalau ada yang seperti itu, tolong segera laporkan dan foto. Kita tangkap, kita selesaikan. Karena pemerintah kota tidak akan pernah bisa melakukan sendiri. Tapi kebersamaan dan pengawasan bersama, waskat yang dilakukan masyarakat, maka itu jauh lebih efektif,” ucap Eri.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4849309/original/095632000_1717157266-IMG_5227.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)