Jakarta, Beritasatu.com – Pasar keuangan global sepanjang 2025 menjadi salah satu periode paling penuh kejutan dalam beberapa dekade terakhir. Kembalinya Donald Trump ke panggung kekuasaan Amerika Serikat (AS) sejak awal tahun sudah diperkirakan akan membawa perubahan. Namun, skala volatilitas pasar jauh melampaui ekspektasi banyak investor.
Dikutip dari Reuters, Rabu (31/12/2025), saham global masih mencatat kinerja solid. Indeks saham dunia naik sekitar 21% sepanjang 2025, menandai enam tahun kenaikan dua digit dalam tujuh tahun terakhir. Namun, di balik penguatan tersebut, berbagai aset utama bergerak ke arah yang sangat kontras.
Emas Bersinar, Dolar dan Minyak Tertekan
Emas menjadi bintang utama pasar tahun ini. Logam mulia tersebut melonjak hampir 70%, mencatatkan kinerja tahunan terbaik sejak krisis minyak 1979, seiring meningkatnya ketegangan geopolitik, perang dagang, dan kekhawatiran utang global. Sebaliknya, dolar AS melemah hampir 10%, sementara harga minyak turun sekitar 17%.
Di pasar obligasi, fenomena unik terjadi. Obligasi berisiko tinggi justru mencatatkan lonjakan harga, meskipun ketidakpastian ekonomi global meningkat. Analis menilai pergerakan ini mencerminkan pencarian imbal hasil di tengah kebijakan moneter yang terus berubah.
Teknologi dan Aset Digital Kehilangan Kilau
Saham raksasa teknologi AS yang dikenal sebagai Magnificent Seven mulai kehilangan daya tariknya. Setelah Nvidia menjadi perusahaan pertama di dunia dengan valuasi US$ 5 triliun pada Oktober 2025, sektor teknologi justru bergerak lebih terbatas.
Bitcoin pun tidak luput dari tekanan. Sempat mencetak rekor di atas US$1 25.000, sebelum anjlok dan menutup tahun dengan penurunan hampir 7%.
Memasuki 2026, pasar diperkirakan belum akan tenang. Agenda politik global hingga konflik di Ukraina dan Timur Tengah, serta ketidakpastian dampak AI menjadi faktor risiko utama.
